Pertumbuhan Rumput Laut

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju pertumbuhan Laju pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang diperoleh selama penelitian terdapat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1.PertumbuhanRumputLautSetelah 6 Minggu Pemiliharaan Perlakuan (m) Pertumbuhan (gr) Kedalaman 1 529,00 ± 2,00 A Kedalaman 2 490,33 ± 5,03 B Kedalaman 3 426,00 ± 5,57 C Keterangan : A-B-C, Berbeda nyata pada taraf 1% Berdasarkan pada tabel 1, hasil rata-rata pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii padaminggu ke 6 tertinggi adalah pada penanaman dengan jarak kedalaman 1 m dengan berat rata-rata (529 gram) kemudian jarak kedalaman 2 m dengan berat rata-rata ( gram), dan yang terendah penanaman dengan jarak kedalaman 3 m dengan berat rata-rata (426 gram). Analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan dengan kedalaman berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii. (Lampiran 3) Pertumbuhan Rumput Laut , , ,67 187,33 131,33 117,67 583,33 479,33 484, , P1 P2 P3 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Keterangan : P1 = kedalaman 1m, P2 = kedalaman 2m,dan P3 = kedalaman 3m Gambar 7.LajuPertumbuhan 1-3 m 25

2 26 Berdasarkan gambar 7, perbedaan jarak kedalaman berpengaruh sangat nyata terhadap laju pertumbuhan rumput laut selama pengamatan. Hal ini dapat dilihat adanya perbedaan laju pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-6. pada perlakuan kedalaman 1 mmenunjukan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan perlakuan 2 m dan 3 m.lampiran 3 Dari tabel 1dan Gambar 7diatasdapatdilihat bahwa penanamankedalaman 1 m akan lebih cepat tumbuh dibanding dengan kedalaman 2 m karena pada kedalaman 1 m rumput laut dapat memanfaatkan sinar matahari lebih optimal sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis dan dapat unsur hara atau nutrien, karena peningkatan fotosintesis dapat menigkatkan kemampuanrumput laut untuk memperoleh unsur hara atau nutrien, Santika (1985). Arus juga sangat berperan untuk membawa nutrien/zat hara di perairan agar rumput laut dapat memperoleh zat hara dengan seoptimal mungkin untuk pertumbuhannya, selain itu pergerakan air juga dapat membersihkanrumput laut dari kotoran yang menempel sehingga tidak menghalangi proses fotosintesis, Mubarak (1982). Rumput laut Kappaphycusalvarezii yang ditanam pada kedalaman 3 m pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan pada kedalaman2 m dan 1m. Hal ini dikarenakanpergerakan air yang disebabkan arus dan gelombang hanya terjadi di permukaan sehingga unsur hara atau nutrient juga lebih sedikit daripada kedalaman yang lebih mendekati permukaan. Rumput laut yang ditanam terlalu dalam pergerakan airnya kurang sehingga menyebabkan proses masuknya nutrien ke dalam sel-sel tanaman dan keluarnya sisa-sisa metabolisme terhambat serta tertutupnya thallus oleh lumpuryang mengakibatkanterhalangnyaprosesfotosintesissehingga pertumbuhannya menjadi lambat, Mubarak (1982).Secara umum rata-rata laju pertumbuhan mingguan rumput laut selama penelitian pada semua perlakuan cukup baik yaitu lebihdari 30% per minggu. Hal ini sesuai dengan pernyataansupratno (2007), bahwa suatu kegiatan budidaya rumput laut dikategorikan baik jika laju pertumbuhan hariannya rata-rata minimal 3%.

3 kandungan karaginan Kandungan karaginan Kappaphycus alvareziiselama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2.KandunganKaraginan Per perlakuan Perlakuan (m) KandunganKaraginan (%) Kedalaman 1 24,11 ± 6,83 Kedalaman 2 24,08 ± 6,86 Kedalaman 3 22,87 ± 8,11 Hasil penelitian menunjukkanbahwa jarak kedalaman rumput laut berpengaruh nyata terhadap kandungan karaginan. Terdapat perbedaan kandungan karaginan antara rumput laut yang ditanam pada kedalaman 1 m, dengan 2 m dan 3 m. Kandungan karaginan pada Kappaphycus alvareziiberkaitan dengan proses fotosintesis.aktivitas fotosintesis juga berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan Kappaphycusalvarezii.Pertumbuhan alga berhubungan dengan proses pembentukan dan pembelahan sel pada talus, Kadi dan Amadja (1988). Karaginan merupakan cadangan makanan yang terdapat pada dinding sel, Winarno (1990), sehingga kandungan karaginan tersebut diduga turut meningkat pula. Hasil penelitianpadakandungan karaginan menunjukkan bahwa kadar tertinggi dihasilkanolehkappaphycus alvarezii yang ditanam pada kedalaman 1m, yaitu sebesar24,11g berat basah. Hal tersebutdikarenakanadanyapengaruhinternal, yaitu kandungan fikoeritrin dan klorofil-a yang cukup tinggi, sehinga tanaman dapat menyerap cukup banyak energi cahaya. fotosintesis akan meningkatpada intensitas cahaya yang tinggi, Abidin (1987). Suhu air di kedalaman 1 m berkisar antara 25ºC hingga 28 ºC.Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fotosintesis, Afrianto dan Liviawaty (1993).Kisaran suhu di kedalaman ini cukup baik untuk aktivitas fotosintesis. Salinitas dan ph pada perairan berada pada kisaran optimal yaitu sebesar permil dan Defisiensi air dapat berpengaruhpadafisiologi jaringandan laju fotosíntesis dapat berkurang secara nyata, Fitter dan Hay (1992). Hal ini dapat mempengaruhi

4 28 proses fotosíntesis alga, dan menyebabkan kandungan karaginan menurun. Faktor internal dan lingkungan pada kedalaman 2 m, dan 3 m, tidak terlalu mendukung. Jumlah klorofil-a pada kedua kedalaman tersebut tidak terlalu banyak, selain itu intensitas cahaya yang diterima juga kurang Pengukuran kualitas air Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian yang meliputi pengukuran suhu, salinitas, ph, arus dan kecerahan. Pada saat penelitian keadaan cuaca panas tidak terjadi hujan sama sekali sehingga pada saat akan dilakukan pemanenan suhu naik menjadi 31 0 C. Tabel 3.Pengukuran parameter kualitas air selama penelitian Suhu 0 C ph Kecerahan (m) Salinitas (ppt) Kecepatanarus (cm/det) Hasil pengukuran diperoleh suhu rata-rata berkisar antar 29 31ºC, hal ini sesuai dengan pernyataan, Afrianto dan Liviawaty (1993)bahwa kisaran suhu perairan yang baik untuk Kappaphycus alvarezii adalah 27-30º C. MenurutSulistijo dan Atmadjan (1996) menyatakan bahwa kisaran suhu perairan yang baik untuk rumput laut Kappaphycusadalah o C. Pada suhu tersebut dikatakan baik karena pada suhu C rumput laut cepat berfotosintesis, (Odum 1971). Rumput laut membutuhkan ph yang baik untuk pertumbuhannya. Kisaran ph selama penelitian berkisar dan kisaran ini sangat baik untuk pertumbuhan rumput laut. Rumput laut masih dapat tumbuh dan berkembang optimal pada kisaran ph (Aslan1991). Kecerahan, kisaran selama penelitian antara 2 3 m. Menurut Soleh (2007), kondisi air yang jernih dengan tingkat transparansi lebih dari 1.5 meter cukup baik bagi pertumbuhan rumput laut. Lokasi yang baik untuk budidaya rumput laut memiliki kecerahan lebih dari 1.5 m pada pengukuran dengan alat secchi disk (Sudjiharno 2001).

5 29 Kecerahan air untuk budidaya rumput laut tidak kurang dari 5 m dengan jarak pandang secara horizontal, untuk lokasi budidaya nilai kecerahan (transparansi) yang ideal adalah sekitar 1.5 m, Zatnika dan Wisman (2006).Disebut bagus karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi spora. Salinitas yang baik untuk pertumbuhan rumput laut Kappaphyus alvarezii adalah ppt,mubarak (1904) sedangkan menurut Zatnika dan Wisman, (2006), salinitas yang baik untuk budidaya rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii yaitu antara ppt dengan salinitas optimum 33 ppt.hasil pengukuran salinitas yang diperoleh selama penelitian berkisar ppt. Dikatakanbaikkarenapenurunan dan peningkatan salinitas diatas batas optimum tidak menyebabkan kematian, tetapi mengakibatkan rumput laut kurang elastis, mudah patah dan pertumbuhannya akan terhambat (Darmayasa 1988 dalam Ahmad (2006). Selama penelitian kisranarusyaitu cm/detik. Arus yang baik dan ideal untuk pertumbuhan rumput laut adalah 50 cm/detik (Hidayat 1980 dalamprihaningrum 2001). Dikatakan bagus karena biasanya arus akan mempengaruhi sedimentasi dalam perairan yang pada akhirnya akan mempengaruhi cahaya (Doty 1973 dalam Sukirman 2011).