REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

Budaya instansi yang dimiliki oleh suatu instansi harus dapat mendukung visi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III PERUMUSAN MASALAH

DAFTAR PUSTAKA. Churchill, Gilbert A. & Dawn Iacobucci (2005) Marketing Research: Methodological Foundations, 9e, South Western, Ohio, USA.

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

4 BAB IV ANALISIS DAN INTEPRETASI DATA

Gambar 4.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten.

BAB III SOLUSI BISNIS. Untuk mendapatkan langkah pemecahan yang tepat dan tidak terlalu melebar

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa hasil akhir yang didapat

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

DAFTAR PUSTAKA. Hisrich, Robert D & Petters, Michael P, 2004, Entrepreneurship, McGraw Hills, New York.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III SOLUSI BISNIS

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

EKSPLORASI ISU BISNIS

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

DAFTAR PUSTAKA. 1. Hisrich, Robert D Petters, Michael P, 2004, Entrepreneurship, McGraw Hills, New York

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 448/P/SK/HT/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN STUDI KASUS PT PAYA PINANG PENELITIAN PROYEK AKHIR. Oleh: MUFTI ARDIAN NIM :

PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB III SOLUSI BISNIS. Pada prinsipnya penelitian dilakukan untuk menjawab masalah. Seperti yang telah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Universitas Indonesia

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dan menjaga mutu layanan yang dihasilkan oleh suatu instansi. Perkembangan teknologi juga semakin pesat, di samping

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

BAB III SOLUSI BISNIS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III SOLUSI BISNIS

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Tantangan Dasar Desain Organisasi

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

1. Jawaban Quiz. A. Direktur Utama

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan dapat menjadi sukses dalam waktu jangka

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 11 TAHUN 2009 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

Transkripsi:

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rekomendasi 4.1.1 Rekomendasi untuk Peningkatan Lingkungan Entrepreneurial Rekomendasi yang diberikan disini adalah untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh Rumah Sakit Mata Cicendo, sehingga instansi tersebut dapat mengatasi kesenjangan antara budaya perusahaan corporate entrepreneurship yang diinginkan, dengan budaya perusahaan yang ada saat ini. Diharapkan bahwa rekomendasi ini akan membawa perbaikan terhadap perilaku pengelolaan atau manajerial, untuk memperkuat budaya instansi yang diinginkan demi meningkatkan efisiensi, keefektifan serta produktivitas instansi. Dukungan terhadap penyediaan anggaran untuk penciptaan ide ide baru dan layanan baru memang telah dilakukan dengan baik oleh jajaran manajemen puncak instansi. Akan tetapi apabila dihadapkan pada kebutuhan untuk dana investasi tambahan di luar anggaran, demi menangkap peluang bisnis yang ada, instansi masih terbentur terhadap banyaknya persetujuan yang harus dilalui. Peluang bisnis tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Untuk itu instansi harus mencari cara untuk dapat menangkap peluang tersebut tanpa harus terbentur dengan ketidaktersediaan dana investasi. Kewenangan untuk mengelola keuangan secara mandiri telah diakomodir dengan dibentuknya Badan Layanan Umum, untuk itu diharapkan bahwa instansi juga mampu untuk dapat mengalokasikan dana investasi sehingga peluang yang ada dapat segera ditindaklanjuti, tentunya harus diiringi dengan ketaatan terhadap koridor hukum yang berlaku di Indonesia. 93

Perbaikan kondisi organisasi yang ada harus terus dilakukan lewat tindakan untuk memperbaiki mekanisme reward atau penghargaan yang lebih baik lagi kepada para pegawai, dibandingkan dengan yang ada saat ini. Penghargaan diberikan kepada pegawai yang melakukan penghematan biaya dan perbaikan proses bisnis, sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan keuntungan apabila belum mendapatkan peluang layanan baru. Dalam hal perencanaan strategi, Rumah Sakit Mata Cicendo harus lebih memperhatikan dan mengakomodir perubahan yang terjadi pada pasar. Dewasa ini perubahan terhadap perkembangan dunia kesehatan semakin meningkat dan berlangsung dengan cepat. Tidak hanya itu, kondisi persaingan dalam industri kesehatan juga semakin ketat. Rencana strategi yang dibuat oleh instansi juga harus dapat berubah dengan cepat, dan tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk meningkatkan daya saing instansi. Perencanaan strategi instansi ini sebaiknya dilakukan sendiri oleh instansi, sehingga apabila diperlukan tindakan yang cepat, maka dapat langsung dilakukan penyesuaian. Terkait dengan perencanaan strategi instansi, RSM Cicendo juga harus meningkatkan usaha untuk melakukan suatu analisis pasar untuk mengetahui kondisi persaingan yang sedang berlangsung, dan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan bagaimana persepsi mereka terhadap kualitas pelayanan instansi. Untuk dapat melakukan hal ini, maka harus dimulai dari komitmen manajemen puncak disertai dengan pemberian contoh yang nyata. Instansi harus lebih mendorong lagi untuk meningkatkan keberanian pegawai dalam rangka pengambilan risiko untuk menangkap peluang bisnis yang ada. Instansi harus melakukan suatu perubahan dalam memotivasi pegawainya untuk melakukan sesuatu hal yang baru sesuai 94

dengan intuisi, walaupun risikonya adalah kegagalan, sehingga pegawai dapat lebih bebas dalam berusaha. Organisasi harus dapat lebih fleksibel dalam menghadapi suatu masalah dan dalam melakukan penyesuaian terhadap suatu kondisi. Pemindahan pegawai ke beberapa fungsi yang berbeda harus terus dilakukan. Sehingga apabila suatu masalah terjadi, dan hal tersebut membutuhkan penyelesaian yang cepat, maka instansi memiliki banyak sumber daya untuk mengatasinya. Fleksibilitas organisasi juga terkait dengan peningkatan kecepatan dalam menghadapi masalah dan juga pembuatan keputusan. Masa depan adalah penuh dengan ketidakpastian. Organisasi yang dapat berhasil di masa depan seiring dengan ketatnya persaingan adalah organisasi yang terus melakukan inovasi dan selalu mengembangkan sesuatu yang baru, dan mengutip kata kata Gary Hamel, organisasi yang bertindak untuk memimpin suatu revolusi. Organisasi hendaknya selalu mendorong pegawainya untuk selalu melakukan eksperimen dan inovasi terhadap hal hal baru, salah satunya adalah melalui pemberian penghargaan untuk mereka yang berani melakukan suatu inovasi dan eksperimen. Untuk melakukan peningkatan terhadap orientasi individu pegawai dalam melaksanakan corporate entrepreneurship maka instansi harus berupaya untuk dapat menciptakan suasana intrapreneurial dalam organisasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan membuat lingkungan kerja yang penuh inovasi. Rumah Sakit Mata Cicendo harus terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan dimensi dimensi yang telah berada dalam kategori baik, seperti dalam hal kerjasama antar departemen atau fungsi, pemberian dukungan dari manajemen puncak terhadap pengembangan dan 95

pelaksanaan ide baru, kecepatan dalam menyelesaikan suatu masalah, dan tetap fokus pada pemberian pelayanan kesehatan mata yang terbaik untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 4.1.2 Rekomendasi untuk Peningkatan Entrepreneurial Leadership Dalam rangka mewujudkan lingkungan instansi yang mendukung pelaksanaan budaya entrepreneurial maka Rumah Sakit Mata Cicendo memerlukan pemimpin dengan tipe integrator, dalam hal ini sebaiknya adalah manajemen puncak instansi. Selain itu, peningkatan terhadap kemampuan para pemimpin yang ada di jajaran struktural dari Rumah Sakit Mata Cicendo, untuk menjadi seorang entrepreneurial leader harus dimulai dengan melakukan perubahan pada pola pikir para pemimpin yang ada. Perubahan ini dapat didorong dengan melakukan pelatihan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan entrepreneurship, atau dengan melakukan tukar pengalaman untuk mendorong munculnya motivasi dari para pemimpin. Selanjutnya dapat dilakukan pendelegasian wewenang terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya. Selain itu pemimpin yang memegang jabatan struktural bertanggung jawab dalam menciptakan suatu inovasi baru dalam seksi atau bagiannya masing masing, baik untuk perbaikan pada operasional instansi maupun dalam penciptaan suatu layanan baru sehingga diharapkan bahwa otonomi yang diberikan kepada para pemimpin dapat mendorong mereka untuk menerapkan prinsipprinsip entrepreneurial leader. Instansi dapat menugaskan kepada setiap pemimpin untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam rangka mendukung penciptaan iklim kreatif, dan memberikan tantangan kepada bawahannya untuk dapat mencari cara baru 96

dan berbeda dalam melaksanakan pekerjaannya, tanpa terhalangi oleh adanya prosedur birokrasi, yang dapat menghalangi pencapaian inovasi tersebut. Untuk dapat menerapkan perilaku entrepreneurial leader tersebut diperlukan adanya penciptaan lingkungan yang mendukung. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembagian atau penempatan posisi yang sesuai dengan karakter para pimpinan tersebut sehingga dapat sesuai antara tujuan dengan fokus dari pemimpin tersebut. 4.2 Rencana Implementasi Langkah langkah yang diusulkan dalam rencana implementasi ini berusaha untuk mengakomodir kekurangan kekurangan yang ada dalam hasil analisis terhadap dimensi dari corporate entrepreneurship pada Rumah Sakit Mata Cicendo, seperti terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini. Gambar 4.1. Usulan Rencana Implementasi 97

1. Memunculkan kebutuhan akan perubahan. Pada tahapan atau langkah yang pertama ini, instansi melakukan analisis pasar untuk mengetahui bagaimana kondisi persaingan saat ini, dan juga untuk mengidentifikasi krisis yang mungkin timbul atau bahkan peluang besar yang masih terbuka. 2. Penentuan Visi & Misi. Berdasarkan hasil masukan dari analisis pasar yang telah dilakukan sebelumnya, instansi kemudian harus meninjau kembali visi dan misi yang ada saat ini untuk disesuaikan terhadap kebutuhan yang akan datang. 3. Pembuatan rencana strategi. Visi dan misi yang telah ditentukan menjadi dasar acuan dalam pembuatan rencana strategi instansi. Rencana strategi ini harus berorientasi kepada konsumen dan berlandaskan pada proses inovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 4. Mengkomunikasikan Visi, Misi & Rencana Strategi. Dalam tahapan ini, instansi harus mengkomunikasikan mengenai visi, misi, dan rencana strategi yang telah dibuat kepada segenap instansi. Pada tahapan ini pihak manajemen puncak dapat memberikan suatu dorongan kepada seluruh instansi untuk melaksanakan budaya entrepreneurial dengan memberikan contoh dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari. 5. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan sumber daya manusia ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan dalam pelaksanaan budaya entrepreneurial dengan cara terus melakukan dukungan terhadap pegawai yang melakukan suatu perbaikan, atau inovasi dan bereksperimen terhadap hal hal baru, dan juga mendorong para pegawai untuk dapat lebih 98

berani dalam melakukan pengambilan risiko. Pada tahapan ini instansi juga dapat menghargai dan memberikan reward kepada pegawai yang telah melakukan perbaikan dan juga kepada pegawai yang berani untuk mencoba sesuatu yang baru. 6. Menciptakan organisasi yang fleksibel Tahapan terakhir yang harus dilakukan oleh instansi, dalam rangka memperbaiki dan melaksanakan serta menumbuhkan budaya entrepreneurial, adalah dengan menciptakan suatu organisasi yang fleksibel Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pelatihan dan juga rotasi pegawai sehingga diharapkan bahwa seluruh pegawai RSM Cicendo dapat turut serta dalam penyelesaian suatu masalah apabila dituntut pengambilan keputusan yang cepat. Rencana implementasi ini dibuat sebagai panduan terhadap langkah langkah yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit Mata Cicendo apabila ingin melaksanakan proses transformasi terhadap budaya instansi yang ada saat ini sehingga dapat menjadi instansi yang entrepreneurial. 99