II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan,

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada

BAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.

BAB II KAJIAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

BAB II KAJIAN TEORITIK

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

BAB II LANDASAN TEORI. Novi Sri Rahayu, dkk (2013) menyimpulkan bahwa s iswa dengan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel A, kita mengatakan arah variabel itu dari A ke B bukan dari B ke A.

BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Variabel bebas atau Independent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih guru, yaitu yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rakhmad, persepsi adalah Pengalaman tentang objek peristiwa atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD. Afandi Roqit

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE DIDUKUNG MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN PENTINGNYA KOPERASI DALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Macam-Macam Model Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar 2008:42), penelitian tindakan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

I. PENDAHULUAN. Sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara

BAB I PENDAHULUAN. Mohammad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, (Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2009), hlm

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRASTIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH :

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

LEMMA VOL I NO. 1, NOV 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

Transkripsi:

10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 2. 1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Efektivitas Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Selanjutnya menurut Soewarno Handayaningrat dalam Ali Muhidin menyatakan bahwa : efektivitas merupakan pengukuran dalam arti terperincinya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas- pembelajaran.html). Menurut Chung dan Maginson yang dikutip Mulyasa menyatakan bahwa efektivitas merupakan kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota (Mulyasa,2009:173). Menurut Purwadarminta yang dikutip Diah Yusni di dalam pengajaran efektivitas berkenaan dengan pencapaian tujuan, dengan demikian analisis tujuan merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran (dalam skripsi Diah Yusni,2010:10).

11 Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada suatu sistem berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah komponen-komponen yang membentuk efektivitas model pembelajaran. Komponen-komponen yang membentuk suatu model pembelajaran terdiri dari : 1. Fokus Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus merujuk pada tujuan apa yang hendak dicapai dari model pembelajaran tersebut. 2. Sintaks Sintaks atau tahapan dari model yang mengandung uraian tentang model dalam tindakan. Sintaks merupakan tahapan-tahapan yang jelas dari keseluruhan program pembelajaran. 3. Sistem sosial Sistem sosial dalam pembelajaran menggambarkan hubungan antara guru dan murid yang baik. Dalam pembelajaran peranan guru dan siswa yang baik akan mengajarkan sikap, keterampilan, dan lain-lain. 4. Sistem pendukung Sistem pendukung merupakan elemen yang penting dalam pembelajaran, tersedianya sistem yang mendukung akan memberikan kemudahan guru dan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik. Sistem pendukung ini dapat berupa kelengkapan belajar seperti media, dan sumber belajar (Wahab,2012:53). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas dalam penelitian ini yakni ketepatgunaan atau kesesuaian model pembelajaran yang digunakan dalam

12 mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mengacu pada efektivitas model pembelajaran cooperative group investigation (GI) apabila melalui tahapan-tahapan yang termasuk dalam komponen model pembelajaran yakni fokus, sintaks, sistem sosial, dan sistem pendukung dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI IPA 2 MA Darul A mal Metro. 2.1.2 Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation (GI) Model pembelajaran cooperative group investigation (GI) adalah metode yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976), lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran diruang kelas. Dalam metode group investigation (GI) siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tugas atau proyek yang berbeda. Dalam kelompoknya setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya didepan kelas. Semua anggota harus turut andil dalam menentukan topik penelitian apa yang akan mereka ambil. Mereka pula yang memutuskan sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau investigasi ini mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berpikir tinggi, seperti membuat sistesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir (Huda,2011:123). Secara umum guru merancang sebuah topik yang cakupannya luas, dimana siswa selanjutnya membagi topik tersebut kedalam subtopik. Subtopik ini merupakan

13 hasil perkembangan dari ketertarikan dan latarbelakang siswa yang sama halnya dengan pertukaran gagasan diantara para siswa (Slavin,2005:216). Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan model pembelajaran cooperative group investigation (GI) ada 6 tahap. Tahapan-tahapan tersebut yakni: 1. Tahap pertama : Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen Guru membantu dalam pengumpulan informasi memfasilitasi pengaturan 2. Tahap kedua : merencanakan tugas yang akan dipelajari Para siswa merencanakan bersama mengenai : Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa? (pembagian tugas) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini? 3. Tahap ketiga : melaksanakan investigasi Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan

14 Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan 4. Tahap keempat : menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi 5. Tahap kelima : mempresentasikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas 6. Tahap keenam : evaluasi Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka

15 Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pemikiran paling tinggi (Slavin, 2005:218). Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation (GI) Adapun kelebihan dari model pembelajaran cooperative group investigation (GI) yakni : 1. Siswa belajar secara bebas, baik individu maupun kelompok 2. Guru hanya sebagai mediator, siswa dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan gagasan awal mereka dalam memahami situasi baru 3. Dapat membantu siswa mengobservasi secara rinci dan sistematis 4. Membantu siswa dalam menerima masukan orang lain/lingkungannya. 5. Membantu siswa mampu menganalisis suatu masalah 6. Membantu siswa lebih aktif, mandiri dan berani dalam memecahkan masalah pembelajaran. Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation (GI) Apabila ada kelebihan pastilah ada kekurangan. Kekurangan dari model pembelajaran cooperative group investigation (GI) yakni : 1. Memerlukan waktu yang cukup banyak 2. Kurang sesuai jika digunakan di kelas-kelas rendah 3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar mendiskusikan

16 dengan kelompok dalam pemecahan masalah (dalam skripsi Sulastri,2011:30). Jadi melalui model pembelajaran cooperative group investigation (GI) suasana belajar terasa lebih efektif. Dalam proses belajar kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa kelas XI IPA 2 MA Darul A mal Metro untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pelajaran sejarah. 2.1.3 Konsep Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang artinya pohon atau keturunan atau asal-usul yang kemudian berkembang sebagai kata dalam bahasa Melayu Syajarah yang akhirnya berkembang menjadi kata sejarah dalam bahasa Indonesia (Maskun,2010:12). Perkataan sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata-kata history (Inggris), Geschichte (Jerman), dan Geschiedenis (Belanda) semuanya mengandung arti yang sama ialah cerita tentang peristiwa dan kejadian pada masa lampau. Menurut Poerwadarminta yang dikutip Hugiono dan Poerwantana sejarah mengandung tiga pengertian : 1. Kesusasteraan lama, silsilah, asal-usul 2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau 3. Ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, serta riwayat (Hugiono dan Poerwantana,1992:1).

17 Menurut Wilhelm Buer dalam Hugiono dan Poerwantana sejarah ialah ilmu yang meneliti gambaran dengan penglihatan singkat untuk merumuskan fenomena kehidupan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi karena hubungan manusia dengan masyarakat, memilih fenomena tersebut dengan memperhatikan akibat-akibat pada zamannya serta bentuk kualitasnya dan memusatkan perubahan-perubahan itu sesuai dengan waktunya serta tidak akan terulang lagi (irreproducible) (Hugiono dan Poerwantana, 1992:5). Selanjutnya Roeslan Abdulgani berpendapat yang dikutip Hugiono dan Poerwantana sejarah itu ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan (Hugiono dan Poerwantana,1992:4). Menurut pendapat Maskun pengertian sejarah yaitu sebagai suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang suatu yang telah dialami (termasuk yang diucapkan, dipikirkan dan dilaksanakan) oleh manusia dimasa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri atau diketahui masa sekarang (Maskun,2010:14). Dapat disimpulkan pengertian sejarah yakni peristiwa atau kejadian yang terjadi dimasa lampau yang memiliki dampak terhadap lingkungan dan zamannya pada saat itu yang meninggalkan jejak dan bukti-bukti yang masih dapat ditelusuri hingga saat ini.

18 2.2 Kerangka Pikir dan Paradigma 2.2.1 Kerangka Pikir Efektivitas suatu kegiatan belajar dapat berdampak pada hasil belajar yang maksimal. Selain hasil belajar, efektivitas penggunaan model pembelajaran akan berdampak pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk mampu menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar maupun aktivitas positif dalam proses belajar. Efektivitas tidak hanya dilihat dari hasil belajar namun juga dapat dilihat dari bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Suatu model pembelajaran dirancang sedemikian rupa oleh para ahli pendidikan agar dalam penerapannya aktivitas pembelajaran dan hasil belajar dapat mencapai hasil yang optimal, karena dalam suatu model pembelajaran terdapat komponen-komponen yang membentuk efektivitas model pembelajaran tersebut dalam mencapai tujuannya. Komponen-komponen tersebut terdiri dari fokus, sintaks, sistem sosial, dan sistem pendukung. Salah satu model pembelajaran yang sesuai diterapkan dalam pelajaran sejarah yakni model pembelajaran cooperative group investigation (GI). Model pembelajaran cooperative group investigation (GI) merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative yang menekankan pada penelusuran lebih dalam pada sebuah topik yang akan dipelajari. Topik yang ditelusuri lebih dalam merupakan subtopik yang telah menjadi pilihan para siswa atas dasar ketertarikan terhadap subtopik tersebut. Sehingga para siswa akan berusaha untuk aktif dan kreatif mencari tahu apa yang ingin mereka ketahui lebih dalam dengan mencari informasi dari berbagai sumber.

19 2.2.2 Paradigma Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation (GI) Fokus Sintaks Sistem sosial Sistem pendukung Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation (GI) Keterangan : : Garis proses : Garis hasil

20 REFERENSI Mulyasa.2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru, dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm. 173 Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta. Hlm. 53 Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hlm.123 Robert E Slavin. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Hlm.216 Ibid. Hlm. 218 Maskun. 2010. Manusia dan Sejarah. Bandar Lampung : Universitas Lampung Press. Hlm. 12 Hugiono, dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm.1 Ibid. Hlm. 5 Ibid. Hlm. 4 Maskun. Op. cit. Hlm. 14 Sumber Lain: Ali Sambas Muhidin dalam (http://sambasalim.com/pendidikan/konsepefektivitas-pembelajaran.html) diakses 19 Maret 2014 pukul 10.00 WIB Skripsi : Diah Yusni Indra Syari. 2010. Efektivitas Metode Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA N 9 Bandar Lampung T.P 2009/2010. Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung Press. Hlm. 10

Sulastri. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Segiempat Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 4 Juwana Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang : IKIP PGRI Seamarang (online yang diunduh pada 27 Maret 2014 pukul 14.00 WIB). Hlm. 30 21