Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Komang Sukertiasih 69

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: AENUN NIM.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS), Motivasi, Hasil Belajar.

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Murtafiah Universitas Sulawesi Barat

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS IX.3 SMP NEGERI 2 DENPASAR TAHUN 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

ANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHART UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA DI SMP N 1 CAWAS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

JEMBER TAHUN PELAJARAN

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

ABSTRAK. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No. 2, ISSN

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROSIDING ISBN :

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DAN PASANG SURUT PADA DAERAH PANTAI PAAL KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 RAMBAH HILIR

Abstrak. Kata Kunci : SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Pemberian store of the month, Analytical Hierarchy Process (AHP).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

DI SELURUH DUNIA. DI SETIAP WAKTU. Kita Dipandu Oleh Nilai-Nilai Kita PEDOMAN PERILAKU KITA

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

OLEH DESRIYANTI A1C309009

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Nisa, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SDN PASINAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Transkripsi:

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA SARASWATI MATARAM TAHUN AJARAN 27/28 ABSTRAK NI KOMANG SUKERTIASIH Guru SMA Saraswati Mataram Prestasi siswa sampai saat ini masih rendah disebabkan oleh belum optimalnya model yan dikembankan oleh uru. Disisi lain terbatasnya metode yan diunakan oleh uru dalam pembelajaran, sehina menimbulkan kejenuhan siswa dalam menikuti pembelajaran. Guru masih dipandan siswa sebaai satusatunya sumber informasi. Selain itu, banyak siswa yan masih rau dalam menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya dalam keiatan belajar yan berlansun di kelas, menyebabkan suasana belajar yan timbul menjadi kuran kondusip. Untuk keperluan ini dikembann model kooperatif denan metode Snowball yan didua dapat memotivasi siswa untuk melakukan keiatan pembelajaran secara mandiri dan memunkinkan aar terjadi interaksi yan lebih intensif baik dalam menajukan pertanyaan maupun pendapatnya. Penelitian ini bertujuan untuk meninkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram pada pembelajaran Limit Funsi tahun ajaran 27/28. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif denan metode Snowball Throwin dapat meninkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram pada pembelajaran pokok bahasan Limit Funsi tahun ajaran 27/28. Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Snowball Throwin, Limit funsi, Aktivitas dan Prestasi belajar PENDAHULUAN Latar Belakan SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 hanya menasuh satu kelas XI IPA. Berdasarkan hasil penamatan yan dilakukan pada kelas tersebut diperoleh bahwa siswa cenderun pasif dalam proses pembelajaran. Keterantunan siswa masih tini terhadap kehadiran uru, akibatnya proses belajar berlansun satu arah dan siswa masih rau dan takut untuk menyampaikan pendapat maupun pertanyaan kepada uru. Kenyataan ini menyebabkan rendahnya prestasi matematika siswa. Ini dapat dilihat dari data nilai rata-rata siswa hanya 52 untuk ujian tenah semester dan 43 untuk ujan akhir semester. Rendahnya prestasi belajar ini disebabkan karena belum optimalnya penembanan model pembelajaran yan diunakan. Disisi lain uru dipandan siswa satu-satunya sumber imformasi bai siswa, sehina keterantunan siswa terhadap kehadiran uru masih tini. Disadari bahwa denan menunakan pendekatan atau metode yan sesuai dan lebih variatif, matematika bisa menjadi salah satu mata pelajaran yan cukup menarik. Sehubunan denan hal tersebut, perlu dikembankan model menajar yan dapat melibatkan siswa secara lebih aktif baik secara fisik maupun mental. Guru seyoianya berupaya menkondisikan keiatan pembelajaran di kelas sedemikian rupa sehina memunkinkan siswa untuk dapat berbuat. Model kooperatif denan metode Snowball Throwin merupakan penembanan dari metode diskusi, dimana siswa dibai ke dalam beberapa kelompok yan terdiri dari 4 sampai 5 oran untuk memecahkan sejumlah persoalan matematika. Permasalahan ditulis dalam beberapa lembar kartu yan selanjutnya masinmasin ketua kelompok diminta untuk menambil satu kartu secara acak dan mendiskusikan permasalahan yan sudah tersedia pada kartu tersebut denan anota kelompoknya. Sebaai tindak lanjutnya, beberapa oran siswa yan menjadi wakil dari masin-masin kelompok diminta untuk menerjakan atau menjelaskan tentan solusi dari permasalahan yan didapatkannya. Pada sesi yan lain, ada kesempatan bai setiap kelompok untuk salin menajukan pertanyaan menenai kesulitan-kesulitan yan dialami dalam memahami Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 69

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 bahan ajar denan menuliskan masalahnya dalam selembar kertas yan kemudian dibentuk seperti bola salju (snowball) dan dilemparkan kepada kelompok yan lain. Melalui pembelajaran kooperatif siswa salin keterantunan positif, merasa tiap siswa berperan, bertanun jawab, siswa mencari penalaman sendiri dan lansun menalami sendiri, berbuat sendiri akan menembakan seluruh aspek pribadi siswa, memupuk kerja sama yan harmonis di kalanan para siswa yan pada ilirannya dapat memperlancar kerja kelompok, siswa bekerja dan belajar berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehina sanat bermanfaat dalam ranka pelayanan perbedaan individu dan memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yan demokratis. Memperhatikan dari keuntunan model kooperatif diharapkan siswa menjadi aktif bekerja baik secara mandiri maupun berelompok. Untuk itu dicoba menerapkan model kooperatif denan metode Snowball Throwin pada siswa kelas XI IPA semester II SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi. Materi ini merupakan penembanan dari materi funsi yan pernah diajarkan pada saat siswa masih di kelas X sehina siswa telah memiliki dasar untuk melakukan analisis lebih lanjut yan sanat diperlukan dalam memahami materi ini. Rumusan Masalah Rumusan masalah yan diajukan dalam penelitian ini adalah apakah model kooperatif denan metode Snowball Throwin dapat meninkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Saraswati Matram Tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yan hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk meninkatkan aktivitas dan prestasi belajar Matematika siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi melalui penerapan metode Snowball Throwin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : ). Sebaai bahan masukan bai uru dalam upaya meninkatkan jenis atau variasi tehnik menajar dalam upaya ikut melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehina tercapai hasil pembelajaran yan optimal, 2). Bai Siswa menjadi aktif terlibat dalam proses belajar dan memumbuhkan kebiasaan kerjasama, menharai pendapat dan pada akhirnya dapat bersikap positif terhadap matematika, 3).Bai peneliti sebaai bahan referensi peneliti dalam upaya untuk terus menadakan perbaikan dan peninkatan keterampilan menajar di kelas. Hipotesis Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah didua model pembelajaran kooperatif denan metode Snowball Throwin dapat meninkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Saraswati Matram Tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi. KAJIAN TEORITIS. Belajar dan Prestasi belajar Menurut Slameto (23:2), belajar merupakan suatu usaha yan dilakukan seseoran untuk memperoleh suatu perubahan tinkah laku yan baru secara keseluruhan sebaai hasil penalamannya sendiri dalam interaksi denan linkunan. Sementara menurut Gane dalam Winataputra (998:23), belajar adalah suatu proses dimana suatu individu berubah perilakunya sebaai akibat penalaman. Disisi lain prestasi belajar merupakan hasil yan dicapai dari suatu keiatan yan telah dilakukan atau dikerjakan (Djamarah,994:2). Selanjutnya Arikunto (999:4) menyebut bahwa prestasi merupakan hasil yan diperoleh setelah melalui keiatan belajar. Dilain pihak dalam konteks belajar di kelas, Sutratinah (2:43) mendefinisikan hasil belajar sebai suatu penilaian hasil usaha keiatan belajar yan dinyatakan dalam anka, huruf maupun denan kaat yan dapat mencerminkan hasil yan sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar disini diunakan untuk menambil keputusan apakah proses yan dilakukan dapat dipandan berhasil atau aal. 2. Aktivitas Belajar Menurut Hamalik (999:34), aktivitas belajar adalah suatu proses atau keiatan yan dilaku kan untuk mencapai penetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Suatu proses belajar akan benar-benar efektif manakala dalam prosesnya siswa diajak untuk ikut terlibat secara aktif. Proses belajar sesunuhnya bukanlah keiatan menhapal semata. Seoran uru tidak dapat denan serta-merta menuankan sesuatu ke dalam benak para Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 7

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 siswanya, karena mereka sendirilah yan harus menata apa yan mereka denar dan lihat menjadi satu kesatuan yan bermakna. Tanpa peluan untuk mendiskusikan, menajukan pertanyaan, memperaktikkan dan barankali bahkan menajarkannya kepada siswa yan lain, maka proses belajar yan sesunuhnya tidak akan terjadi. Montesori dalam Sardiman (2:96) menatakan bahwa suatu aktifitas belajar akan benar-benar efektif apabila aktivitas dalam pembelajaran itu dilakukan oleh anak itu sendiri, sedankan uru memberikan bimbinan dan merencanakan seala keiatan yan akan diperbuat oleh anak didik. Jika ini terjadi pada peserta didik, dia akan merasakan sedikit keterlibatan mental. 3. Model-model Pembelajaran a. Model Pembelajaran Kooperatif Sistem penajaran yan memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam tuas-tuas adalah pembelajaran kooperatif ( Lie, 977:2). Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yan dirasa sulit karena siswa dapat salin mendiskusikan masalahnya denan temantemannya. Keuntunan dari model ini adalah siswa salin keterantunan positif, penembanan keterampilan sosial, setiap anota memiliki peran, terjadi interaksi lansun diantara siswa. Lankah model pembelajaran kooperatif adalah : ) Menyampaikan tujuan dan memotivasi, 2) Menyajikan informasi, 3) Menoranisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, 4) Membimbin kelompok, 5) Evaluasi dan 6) Memberikan penharaan. ( Depdiknas, 2 : 4 ) b. Metode Pembelajaran Snowball Throwin Metode Snowball Throwin merupakan penembanan dari metode diskusi dan merupakan baian dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada metode ini, keitan belajar disetin sedemikian rupa sehina proses belajar menajar dapat berlansun denan lebih menyenankan. Denan penerapan metode ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yan berbeda memunkinkan terjadinya salin sharin penetahuan dan penalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan matematika yan munkin timbul dalam diskusi yan berlansun secara lebih interaktif dan menyenankan. Salah satu permasalahan serius yan serin terjadi dalam proses belajar adalah adanya perasaan rau pada diri siswa untuk menyampaikan permasalahan yan dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Guru serin menalami kesulitan dalam menanani masalah ini. Tapi, melalui penerapan metod Snowball Throwin ini, siswa dapat menyampaikan pertanyaan atau permasalahannya dalam bentuk tertulis yan nantinya akan didiskusikan bersama. Denan demikian siswa dapat menunkapkan kesulitan-kesulitan yan dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Manfaat lain yan dapat diperoleh denan menerapkan metode Snowball Throwin ini adalah, uru dapat melatih kesiapan siswa dalam menanapi dan menyelesaikan masalah matematika. 4. Materi Limit Funsi Dalam kehidupan sehari-hari, kita serin mendenar kaat- kaat seperti di bawah ini: a). Ketika melewati jalan yan menikun itu, sebaiknya kecepatan mobimu janan sampai mendekati titik kritis km/jam, b).minyak wani yan dipakai adik sudah hampir habis, c).tim-tim sepak bola yan dulunya berjaya, sekaran sudah di amban deradasi. Mendekati titik kritis, hampir, dan amban, dalam bahasa matematika cukup disebut denan it (mendekati). Untuk memahami penertian it, kita pelajari penertian it funsi aljabar denan menentukan it kiri dan it kanan. Jika nilai it kiri sama denan it kanan (misal L R ), maka nilai it funsi aljabar f() ada dan sama denan L. Misal f L (nilai f untuk a didekati dari kiri) dan f L (nilai f a a a didekati dari kanan), maka f L. Artinya, nilai a f akan mendekati L bila mendekati a. untuk Untuk menhitun it funsi aljabar yan variabelnya mendekati a, dapat ditempuh denan lankahlankah seperti berikut : a). Substitusi Lansun Limit funsi polinomial atau suku banyak dapat diperoleh denan substitusi lansun. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 7

n n Misal f k k... kn, maka: f f a b). Faktorisasi. Misalkan a f, jika a ha, maka f h a h diperoleh, maka kita sederhanakan pecahan lansun. c). Menalikan denan faktor sekawan Misalkan GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 a h Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 72 f denan () dan h() adalah funsi bentuk akar. Jika h (untuk memperoleh nilai it f()) kita harus menyederhanakan pecahan. Aar nilai it f() dapat hina nilai itnya dapat diperoleh denan substitusi h a h sekawan dari () atau h(). Selanjutnya, perhitunan it dilakukan denan substitusi lansun. h a a, maka denan menalikan faktor Dalam matematika, ketakterhinaan bilanan dilambankan denan. Baaimana nilai itnya jika variabel membesar tanpa batas?. Untuk Contoh: Adapun cara menentukan nilai itnya adalah sebaai berikut. f, denan f dan penyelesaiannya adalah denan menubah bentuk diunakan. Hitunlah Jawab: 3 4 2 3 2 3 2 Ubah bentuk funsi pecahannya aar muncul factor 3 4 2 3 f n sehina menjadi 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 f, denan f 2. Untuk dan dinamakan bentuk tak tentu. Gaasan aar muncul factor n sehina dapat 2 3 2 4 2 2 2 dinamakan mempunyai bentuk tak tentu. Gaasan penyelesaiannya adalah melakukan manipulasi aljabar aar bentuknya berubah menjadi. Contoh: Hitunlah

Jawab: = GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 Untuk it funsi trionometri kita dihadapkan denan sifat-sifat seperti berikut : sin tan dan dan sin tan METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research), yan dilakukan untuk meninkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tuas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yan dilakukannya serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 999 : 6). Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Saraswati Mataram, yan dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari presiapan sampai pelaksanaan. Pelaksanaan dilakukan pada bulan Januari 28 selama 3 minu. Minu pertama pada siklus pertama membahas tentan penertian it funsi, it kiri dan it kanan dan tes siklus I. Pada minu ke 2 siklus ke II membahas tentan cara menentukan hara it funsi rasioanal, it funsi di tak berhina dan tes siklus II. Pada minu ke 3 siklus III membahas tentan sifat-sifat it dan it funsi trionometri dan tes siklus III. Settin Penelitian Penelitian ini menunakan siswa kelas XI IPA semester 2 SMA Saraswati Mataram sebanyak 3 oran, karena siswa menalami permasalahan dalam pembelajaran pada pokok bahasan it funsi. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Perencanaan meliputi : Menyiapkan skenario pembelajaran, Menyiapkan lembar observasi aktivitas uru dan siswa, Menyiapkan kisi-kisi soal evaluasi, Menyiapkan soal tes hasil belajar. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan meliputi : tahap pendahuluan, penembanan, penerapan dan penutup Pada tahap pendahuluan dilakukan keiatan sbb : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, Guru memberikan apersepsi denan menyajikan suatu informasi yan berhubunan denan materi yan akan dipelajari dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari,dan Guru membai siswa dalam kelompokkelompok heteroen berdasarkan kemampuan dan jenis kelamin. Pada tahap penembanan dilakukan keiatan : Guru meminta salah satu anota dari masin-masin kelompok untuk menambil bola kertas (Snowball) yan menandun sejumlah permasalahan Matematika yan sudah disediakan uru secara acak, Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan masalah yan ada dalam bola kertas (Snowball) yan mereka peroleh, Guru membimbin setiap kelompok dalam menyelesaikan masalah, Guru meminta perwakilan dari masin-masin kelompok untuk menyampaikan pendapat atau solusi dari permasalahan yan mereka dapatkan, Guru memberikan penjelasan seperlunya atas permasalahan yan timbul dalam diskusi antar siswa. Tahap Penerapan dilakukan keiatan : Guru membaikan selembar kertas koson kepada masin-masin kelompok., Guru meminta masin-masin kelompok untuk menuliskan kesulitan-kesulitan atau permasalahanpermasalahan yan tidak dapat diselesaikan dalam diskusi kelompok (maksimal 5 permasalahan), Guru meminta siswa untuk membentuk kertas yan berisi permasalahan tersebut seperti bola yan kemudian dilemparkan ke kelompok lain secara acak (diusahakan supaya masin-masin kelompok mendapat satu bola), Masin-masin kelompok mendiskusikan maslah Matematika yan diperoleh dari bola kertas yan didapat, Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 73

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 Salah seoran siswa perwakilan dari masin-masin kelompok diminta untuk menyampaikan jawabannya, Siswa yan lain diminta untuk memberikan tanapan. Tahap Penutup keiatan yan dilakukan : Guru memberikan penharaan bai kelompok yan memberikan tanapan atau jawaban yan palin memuaskan., Guru menyimpulkan hasil dari seluruh keiatan pembelajaran. c. Tahap Observasi. Keiatan observasi dilakukan secara kontinyu setiap kali berlansunnya pelaksanaan tindakan denan menamati aktivitas belajar siswa dan keiatan uru dalam proses belajar menajar. Observasi yan dilakukan denan menunakan alat observasi. Aspek yan diamati untuk siswa adalah aktivitas belajar dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, kerjasama dalam kelompok, interaksi antar siswa, interaksi siswa denan uru dan partisipasi siswa dalam menyampaikan hasil. Sedankan aktivitas uru yan diobservasi adalah aktif dalam membimbin siswa, aktivitas uru dalam pembelajaran, aktivitas uru dalam menciptakan suasana yan kondusip, aktivitas uru menunakan sumber,aktivitas uru dalam memberikan materi yan sesuai denan tujuan dan aktivitas uru dalam memamerkan hasil karya siswa. d. Tahap Evaluasi. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Evaluasi dilakukan denan memberi tes dalam bentuk essay. e. Tahap Refleksi. Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti bersama uru menkaji pelaksanaan dan hasil yan diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklusnya. Sebaai acuan dalam refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Hasil ini diunakan sebaai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian sebanyak 3 siklus diperoleh data seperti table berikut : Tabel.Hasil evaluasi siklus I No Aspek yan diperhatikan Keteranan tertini 7,83 2 terendah 3,25 3 Jumlah skor 66 4 Rata-rata skor 52,2 5 Banyaknya siswa yan menikuti evaluasi 3 6 Banyak siswa yan tuntas Ketuntasan belajar 35,48 % Tabel 3. Hasil observasi keiatan uru siklus I Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I No Pert. I Pert. II Kesiapan siswa dalam menikuti pembelajaran 2 3 2 Antusiasme siswa dalam menikuti pelajaran 2 3 Interaksi siswa denan uru 2 3 4 Interaksi siswa dalam diskusi kelompok 5 Menerjakan Latihan Soal Melalui Snowball Throwin Jumlah skor 5 Kateori Cukup aktif Aktif Tabel 4. Hasil evaluasi siklus II No Pert. I Pert. II Kesiapan siswa dalam menikuti pembelajaran 2 3 2 Antusiasme siswa dalam menikuti pelajaran 2 3 Interaksi siswa denan uru 2 3 4 Interaksi siswa dalam diskusi kelompok 5 Menerjakan Latihan Soal Melalui Snowball Throwin Jumlah skor 5 Kateori Cukup aktif Aktif No Aspek yan diperhatikan Keteranan tertini 86, 2 terendah 38,89 3 Jumlah skor 25 4 Rata-rata skor 66,2 5 Banyaknya siswa yan menikuti evaluasi 3 6 Banyak siswa yan tuntas 8 Ketuntasan belajar 35,48 % Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 74

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 Tabel 5. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II Tabel 6. Hasil observasi keiatan uru siklus II No Pert. I Pert. II Kesiapan siswa dalam menikuti pembelajaran 2 Antusiasme siswa dalam menikuti pelajaran 3 Interaksi siswa denan uru 3 4 4 Interaksi siswa dalam diskusi kelompok 5 Menerjakan Latihan Soal Melalui Snowball Throwin Jumlah skor 5 6 Kateori Cukup aktif Aktif Tabel 7. Hasil evaluasi siklus III No Aspek yan diperhatikan Keteranan tertini 96,67 2 terendah 46,67 3 Jumlah skor 2328 4 Rata-rata skor 75,9 5 Banyaknya siswa yan menikuti evaluasi 3 6 Banyak siswa yan tuntas 27 Ketuntasan belajar 87,9 % No Pert. I Pert. II Pemberian motivasi dan apersepsi 4 4 2 Menyajikan informasi seseai denan konsep yan akan dipelajari 4 4 3 Melaksanakan metode Snowball Throwin 4 Menciptakan suasana kelas yan kondusif 2 3 5 Menakhiri pembelajaran Jumlah skor 5 6 Kateori Baik Baik sekali Tabel 8. Hasil observasi aktivitas siswa siklus III No Pert. I Pert. II Kesiapan siswa dalam menikuti pembelajaran 4 4 2 Antusiasme siswa dalam menikuti pelajaran 3 Interaksi siswa denan uru 4 4 4 Interaksi siswa dalam diskusi kelompok 3 4 5 Menerjakan Latihan Soal Melalui Snowball Throwin Jumlah skor 7 8 Kateori Sanat aktif Sanat Aktif Tabel 9. Hasil observasi keiatan uru siklus III No. Pert. I Pert. II Pemberian motivasi dan apersepsi 4 4 2 Menyajikan informasi seseai denan konsep yan akan dipelajari 4 4 3 Melaksanakan metode Snowball Throwin 3 4 4 Menciptakan suasana kelas yan kondusif 3 4 5 Menakhiri pembelajaran 4 3 Jumlah skor 8 9 Kateori Baik sekali Baik sekali Table. Hasil penelitian siklus I, II dan III Siklus I II III Rata-rata Kelas 52,5 66,3 75,9 Ketuntasan 35,7 % 57,4 % 87,9 % Aktivitas Siswa Pert. I Pert. II Kateori Kateori Aktif Cukup aktif 5 Aktif 5 Aktif 6 Sanat 7 Sanat aktif 8 aktif 2. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan denan tujuan meninkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram pada pokok bahasan Limit Funsi denan menunakan model Kooperatif denan metode Snowball Throwin. Dari penelitian yan dilakukan pada siklus I, hasil evaluasi yan diperoleh masih jauh dari menembirakan karena baik rata-rata skor maupun tinkat ketuntasan yan diperoleh siswa secara klasikal masih cukup jauh dari standar keberhasilan belajar yan ditetapkan yaitu 65 denan ketuntasan 85 %. Sementara itu, rata-rata skor yan diperoleh siswa pada siklus ini yaitu 52,2 denan ketuntasan 35,48 %. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 75

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan keiatan uru, diperoleh data skor aktivitas siswa pada pertemuan pertama denan kateori cukup aktif dan 5 denan kateori aktif pada pertemuan berikutnya. Peninkatan skor aktivitas siswa ini didukun denan meninkatnya kinerja uru yakni dari 2 menjadi 3 denan masin-masin berkateori cukup baik. Meskipun terjadi peninkatan, baik dalam aktifitas siswa maupun keiatan uru, tetapi masih terdapat banyak kekuranan yan masih harus diperbaiki, terlihat dari rata-rata skor hasil evaluasi di atas. Adapun kekuranan-kekuranan yan dimaksud adalah kuran kondusifnya keiatan pembelajaran yan disebabkan karena masih banyaknya siswa yan melakukan keiatan lain di luar keiatan pembelajaran dan masih banyak siswa yan terlambat masuk kelas. Selain itu, siswa masih enan untuk menyampikan tanapannya terhadap penjelasan uru maupun hasil pekerjaan temannya. Dalam sesi diskusi, siswa jua kuran menharai pendapat temanya baik ketika menajukan pendapat maupun pertanyaan. Kuran optimalnya keiatan pembelajaran yan berlansun tidak hanya disebabkan dari faktor siswa, tetapi jua karena kekuranan dalam kinerja uru. Guru masih kuran mamapu menlola kelas yan memunkinkan terciptanya suasana kelas yan kondusif dan lebih interaktif, uru belum dapat menyampaikan aturan-aturan permainan secara jelas. Selain itu, uru jua kuran memperhatikan alokasi waktu sesuai denan yan sudah ditetapkan dalam rencana pembelajaran yan sudah dibuat sehina beberapa tahapan yan pentin dalam proses belajar yan direncanakan belum terlaksana secara optimal. Beberapa perbaikan yan dilakukan di antaranya meminta siswa untuk lebih berkonsentrasi pada pembelajaran denan tidak menerjakan pekerjaan lain di luar keiatan belajar, seperti menobrol atau menerjakan tuas mata pelajaran yan lain. Guru jua meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya secara lebih terbuka dalam sesi diskusi dan berupaya untuk lebih memperhatikan alokasi waktu denan menadakan modifikasi terhadap rencana pembelajaran yan sudah dibuat denan menhilankan penunaan kartu soal dalam diskusi karena denan adanya keiatan ini dalam keiatan pembelajaran, alokasi waktu yan diperlukan dalam diskusi menjadi lebih banyak sehina beberapa lankah-lankah yan pentin dalam proses pembelajaran tidak terlakasana secara optimal. Setelah diadakan perbaikan, terjadi peninkatan yan cukup baik dalam aktivitas siswa dan keiatan uru. Untuk skor aktivitas siswa, terjadi peninkatan dari 5 pada pertemuan pertama dan 6 pada pertemuan selanjutnya denan masin-masin termasuk dalam kateori aktif. Sementara itu, keiatan uru terjadi peninkatan skor yaitu dari 6 denan kateori baik menjadi 7 denan kateori sanat baik. Dan setelah diadakan evaluasi, hasil yan diperoleh yaitu rata-rata skor meninkat dari siklus sebelumnya menjadi 66,2 denan tinkat ketuntasan 58,6 %. Beberapa kekuranan yan masih terdapat pada siklus II diantaranya masih banyaknya siswa yan menobrol dan melakukan keiatan lain di luar keiatan belajar, siswa masih malu menyampaikan tanapan atas penjelasan uru dan hasil pekerjaan temannya. Selain itu, uru masih kuran mampu menarik minat siswa untuk tetap konsentrasi dalam keiatan pembelajaran. Adapun lankah-lankah perbaikan yan dilakukan untuk keiatan pembelajaran selanjutnya antara lain uru berupaya secara lebih teas dalam menhimbau siswa untuk tidak melakukan keiatan lain di luar keiatan belajar, uru menunjuk beberapa oran siswa untuk memberikan tanapan atas hasil pekerjaan temannya maupun penjelasan dari uru. Setelah menadakan perbaikan seperti lankah-lankah di atas, terjadi peninkatan baik pada skor aktivitas siswa maupun skor keiatan uru pada siklus III. keiatan uru terjadi peninkatan dari 8 menjadi 9 denan maisin-masin berkateori sanat baik sementara untuk skor aktivitas siswa terjadi peninkatan dari 7 menjadi 8 denan masin-masin berkaterori sanat aktif. Keaktifan siswa dalam belajar sanat membantu dalam mencapai keberhasilan belajar di kelas. Denan tinkat keaktifan yan demikian sanat mendukun bai tercapainya hasil belajar yan optimal. Seperti yan dikatakan Joko Susilo (26:59), untuk memproses dan menolah perolehan belajar secara efektif, pembelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Hasil Peninkatan skor aktivitas siswa dapat dilihat dari meninkat rata-rata skor hasil evaluasi dari siklussiklus sebelumnya menjadi 75,9 denan ketuntasan 88,9 %. Menurut Suryosubroto (25:85), secara kelompok, ketuntasan belajar dinyatakan telah tercapai jika sekuran-kurannya 85 % dari siswa dalam kelompok yan bersankutan telah memenuhi kriteria ketuntasan secara peroranan. Denan ketuntasan secara klasikal yan mencapai 88,37 % pada siklus ini denan demikian berarti bahwa ketuntasan belajar yan diharapkan telah tercapai. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 76

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 Berdasarkan pencapain yan diperoleh baik dari keaktifan siswa maupun ketuntasan hasil evaluasinya, maka penelitian ini dihentikan sampai pada siklus III. Karena data yan diperoleh dapat dipandan cukup untuk menambil keputusan. Menurut Widoyoko (28:4), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yan dilakukan denan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas. Dapat dilihat bahwa, berdasarkan hasil penelitian yan telah dilakukan denan melakukan pembelajaran menunakan metode Snowball Throwin pada kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 pada materi Limit Funsi, terjadi perbaikan yan cukup baik dalam proses belajar yan berlansun, terlihat dari peninkatan pada keaktifan siswa dan keiatan uru pada tiap pertemuan pada tiap siklus dan peninkatan rata-rata skor yan diperoleh siswa dalam tiap evaluasi dari siklus ke siklus. Hal ini berarti bahwa hasil penelitian yan telah dilakukan telah sejalan denan tujuan PTK itu sendiri. Denan demikian, penerapan model koopertaif denan metod Snowball Throwin ini dapat meninkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :.Implementasi pembelajaran kooperatif denan metode Snowball Throwin dapat meninkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi, denan rata-rata pencapaian skor telah melampui 65. 2.Implementasi pembelajaran kooperatif denan metode Snowball Throwin dapat meninkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 27/28 pada pokok bahasan Limit Funsi, denan aktivitas siswa telah mencapai kateori sanat aktif Saran-saran Dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebaai berikut:. Bai uru, khususnya uru matematika yan inin menerapkan model Koopertaif denan metode Snowball Throwin dalam pokok bahasan it funsi, aar berusaha untuk lebih persuasif dalam menajak siswa ikut ambil baian dalam penyampaian pendapat. Selain itu, dalam melaksanakan pembelajaran denan menunakan metode ini, upayakan untuk lebih memperhatikan alokasi waktu karena kendala yan palin serin dialami dalam melaksanakan metode ini adalah dari sei penelolaan waktu. 2. Bai peneliti selanjutnya yan inin menerapkan model ini, diharapkan untuk menerapkannya pada pokok bahasan yan berbeda atau bahkan pada mata pelajaran yan berbeda. Selain itu, hasil penerapan metode ini masih berpotensi untuk menjadi lebih baik sehina perlu diadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada kekuranan-kekuranan yan ada seperti yan sudah dibahas sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 26. Raam Metode Pembelajran Interaktif. Website: http://www.dosuwanda.wordpress.com. Download: 9 Januari 28. Arikunto. 999. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Danim, Sudarwan. 23. Aenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Pustaka Pelajar Yoyakarta. Depdiknas. 24. Materi Pelatihan Terinterasi Matematika 3. Depdiknas Jakarta: Djamarah. 994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional. Jakarta Hamalik. 999. Interaksi Dan Motivasi Belajar Menajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta Lie, A. 27. Cooperative Learnin. Alfabeta Bandun Sardiman. 2. Interaksi dan Motivasi Pedoman Bai Guru Dan Calon Guru. Rajawali. Jakarta Slameto. 23. Belajar Danfaktor-Faktor Yan Mempenaruhinya. Rineka Cipta Jakarta Suryosubroto. 25. Tata Laksana Kurikulum. Rineka Cipta. Jakarta Sutratinah. 2: Anak Super Normal Dan Proram Pendidikannya. Bumi Aksara. Jakarta Widoyoko, Eko Putro. 28. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penembanan Profesi Guru. Website: http://www.um-pwr.ac.id. Download: 28 Mei 29. Winataputra.998: Belajar Dan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 77

GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Koman Sukertiasih 78