KEMENTAN X.107 UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR Iswari S. Dewi, E.G. Lestari, Chaerani. B. Abdullah, R.Yunita KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
LATAR BELAKANG Sulawesi Selatan adalah pemasok beras di kawasan timur Indonesia dan salah satu lumbung pangan nasional. Produktivitas padi rata-rata yang dicapai di Sulawesi Selatan menurun dari 4,73 t/ha tahun 2004 menjadi 4,35 t/ha pada tahun 2009 (BPS Sulsel, 2010). Peran Sulawesi Selatan sebagai pemasok beras di kawasan timur Indonesia masih dapat ditingkatkan Padi tipe baru (PTB) adalah modifikasi tipe tanaman padi sehingga dihasilkan genotipe padi yang menghasilkan bahan kering tanaman dan indeks panen yang tinggi. Hasil PTB > 10 % dibanding Varietas Unggul Baru (VUB). Hasil litbangyasa BB Biogen melalui teknik irradiasi ( -rays) dan kultur antera menghasilkan 7 galur mutan dihaploid PTB harapan berdaya hasil tinggi, tahan OPT (wereng coklat, hawar daun bakteri)- perlu diuji. Pengujian adaptasi dan stabilitas hasil galur harapan melalui serangkaian uji di berbagai lokasi merupakan tahapan penting sebelum suatu galur dapat dilepas dan direkomendasikan untuk digunakan secara nasional atau spesifik lokasi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
PERMASALAHAN Berbagai VUB yaitu varietas Cisadane, Way Apo Buru, IR42, Memberamo, Cisantana, Ciherang, Cigeulis, Ciliwung, IR64, Sintanur, IR66, dan Selebes di Sulawesi Selatan mempunyai penyebaran yang paling luas berkisar 2.825 ha s/d 196.591 ha dalam setiap musim tanam. Namun, varietas-varietas tersebut mempunyai produktivitas ratarata sekitar 4,43 t/ha GKG lebih rendah dibandingkan produktivitas padi di P. Jawa (5,25 t/ha). Kesenjangan hasil terjadi antara lain akibat tingginya serangan hama dan penyakit pada varietas yang ditanam petani akibat perubahan gen pada organisme pengganggu tanaman yang mengarah pada peningkatan adaptabilitas pada varietas tersebut setelah beberapa kali penanaman varietas yang sama (Fattah et al., 2010). Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2
METODOLOGI Ruang lingkup kegiatan: Kegiatan perbanyakan benih di Pusakanegara-Jabar serta penanaman 7 galur uji dan 3 varietas cek di 4 lokasi di Sulsel. Fokus Kegiatan: Pengujian untuk mencapai target 1-2 galur PTB harapan spesifik lokasi yang berdaya hasil tinggi, umur genjah, adaptasi baik untuk direkomendasikan di Sulawesi Selatan. Desain Penelitian: Program participatory plant breeding. Kegiatan uji akan dilakukan 2 tahun, agar data dapat dianalisis dengan lebih baik. Tahapan/Metode Pelaksanaan Kegiatan: 1) Perbanyakan Benih, 2)Uji Adaptasi Dan Stabilitas Hasil Galur Mutan Dihaploid PTB di Kabupaten Barru, Gowa, Pangkep dan Maros, Sulawesi Selatan. Perkembangan dan Hasil Kegiatan: galur BIO-MF116, BIO-MF130, BIO-MF151, dan BIO-MF153 terkategori stabil di ke empat lokasi uji dengan kisaran hasil 7,51-7,79 t/ha. Galur BIO-MF125, BIO-MF133 terkategori beradaptasi khusus dengan hasil 8,65 t/ha dan 10,05 t/ha di Maros serta 8,79 dan 8,88 t/ha di Gowa. Galur BIO-MF115 terkategori mampu beradaptasi pada lingkungan marginal dengan hasil + 6 t/ha. Semua galur berpotensi hasil> 8,5 t/ha: BIO-MF133 (10,05 t/ha), BIO-MF116 (9,03 t/ha), BIO-MF125 (8,99 t/ha), BIO-MF130 (8,93 t/ha), BIO-MF151 (8,77 t/ha), BIO- MF115 (8,72 t/ha), dan BIO-MF153 (8,57 t/ha).
SINERGI KOORDINASI Lingkup Koordinasi dan Lembaga Terkait: PKPP Ristek koridor 4 (Sulawesi Selatan), Balitbangda Sulsel, BPTP Sulsel, Balitsereal-Maros, dan kelompok tani. Bentuk dan Strategi Pelaksanaan Koordinasi: 1). Pertemuan dengan koridor 4 yang difasilitasi oleh Ristek di Jakarta, 2). Pertemuan dengan kepala BPTP dan Balit Sereal-Maros untuk permintaan tenaga ahli yang akan bertindak sebagai kooperator di Sulsel, 3). Pembagian juklak pelaksanaan kegiatan kepada kooperator di Sulsel, 4). Komunikasi aktif melalui SMS, telepon, maupun surat elektronik dengan tenaga ahli (penjab dan asisten lapangan) dan ketua kelompok tani terkait, 5). Kunjungan ke lapangan untuk monitoring pelaksanaan kegiatan dan media diskusi dengan anggota kelompok petani, dan 6). Sosialisasi di Balitbangda Sulsel dengan stake holder terkait tgl 1 Oktober 2012. Signifikansi capaian koordinasi : 1). Semua kegiatan yang direncanakan telah selesai dan dilaporkan, 2) terlaksananya transfer ilmu dan teknologi budidaya untuk padi tipe baru (PTB) di anggota kelompok petani terlibat, dan 3) terlaksananya komunikasi yang baik antara peneliti PKPP, tenaga ahli dan petani pelaksana di lapangan, dan 3) suksesnya sosialisasi di Balitbangda Sulsel. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan: Hasil tahun ini perlu dilanjutkan untuk memperoleh data selama 2 tahun. Pada pengujian tahun 2 (2013) lokasi pengujian perlu ditambah untuk memperoleh data adaptasi dan kestabilan hasil di daerah yang lebih banyak lagi di Sulsel. Wujud/bentuk pemanfaatan hasil kegiatan: adalah aset tak berwujud berupa informasi hasil penelitian pada tahun 1 (TA 2012) yang dituangkan sebagai laporan akhir kegiatan PKPP 2012. Pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan: Secara langsung adalah kelompok tani yang terlibat di 4 lokasi (Kab. Barru, Gowa, Pangkep, dan Maros), dan tidak langsung adalah koridor 4 dalam upaya peningkatan produksi padi. Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan: 1) Petani memperoleh penyegaran kembali tentang cara budidaya padi yang baik, 2) Petani memperoleh kesempatan untuk memilih sendiri galur yang disukai dari penampilan keragaan dan daya hasilnya, 3) petani dapat mengembangkan galur mutan dihaploid yang diinginkan, 4) terciptanya sinergi antara peneliti sebagai penghasil inovasi dengan penerima manfaat Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan: Hasil 2012 menunjukkan galur-galur yang diuji mempunyai potensi hasil yang tinggi dimana galur tertentu bahkan dapat mencapai 9-10 t/ha, dan semua galur telah mampu beradaptasi di lokasi uji dengan menghasilkan rataan GKG di 4 lokasi uji diatas 7,5 t/ha. Pengembangan galur-galur tersebut di Sulsel perlu dilakukan dengan didukung perangkat daerah sambil menempuh proses pelepasan varietas padi spesifik lokasi. Strategi Pengembangan ke depan: Melakukan kerjasama dengan pihak yang terkait atau berminat dalam proses pelepasan varietas padi spesifik lokasi Sulsel. Tahapan Pengembangan ke depan: 1) Dari data 2 tahun direkomendasikan 1-2 galur padi sawah mutan dihaploid PTB yang berpotensi daya hasil tinggi dan beradaptasi baik di Sulsel untuk digunakan petani, 2) Proses pelepasan varietas padi spesifik lokasi, dan 3) Pengembangan galur-galur tersebut di Sulsel bekerjasama dengan Balitbangda dan Balai Benih terkait.
FOTO KEGIATAN Koordinasi dengan pihak terkait Pelaksanaan dan Hasil kegiatan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Sosialisasi
KEMENTAN TERIMA KASIH TIM PENELITI: Iswari Saraswati Dewi Endang GatiLestari Chaerani Buang Abdullah Rosa Yunita