BAB I PENDAHULUAN. persyaratan antara lain sebagai berikut : cabang-cabang yang bisa mengurangi kualitas.

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEBEL

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah

PELUANG BISNIS FURNITURE

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring,

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian, mempunyai peran strategis dalam pemulihan ekonomi. nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an. hektar terdiri dari hutan permanen, yang menghasilkan pepohonan seperti teak,

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan menjadi sangat ketat. Ditambah lagi saat ini Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan transportasi. Globalisasi berarti menyatukan pasar domestik

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri nyaris tidak ada perbedaan karena kemudahan akses dari barang dan informasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

Boks. Perkembangan Terkini Beberapa Sektor Ekonomi Utama di Kalimantan Timur Sehubungan dengan Krisis Keuangan Global

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan.

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Proposal Usaha Kerajinan Rotan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan struktur dan sistem ekonomi di Indonesia mengingat jenis kegiatan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Adanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dalam berbagai pameran berskala internasional diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia.

BABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia yang masih dilanda krisis dan mau tidak mau harus berbenah

B A B I P E N D A H U L U A N

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global

BAB 1 PENDAHULUAN. pesaing yang ada sekarang dan para pesaing potensial, yang setiap saat bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perbatasan antar negara seakan tidak terlalu berarti. Terlebih lagi saat ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai macam tantangan baik dari luar maupun dari dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

Pengantar Bisnis. Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. atau memperluas usahanya. Oleh karena itu sumber daya yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam menggerakkan roda operasional perusahaan. berperan aktif secara efektif dan efisien. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai kespesifikan dalam hal Sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. potensi usaha yang terkenal. Potensi usaha masyarakat yang dari Cirebon salah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan sumber daya yang melimpah terutama di sektor perhutanan yang menghasilkan bahanbahan material mentah sebagai bahan baku utama untuk industri mebel. Bahan baku utama dalam pembuatan furniture adalah bahan kayu yang berupa kayu log/gelondongan atau kayu olahan. Dalam pembuatan furniture kayu pada dasarnya tergantung dari jenis serta mutu kayu olahan yang akan dipergunakannya, yang penting dalam pembuatan furniture kayu tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain sebagai berikut : 1. Bahan baku kayu tidak mempunyai cacat atau tanda potongan dari cabang-cabang yang bisa mengurangi kualitas. 2. Kayu yang kena serangga, jamur atau bakteri tidak boleh dipergunakan 3. Ujung-ujung atau sisi-sisi dari bagian-bagian suatu furniture yang menonjol harus ditumpulkan agar tidak membahayakan bagi pemakai. Sedangkan beberapa jenis kayu yang secara spesifik sering digunakan dalam pembuatan furniture antara lain : - Kayu Jati - Kayu Mahoni. 1

- Kayu Sonokeling - Kayu Rimba - Kayu Pinus - Kayu Meranti - Kayu Jelutung - Kayu Karet (dengan proses khusus) - Kayu Olahan (Plywood, Particle board) - MDF (Medium Density Fibreboard) - Dan Kayu lainnya Selain jenis-jenis kayu tersebut dapat pula digunakan jenis kayu lainnya yang penting jenis kayu tersebut mempunyai sifat-sifat yang harus dapat dipenuhi untuk keperluan pembuatan furniture antara lain : a. Mempunyai sifat penampilan permukaan yang bagus (mempunyai sifat dekoratif) b. Mempunyai sifat keras/awet (tidak mudah dimakan rayap/serangga) c. Mempunyai sifat-sifat struktural yaitu seratnya lurus dan cukup panjang. Adapun kandungan air yang ada dalam kayu sebagai bahan mebel juga harus diperhatikan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas/mutu produk furniture yang dapat menimbulkan 2

pengembangan/penyusutan yang tidak teratur, retak-retak/pecah, bengkok/melengkung dan melintir. Apabila furniture tersebut ditempatkan pada kondisi kandungan udara dengan perubahan iklim udara yang cukup tinggi perlu disesuaikan dengan kondisi kayu melalui pengurangan kadar air. Untuk produk furniture kayu kadar air yang aman adalah 0-12 %. Pengurangan kadar air bahan mebel dapat dilakukan melalui proses pengeringan/pengovenan. Indonesia memiliki semua persyaratan yang spesifik untuk membuat suatu mebel yang baik karena selain bahan baku yag melimpah juga didukung oleh iklim yang tropis yang sangat mendukung suatu pembuatan mebel yang sempurna. Akan tetapi di tengah era globalisasi seperti sekarang ini, dimana persaingan menjadi sangat ketat, dan banyaknya perubahan politik yang tak terduga sehingga memberikan dampak besar dalam bidang ekonomi. Situasi dan kondisi seperti ini kurang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan mebel lokal di indonesia, karena mereka semakin sulit untuk memasarkan produknya di pasar indonesia, dengan adanya persaingan dari perusahaan-perusahaan asing yang semakin ketat. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Sehingga tak heran kalau Indonesia terkenal sebagai negara eksportir komoditi berbagai macam bahan baku seperti kayu dan rotan sebagai bahan baku furniture. Namun sangat disayang ditengah melimpahnya bahan baku yang dimiliki, nilai ekspor furniture Indonesia kurang dari 3% ekspor furniture dunia. Indonesia kalah jauh dari China yang nilai ekspor furniturenya mencapai 45%. Padahal 3

notabennya China merupakan importir terbesar produk hutan Indonesia (kayu dan rotan). Seharusnya Indonesia lebih unggul dari China, karena selain memiliki bahan baku yang melimpah, bangsa kita juga memiliki kemampuan SDM yang tak kalah dengan luar negeri, seperti China. Hanya saja bangsa kita sepertinya terlalu dimanjakan oleh kekayaan alam yang ada sehingga kebanyakan hasil bumi kita hanya dijual sebagai bahan mentah saja. Padahal kalau bahan-bahan mentah tersebut dibuat atau diolah menjadi sebuah barang/produk jadi, maka dapat dipastikan akan menciptakan multiplier effect yang sangat besar bagi roda perekonomian Indonesia. Sudah saatnya Indonesia dikenal sebagai eksportir produk-produk jadi, tidak lagi hanya sebagai eksportir bahan mentah. Furniture kayu (Wooden Furniture) adalah salah satu komoditi ekspor industri kreatif unggulan Indonesia selama ini. Negara-negara seperti Amerika, Jepang, Belanda, Francis dan Inggris merupakan tujuan utama pasar ekspor produk-produk funiture kayu dari Indonesia. Dan Amerika merupakan yang terbesar, sekitar 32% dari total ekspor produk furniture kayu Indonesia. Namun data tersebut sebelum resesi ekonomi melanda Amerika dan dunia seperti sekarang. Sekarang nilai ekspor furniture kayu Indonesia tentu saja mengalami penurunan. Di samping faktor pendukung ekspor tersebut, furniture Indonesia menghadapi sejumlah hambatan 4

Illegal lodging, penebangan liar yang sebagian dijual keluar negeri masih banyak terjadi di Indonesia. Dampak buruk pertama, bahan baku furniture akan semakin langka dan mahal. Sehingga hali ini meningkatkan biaya produksi dan harga jual. Dampaknya, daya saing produk di pasar global menurun. Kedua, penebangan liar hutan tropis,paru-paru dunia, mengancam pemanasan global. Negara-negara yang peduli untuk mengerem pemanasan global membuat regulasi dalam menerima furniture dari Indonesia. Mereka membatasi impor dari Indonesia dengan membatasi jumlah (kuota), dan mensyaratkan furniture kayu (wooden furniture) Indonesia berasal dari kayu bersertifikat. Sayangnya sertifikasi kayu ini dikeluarkan oleh lembaga dari luar negeri dan berbiaya mahal, sehingga membebani ongkos produksi furniture kayu Indonesia. Pemasaran furniture Indonesia ke pasar global masih pasif, sehingga peluang pasar yang luas menjadi tidak kelihatan. Pada umumnya pengusaha mencari pelanggan dengan menunggu calon pelanggan datang, maksimal dengan cara pameran. Hampir tidak ada upaya untuk mengenal selera pasar pemakai akhir (end user), menyesuaikan produk, harga, dan citra dengan selera pasar, mengidenfikasi jalur distribusi, dan melakukan pendekatan pada jalur distribusi, atau membangun jalur distribusi di luar negeri. Hampir tidak ada eksportir furniture Indonesia yang mempunya kantor perwakilan di luar negeri. Pemasaran pasif ini hanya mempertemukan pengusaha furniture dengan broker-broker yang memperpanjang rantai distribusi. 77% ekspor furniture Indonesia terkonsentrasi pada Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan Australia. Dampak negatif dari konsentrasi tersebut 5

adalah: konsekuensi kerugian di bidang ekonomi dan perdagangan, ketika permintaan furniture di negara-negara tersebut mengalami perubahan drastis (seperti kondisi ekonomi global saat ini). Untuk produk ekspor, furniture Indonesia tidak mendesain sendiri produknya. Pembelilah yang menyediakan desainnya. Perusahaan furniture hanya menjadi tukang jahit atau istilah teknisnya original equipment manufacturer (OEM). Cara seperti ini menghalangi furniture Indonesia memasuki pasar yang lebih luas. Dampak lainnya, industri furniture Indonesia mudah jatuh pada banting harga, karena buyer yang menyediakan desain ini bisa menawarkan ke banyak perusahaan. Kemahiran ukir pengrajin Indonesia kurang didukung dengan standarisasi kualitas produk, sehingga merusak citra furniture Indonesia. Rusaknya citra ini mengurangi minat pembeli dari luar negeri, dan pada akhirnya mengurangi permintaan mereka. Kurangnya standar ini antara kandungan air masih tinggi sehingga mudah retak dan masih menggunakan teknologi manual sehingga antara produk sejenis terdapat perbedaan desain. Ketepatan waktu produksi juga masih kurang sehingga mengecewakan pelanggan. Dengan gambaran keadaan alam dan ekonomi Indonesia seperti yang telah dikemukakan diatas, perusahaan-perusahaan mebel lokal harus mampu mengelola sumber dayanya secara efektif dan efisien, agar dapat berlari sejajar dengan para pesaing-pesaing asing. Pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien dapat 6

mempertahankan eksistensi perusahaan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. Upaya lain yang dilakukan adalah perusahaan-perusahaan mebel lokal harus cepat tanggap terhadap peluang-peluang yang ada, khususnya bagi konsumen yang loyal terhadap produk lokal. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah perusahaan lokal kurang mampu untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan asing. Faktor-faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah kelihaian perusahaan asing dalam mengolah sumber daya dan mampu memproduksi suatu produk dengan lebih efisien dan efektif, serta ditunjang dengan harga yang relatif terjangkau. Keunggulan dari perusahaan asing yang tampak begitu nyata adalah mereka mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, dalam artian memiliki keterampilan, pola pikir, semangat kerja, dan integritas yang tinggi. Melihat kenyataan tersebut negara kita harus lebih bekerja keras untuk lebih efektif dan lebih berdaya guna agar dapat bersaing dengan perusahaan asng. Hal ini tentu harus didukung dengan peningkatan kualitas dan pengolahan keterampilan sumber daya manusia yang lebih baik lagi. Manusia adalah elemen terpenting yang menentukan jalan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan karena manusia bersifat merencanakan, mengatur, merancang dan memproduksi barang dan jasa, melakukan pemasaran, mengawasi kualitas barang yang dijual, 7

mengatur keuangan, juga menentukan seluruh tujuan serta membuat berbagai macam strategi bagi tercapainya tujuan perusahaan. Perusahaan membutuhkan sistem yang mampu bekerja secara dinamis dan dapat bersinergi dengan hal-hal lain untuk mencapai suatu tujuan yang ditargetkan. Dalam sistem yang yang bersifat dinamis ini, harus melibatkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang praktis, teknologi, dan kebijakan dalam perusahaan yang dapat mendukung interaksi antara sumber daya manusia dengan teknologi. Akan tetapi yang namanya sistem tidak mungkin selamanya lancar-lancar saja, selalu terdapat masalah ataupun kendala yang menghadang dan harus diantisipasi sedini dan seefektif mungkin. Misalnya seperti mengolah dan menghasilkan sumber daya manusia yang potensial, selalu terdapat kendala yang bersumber pada besarnya motivasi yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mampu mengantisipasi, dengan cara memberikan dorongan motivasi bagi para karyawannya, sehingga dapat sesuai dengan apa yang perusahaan butuhkan. Perusahaan tentunya mengharapkan sikap positif dari para karyawannya, untuk suatu kinerja yang maksimal. Masalah-masalah yang muncul seringkali memberikan dampak yang menghambat terhadap kinerja perusahaan. Hal ini terjadi pada Ligna Furniture (PT Hadinata Brothers.Co) Distributor Cabang Bandung, yaitu dengan adanya penurunan tingkat disiplin, pemakaian dana perusahaan yang kurang transparan, tingkat interaksi yang rendah antara manajer dan 8

staff bawahan, faktor-faktor inilah yang menyebabkan kinerja menjadi kurang maksimal dalam perusahaan, dampaknya adalah penurunan tingkat produksi, penurunan tingkat kualitas barang yang dihasilkan, dan sebagainya. Dari dugaan sementara diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan kurang termotivasi untuk melakukan kinerjanya. Oleh karena itu masalah-masalah tersebut harus segera diselesaikan agar rencana-rencana dan tujuan stratejik perusahaan dapat tercapai. Untuk itu dalam memotivasi para karyawannya perusahaan harus mempunyai bermacam-macam cara yang mesti ditempuh untuk merangsang motivasi karyawan itu sendiri, akan tetapi sebelumnya perusahaan mesti menjelaskan maksud dan tujuan juga visi dan misinya serta jalannya kinerja secara spesifik. Hal ini bertujuan agar karyawan dapat mengerti tugasnya terhadap perusahaan serta hasil kinerjanya terhadap perusahaan dengan lebih mendalam, disebabkan perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk mengetahui apa yang dapat memotivasi mereka, selain itu membantu mereka untuk menghubungkan semua motivasi mereka dengan tujuan dan aktivitas perusahaan. Dengan begitu, perusahaan akan secara positif mempengaruhi prestasi kerja setiap karyawan. Pada dasarnya manusia akan semakin termotivasi apabila disertai pemenuhan kebutuhan dasarnya terpenuhi. Disini perusahaan harus dapat tanggap dan mengerti akan apa yang mempengaruhi faktor tersebut. Pemenuhan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh karyawan 9

dan diberikan oleh perusahaan berupa balas jasa terhadap kinerja yang diberikan oleh karyawannya, misalnya dengan adanya pemberian penghargaan, bonus, promosi jabatan, penerapan UMR, atau apapun yang dapat merangsang peningkatan motivasi karyawan. Dengan adanya feedback dari perusahaan, pada intinya perusahaa menginginkan karyawan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, seperti menunjukan integritas, loyalitas terhadap pekerjaan dan perusahaan, tingkat produktivitas meningkat, perbaikan kinerja, menghargai kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Untuk memudahkan upaya pengambilan keputusan terhadap pemberian penghargaan kepada karyawan-karyawan yang pantas mendapatkannya, perusahaan memerlukan sarana yang dapat digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja karyawan yaitu melalui penilaian prestasi kerja. Penilaia prestasi kerja diharapkan mampu menjadi pendorong motivasi bagi karyawan itu sendiri untuk menunjukan kemampuan dan keahlian yang optimal. Nama merek Ligna Furniture yang dibentuk dalam PT. Hadinata Brothers & Co, yang didirikan pada tahun 1975 oleh Bambang Rudi Hadinoto dan Julius Hadinata, merupakan salah satu perusahaan industri manufaktur terbesar di Indonesia yang memproduksi furniture, panel, rotan. Produk dipasarkan ke pasar ekspor maupun pasar lokal. Perusahaan ini mendirikan anak perusahaan 10

sebagai jalur distribusi pemasaran produknya di berbagai kota di Indonesia, dan salah satunya adalah di kota Bandung. Sumber daya manusia sangat penting perannya sebagai elemen penggerak pemasaran. Maka dari itu prusahaan harus dapat mengelola sumber daya manusianya dengan maksimal. Melihat pentingnya peran sumber daya manusia, maka phak perusahaan perlu memberikan perhatian terhadap masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusa yang dimiliknya. Salah satu yang menjadi perhatian perusahaan adalah tingkat motivasi kerja. Salah saatu cara menigkatkan motivasi kerja adalah dengan adanya program penilaian prestasi kerja. Setelah melihat hal-hal tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan sebuah penelitian mengenai sejauh mana efektifitas program penilaian prestasi kerja dapat berpengaruh pada peningkatan motivasi kerja karyawan. Berdasarkan pemikiran diatas, penulis bermaksud melakukan analisa kuantitatif tentang pengaruh penilaian prestasi kerja karyawan dalam kaitannya dengan peningkatan motivasi kerja karyawan. Hasil Penelitian tersebut peneliti tuangkan dalam skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada Ligna Furniture distributor cabang Bandung.. 11

1.2 Identifikasi Masalah Faktor penting dalam perusahaan tidak lain adalah sumber daya manusianya, karena manusia merupakan penghasil prestasi yang mempengaruhi tingkat prestasi perusahaan. Oleh karena itu untuk meningkatkan, memelihara, mengendalikan prestasi yang dihasilkan, perusahaan sudah seharusnya mendukung dan memberi perhatian khusus untuk menunjang prestasi yang diinginkan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan penilaian prestasi kerja. Hasil penilaian prestasi kerja ini berfungsi sebagai dasar dan umpan balik dalam kegiatan perusahaan, misalnya perekrutan, seleksi, sistem imbalan, orientasi, penempatan, pelatihan, dan sebagainya. Hal-hal yang melatarbelakangi peneliti untuk mengidentifikasikan beberapa masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja di Ligna Furniture distributor cabang Bandung? 2. Bagaimana motivasi kerja karyawan di Ligna Furniture distributor cabang Bandung? 3. Bagaimana pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan di Ligna Furniture distributor cabang Bandung? 12

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana Ligna Furniture distributor cabang Bandung, menerapkan penilaian prestasi kerja untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui Penilaian prestasi kerja yang dilakukan di Ligna Furniture distributor cabang Bandung. 2. Untuk mengetahui motivasi kerja Ligna Furniture distributor cabang Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap motivasi karyawan Ligna Furniture distributor cabang Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan di bidang penilaian prestasi kerja karyawan dalam kaitannya dengan peningkatan motivasi kerja karyawan. 2. Manfaat Praktis Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam kaitan dengan pengembangan perusahaan di masa mendatang, khususnya dalam 13

peningkatan motivasi kerja karyawan melalui pelaksanaan penilaian prestasi kerja. 14