Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya

METODA PENYARING RUANG SEDERHANA PADA INTERFEROMETER MICHELSON

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

PENGUKURAN INDEKS BIAS ALKOHOL DENGAN MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON SKRIPSI

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

Interferometer Michelson

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

SISTEM OPTIK INTERFEROMETER MICHELSON MENGGUNAKAN DUA SUMBER LASER UNTUK MEMPEROLEH POLA FRINJI. Yayuk Widamarti*, Minarni, Maksi Ginting

Berkala Fisika ISSN : Vol. 7, No. 3, Juli 2004, hal 91-96

Abstrak. Kata kunci: NiraTebu, Sukrosa, Indeks bias, Interferometer Michelson

Pengukuran Kualitas Madu Bunga Berdasarkan Konstanta Efek Kerr yang Diukur Menggunakan Interferometer Michelson

Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K)

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

Penentuan Nilai Koefisien Linear Magneto Optik Bahan Transparan Menggunakan Interferometer Michelson

PENGARUH KENAIKAN FREKUENSI GETARAN AKUSTIK TERHADAP JUMLAH PERGESERAN FRINJI PADA INTERFEROMETER MICHELSON

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

Eksperimen Michelson Morley pada Media Non-vakum Rira Nurmaida dan Nuri Trianti Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

BAB II. Landasan Teori

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

PENENTUAN INDEKS BIAS MINYAK WIJEN (SESAME OIL) MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH GANDA

PENENTUAN TEBAL BAHAN TRANSPARAN

PENENTUAN TEBAL BAHAN TRANSPARAN (ZnO) MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis

UJI KESEMPURNAAN LENSA BERDASARKAN SIFAT ABERASI LENSA MENGGUNAKAN METODE INTERFEROMETER TWYMAN-GREEN Oleh Indah Warni J2D002202

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

Kompetensi. 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi.

ANALISIS INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR MENGGUNAKAN CERMIN DATAR BERDEBU UNTUK MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Untuk Menentukan Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis Image Processing

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO. Satuan Acara Pembelajaran

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

Antiremed Kelas 12 Fisika

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

PENGUKURAN NILAI PANJANG KOHERENSI DUA SUMBER LASER MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

PENGGUNAAN METODE FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED) UNTUK STUDI ANALISIS GUGUS FUNGSI SAMPEL MINYAK GORENG DENGAN PERLAKUAN VARIASI PEMANASAN

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

Sistem Interferometer Michelson untuk Mengukur Regangan pada Mesin Uji Tarik

Diagram blok sistem pengukuran

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

3. Resonansi. 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara

Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

MANOMETER MEKANIKA FLUIDA. Alat Ukur Aliran Fluida P O L I T E K N I K N E G E R I S R I W I J A Y A

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA

Halaman (2)

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

Tegangan Sisa pada Bahan Model Fotoelastis Epoxi Resin karena Perlakuan Termal

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode.

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

PENGUKURAN INDEKS BIAS MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL) PADA BEBERAPA SUHU MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON SKRIPSI. Oleh

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR MENGGUNAKAN CERMIN DATAR BERDEBU DAN APLIKASINYA DALAM PENGUKURAN INDEKS BIAS KACA

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

Laporan Praktikum Kimia Fisika 1 Refraktometer

Transkripsi:

Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover adalah kumpulan benda-benda langit dengan berbagai fenomena

PENGUKURAN PERUBAHAN INDEKS BIAS GAS ALAM CAIR (BUTANA) DENGAN INTERFEROMETER MICHELSON Richard R. Lokollo 1, dan S.J. Litiloly 2 1). Jurusan Fisika FMIPA Unpatti 2). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unpatti ABSTRAK Indeks bias n dari suatu medium dapat bervariasi sebagai fungsi daripada tekanan. Suatu tabung yang kedua ujungnya (jendela) terbuat dari kaca yang dapat dialiri gas dengan variasi tekanan tertentu, ditempatkan pada salah satu kaki interferometer Michelson, menghasilkan setiap perubahan frinji atau jumbai interferensi (pola interferensi laser) pada layar saat tekanan dalam tabung divariasi. Dengan menghitung setiap perubahan frinji untuk setiap perubahan tekanan sebesar 4 cmhg nilai indeks bias gas alam cair (butana) serta perubahannya dapat ditentukan. Hasil ini bila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya terhadap 2 jenis gas alam cair yang lain (dalam satu gugus hidrokarbon yang sama) yaitu : metana dan pentana, dapat dikatakan cukup akurat dengan mempertimbangkan bahwa : konfigurasi ikatan molekulnya hampir berdekatan dengan konfigurasi ikatan molekul butana. Kata Kunci : Indeks Bias, Interferometer Michelson, Pola Interferensi, Frinji. PENDAHULUAN Interferometer michelson (gambar 1) dapat digunakan untuk mengukur perubahan indeks bias dengan memvariasikan tekanan pada tabung yang berisi gas butana yang terdapat pada salah satu kaki interferometer dan kemudian melewatkan berkas laser He-Ne pada tabung tersebut melalui kedua ujungnya yang terdapat jendela kaca. Sebuah bayangan berpola lingkaran-lingkaran konsentris (terang dan gelap) tanpak pada layar yang ditempatkan di depan laser. Jika tekanan dalam tabung yang oleh gas divariasikan, maka perubahan tekanan dalam tabung gas menyebabkan berkas laser dari setiap kaki interferometer akan berinterferensi. Ini terlihat dengan pergerakan pola terang-gelap yang berbentuk lingkaranlingkaran konsentris yang keluar dari pusat frinji yang tampak pada layar. Objek dari penulisan makalah ini adalah mengukur perubahan indek bias gas alam cair dengan menghitung jumlah setiap perubahan frinji (orde interferensi) saat berpindah dari gelapterang-gelap yang nampak pada layar untuk setiap perubahan tekanan sebasar 4 cmhg. P R O SI D I N G 87

Frinji/jumbai interferensi Lensa Layar Arah pergerakan frinji saat berpindah dari daerah terang-gelapterang. Pembelah Berkas Cermin Laser He-Ne Tabung berisi gas alam cair yang tekanannya dapat divariasi Pompa Vakum untuk variasi tekanan Cermin Gambar 1. Diagram Interferometer Michelsok. Jarak antara pembelah berkas ke layar dan setiap cermin adalah 15 cm, jarak antara pembelah berkas dan Laser adalah 30 cm. METODE PENELITIAN Sistem Interferometer Michelson dibentuk dengan Laser He-Ne (5 mw, 632,8 nm), pembelah berkas (beam splitter), 2 cermin, lensa konvergen (lensa positif) serta layar (gambar 1). Cermin dan pembelah berkas diatur sedemikian rupa agar pengamatan pola interferensi frinji/jumbai gelap-terang pada layar dapat teramati. Sedangkan lensa positif yang ditempatkan sebelum layar berfungsi untuk memperbesar pola frinji. Tabung optik yang terbuat dari plat kuningan yang kedua ujungnya ditutupi oleh jendela kaca, terdirin dari 3 kran pengatur yang terhubung ke pompa vakum (memvakumkan udara dalam tabung sebelum dialiri oleh gas), tabung gas yang berisi gas butana serta manometer air raksa (digunakan jika tidak terdapat pengatur tekanan pada tabung gas), diperlihatkan dalam gambar 2. 88 P R O SI D I N G

Kran-kran pengatur berkas laser Jendela kaca 13 cm Gambar 2. Tabung gas yang terbuat dari aluminium dengan kedua ujungnya (jendela) terbuat dari kaca agar dapat dilewatkan berkas laser serta ketiga kran pengatur yang terhubung ke manometer air raksa, tabung berisi gas butane serta pompa vakum Saat gas butana dialirkan ke dalam tabung dengan variasi tekanan setiap kenaikan 4 cmhg, maka akan terjadi perubahan terhadap indeks bias dari gas, cahaya dari salah satu kaki interferometer berinterferensi dengan cahaya dari kaki yang lain dari interferometer (mengalami interferensi konstruktif ke destruktif kemudian ke instruktif lagi) menyebabkan perpindahan frinji yang bergerak mengembang keluar dari pusat lingkaran konsentris untuk setiap perubahan orde interferensi pada bidang pengamatan yang nampak pada layar. Untuk ketelitian setiap titik pengamatan frinji pada layar, setiap perubahan frinji (1 frinji dari titik pengamatan) dikatakan akurat jika frinji tersebut yang berpindah dari titik pengamatan dari frinji lingkaran gelap ke terang kemudian gelap lagi atau sebaliknya. Jumlah setiap frinji yang melalui titik pengamatan pada layar direkam untuk setiap perubahan tekanan. Satu siklus dari inteferensi konstruktif destruktif konstruktif (tiap perubahan 1 frinji) terjadi sebagai jumlah berkas panjang gelombang cahaya laser He-Ne yang merambat dalam tabung gas yang berubah sebasar 1 panjang gelombang. Total panjang lintasan berkas laser yang melalui tabung gas adalah sebesar dua kali yaitu : 2L, dimana L adalah panjang tabung yang berisi gas. Panjang gelombang berkas laser He-Ne dalam tabung diberikan oleh : (1) dimana n adalah indeks bias dari gas yang berada dalam tabung, sedangkan jumlah panjang gelombang (orde interferensi) m dalam tabung adalah :...(2) Untuk jumlah perubahan panjang gelombang sebesar 1, setiap satu frinji yang teramati dan jumlah setiap frinji yang terlihat adalah sama dengan beda jumlah panjang gelombang pada tekanan P 1 dan P 2. Perbedaan dalam jumlah panjang gelombang untuk P 1 dan P 2 diberikan melalui relasi :..(3) P R O SI D I N G 89

Tetapi ketika n berubah terhadap perubahan tekanan, maka m 2 dan m 1 dapat dinyatakan sebagai : dan....(4) Dengan mengkombinasikan persamaan (3) dan (4), maka hasil untuk n 2 n 1 dapat dinyatakan menurut ekspresi :..(5) Perubahan indeks bias dapat dituliskan sebagai n = n 2 n 1. Dengan mensubtitusi bentuk ini dan membagi kedua ruas persamaan (5) dengan P = P 2 P 1 memberikan persamaan akhir dalam bentuk : (6) m, jumlah setiap frinji yang terlihat setiap perubahan tekanan sebesar 4 cmhg diamati dan direkam. Rasio Perubahan indeks bias terhadap perubahan tekanan pada persamaan (6) kemudian dapat dihitung. Proses ini dilakukan untuk setiap tekanan dari 4 cmhg sampai 73 cmhg dan selanjutnya nilai yang diperoleh untuk setiap tekanan kemudian diplot hasilnya seperti yang diperlihatkan dalam gambar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini dalam Tabel 1, adalah hasil pengukuran tekanan dan indeks bias serta perhitungan perubahannya. Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan Tekanan dan Indeks Bias Tekanan P m ± 0,5 n/p Perubahan indeks bias butana n dari penelitian sebelumnya [ ] 0 0 0 0 4 24 0,00001460 0,000529343 8 48 0,00001460 0,000529343 12 72 0,00001460 0,000529343 16 97 0,00001521 0,000534857 20 121 0,00001460 0,000533754 24 146 0,00001521 0,000536695 28 171 0,00001521 0,000538795 32 195 0,00001460 0,000537614 36 220 0,00001521 0,000539146 40 244 0,00001460 0,000538165 44 268 0,00001460 0,000537363 48 292 0,00001460 0,000536695 52 316 0,00001460 0,000536129 56 341 0,00001521 0,000537220 90 P R O SI D I N G

Keterangan : Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI 60 367 0,00001582 0,000539636 64 392 0,00001521 0,000540371 68 416 0,00001460 0,000539722 73 441 0,00001521 0,000540371 P o = Tekanan udara luar terukur, P o = (76,68 ± 0,08) cmhg Panjang tabung gas, L = (130,00 ± 0,02) mm Suhu ruangan, t = (30,0 ± 0,5) o C Kelembaban udara relative, N = (90,0 ± 0,1) % Panjang gelombang berkas laser He-Ne, = 632,8 nm Sedangkan Tabel 2 berisi ralat (ketidakpastian) yang timbul ketika dilakukan pengukuran dan perhitungan. Tabel 2. Rangkuman perambatan ralat yang mungkin ditimbulkan dari hasil pengukuran Sumber ralat Kontribusi ralat Kesalahan perhitungan frinji untuk P 16 cm Hg 1,4 %, 1 kesalahan perhitungan frinji dalam setiap 69 frinji Kesalahan perhitungan frinji untuk P 28 cmhg 0,7 %, 1 kesalahan perhitungan frinji dalam setiap 147 frinji Kesalahan perhitungan frinji untuk P 36 cmhg 0,51 %, 1 kesalahan perhitungan frinji dalam setiap 196 frinji Kesalahan perhitungan frinji untuk 36 P 56 cmhg 0,31 %, 1 kesalahan perhitungan frinji dalam setiap 317 frinji Kesalahan perhitungan frinji untuk 56 < P 60 cmhg 0,6 %, 2 kesalahan perhitungan frinji dalam setiap 343 frinji Kesalahan perhitungan frinji untuk 60 < P 73 cmhg 0,23 %, 1 kesalahan perhitungan frinji dalam setiap 417 frinji Pengukuran panjang tabung gas 0,38 % Daya sedot pompa yang kecil (73 cmhg) 3,95 % udara yang masih tersisa saat memvakumkan tabung sebelum dialiri dan tercampur dengan gas gas butana. butana. Adanya kesalahan dalam perhitungan jumlah frinji yang melalui medan pengamatan disebabkan oleh mekanisma sistem pengaturan tekanan kran pengatur K 3 untuk menyalurkan gas yang kurang halus (tidak terlalu presisi) sehingga saat tekanan dinaikan sekitar 1 sampai 2 frinji terlewatkan dari medan pengamatan. Sedangkan pengukuran terhadap panjang tabung gas menggunakan caliper digital dengan akurasi sekitar 0,02 mm. P R O SI D I N G 91

n/ P (cmhg -1 ) Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI Perubahan n/p pada tekanan dari 4 cmhg sampai 73 cmhg 0,000018 0,000016 0,000014 0,000012 0,00001 0,000008 0,000006 0,000004 0,000002 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 73 Tekanan P (cmhg) Gambar 3. Setiap titik data dari n/p untuk setiap perubahan tekanan dihitung dengan persamaan (6) dan dinyatakan dalam perubahan dalam n untuk setiap kenaikan tekanan 4 cmhg. Prosentasi perambatan ralat untuk setiap n/p diperlihatkan dalam tabel 1. Hasil analisa ini juga memperlihatkan bahwa : bertambahnya tekanan, maka perubahan indeks bias butana bertambah sekitar 2.10-5 5.10-5 (gambar 3). Tampak bahwa n/p tidak linier dalam tekanan, n juga menunjukan kemungkinan yang sama. Sedangkan pada tekanan 4 cmhg 12 cmhg, 24 cmhg 28 cmhg serta 40 cmhg 52 cmhg, perubahan terhadap n/p memperlihatkan kecenderungan yang lebih stabil. Tetapi pada tekanan 60 cmhg 73 cmhg, data kembali mengalami deviasi (ketidakteraruran), dan perubahan ini cukup signifikan dimana berkas gelombang laser dari setiap kaki interferometer berpencar (tidak sefasa) dan pola in terferensi konstruktif yang terbentuk dengan berkas gelombang laser dari kaki yang lain dari interferometer akan tidak bertahan lama pada medan pengamatan (posisi sempurna cermin pada kedudukan yang benar pada awal dari eksperimen ini untuk menghidarkan masalah tersebut, tetapi hal ini cukup sulit sebagai alasan praktis). Untuk itu perlu pengaturan lagi dari salah satu cermin pada interferometer agar diperoleh kembali pola interferensi gelombang laser. Dalam perbandingan hasil untuk n/p dengan nilai n yang diperoleh dari penelitian yang pernah penulis lakukan pada temperatur 25 o C yaitu : 1,00054 ± 0,00001 ([ ]). Jadi nilai n yang ditentukan dari pengukuran dan perhitungan n/p dilakukan dengan pertama-tama memasukan nilai n yang telah penulis peroleh dari penelitian sebelumnya pada temperatur 25 o C (1,00054 ± 0,00001) dan kemudian menambahkan perhitungan n/p ke 1,000540 untuk setiap perubahan tekanan 4 cmhg. 92 P R O SI D I N G

Ralat ε untuk maksud perbandingan nilai n (jumlah komulatif dari n) untuk mendapatkan nilainya dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diberikan oleh : ( )...(7) dimana ε P adalah ralat yang bersesuaian dengan setiap pengukuran dari perubahan indeks bias n pada tekanan P. Metode ini menambahkan ralat secara kuadrat dengan asumsi bahwa penyimpangan terhadap setiap perubahan indeks bias dari nilai yang sebenarnya adalah hampir sama, agar supaya ralat yang diberikan oleh komulatif jumlah dari ralat dalam gambar 3 adalah tidak terlalu besar. Nilai terkecil untuk ε adalah menunjukan nilai terbaik dari ralat pada setiap titik yang dipresentasikan dalam makalah ini. Nilai n/p yang diperoleh pada makalah ini memberikan hasil yang cukup signifikan untuk n, dan untuk ralat pada temperatur yang sama memberikan hasil 5,0 x 10-5, dimana hasil yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan hasil pada makalah ini menggunakan sumber pencahayaan yang sama yaitu : berkas laser He-Ne pada tekanan 1 atm. KESIMPULAN Dengan menggunakan sistem Interferometer Michelson dan memadukannya dengan beberapa sistem peralatan penunjang sederhana yang lain dan tabung optik untuk mengalirkan gas serta merabatkan berkas gelombang laser, perubahan terhadap indeks bias gas alam cair dapat diukur untuk setiap perubahan tekanan, dimana range dari tekanan diamati dari 4 cmhg sampai 73 cmhg. Dengan menghitung setiap perubahan frinji pada medan pengamatan dan kemudian mengaplikasikan persamaan (6) dalam perhitungan n/p, maka nilai dari n juga dapat ditentukan dan hasilnya tidak berbeda jauh dengan yang pernah diteliti sebelumnya oleh penulis. Sedangkan pengukuran terhadap perubahan indeks bias gas butana dalam penelitian ini diperoleh rata-rata perubahan sebasar 5,5 x 10-5 untuk setiap tekanan 4 cmhg. Walaupun penelitian terhadap perubahan nilai indeks bias gas butana belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi berpijak dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mascart dan Dulong untuk gas Metana dan Pentana (n metana = 1,000443, n metana = 1,000444 dan n pentana = 1,001711), dimana gas butana berada diantara kedua gugus hidrokarbon tersebut, maka dapat dikatakan perubahannya cukup signifikan dan cukup akurat hasil pengukuran ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Bevington, P.R.,1969, Data reduction and error analysis for the physical sciences, Mc Graw - Hill book company, Inc, USA 2. Born, M., and Wolf, E., 1975, Principles of optics, Edisi ke-lima, Pergamon press, New York P R O SI D I N G 93

3. Hecht, E., and Zajac, A., 1974, Optics, Adisson Wesley Publishing company Inc, Philippines 4. Lokollo, R.R., 1998, Studi tentang penentuan indeks bias gas alam cair (butana) dengan Interferometer Michelson, UGM, Yogyakarta 5. Weast, R.C., and Astle, M.J., 1979-1980, CRC Hand book of chemistry and physics, edisi ke-enan puluh, CRC press, Inc, Florida 33431. 94 P R O SI D I N G