t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,174) = 0,0269 jam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

Tabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

RISKI RAMADHAN

PENGARUH DELMAN TERHADAP KELANCARAN LALU LINTAS DI JALAN GUNUNG BATU BANDUNG

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

ANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN. ABSTRAK... i. ABSTRACT... iii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG

ANALISA LALU LINTAS DAN EKONOMI JALAN RAYA PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD JALAN AHMAD YANI SISI TIMUR SURABAYA. Oleh : Frans Sinatra ( )

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

Analisis Parkir Kendaraan Mobil pada Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Lokasi rumah sakit Royal. Rencana Royal. PT. Katrolin. Bank Central Asia. Jl. Rungkut. Industri I

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

EVALUASI KINERJA JALAN JENDRAL AHMAD YANI DEPAN PASAR KOSAMBI BANDUNG

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik jalan yang dapat diuraikan sebagai berikut: dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

PENGANTAR TRANSPORTASI

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA JALAN GUNUNG BATU, BANDUNG

PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Anak Agung Arie Setiawan NIM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Data Volume pada Saat Ada Limpasan Air Hujan. Data Volume Lalu Lintas Dari Arah Barat Timur pada Saat Ada Limpasan Air Hujan

PENGARUH PENUTUPAN JALAN CIPAGANTI TERHADAP KINERJA JALAN YANG ADA DISEKITARNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON TOL KAMPUNG MELAYU-TANAH ABANG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER

Transkripsi:

15 Tabel 5.15 Forecasting Eksisting Segmen 5 5.3. Analisa Ruas Jalan Forecasting Pada analisa lalu lintas kondisi forecasting, tahun 2010 maupun pada tahun 2020 diasumsikan bahwa ruas jalan diatas box culvert belum sudah dibangun. Sepanjang ruas jalan forecasting mempunyai segmen jalan yang berbeda-beda, maka sebelum menganalisa kinerja jalan Banyu Urip-Benowo harus terlebih dahulu mengetahui kondisi jalan yang ada. Adapun jalan yang ada dibagi menjadi lima segmen karena adanya persimpangan besar. Untuk analisa ruas digunakan nilai emp untuk jalan 4/2D dengan nilai emp LV=1, MC=0,25 dan HV=1,2. 5.3.1 Segmen 1 (jl.gerilaya-jl. Simo Kwagean) Segmen 1 memiliki panjang 1400 meter dan lebar badan jalan 12 meter yang dibagi menjadi 2 lajur. Dari pembebanan Jalan Gerilaya sampai dengan Simo Kwagean diperoleh volume kendaraan maksimum yang melewati segmen satu adalah 777,1 smp/ pada pagi hari, 855,5 smp/ dan 1052,75 smp/ pada sore hari. (km/) jalan 4 km/. bahu jalan 0,5 = 1,02 ukuran kota = 1,03 FV = (55 + 4) x 1,02 x 1,03= 61,98 km/ FC w = 0,92 (lebar jalur lalu lintas efektif 3 meter) FC SF = 0,96 (lebar bahu 0,5 dan hambatan samping sangat rendah) FC CS = 1,04 (jumlah penduduk kota Surabaya tahun 2011>3 juta jiwa) = (1650x4)x0,92x1x0,96x1,04= 6062,28 smp/ DS = Q/C = 777,1/6062,28 = 0,128 Pada siang hari DS = Q/C = 855,5/6062,28 = 0,141 Pada sore hari DS = Q/C = 1052,75/6062,28 = 0,174 TT= L/V = 1,4/61,98 = 0,0226 = 1,355 melewati segmen satu dengan DS yang terjadi. t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,128) = 0,0257 V= L/t = 1,4/0,0257 = 54,47 km/ Pada siang hari t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,141) = 0,026 V= L/t = 1,4/0,026 = 53,8 km/ Pada sore hari t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,174) = 0,0269 V= L/t = 1,4/0,0269 = 52,05 km/ datang (lihat Tabel 5.19)

16 Tabel 5.19 Forecasting Segmen 1 5.3.2 Segmen 2 (jl. Simo Kwagean-jl. Simo Mulyo ) Segmen 2 memiliki panjang 1250 meter dan lebar badan jalan 10 meter yang terbagi dua lajur dengan lebar masing-masing 3,5 meter dan lebar kereb 2 meter. Dari pembebanan Jalan Simo Kwagean sampai dengan Simo Mulyo diperoleh volume kendaraan maksimum yang melewati segmen satu adalah 2003,2 smp/ pada pagi hari, 1518,2 smp/ dan 2088,55 smp/ (km/) jalan 4 meter = 4 km/ bahu atau jarak kereb penghalang = 1 (lebar kereb 2 m) ukuran kota = 1,03 (> 3 juta jiwa) FV = (55 + 4) x 1 x 1,03= 60,77 km/ FC w = 1,08 lebar jalur lalu lintas efektif 4 (perlajur) FC SF = 1,01 (jalan 4/2D hambatan samping sangat rendah, kereb-penghalang 2 m) FC CS = 1,04 (jumlah penduduk kota Surabaya tahun 2010 >3 juta jiwa) = (1650x4)x1,08x1x1,01x1,04=7487,25 smp/ DS = Q/C = 2003,2/7487,25 = 0,267 Pada siang hari DS = Q/C = 1518,2/7487,25 = 0,202 Pada sore hari DS = Q/C = 2088,55/7487,25 = 0,278 TT= L/V = 1,25/60,77 = 0,0205 = 1,234 t= t 0 exp(v/q) = 0,0205 exp(0,267) = 0,0268 V= L/t = 1,25/0,0268 = 46,64 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,0205 exp(0,202) = 0,025 V= L/t = 1,25/0,025 = 49,82 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,0205 exp(0,278) = 0,027 V= L/t = 1,25/0,027 = 46,18 km/ datang (lihat Tabel 5.22)

17 Tabel 5.22 Forecasting Segmen 2 5.3.3 Segmen 3 (jl. Simo Mulyo-jl. Tanjungsari) Jalan Simo Mulyo sampai dengan jalan Tanjungsari memiliki panjang 1200 m dan lebar badan jalan 8 meter yang dibagi menjadi dua lajur dengan lebar masing-masing 3,5 meter dan bahu jalan 1,5 meter. Dari pembebanan Jalan Simo Mulyo sampai dengan Tanjungsari diperoleh volume kendaraan maksimum yang melewati segmen satu adalah 1765,75 smp/ pada pagi hari, 1128,6 smp/ dan 1298,4 smp/ (km/) jalan 4 meter perlajur = 4 km/ bahu atau jarak bahu penghalang = 1,03 (bahu 1,5 m) ukuran kota = 1,03 FV = (55 + 4) x 1,03 x 1,03= 62,59 km/ FC w = 1,08 (lebar jalur lalu lintas efektif 4 m perlajur) FC SF = 1,01 (jalan 2/2UD hambatan samping sangat rendah, lebar bahu efektif 1,5 m) FC CS = 1,04 jumlah penduduk kota Surabaya tahun 2010 (>3 juta jiwa) = (1650x4)x1,08x1x1,01x1,04= 7413,12 smp/ DS = Q/C = 1765,75/7413,12 = 0,238 Pada siang hari DS = Q/C = 1128,6/7413,12 = 0,152 Pada sore hari DS = Q/C = 1298,4/7413,12 = 0,175 TT= L/V = 1,2/62,59 = 0,0191 = 1,1503 t= t 0 exp(v/q) = 0,0191 exp(0,238) = 0,0242 V= L/t = 1,2/0,0242 = 49,52 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,0191 exp(0,152) = 0,022 V= L/t = 1,2/0,022 = 53,96 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,0191 exp(0,175) = 0,0227 V= L/t = 1,2/0,0227 = 52,74 km/ datang (lihat Tabel 5.25)

18 Tabel 5.25 Forecasting Segmen 3 5.3.4 Segmen 4 (jl. Tanjungsari-jl Margomulyo) Jalan Tanjungsari sampai dengan jalan Margomulyo memiliki panjang 1250 meter dan lebar badan jalan 8 meter yang dibagi menjadi dua lajur dengan lebar masing-masing 3,5 meter dan bahu jalan 2 meter. Dari pembebanan Jalan Tanjungsari sampai dengan Margomulyo diperoleh volume kendaraan maksimum yang melewati segmen satu adalah 2082,45 smp/ pada pagi hari, 1891,65 smp/ dan 2268,15 smp/ (km/) jalan 4 meter perlajur = 4 km/ bahu penghalang = 1,04 (bahu jalan 2 m) ukuran kota = 1,03 (>3juta jiwa) FV = (55+4)x1,04x1,03= 63,2 km/ FC w = 1,08 (lebar jalur lalu lintas efektif 4 m perlajur) FC SF = 1,03 (jalan 4/2D hambatan samping sangar rendah, bahu jalan 2 m) FC CS = 1,04 (jumlah penduduk kota Surabaya tahun 2010 >3 juta jiwa) = (1650x4)x1,08x1x1,03x1,04= 7635,51 smp/ DS = Q/C = 2082,45/7635,51 = 0,273 Pada siang hari DS = Q/C = 1891,65/7635,51 = 0,248 Pada sore hari DS = Q/C = 2268,15/7635,51 = 0,297 TT= L/V = 1,25/63,2 = 0,0197 = 1,186 t= t 0 exp(v/q) = 0,0197 exp(0,273) = 0,0259 V= L/t = 1,25/0,0259 = 48,29 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,0197 exp(0,248) = 0,0252 V= L/t = 1,25/0,0252 = 49,51 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,0197 exp(0,297) = 0,0265 V= L/t = 1,25/0,0265 = 47,15 km/ datang (lihat Tabel 5.28).

19 Tabel 5.28 Forecasting Segmen 4 5.3.5 Segmen 5 (jl Margomulyo-jl Benowo) Jalan Margomulyo sampai dengan jalan Benowo memiliki panjang 7750 meter dan lebar badan jalan 7,3 meter yang dibagi menjadi dua lajur dengan lebar masing-masing 3,5 meter dan bahu jalan 1,3 meter. Dari pembebanan Jalan Tanjungsari sampai dengan Margomulyo diperoleh volume kendaraan maksimum yang melewati segmen satu adalah 2159,55 smp/ pada pagi hari, 1468,7 smp/ dan 2479,3 smp/ (km/) jalan 3,75 meter perlajur = 2 km/ bahu penghalang = 1,04 (lebar bahu jalan 2 m) ukuran kota = 1,03 (>3juta jiwa) FV = (55+2)x1,04x1,03= 61,06 km/ FC w = 1,04 (lebar jalur lalu lintas efektif 3,75 m) FC SF = 1,03 (jalan 4/2D hambatan samping sangat rendah, lebar bahu jalan 2 m) FC CS = 1,04 jumlah penduduk kota Surabaya tahun 2010 (>3 juta jiwa) = (1650x4)x1,04x1x1,03x1,04= 7352,72 smp/ DS = Q/C = 2195,55/7352,72 = 0,299 Pada siang hari DS = Q/C = 1468,7/7352,72 = 0,199 Pada sore hari DS = Q/C = 2479,3/7352,72 = 0,337 TT= L/V = 7,75/61,06 = 0,126 = 7,615 t= t 0 exp(v/q) = 0,126 exp(0,299) = 0,169 V= L/t = 7,75/0,169 = 45,61 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,126 exp(0,199) = 0,153 V= L/t = 7,75/0,153 = 50,40 km/ t= t 0 exp(v/q) = 0,126 exp(0,337) = 0,176 V= L/t = 7,75/0,176 = 43,91 km/ Didapatkan data forecasting nilai DS masa datang (lihat Tabel 5.28).

20 Tabel 5.31 Forecasting Segmen 5 ditinjau dan kecepatan jalan Mayjen Sungkono 50 km/. Untuk memperoleh data travel time dari jalan yang Mayjen Sungkono maka dapat dicari dengan rumus : Maka prosentase kendaraan yang masuk ke jalan Banyu Urip adalah : d = 8.480 3.850 = -4.6km - 2.858 mil t = 789,12-(72+108+72) = 537,12 detik 32.227 5.4. Trip Assignment 5.4.1. Umum Trip Assignment digunakan untuk mengetahui dan menghitung prosentase jumlah kendaraan yang melewati masing-masing ruas jalan, dalam Tugas Akhir ini digunakan untuk menghitung arus yang memisah dari jaringan jalan yang telah di bangun menggunakan box culvert dengan jalan Mayjen Sungkono. Dengan perhitungan trip assignment bisa diketahui prosentase kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas jalan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan rumus pendekatan dengan metode diversion curve, pada daerah studi ada dua alternative rute, yaitu rute lewat jalan yang di bangun menggunakan jalan box culvert dengan jalan Mayjen Sungkono. Contoh perhitungan trip assignment: Dimana: P = Volume kendaraan yang melewati jalan forecasting d = Jarak yang dihemat bila melewati jalan forecasting (mil) t = Waktu yang dihemat bila menggunakan jalan forecasting () untuk dapat menghitung trip assignment dengan metode diversion curve maka kita membutuhkan data jarak dan waktu dari jalan yang Jadi volume kendaraan yang melewati jalan Banyu Urip adalah 50,41 % dan yang melewati jalan Mayjen Sungkono 49,59%. Dari hasil trip assignment maka akan diketahui volume lalu lintas yang akan membebani jalan Banyu Urip dan ruas jalan Mayjen Sungkono. Volume lalu lintas yang membebani jalan Banyu Urip adalah 50,41% dari semua jenis kendaraan yang ada yaitu kendaraan LV, HV dan MC Contoh perhitungan : Volume kendaraan (LV) kondisi jalan forecasting = 50,41% x 1867 = 941,15 kendaraan Volume kendaraan (LV) kondisi jalan Mayjen Sungkono = 49,59% x 6432 = 3189,62 kendaraan Maka diperoleh parameter kelayakan jalan Banyu Urip pada saat ini maupun 10 tahun akan datang. Dan mendapatkan derajat kejenuhan dari setelah pembangunan box culvert yang ditunjukkan pada tabel 5.30.

21 Tabel 5.30 Derajat kejenuhan saat forecasting Tabel 5.34 Travel Time Saat forecasting Tabel 5.33 Kecepatan aktual Saat forecasting BAB VI ANALISIS EKONOMI 1.1. Umum Analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui kelayakan proyek pembuatan ruas jalan baru diatas box culvert dipandang dari segi ekonomi. Analisis ekonomi yang dilakukan meliputi biaya operasi kendaraan dan nilai waktu. Akan diperhitungkan selisih antara kondisi eksisting dengan kondisi forecasting dari pembangunan ruas jalan diatas box culvert. 6.2. Biaya Operasi Kendaraan Dari hasil analisa sebelumnya, maka biaya operasional kendaraan sudah bisa dihitung, yaitu dari hasi analisis pada bab V yaitu dari hasil kecepatan pada ruas jalan yang di bangun diatas box culvert selama masa studi yang nantinya dapat digunakan sebagai parameter untuk menghitung BOK. Biaya Operasi Kendaraan adalah biaya yang digunakan untuk beroperasi dari satu tempat menuju tempat lain. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya operasi kendaraan yang dikeluarkan pada saat kendaraan beroperasi di jalan raya adalah metode Jasa Marga. Data yang digunakan berasal dari internet dan HSPK Dinas PU Bina Marga Kota Surabaya Tahun 2010. Berikut adalah daftar parameter yang akan digunakan dalam perhitungan, yaitu: 1. Mobil Penumpang (PC)