PENDAHULUAN. 2011:18-19). Hal ini serupa dengan yang diutarakan oleh Rovia (2013:1) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukiro (1996: 33), pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. dokumen RPJP Provinsi Riau tahun , Mewujudkan keseimbangan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

Herdiansyah Eka Putra B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan upaya untuk mengubah kondisi kehidupan dari yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin (Todaro, 2011:18-19). Hal ini serupa dengan yang diutarakan oleh Rovia (2013:1) dalam penelitiannya bahwa pembangunan merupakan suatu proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, berdaya saing, maju dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan meliputi berbagai aspek dalam kehidupan yang saling berkaitan satu sama lain dengan kedudukan yang hampir sama, dimana apabila salah satu ada yang tidak berjalan, maka berdampak ke yang lain. Menurut Todaro (2011:133) pembangunan adalah sebuah proses multidimensi yang mencakup reorganisasi dan reorientasi seluruh sistem ekonomi dan sosial. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan kelembagaan. Perbaikan kelembagaan yang dimaksud adalah aturan main (rule of the game) baik formal maupun informal, dan organisasi (players) yang mengimplementasikan aturan main tersebut. (Arsyad, 2010:11-12) Pelaksanaan pembangunan ekonomi di Indonesia ada berbagai macam, salah satunya adalah pembangunan ekonomi daerah. Menurut Arsyad (2010:374), pembangunan ekonomi daerah didasarkan pada ciri khas (unique value) dari daerah bersangkutan (endegenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya

manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik lokal (daerah). Proses pembangunan ekonomi daerah untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi, atau secara singkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur penting dalam menentukan keberhasilan ekonomi. Proses pertumbuhan ekonomi sendiri dapat dilihat dari peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Indikasi peningkatan produksi barang dan jasa dalam ekonomi daerah dapat diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto.(Sakita, 2013:502) Berikut adalah grafik Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah periode 2009 2013 berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, 6 5,8 5,84 5,9 5,78 5,76 5,6 5,4 5,2 5,14 5 4,8 4,6 Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013 dalam Persen Selama beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami perubahan yang cukup fluktuatif. Terlihat, pada tahun 2010 mengalami kenaikan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 5,84% dari tahun sebelumnya, hingga akhirnya mencapai titik tertinggi pada tahun 2011 dengan pertumbuhan sebesar 5,9%. Akan tetapi, pertumbuhan tersebut tidak dapat berlangsung secara terus-

menerus, pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah adalah 5,78%, lebih rendah 0,12% dari tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kembali mengalami penurunan menjadi 5,76%, lebih rendah 0,02% dari tahun 2012. Dalam meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, sektor luar negeri berperan sangat penting, hal tersebut dikarenakan sistem perekonomian terbuka yang dianut Indonesia (Luh, 2015:2). Sektor luar negeri sendiri bermacam-macam, salah satunya yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia adalah perdagangan internasional atau yang dimaksud ekspor dan impor. Menurut Tambunan (dalam Barianto, 2014:3) Ekspor berperan sangat penting, yakni sebagai penggerak perekonomian. Ekspor menghasilkan devisa yang selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai impor dan pembangunan sektorsektor ekonomi dalam negeri, sehingga dapat dibilang secara teoritis bahwa ekspor, cadangan devisa dan pertumbuhan ekonomi memiliki korelasi positif. Sedangkan, impor memiliki dua persoalan: pertama, jika impor lebih besar dari ekspor, maka cadangan devisa akan berkurang, dengan asumsi adanya korelasi negatif antara impor dan cadangan valuta asing (valas). Kedua, apabila sebagian besar barangbarang impor merupakan barang konsumsi, bukan barang modal. Hal tersebut dapat menghindarkan iklim ekonomi global yang terjadi saat ini, meskipun banyak negara telah terintegrasi dengan dunia global. Berikut adalah grafik yang menggambarkan kondisi Ekspor dan Impor Jawa Tengah pada beberapa tahun terakhir ini,

$18,000 $16,000 $14,000 $12,000 $10,000 $8,000 $6,000 $4,000 $2,000 $- Ekspor Impor Gambar 1.2 Ekspor dan Impor Jawa Tengah tahun 2009-2013 dalam Miliar US$ Ekspor dan Impor Jawa Tengah dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, akan tetapi kuantitas kenaikan dari Ekspor masih kalah dengan Impor dimana dalam pandangan ekonomi hal tersebut tergolong kurang baik. Ekspor yang lebih tinggi dibandingkan Impor, akan dapat membangun sebuah Perekonomian, namun melihat kondisi sekarang dimana Impor lebih tinggi daripada Ekspor bisa jadi merupakan salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi. Dalam Laporan Perekonomian Indonesia (2014:48) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, beberapa alasan yang menyebabkan ekonomi regional melambat dikarenakan menurunnya Investasi. Menurut Luh (2015:2), Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Waluyo (dalam Sakita, 2013:503) berpendapat, investasi dapat berasal dari sektor pemerintah maupun sektor swasta dimana investasi

pemerintah dilakukan dan dibiayai melalui APBN/APBD, sedangkan investasi swasta dilakukan melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Menurut Kobrin (dalam Hasna, 2015:59), investasi terutama investasi asing akan meningkatkan produktivitas, yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah grafik yang menggambarkan realisasi investasi PMDN dan PMA di provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013, $0,350 $0,300 $0,250 $0,200 $0,150 $0,100 $0,050 $- Gambar 1.3 Investasi PMDN Menurut Nilai Investasi Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LPKM) Jawa Tengah tahun 2009-2013 dalam Miliar US$

$0,200 $0,180 $0,160 $0,140 $0,120 $0,100 $0,080 $0,060 $0,040 $0,020 $- Gambar 1.4 Investasi PMA Menurut Nilai Investasi Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LPKM) Jawa Tengah tahun 1994-2013 dalam Miliar US$ Beberapa tahun terakhir, realisasi investasi baik PMDN maupun PMA mengalami fluktuasi dengan cenderung menurun pada PMDN dan meningkat pada PMA. Menurut teori keseimbangan pasar barang Keynes (dalam Dewi, 2013:179) peningkatan investasi akan mendorong kenaikan pendapatan. Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional (traditional (old) neoclassical growth theory), pertumbuhan ekonomi atau output itu selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor : kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan),penambahan modal (melalui tabungan dan investasi), serta penyempurnaan teknologi.(todaro, 2011:158)

Berikut adalah grafik yang menunjukkan kenaikan kuantitas Tenaga Kerja yang ada di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013, 16,200 16,100 16,000 15,900 15,800 15,700 15,600 Gambar 1.5 Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013 dalam Juta Jiwa Kondisi Tenaga Kerja di Jawa Tengah tergolong cukup stabil, dimana jumlah yang bekerja melebihi 15 juta jiwa. Selain itu, titik tertinggi dari jumlah Tenaga Kerja di Jawa Tengah adalah pada tahun 2012, melebihi 16 juta jiwa, meskipun pada tahun berikutnya mengalami penurunan kembali. Tren Tenaga Kerja di Jawa tengah naik, dengan tahun 2012 sebagai titik tertingginya. Dalam mengukur kualitas, UNDP (dalam Nyoman, 2014:107) memperkenalkan konsep mutu modal manusia yang disebut Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia, yaitu dimensi kesehatan diukur angka usia harapan hidup, dimensi pendidikan diukur dari tingkat kemampuan baca tulis

orang dewasa dan rata rata lama sekolah dan dimensi daya beli yang memiliki standar hidup layak diukur dari paritas daya beli. Berikut adalah grafik Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah pada tahun 2009-2013, 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 72,1 72,49 72,94 73,36 74,05 Gambar 1.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah tahun 2009-2013 Dengan kriteria sebagai berikut, Gambar 1.7 Kriteria Tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah tergolong dalam Menengah Atas. Hal tersebut tergolong baik karena menunjukkan bahwa kualitas Manusia yang ada di provinsi Jawa Tengah mampu bersaing atau kompetitif terhadap SDM dari

luar negeri. Meski begitu, SDM Jawa Tengah masih tergolong belum mampu untuk bersaing dengan SDM dari negara maju, terutama yang tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tergolong tinggi. Menurut Rovia (2013:3), masalah lain yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang dapat menimbulkan efek baik maupun buruk adalah inflasi. Nopirin (dalam Amira, 2013:20) berpendapat, Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan beberapa faktor antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi, hingga berakibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Berikut adalah grafik yang menunjukkan Inflasi Jawa Tengah selama beberapa tahun terakhir, 10 9 8 7 6 6,88 7,99 5 4 3 2 1 3,32 2,68 4,24 0 Gambar 1.8 Inflasi Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013 dalam Persen

Inflasi yang terjadi di Jawa Tengah fluktuatif cenderung naik. Hal ini terlihat pada tahun 2009 menuju 2010 terjadi kenaikan yang cukup tinggi, namun pada tahun 2011 berhasil turun cukup jauh. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya terus mengalami kenaikan hingga pada titik tertinggi tahun 2013. Menurut Sadono (dalam Rovia, 2013:16) inflasi yang dalam keadaan taraf tetap merayap akan menimbulkan efek yang baik dalam perekonomian. Keuntungan perusahaan akan meningkat, dan investasi akan semakin bergairah. Dengan begitu, kesempatan kerja dan pendapatan meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.