hasil pengukuran kesehatan karang adalah enam dan nilai minimumnya dua dari

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kondisi kualitas perairan dalam system resirkulasi untuk pertumbuhan dan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

Pertumbuhan karang lunak Lobophytum strictum hasil transplantasi pada sistem resirkulasi dengan kondisi cahaya berbeda

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

BIDANG STUDI : FISIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN. Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 3. No. 1 November 2012: ISSN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

V HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan tersebut diberikan nilai skor berdasarkan kelompok hari moulting. Nilai

D. 12 N E. 18 N. D. pa = (M B /M A ). pb E.

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

Gambar 11. Pemilihan dan pemotongan bibit karang lunak (Alcyonacea).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terumbu Karang

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

3. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Tahapan Penelitian Persiapan

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS

Pertumbuhan Rumput Laut

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

telur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas

I. PENDAHULUAN. juta ekor/tahun dan terdiri atas 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Merah

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam

HASIL DAN PEMBAHASAN

GROUPER FAPERIK ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN Artemia TERHADAP PERTUMBUHAN KARANG LUNAK Sarcophyton DAN DENSITAS BIOTA ASOSIASI MUHAMMAD BAHRUN ROHADI

Transkripsi:

27 4.2 Kesehatan Karang Rata-rata kesehatan fragmen karang beraada di nilai lima. Nilai maksimum hasil pengukuran kesehatan karang adalah enam dan nilai minimumnya dua dari skala nol sampai enam (Tabel 4). Tabel 4. Hasil Pengukuran Kesehatan Karang FRAGMEN Minggu Ke- 5 E6 E6 D5 E5 E3 D6 D5 D5 D4 D4 D5 D6 6 E5 E5 D5 D4 E5 D5 D6 D5 D5 D5 D5 D5 7 D2 D5 E5 D5 E6 E5 D6 D5 D5 D5 D5 D5 8 E5 E5 E5 E5 D6 E5 D5 D4 D5 D5 D5 D4 9 E5 E5 E5 E6 D5 D5 D5 C6 C6 C6 C6 D4 11 E5 E5 E5 E5 E3 D5 D5 D5 D4 D4 D4 C6 12 E6 E5 E5 E5 E5 D5 D5 D5 D5 D4 C5 D4 13 E5 E5 E5 E5 E4 D5 D5 D5 D5 D5 D5 E5 14 E5 E5 E5 E5 E4 D5 D5 D5 D5 C5 D5 D4 15 E6 E5 E5 E5 E4 D5 D5 D5 D6 D6 D4 D4 * Fragmen 5 sampai 9 untuk perlakuan dan fragmen 11 sampai 15 untuk kontrol Nilai enam dan lima dari pengukuran menggunakan skala warna menunjukan bahwa fragmen karang tersebut dalam kondisi sehat. Nilai empat dan tiga menunjukan kondisi karang yang kurang sehat, sedangkan nilai dua hingga nol berarti kritis dan mulai terjadi bleaching (Seabeck at al, 26)). Kondisi kesehatan yang paling buruk terjadi pada minggu ke lima. Hal ini dapat terjadi karena adanya predator dan kompetisi dengan biota lain yang tumbuh seperti alga. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (211), Pramayudha (21) dan Pratama (21) bahwa mengkerutnya tubuh karang lunak disebabkan adanya kompetisi ruang dengan alga.

28 4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup karang selama penelitian adalah 1% yang berarti jumlah karang dari awal penelitian sama dengan jumlah karang di akhir penelitian. Hal ini menunjukan bahwa karang tersebut cukup mampu beradaptasi dan bertahan di lingkungan yang baru. 4.4 Pertumbuhan Mutlak 4.4.1 Pertumbuhan Panjang Panjang rata-rata fragmen karang lunak pada kolam terkontrol berkisar antara 2,94 cm hingga 5,7 cm (Lampiran 1). Panjang terendah terdapat pada minggu ke-12, yaitu sebesar 2,94 cm. Panjang tertinggi terdapat di minggu ke-6 dengan nilai 5,7 cm. Pertumbuhan panjang rata-rata karang lunak di kolam perlakuan berkisar antara 2,71 cm hingga 4,4 cm. Panjang terendah terdapat pada minggu ke-5 dengan nilai 2,71 cm dan nilai panjang tertinggi ada di minggu ke-8 dengan nilai 4,4 cm (Gambar 1). Pertumbuhan Panjang Rata-rata (cm) 8 6 4 2 Minggu Ke- Gambar 1. Pertumbuhan panjang rata-rata fragmen karang lunak Sarcophyton sp.

29 Secara umum, pertumbuhan panjang fragmen karang pada kolam terkontrol cenderung menurun. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (211), Pramayudha (21) dan Pratama (21) bahwa mengkerutnya tubuh karang lunak disebabkan adanya kompetisi ruang dengan alga. Selain itu, rendahnya arus yang terdapat pada kolam membuat alga yang menempel pada fragmen karang sulit terlepas sehingga cahaya matahari yang masuk tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal dan membuat karang tidak dapat tumbuh optimal. Lain halnya dengan apa yang terjadi pada kolam perlakuan yang pertumbuhan panjangnya tidak terlalu menurun dan cenderung lebih datar. Hal ini terjadi karena kolam perlakuan mendapatkan suplai makanan tambahan, sehingga meski terjadi persaingan, kondisi ketersediaan pakan akan lebih dapat tercukupi dibandingkan dengan kolam kontrol. 4.4.2 Pertumbuhan Lebar Lebar rata-rata fragmen karang lunak pada kolam terkontrol berkisar antara 3,29 cm hingga 5,42 cm (Lampiran 1). Lebar terendah terdapat pada minggu ke- 12, yaitu sebesar 3,29 cm. Lebar tertinggi terdapat pada minggu ke-4 dengan nilai 5,42 cm. Pertumbuhan lebar rata-rata karang lunak di kolam perlakuan berkisar antara 3,5 cm hingga 5,42 cm. Lebar terendah terdapat pada minggu ke-8 dengan nilai 3,5 cm, sedangkan nilai lebar tertinggi terdapat pada minggu ke-4 dengan nilai 5,42 cm (Gambar 11). Secara umum, pertumbuhan lebar fragmen karang pada kolam terkontrol cenderung menurun dari awal penelitian hingga minggu ke-12 pengambilan data.

3 8 Pertumbuhan Lebar Rata-rata (cm) 6 4 2 Minggu Ke- Gambar 11. Pertumbuhan lebar rata-rata fragmen karang lunak Sarcophyton sp. Hal ini serupa dengan apa yang terjadi di pertumbuhan panjang. Penyebabnya adalah mengkerutnya tubuh karang lunak karena adanya kompetisi ruang dengan alga. Selain itu, Hakim et al. ( 29) menyatakan bahwa perbedaan antara pertumbuhan panjang dan lebar disebabkan oleh adanya arus kolam yang searah dengan panjang karang lunak. Arus secara tidak langsung memberikan zat-zat yang dibutuhkan karang lunak untuk tumbuh. Zulfikar dalam Hakim et al. (29) menyatakan bahwa laju pertumbuhan panjang pada karang lunak dapat tumbuh ke arah samping lebih leluasa dan tidak adanya persaingan dalam memperoleh makanan. Pertumbuhan lebar pada kolam perlakuan tampak sedikit menurun, namun lebih baik dibanding apa yang terjadi pada kolam kontrol. Hal ini dapat terjadi karena kolam perlakuan mendapatkan suplai makanan tambahan, sehingga meski terjadi persaingan, kondisi ketersediaan pakan akan lebih dapat tercukupi dibandingkan dengan kolam kontrol.

31 4.4.3 Pertumbuhan Luas Secara umum, pola pertumbuhan luas antara fragmen di kolam terkontrol berbeda dengan pertumbuhan di kolam perlakuan. Pertumbuhan luas fragmen terkontrol cenderung menurun. Berbeda dengan pertumbuhan fragmen karang di kolam perlakuan yang cenderung naik (Gambar 12). 25 Pertumbuhan Luas Rata-rata (cm2) 2 15 1 5 Minggu Ke- Gambar 12. Rata-rata pertumbuhan luas fragmen karang lunak Sarcophyton sp. Luas awal fragmen Sarcophyton di kolam terkontrol adalah 14,6 cm 2 dan sebesar 6,7 cm 2 di akhir pengamatan dengan kisaran nilai antara 6,7 cm 2 hingga 15,8 cm 2. Nilai terendah terdapat pada minggu ke-12 dengan nilai rata-rata 6,7 cm 2, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada minggu ke-6 dengan nilai 15,8 cm 2. Luas awal fragmen Sarcophyton di kolam perlakuan adalah 9,16 cm 2 dan nilai akhir saat pengamatan sebesar 1,2 cm 2 dengan kisaran nilai antara 7,2 cm 2 hingga 11,2 cm 2. Nilai terendah terdapat pada minggu ke-5 dengan nilai rata-rata 7,2 cm 2, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada minggu ke-6 dengan nilai 11,2 cm 2.

32 Penurunan pertumbuhan luas yang terjadi pada fragmen karang di kolam terkontrol disebabkan oleh faktor yang sama dengan penyebab terjadinya penurunan pertumbuhan panjang dan lebar. Berdasarkan penelitian Hakim et al. (29), Pramayudha (21), dan Utama (21) bahwa yang menyebabkan penurunan pada pertumbuhan karang lunak di kolam adalah adanya organisme atau benda asing dan kompetesi ruang dengan alga yang menempel pada tubuh karang lunak sehingga sulit mendapatkan makan, serta pergerakan arus yang tidak kuat sehingga terjadi penumpukan lendir dan mengganggu aktifitas polip dalam mendapatkan makanan. Hambatan-hambatan tersebut diminimalisir dengan penambahan pakan berupa Artemia sehingga fragmen karang di kolam perlakuan dapat bertahan dan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan fragmen karang di kolam terkontrol. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Uji T, diperoleh nilai signifikansi (P) untuk pertumbuhan panjang sebesar,52 untuk minggu I;,23 di minggu II;,117 di minggu III;,13 di minggu IV;,6 di minggu V;,23 di minggu VI;,132 di minggu VII;,418 di minggu VIII;,1 di minggu IX;,171 di minggu X;,498 di minggu XI; dan,345 di minggu XII. Hal ini berarti pemberian pakan Artemia hanya berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang karang lunak Sarcophyton di minggu II, IV, V, dan VI untuk selang kepercayaan 95%. Nilai signifikansi (P) yang diperoleh untuk pertumbuhan lebar adalah sebesar,63 untuk minggu I;,262 di minggu II;,32 di minggu III;,148 di minggu IV;,128 di minggu V;,234 di minggu VI;,41 di minggu VII;,65 di minggu VIII;,111 di minggu IX;,349 di minggu X;,325 di minggu XI; dan,38 di minggu XII. Hal ini berarti pemberian pakan Artemia hanya berpengaruh

33 nyata terhadap pertumbuhan lebar karang lunak Sarcophyton di minggu VII untuk selang kepercayaan 95%. Nilai signifikansi (P) untuk pertumbuhan luas adalah,32 di minggu I;,157 di minggu II;,266 di minggu III;,16 di minggu IV;,38 di minggu V;,17 di minggu VI;,178 di minggu VII;,311 di minggu VIII;,25 di minggu IX;,484 di minggu X;,386 di minggu XI; dan,148 di minggu XII. Hal ini berarti pemberian pakan Artemia hanya berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan luas karang lunak Sarcophyton di minggu I dan V untuk selang kepercayaan 95%. 4.5 Laju Pertumbuhan 4.5.1 Laju Pertumbuhan Panjang Laju pertumbuhan panjang fragmen kontrol mengalami penurunan dari -,1 cm pada saat awal penelitian menjadi -,5 cm di akhir. Nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-6 sebesar,33 cm. Nilai terendah ada pada minggu ke-11 sebesar -,6 cm (Gambar 13). Laju Pertumbuhan Panjang (cm) 1.8.6.4.2 -.2 -.4 -.6 -.8-1 -1.2 Minggu ke- Gambar 13. Laju pertumbuhan panjang fragmen karang lunak Sarcophyton sp.

34 Fragmen karang lunak di kolam perlakuan mengalami kondisi yang lebih baik dengan laju pertumbuhan yang meningkat dari -.5 cm di awal penelitian menjadi -,2 cm di akhir penelitian. Nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-6 sebesar,84 cm. Nilai terendah terjadi pada minggu ke-9 sebesar -1, cm. 4.5.2 Laju Pertumbuhan Lebar Laju pertumbuhan lebar fragmen kontrol mengalami kenaikan dari -,4 cm pada saat awal penelitian menjadi -,2 cm di akhir. Nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-4 sebesar,44 cm. Nilai terendah terjadi pada minggu ke-11 sebesar -,6 cm (Gambar 14). Laju Pertumbuhan Lebar (cm).8.6.4.2 -.2 -.4 -.6 -.8-1 Minggu ke- Gambar 14. Laju pertumbuhan lebar fragmen karang lunak Sarcophyton sp. Fragmen karang lunak di kolam perlakuan mengalami laju pertumbuhan yang menurun dari.5 cm di awal penelitian menjadi -,8 cm di akhir penelitian. Nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-1 sebesar,63 cm. Nilai terendah terjadi pada minggu ke-7 sebesar -,8 cm.

35 4.5.3 Laju Pertumbuhan Luas Laju pertumbuhan lebar fragmen kontrol mengalami penurunan dari -,8 cm pada saat awal penelitian menjadi -2,8 cm di akhir. Nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-4 sebesar 1,79 cm. Nilai terendah terjadi pada minggu ke-12 sebesar - 2,8 cm (Gambar 15). Laju Pertumbuhan Luas (cm) 6 5 4 3 2 1-1 -2-3 -4 Minggu ke- Gambar 15. Laju pertumbuhan luas fragmen karang lunak Sarcophyton sp. Fragmen karang lunak di kolam perlakuan mengalami laju pertumbuhan yang meningkat dari.25 cm di awal penelitian menjadi,41 cm di akhir penelitian. Nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-6 sebesar 4,65 cm. Nilai terendah terjadi pada minggu ke-5 sebesar -3,4 cm. Penurunan laju pertumbuhan yang terjadi pada fragmen karang disebabkan oleh faktor yang sama dengan penyebab terjadinya penurunan pertumbuhan mutlak. Berdasarkan penelitian Hakim et al. (29), Pramayudha (21), dan Utama (21) bahwa yang menyebabkan penurunan pada pertumbuhan karang

36 lunak di kolam adalah adanya organisme atau benda asing dan kompetesi ruang dengan alga yang menempel pada tubuh karang lunak sehingga sulit mendapatkan makan. Suryadi (211) menambahkan bahwa Selain faktor kompetisi ruang dengan alga, rendahnya arus yang dihasilkan juga mempengaruhi pertumbuhan karang untuk melepaskan lendir sehingga fragmen karang sulit untuk berfotosintesis. Secara umum, laju pertumbuhan fragmen yang diberi perlakuan berupa tambahan pakan menggunakan Artemia memiliki laju pertumbuhan yang lebih baik, khususnya di laju pertumbuhan panjang dan luas. Hal ini dikarenakan ketersediaan makanan yang tercukupi meminimalisir pengaruh persaingan makan sehingga fragmen karang tersebut mampu bertahan dan tumbuh lebih cepat.