KENDALA DAN MODAL SOSIAL DALAM PENGELOLAAN LAHAN SUBOPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TRADISIONAL A N D Y M U LYA N A

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

SEMINAR NASIONAL LAHAN SUBOPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Penggunaan Lahan Pertanian dan Arah Pengembangan ke Depan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

REVITALISASI PERTANIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

PROSPEK TANAMAN PANGAN

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

PERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA & KEARIFAN LOKAL. Benyamin Lakitan 2017

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

PEMERINTAH KABUPATEN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PEDESAAN SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

Ketahanan Pangan Masyarakat

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

Unsur-unsur subsistem agribisnis (usaha tani)

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain yaitu sekitar 44,5% (Pusat Data dan Informasi Departemen

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN TANAH DI SUMATERA BARAT *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

Jakarta, Desember 2006 Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS. Endah Murniningtyas


PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

Transkripsi:

U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A KENDALA DAN MODAL SOSIAL DALAM PENGELOLAAN LAHAN SUBOPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TRADISIONAL A N D Y M U LYA N A SEMINAR NASIONAL LAHAN SUBOPTIMAL Palembang, 26 September 2014

OUTLINE 2 PENDAHULUAN KERAGAAN DAN KENDALA SOSIAL EKONOMI PENGELOLAAN LAHAN SUBOPTIMAL MENGAPA MODAL SOSIAL? PENGERTIAN DAN CIRI PETANI TRADISIONAL MENGGIATKAN MODAL SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI TRADISIONAL

Penduduk Indonesia PENDAHULUAN Tahun 2025 : 293,88 juta (+ 56,24 jt dari 2010) Kebutuhan pangan naik (beras 31,35 jt ton th. 20125 atau bertambah 5,27 juta ton dari 2012) Produktivitas padi melandai (levelling off) stok pangan nasional turun dan melemahkan ketahanan pangan nasional. Alih fungsi lahan, ketersediaan air berkurang, infrastruktur irigasi rusak LAHAN SUBOPTIMAL (LSO) sebagai alternatif 3

KERAGAAN LAHAN SUB OPTIMAL Tambahan produksi beras dapat mencapai sekitar 90 jt ton GKG atau 54 jt ton beras jika semua LSO untuk padi? Lebih terfokus di lahan rawa pasang surut dan rawa lebak Keragaan : a. Variasi komoditi : Tan. pangan, hortikultura, kelapa dalam, kelapa sawit, hewan ternak dan ikan b. Produktivitas : 3,0 4,0 ton GKG/ha c. Pendapatan Ustan padi rata-rata Rp 1 jt per bulan d. Kisaran total pendapatan Rp 2-5 jt/bulan (padi 20 %) e. Pendapatan di LSO 20 % < pendapatan irigasi, pada rasio lahan garapan LSO 50 % > lahan irigasi 4

KENDALA LAHAN SUBOPTIMAL Potensi untuk meningkatkan pendapatan Diversfikasi Kendala : a. Padi mayoritas IP 100 b. Kesuburan rendah, tanah masam dll c. Aspek ekonomi : minat dan enterpreneurship rendah, lembaga pelindung usahatani, akses modal rendah d. Aspek sosial : Modal Sosial kurang digiatkan, Kearifan budaya lokal kurang berkembang 5

MENGAPA MODAL SOSIAL? 6 PENGERTIAN FUNGSI kelembagaan, hubungan/ pertalian, dan sikap/ pendirian dan nilai-nilai di antara manusia yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial Perekat yang mejaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama Kontrol sosial dan pemberlakukan kerangka normatif yang disepakati (Prosedur, peraturan Penilaian aktivitas) Sumber dukungan anggota kelompok Sumber manfaat dari jaringan organisasi yang lebih luas

SUMBER MODAL SOSIAL 7 Keluarga Komunitas Perusahaaan Masyarakat Sipil Sektor Publik Etnis Gender

Ikatan (Bonding) Trust Elemen Modal Sosial Menjembatani/ Menghubungkan (Bridging/Link) Penguatan (Bracing) 8

9

KONSEP BARU BARU MODAL SOSIAL 10 http://pinoycareercoach.blogspot.com/2012/03/enhancing-your-social-capital.html

PETANI TRADISIONAL 11 Seorang lak-laki atau perempuan pemilik lahan, yang memliki hubungan langsung dan khusus dengan lahannya itu dan alam sekitarnya melalui produksi pangan dan/atau produk pertanian lainnya Mengelola lahannya sendiri dan mengandalkan tenaga kerja keluarga untuk membantunya bekerja, dan sebagian kecil dibantu tenaga kerja luar keluarga di sekitarnya Petani itu juga secara tradisional menjadi bagian dari masyarakat lokal, dan mereka bersama memelihara alam dan sistem agroekologi di wilayah mereka

RUMAH TANGGA PETANI TRADISIONAL (FAO) (1) Rumah tangga tenaga kerja pertanian yang tidak atau hanya memiliki lahan yang sempit, (2) Rumah tangga non pertanian di pedesaan : - Sedikit atau tidak memiliki lahan, - Anggota keluarganya terlibat beragam kegiatan memancing/mencari ikan, membuat kerajinan tangan untuk dijual di pasar lokal, atau menawarkan jasa pekerjaan tertentu, (3) Rumah tangga desa lainnya : Pengembala ternak, ladang berpindah, berburu dan pengumpul hasil hutan, dll. 12

CIRI RT PETANI TRADISIONAL Dominan menggunakan tenaga kerja keluarga Sewaktu-waktu atau secara musiman dapat menggunakan TK luar keluarga dg sistem gotong royong atau tenaga upahan bagi hasil sebagai bagian prinsip reciprocity Usahatani/Usaha skala kecil Mskin atau sedikit di atas garis kemiskinan Cemderung protektif terhadap keluarga Hanya menjual sebagian hasil produksi pertaniannya, karena sebagian lainnya mereka konsumsi. Tidak mudah diyakinkan u/ mengadopsi sesuatu yg baru Hubungan tokoh/pelopor pengikut dan atau ikatankekeluargaan yang kuat 13

MENGGIATKAN MODAL SOSIAL Untuk Adopsi Teknologi 14 RT PETANI RESPONSIF RT PETANI RISK AVERSE Pendekaatan individual dan kelompok Pendekatan Panutan (contoh) - Pengikut Belajar Mempraktekkan bersama/ simultan Belajar dari Panutan yang berhasil

15 TERIMA KASIH