PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I TAHUN 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Bali Triwulan III Tahun 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2016

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan II Tahun 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Tahun 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2012

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2011

INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN TRIWULAN II/2017 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN IV TAHUN 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II 2017 PROVINSI RIAU :

Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2016 PROVINSI BENGKULU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2015

Transkripsi:

No. 12/02/51/Th. VII, 1 Februari 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) serta Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS). Produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IMK Bali pada Tahun mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,68 persen secara triwulanan (quarter to quarter / q-to-q) jika dibandingkan III Tahun. Capaian pertumbuhan IMK Bali ini berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 1,35 persen pada periode yang sama. Jika dilihat secara periode tahunan (year on year / y-on-y), IMK Bali pada Tahun tumbuh positif sebesar 10,48 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2014. Bahkan angka pertumbuhan IMK Bali pada triwulan ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai 5,79 persen. Sementara itu, produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IBS Bali pada Tahun (q-to-q) berkontraksi minus 0,38 persen atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 1,69 persen pada periode yang sama. Jika dilihat secara tahunan (year on year / y-on-y), produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IBS Bali pada Tahun tercatat tumbuh 2,78 persen, namun masih berada di bawah level nasional yang tumbuh sebesar 4,02 persen. I. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Harus diakui bahwa peranan IMK dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini semakin nyata dan strategis. Oleh karena itu, komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK di Bali khususnya, akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang ada baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Dalam memajukan IMK di daerah misalnya, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama yang berlaku umum di tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan haruslah mengakomodir dan sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutan. Oleh karena itu, permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah haruslah dilakukan secara bersinergi antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumber daya setempat. Untuk itu, perlu menjadi perhatian bahwa peran IMK strategis untuk menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan, dan 1

peningkatan standar hidup masyarakat setempat. Pertumbuhan IMK tergantung dari kondisi lingkungan bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara usaha/perusahaan IMK, pemerintah, dan masyarakat setempat. Sesungguhnya permasalahan industri atau usaha IMK yang dihadapi cukup banyak dan beragam. Tetapi bila diungkapkan secara spesifik, maka permasalahan utama IMK pada umumnya berkaitan dengan aspek permodalan, kendala pemasaran, lemahnya pengembangan/penguatan usaha, akses lembaga perbankan, desain, teknologi, daya saing, dan lain sebagainya. Terkait dengan itu, Pemerintah Provinsi berkomitmen menciptakan wirausaha yang mampu bersaing menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sejumlah program telah dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam memacu dan mendorong kinerja usaha IMK. Salah satunya adalah Program Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara. Program ini merupakan wujud nyata keberpihakan Pemerintah Provinsi Bali pada perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) melalui pemberian jaminan kredit yang mempunyai usaha secara layak dan dibiayai perbankan namun kesulitan akses perbankan karena ketiadaan agunan. Seperti diketahui, masalah agunan/jaminan ini menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pertumbuhan produksi IMK di Bali. Permasalahan klasik dan pelik tersebut sangat mempengaruhi gerak ekonomi kreatif IMK sehingga sulit untuk berkembang. Padahal kearifan lokal pariwisata di Bali memberikan dampak positif terhadap eksistensi IMK untuk berperan secara maksimal dalam menambah daya pikat industri kreatif. Karena itu, dengan adanya Program Jamkrida Bali Mandara ini diharapkan membawa angin segar bagi pertumbuhan produksi IMK di Pulau Dewata sebagai salah satu lokomotif perekonomian. Kode KBLI Tabel 1 Pertumbuhan Produksi an (Q-to-Q) IMK Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit III - dan - (dalam persen) Jenis Industri III Bali III Nasional (1) (2) (3) (4) (5) (6) 10 Industri Makanan -5.48 5,47-3,19 2,49 11 Industri Minuman -1.70-3,62 2,21 1,00 12 Industri Pengolahan Tembakau - 23,85 32,86-10,10 13 Industri Tekstil -3.22 11,16-7,17 2,28 14 Industri Pakaian Jadi -1.95 7,63-4,72 1,23 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -11.08 4,65-3,53 2,16 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, -1.57 6,67-3,82 3,70 Rotan dan Sejenisnya 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 9.15-2,74-7,58 0,68 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 1.63-0,43 2,35 3,68 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia -6.71-4,32 8,76 3,95 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -2.20 10,51 0,63-0,58 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -8.96 6,69-7,27-0,15 28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL -9.88 12,91-0,48 4,94 31 Industri Furnitur -3.21 8,95-3,35-2,21 32 Industri Pengolahan Lainnya -4.92-0,11-2,42-2,30 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan -13.57 33,03-7,69 0,20 Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) -3,97 6,68-1,31 1,35 2

Saat ini, sudah cukup banyak produk kerajinan Bali yang dapat diproduksi oleh perusahaan/usaha IMK. Lihat saja, trend pasar oleh - oleh Bali yang tidak pernah sepi dari pengunjung domestik. Hal ini mengindikasikan bahwa kerajinan Bali sangat diminati, terlebih dengan cukup prospektifnya pasar dalam negeri. Selain pasar domestik, produk yang dihasilkan usaha/perusahaan IMK Bali juga sangat diminati kalangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali. Hal ini cukup membawa pengaruh terhadap produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IMK di Bali secara triwulanan (q-to-q) yang tumbuh sebesar minus 6,68 persen pada. Artinya, pertumbuhan produksi IMK Bali pada triwulan kali ini mengalami pertumbuhan positif, dibandingkan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni III tahun yang mengalami kontraksi sebesar minus 3,97 persen. Secara periode triwulanan (q-to-q), dari 15 (lima belas) jenis industri yang merupakan hasil olahan Survei Industri Mikro dan Kecil an (VIMK) Bali pada periode, terdapat 5 (lima) kontributor utama yang menyumbang pertumbuhan positif, yakni (1) jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (kode KBLI 33) yang tumbuh sebesar 33,03 persen. Sentra produksi wilayah sampel berada di Kota Denpasar; (2) industri pengolahan tembakau (kode KBLI (12) sebesar 23,85 persen, sentra produksi berada di wilayah sampel Kabupaten Buleleng; (3) industri mesin dan perlengkapan YTDL (kode KBLI 28) yang tumbuh sebesar 12,91 persen. Sentra produksi wilayah sampel berada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung; (4) industri tekstil (kode KBLI 13) yang tumbuh sebesar 11,16 persen. Sentra produksi wilayah sampel berada di kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem; dan (5) Jenis industri berikutnya adalah industri barang galian bukan logam (kode KBLI 23) yang tumbuh sebesar 10,51 persen, sentra produksi wilayah sampel berada di Kabupaten Badung dan Gianyar. Kode KBLI Tabel 2 Pertumbuhan Produksi an (Y-on-Y) IMK Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit - 2014 dan - (dalam persen) Jenis Industri 2014 Bali 2014 Nasional (1) (2) (3) (4) (5) (6) 10 Industri Makanan 11,81 4,81 7,60 6,83 11 Industri Minuman -4,57-6,21 14,20 8,90 12 Industri Pengolahan Tembakau - 13,72-57,36 6,39 13 Industri Tekstil 12,67 15,42 10,57 4,44 14 Industri Pakaian Jadi -2,10 17,46 8,68 4,06 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -0,77-15,83 3,86 7,42 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, -0,40 12,51-2,79-2,02 Rotan dan Sejenisnya 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 2,27 13,59 17,96 6,51 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 28,21-2,23 11,19 13,19 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia - 33,04-2,06 18,87 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 4,35 13,06-5,59 0,71 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 10,12 11,60-4,12-4,85 28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL - -12,53-1,12 12,57 31 Industri Furnitur -1,83 29,36 12,12-0,63 32 Industri Pengolahan Lainnya 9,26 2,87-4,96 3,61 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan -9,80-6,21 20,52-5,05 Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) 6,42 10,48 6,02 5,79 3

Jika dicermati secara periode tahunan (y-on-y), jumlah wisman yang berkunjung ke Bali meningkat 2,55 persen, dari 985.897 orang di -2014 menjadi 1.011.022 orang di IV-. Hal ini merupakan salah satu pendorong bagi pengembangan IMK di Bali. Pada konteks lain, yang menarik dari bisnis pariwisata adalah sektor ini memberikan multiplier effec terhadap industri lain seperti makanan, akomodasi, transportasi, hiburan, pameran, dan lainnya, sehingga investasi yang dikembangkan perlu diarahkan pada komoditas usaha yang strategis sesuai dengan permintaan/ kebutuhan pasar. Paling tidak, hal tersebut berdampak pada pertumbuhan produksi IMK, baik dari sisi permintaan (demand), volume produksi, dan perluasan pasar. Alhasil, pertumbuhan produksi IMK Bali pada secara periode y-on-y mencapai 10,48 persen, dimana kondisi ini mengalami akselerasi pertumbuhan jika dibandingkan periode yang sama di Tahun 2014 lalu yang tumbuh sebesar 6,42 persen. Tabel 3 Pertumbuhan Produksi IMK Bali an Tahun 2014 (dalam persen) Tahun I Periode Q-to-Q II III IV I Periode Y-on-Y II III IV Komulatif (Tahunan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 2014-2,65-2,53 3,21 8,67 10,94 2,52-0,20 6,42 4,80 2,19 5,53-3,97 6,68 11,72 20,96 12,54 10,48 13,80 Gambar 1 Pertumbuhan Produksi IMK Bali dan Nasional III dan Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) Gambar 2 Pertumbuhan Produksi IMK Bali dan Nasional 2014 dan Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 10.000 (%) 5.000.000 5.440 6.8 4.02 2.78 12.000 (%) 10.000 8.000 6.000 4.000 6.42 6.020 10.48 5.79 2.000-5.000 2014 : Nasional : Bali.000 2014 : Nasional : Bali Secara periode tahunan (y-on-y), sebagian besar pertumbuhan produksi bernilai positif kecuali ada 5 (lima) jenis industri yang berkontraksi negatif, yakni: (1) industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (kode KBLI 15) sebesar minus 15,83 persen, (2) industri mesin dan perlengkapan YTDL (kode KBLI 28) sebesar minus 12,53 persen; (3) industri minuman (kode KBLI 11) sebesar minus 6,21 persen; (4) jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (kode KBLI 33) sebesar minus 6,21 4

persen; dan (5) industri percetakan dan reproduksi media rekaman (kode KBLI 18) sebesar minus 2,23 persen. Sementara itu, terdapat 4 (empat) kontributor utama yang menunjukkan pertumbuhan produksi tertinggi di atas 15 persen, yakni: (1) industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (kode KBLI 20) sebesar 33,04 persen; (2) industri furnitur (kode KBLI 31) sebesar 29,36 persen; (3) industri pakaian jadi (kode KBLI 14) sebesar 17,46 persen; dan (4) industri tekstil (Kode KBLI 13) sebesar 15,42 persen. II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional, termasuk keberadaan industri manufaktur besar dan sedang di Bali. Pada (secara q-to-q), pertumbuhan produksi IBS di Bali mengalami kontraksi sebesar minus 0,38 persen. Artinya, pertumbuhan produksi IBS Bali pada triwulan kali ini mengalami pertumbuhan negatif, sebanding dengan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni III tahun yang juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,93 persen. Tabel 4 Pertumbuhan Produksi IBS Bali an Tahun 2014 (dalam persen) Tahun I Periode Q-to-Q II III IV I Periode Y-on-Y II III IV Komulatif (Tahunan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 2014-3,93 4,15-3,35 9,45 1,13 2,01-0,48 6,80 2,62-5,14 6,46-0,93-0,38 5,46 7,79 9,50 2,78 6,31 Gambar 3 Pertumbuhan Produksi IBS Bali dan Nasional III dan Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) Gambar 4 Pertumbuhan Produksi IBS Bali dan Nasional 2014 dan Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 2.000 1.69 10.000 (%) (%) 1.040 6,80.000-0.93-0.38 5.000 5.440 4.02 2.78-2.000 III : Nasional : Bali.000 2014 : Nasional : Bali 5

Kontributor utama yang mengalami pertumbuhan positif di atas tiga (3) persen, disumbangkan oleh (1) jenis industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) yang mengalami pertumbuhan sebesar 10,61 persen; (2) industri minuman (kode KBLI 11) sebesar 8,98 persen; dan (3) industri tekstil (kode KBLI 13) sebesar 3,08 persen. Kode KBLI Jenis Industri III Bali III Nasional (1) (2) (3) (4) (5) (6) 10 11 13 14 16 18 25 Industri Makanan Manufacture of food products Industri Minuman Manufacture of beverages Industri Tekstil Manufacture of textiles Industri Pakaian Jadi Manufacture of wearing apparels Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman Printing and reproduction of recorded Media Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Manufacture pf fabricated metal products, excepts machynery and equipment 31 Industri Furnitur Manufacture of furniture 32 Tabel 5 Pertumbuhan Produksi an (Q-to-Q) IBS Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit III - dan - (dalam persen) Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing 4,78-2,47 0,30-2,89-7,29 8,98-2,78 1,13 3,02 3,08 2,32 1,55 0,17 0,35-1,19-4,61-3,31 1,63-2,28 1,02-1,67-1,79 0,73-0,70 3,25 2,04-1,34 5,62 1,81-1,64-2,11-2,50-15,77 10,61 4,87-3,66 Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) -0,93-0,38 1,04 1,69 Secara periode tahunan (y-on-y), pertumbuhan produksi IBS Bali pada mengalami pertumbuhan sebesar 2,78 persen, dimana angka pertumbuhan tersebut berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh sebesar 4,02 persen pada periode yang sama (Tabel 6). Secara komulatif, yakni periode Januari s/d Desember, baik Industri Mikro-Kecil (IMK) dan Industri Besar-Sedang (IBS) mengalami pertumbuhan positif, yang masing-masing tumbuh sebesar 13,80 persen (tabel 3) dan 6,31 persen (tabel 4) dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Januari s/d Desember 2014. 6

Tabel 6 Pertumbuhan Produksi an (y-on-y) IBS Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit - 2014 dan - (dalam persen) Kode KBLI Jenis Industri Bali 2014 Nasional 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 10 Industri Makanan Manufacture of food products 11 Industri Minuman Manufacture of beverages 13 Industri Tekstil 14 Manufacture of textiles Industri Pakaian Jadi Manufacture of wearing apparels 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like -3,54 4,21 6,43 5,71-11,96-2,45 2,82-2,95-20,67-0,67-6,97 0,17-2,29 18,27-6,54-14,63 6,24-3,45 9,76-1,98 18 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman Printing and reproduction of recorded Media - 17,51 6,99 1,84 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Manufacture pf fabricated metal products, excepts machynery and equipment 31 Industri Furnitur Manufacture of furniture 32 Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing -13,12 10,44 8,28 6,20 11,01 6,36-2,05 3,70 10,72 6,27-0,13 2,10 Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) 6,80 2,78 5,44 4,02 7

III. Beberapa Konsep dan Definisi 1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilanya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang pada I Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Kode industri 10 : Industri Makanan Manufacture of food products Kode industri 11 : Industri Minuman Manufacture of beverages Kode industri 13 : Industri Tekstil Manufacture of textiles Kode industri 16 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, exept furnitur; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Kode industri 31 : Industri Furnitur Manufacture of furniture Kode industri 32 : Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing 8

Informasi lebih lanjut hubungi: Tri Erwandi, SE, M.Si. Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id