PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

dokumen-dokumen yang mirip
1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

Penghisapan Orofaringeal dan Nasofaringeal

PANDUAN MAHASISWA CLINICAL SKILL LAB (CSL)

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

TINDAKAN SUCTION. Pengertian :

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

SOP Tanda Tanda Vital

TUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati Kelompok 3

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah

KOMPLIKASI PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK DAN PENANGANANNYA COMPLICATIONS NASOGASTRIC TUBE INSERTION AND TREATMENT

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skala Jawaban I. KUISIONER A : DATA DEMOGRAFI

PEMASANGAN DAN PERAWATAN PASIEN DENGAN OROPHARYNGEAL TUBE. A. Pengertian Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang antara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Intubasi endotrakeal merupakan "gold standard" untuk penanganan jalan nafas.

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

dr.yarman Mazni, SpBKBD Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Teknik pemberian obat melalui:

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

No : Institusi : Nama : Tanggal : Stase : Observer : Set : Keperawatan Dalam 1 ( K1 ) TTD : INSTRUMEN PENILAIAN : PEENKES PENCEGAHAN PENULARAN HIV

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

NUTRISI POST GANGGUAN MENELAN Dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

UNIVERSITAS INDONESIA

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

Pusat Hiperked dan KK

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

PEMERIKSAAN LEOPOLD. Desiyani Nani

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

Kebutuhan cairan dan elektrolit

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan komplikasi pada organ lainnya (Tabrani, 2008).

pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN DASAR KLINIK

ANALISA GAS DARAH DAN INJEKSI

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG

KUESIONER PENELITIAN

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) SUCTION VIA ETT (ENDOTRACHEAL TUBE)

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

menggunakan pompa elektronik dengan aturan pemberian yang telah ditetapkan, waktu tertentu, (Leach, 2004 dikutip oleh Philip. J, dkk, 2009).

Lab Ketrampilan Medik/PPD-UNSOED

LUKA BAKAR Halaman 1

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Akademi Metrologi dan Instrumentasi

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

TIM PRODI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM

NURSING CARE PLAN. Respiratory status : Airway patency setelah perawatan selama niminal 3x24 jam, pasien menunjukkan :

Transkripsi:

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE TUJUAN: Setelah menyelesaikan topik ini, mahasiswa mampu melakukan pemasangan pipa lambung/ngt. Tujuan pemasangan pipa lambung adalah Dekompresi lambung Mengambil sekret lambung Pemberian obat, makanan dan minuman Mencuci lambung dari zat-zat toksik atau iritan Menghentikan perdarahan pada oesofagus, lambung atau usus Pipa lambung secara umum ada dua bentuk yaitu lumen tunggal dan lumen ganda. Ukuran tube untuk dewasa berkisar 14-18 French. Macam-macam pipa NGT : Pipa Levin, terbuat dari karet dengan lumen tunggal untuk intubasi lambung, dimasukan melalui hidung Variasi dari pipa levin: nasogastrik plastik dan salem sump tube, mempunyai lumen ganda, untuk drainase dan utnuk melindungi lambung dari tekanan negatif yang besar TINJAUAN TEORI Pipa Ewald Pipa Miller-Abbort, dengan lumen ganda, lumen pertama untuk aspirasi cairan dan gas, lumen kedua dengan kantong udara di ujung distalnya untuk memacu motilitas usus. KOMPLIKASI AKIBAT PEMASANGAN NGT: Aspirasi Erosi nasal Sinusitis Refluks Esofagitis Ulkus gaster Aspirasi paru HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN : 1. Kaji indikasi pemasangan: gangguan menelan, operasi kepala atau leher, penurunan tingkat kesadaran, operasi saluran cema, trauma wajah Modul SkillabA-JILID I 1

2. Kaji cara pemasangan selang, cek kepatenan jalan nafas 3. Kaji riwayat medis klien : perdarahan, operasi nasal, deviasi septum 4. Kaji kemampuan reflek muntah 5. Kaji status kesadaran pasien ALAT DAN BAHAN Alat yang diperlukan pada pemasangan pipa lambung adalah : Naso gastrik tube Lubrikan Kateter tip Stetoskop Plester Segelas air dan sedotan Sarung tangan Pinset Semprit irigasi berukuran 20ml 50 ml CARA KERJA: Cek identitas penderita dan jelaskan prosedur pelaksanaan Siapkan alat-alat Tempatkan pasien dalam posisi duduk atau fowler tinggi dengan leher hiperekstensi jika klien koma, tempatkan dengan posisi semi fowler Lakukan pengukuran, Cuci tangan Pakai sarung tangan Lubrikasi selang 10-20 cm Masukkan selang secara lembut hingga ke posterior nasofaring Fleksikan kepala setelah melewati posterior nasofaring,elaksasikan Modul SkillabA-JILID I 2

pasien Dorong klien unruk menelan Jangan paksakan untuk masukkan (cfek) Lepaskan sarung tangan dan pasang plester Cek pemasangan dengan auskultasi lambung (pemasangan benar terdengar suara udara ) dan aspirasi isi lambung Catatan : Jika penderita tersedak atau muntah di sekitar pipa, pikirkan terjadinyapipa buntu atau lilitan pipa di orofaring atau esofagus Jika penderita sianotik atau sesak nafas, kemungkinan pipa masuk ke paru-paru Perhatikan airway dengan penghisapan yang teratur jika sekresi oral tetap ada Pertahankan agar pipa tidak buntu dengan irigasi dan reposisi Catat cairan yang masuk dan keluar DAFTAR PUSTAKA 1. Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004: 66-88 2. Surgical Care at the District Hospital.htm 3. ResidentNet-Wound Closure-clinical update.htm Modul SkillabA-JILID I 3

PENILAIAN PEMASANGAN NGT NAMA : NIM : NO ASPEK YANG DINILAI SKORE 0 1 2 1 Panggil pasien dengan namanya 2 Jelaskan prosedur dan tujuan pemasangan NGT pada klien 3 Membantu klien untuk posisi high fowler* 4 Bersama dengan klien menentukan kode yang akan digunakan misalnya mengangkat telunjuk untuk mengatakan tunggu sejenak karena rasa tidak enak 5 Menyiapkan alat disamping tempat tidur klien dan memasang handuk pada dada klien, meletakan tissue dan bengkok pada jangkauan klien 6 Mencuci tangan 7 Memasang sarung tangan (prinsip bersih) 8 Menganjurkan klien untuk relaks dan bernapas normal dengan menutup sebelah hidung kemudian mengulangi dengan menutup hidung yang lainnya untuk menentukan insersi NGT 9 Mengukur panjang tube yang akan dimasukan dengan mengunakan: a. metode Tradisional: ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xifoideus di sternum b. metode Hanson: mula-mula tandai 50 cm pada tube kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Tube yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional. 10 Memberi jelly pada tube sepanjanq 10-20 cm 11 Mengingatkan klien bahwa tube segera akan dimasukan dengan posisi kepala ekstensi, masukan tube melalui lubang hidung yang telah dtentukan. 12 Menekuk kepala pasien ke dada (fleksi) setelah tube melewati nasopharynx. Mempersilahkan klien untuk relaks sebentar dan berikan tissue 13 Menekankan periunya bemapas dengan mulut dan menelan selama prosedur bertangsung 14 Menganjurkan klien untuk menelan dengan memberikan air minum (dengan sedotan) jika perlu; mendorong tube Modul SkillabA-JILID I 4

sampai sepanjang yang diinginkan dengan memutarnya pelan-pelan bersamaan pada saat klien menelan 15 Tidak memaksakan tube masuk bila ada hambatan; menghentikan mendorong tube dan segera menarik tube; mencek posisi tube mengunakan spatel lidah (tongue blade) dan senter 16 Menchek letak tube: a. memasang spuit pada ujung NGT; memasang stetoscope pada perut bagian kiri atas kiien (daerah gaster), kemudian suntikan 10-20 cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen b. aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi iambung c. bila tube tidak dilambung, masukan lagi 2,5-5 cm tubenya. 17 Fiksasi tube dengan plester a. memotong 5-7,5 cm plester; membelah menjadi 2 salah satu ujungnya sepanjang 3,5 cm; memasang ujung yang lainya di batang hidung klien; lingkarkan/silangkan plester pada tube yang keluar dari hidung dan tempelkan pada batang hidung. b. tempelkan ujung NGT pada baju klien dengan memasang plester pada ujungnya dan penitikan pada baju. 18 Evaluasi dan cuci tangan 19 Dokumentasi TOTAL SKORE keterangan: 0 = tidak dilakukan/disebut sama sekali 1 =dilakukan tapi kurang sempurna 2 =disebut/ dilakukan dengan sempurna * =Critical point ( item yang harus dilakukan) Batas lulus 75%, dengan tidak ada critical point yang bernilai = 0 Purwokerto,. 2005 Nilai = Total skor (.) x 100 % 50 Penguji, = Modul SkillabA-JILID I 5