BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

PENDAHULUAN Latar Belakang

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

Sistem Pencernaan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

SERAT PANGAN (DIETARY FIBER) DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN

KUESIONER PENELITIAN

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

Eko Winarti, SST.,M.Kes

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARBOHIDRAT. Sumber energi utama bagi manusia dan hewan Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan Melalui proses fotosintesis, + 6 H 2 O C 6

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

Semua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sel-sel termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologi tubuh dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA

b. Sebagai bahan bakar dimana panas yang terjadi diubah menjadi tenaga.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. positif, istirahat dan rekreasi yang cukup (Rusilanti, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Di Indonesia sayur cukup mudah diperoleh, petani pada umumnya menanam guna mencukupi kebutuhan keluarga. Pemerintah juga berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) pada sayuran daun, helai daun merupakan komponen sel yang dindingnya mengandung serat makanan terutama jenis serat yang tidak larut dalam air seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Para ahli percaya bahwa serat dapat mencegah ataupun dapat digunakan untuk terapi penyakit darah tinggi, jantung dan konstipasi. (Oemen, 1984) Serat dikenal sebagai komponen yang didapat dari bahan makanan nabati. Akhir-akhir ini serat dianjurkan untuk dikonsumsi secara teratur dan seimbang setiap harinya. Serat adalah makanan berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna, tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahan pangan nabati, selain mengandung zat-zat gizi yang berguna untuk proses pertumbuhan dan perkembangan yang memiliki komponen penting untuk kesehatan yang dikenal dengan zat non gizi. ( Mary, 1992) Serat dalam makanan merupakan ( Dietery Fiber) merupakan bahan tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim didalam saluran pencernaan manusia. Didunai tanaman ditemukan berbagai macam serat dengan tipe yang berbeda dan jumlah yang berlainan yang terdapat dalam segala struktur tanaman. Serat tersebut berbeda didalam dinding sel dan sel-sel akar, daun, batang, dan serat buah. (Mary, 1992) 4

5 B. Sumber Serat 1. Sayuran Sayuran sangat dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiaphari sesuai dengan jumlah dan komposisi yang seimbang. Selain hal tersebut diatas, sayuran juga berguna bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat-zat yang dikandungnya. Selain kaya kandungan vitamin dan mineral, sayuranpun kaya serat. Sayuran dapat dibedakan menjadi beberapa menjadi beberapa jenis, yaitu sayuran daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran umbi dan sayuran batang muda. Agar didapat serat yang optimal pada sayursayuran, tentnya harus dipilih sayuran yang bagus. TABEL 1 KANDUNGAN SERAT PADA SAYURAN DALAM 100 GR BAHAN No. Bahan kandungan serat (gram) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Wortel Taoge Daun Kangkung Tomat ( Dg biji ) Daun singkong Kacang panjang Bayam ( daun ) Buncis Brokoli Jamur 0.9 0.7 1.0 1.2 1.2 2.5 0.8 1.2 0.5 1.2 Sumber : Pusat Penelitian & Pengembangan Gizi, Bogor (1990) Dalam Sulistiyani (1999) 2. Buah Buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk jus melalui suatu proses atau dihidangkan bersama sayur-sayuran. TABEL 2

6 KANDUNGAN SERAT DALAM 100 GR BUAH No. Bahan kandungan serat (gram) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nanas Besar Pepaya Pisang Raja Balu Pisang Ambon Jambu Biji Belimbing Apel Manalagi Jeruk Srikaya 5,64 8,85 10,34 7,48 5,60 0,90 23,17 6,07 0,70 Sumber : Wirakusumah, 1994 3. Golongan Serealia Golongan serealia yang merupakan bahan pangan dari tanaman famili rumput-rumputan, diantaranya padi, gandum, jagung dan sorgum. Kulit luar biji serealia banyak mengandung serat tak larut air yaitu selulosa dan hemi selulosa. Di bagian dalam terdapat endosperma yang mengandung serat larut air dan tak larut air. TABEL 3 KANDUNGAN SERAT DALAM 100 GR SEREALIA No. Bahan kandungan serat (gram) 1 2 3 4 5 6 7 Beras tumbuk Beras Giling Roti Putih Roti Kasar Kacang Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau 0,5 0,4 1 3,5 4,9 2,0 4,1 Sumber : Wirakusumah, 1994

7 C. Jenis Serat Berdasarkan jenis kelarutannya, serat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu serat tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air. 1 Serat tidak larut air antara lain adalah a. Selulosa Merupakan serat-serat panjang yang tidak terbentuk dari homopolimer glukosa rantai linier. b. Hemiselulosa Memiliki rantai molekul lebih pendek dibanding selulosa, sifatnya sama yaitu mampu berikatan dengan air. Jenis ini ditemukan pada makanan serealia, sayur dan buah. c. Lignin Termasuk senyawa aromatik yang tersusun dari polimer fenil, terdapat pada serealia dan kacang-kacangan.(sulistyani, 1999) 2 Serat yang larut dalam air a. Pektin Fungsinya sebagai perekat antara dinding sel tanaman. Terdapat pada buah b. Musilase Mampu mengikat air sehingga kadar air dalam biji tanaman tetap bertahan. Terdapat pada serealia dan kacang-kacangan. c. Gum Diproduksi untuk menutupi dan melindungi bagian tanaman yang terluka. 3 Komponen serat berbeda dan presentase serat larut dalam seluruh serat makanan 32 % digandum, 32 % pada sayuran, 25 % pada kacangkacangan, 38 % pada buah-buahan. Pektin Gum dan Musillase dipakai sebagai tambahan dalam asupan makannya (Sulistyani, 1999).

8 4. Manfaat Serat Serat makanan mempunyai manfaat dan pengaruh yang menguntungkan diantaranya adalah mengurangi waktu transit, menunda kosongnya lambung dan mengakibatkan pengurangan tingginya gula darah setelah makan, meningkatkan kepuasan makan, meningkatkan berat feses, meningkatkan sekresi pankreas, menguntungkan pertumbuhan mikroflora usus, meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek, menurunkan serum lipid serta meningkatkan cairan empedu ( Hertog, 1992). Dalam Sulistyani (1999). E. Konsumsi Serat Meskipun konsumsi sayuran sangat dianjurkan tetapi jangan sampai berlebihan karena serat makanan yang berlebihan akan mengganggu ketersediaan biologis mineral dan vitamin dalam tubuh dan perut menjadi kembung. Konsumsi serat yang dianjurkan adalah 25 gr sehari (Sulistyani, 1992) F. Konsumsi Serat yang Dianjurkan Pengertian konsumsi serat makanan adalah jumlah asupan dan jenis bahan pangan sumber serat yang dikonsumsi per hari. Namun konsumsi serat makanan yang berlebihan akan berdampak negatif bagi kesehatan, kelebihan serat juga dapat mengurangi absorbsi mineral, besi, kalsium. Konsumsi serat makanan yang terlalu banyak dapat menghalangi absorbsi vitaman B12, A, D, E, K karena adanya pektin. ( Anderson, 1998) Menurut Sulistiyani (1999). Orang dewasa sehat dianjurkan mengkonsumsi serat makanan paling sedikit 20 25 gr per 1000 kalori. Untuk pria dewasa dianjurkan sebanyak 27 35 gr per hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.700 kalori per hari) dan untuk wanita dewasa sebanyak 21 27 gr per hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.100 energi kalori per hari) Menurut Rochani (2003) untuk anak usia diatas 5 tahun dibutuhkan 5 gr serat makanan perhari dan ditingkatkan seirama dengan bertambahnya usia hingga mencapai asupan 25 35 gr per hari, setelah berusia 30 tahun.

9 Sedangkan bagi orang tua asupan serat yang dianjurkan sebanyak 10 13 gr per hari per 1000 Kkalori. Rata-rata negara di dunia menetapkan kebutuhan serat dalam sehari sebanyak 30 gr sehari. G. Pengetahuan Menurut LIPI (1998) megatakan bahwa yang disebut pengetahuan adalah kesan yang ada dalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan panca inderanya yang bertujuan mendapatkan kepastian. Tingkat pengetahuan gizi seseorang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam pemilihan makanan, juga berpengaruh terhadap asupan nakanannya. Walaupun daya beli merupakan hambatan utama sebagian besar kekurangan gizi dapat diatasi jika orang mengetahui pemanfaatan sumber yang dimiliki (Berg, 1986). Pengetahuan gizi dan kesehatan juga bisa dipengaruhi tingkat formal. Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami informasi gizi dan kesehatan (Handayani, 1994). Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik panca indera dan tidak mengadakan pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang tinggi pengetahuan gizinya, lebih mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut. (Soediaoetama 89). H. Pendapatan Perkapita Dengan meningkatnya pendapatan perorangan terjadilah perubahanperubahan dalam susunan makanan. Namun demikian pengeluaran uang yang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan (Suhardjo,1989).

10 Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain (pendidikan, perumahan, kesehatan, dll). Orang miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk makanan, sedangkan yang kaya sudah tentu akan lebih kurang dari jumlah itu. Semakin tinggi pendapatan maka semakin bertambah besar pula persentase pertambahan pembelanjaan termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran (Berg, 1986). Rendahnya pendapatan merupakan salah satu sebab rendahnya konsumsi pangan dan gizi. Kurang gizi akan mengurangi daya tahan tubuh, rentan terhadap penyakit, menurunkan aktifitas kerja dan menurunkan pendapatan. Akhirnya masalah pendapatan rendah dan mutu hidup yang rendah pula (Hardinsyah, 1985). I. Hubungan Pendapatan Perkapita dengan Konsumsi Serat Tingkat pendapatan akan mempengaruhi pola kebiasaan makan yang berperan dalam penyediaan pangan berdasarkan nilai ekonomi dan nilai gizinya. Di kalangan masyarakat berpendapatan rendah hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok berupa karbohidrat sebagai pangan prioritas utama dan hanya mampu memberi makanan yang kurang kualitas dan kuantitasnya ( Suhardjo, 1989 ). Pendapatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Meski begitu jelas ada hubungan antara pendapatan dan gizi, karena pendapatan yang meningkat akan meningkatkan kesehatan dan masalah keluarga lainnya (Berg, 1986).

11 J. Kerangka Teori Tumbuh Kembang Anak Kecukupan Makanan (Konsumsi Serat) Keadaan Kesehatan Ketahanan makanan keluarga Asuhan Bagi ibu dan anak Pemanfaatan Yankes dan Sanitasi Lingkungan Pendidikan Keluarga Keberadaan dan Kontrol Sumber Daya Keluarga, Manusia, Ekonomi dan Organisasi Super Struktur Politik dan Ideologi Struktur Ekonomi Potensi sumber daya manusia GAMBAR 1 KERANGKA TEORI Sumber : Soetjiningseh, 1995

12 K. Kerangka Konsep Pendapatan Perkapita Pengetahuan Ibu Tentang Serat Konsumsi Serat anak SD GAMBAR 2 KERANGKA KONSEP L. Hipotesis 1. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang serat dengan konsumsi serat anak SD 2. Ada hubungan pendapatan perkapita dengan konsumsi serat anak SD