ORANG DEWASA BELAJAR Bagaimana Pemilihan Metode Pembelajarannya?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

Pengajaran Andragogi: Praktisi or Widyaiswara?

PEMAHAMAN PERILAKU DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ORANG DEWASA Rosita E.K., M.Si

Melakukan Pendampingan yang Efektif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas IV SD 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang

OBSERVASI KELAS SEBAGAI SALAH SATU TEKNIK SUPERVISI PENGAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH. Oleh : MARTINUS M.KROWIN. Dosen Universitas Negeri Manado ABSTRACT

BAB n. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 SUKOHARJO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah pelajaran yang sulit, membosankan, dan banyak rumus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah minat. Walgito (2010) menyatakan minat mempengaruhi proses hasil

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

Evaluasi Program Pelatihan

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

PENDIDIKAN KIMIA (Kode : A-09)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

MODEL PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Adanya kebutuhan akan layanan bimbingan yang berkaitan dengan karakteristik dan masalah perkembangan siswa

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PEDOMAN OBSERVASI NO KEGIATAN OBSERVASI 1. Dimanakah letak SD Negeri Tegalrejo? 2. Dimanakah alamat SD Negeri Tegalrejo itu? 3. Bagaimanakah kedaan

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA. Intisari 1) Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab keempat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Ida Winarni SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Role Playing di Kelas IV SD Inpres Cendanapura

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

Asnaria Situmeang Surel:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN. Banjarmasin Utara tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa sebanyak 32

BAB I PENDAHULUAN. atau di dalam kantor untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Faraserianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

Team Building & Manajeman Konflik

Transkripsi:

ORANG DEWASA BELAJAR Bagaimana Pemilihan Metode Pembelajarannya? Orang dewasa belajar, apa orang belajar dewasa? Mirip-mirip, yang jelas ada dua kata yang penting yaitu dewasa dan belajar. Apa dewasa itu dan apa pula belajar? Mengapa orang dewasa belajar dan bagaimana cara belajarnya? Itulah permasalahan dalam tulisan ini. Lalu bagaimana dengan Anda yang berprofesi sebagai fasilitator yang memfasilitasi orang dewasa belajar? Dalam tulisan ini penulis berharap dapat ikut berpartisipasi dalam mensuksukseskan tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pada orang dewasa. Apakah Anda berprofesi sebagai fasilitator baik widyaiswara, dosen, instruktur, dan yang sejenisnya? Mari kita bersama-sama membahas beberapa permasalahan di atas dalam tulisan berikut. BELAJAR DAN DEWASA Belajar adalah perolehan pengetahuan melalui observasi dan studi yang menimbulkan perubahan pada sikap dan atau perilaku. Dalam belajar terjadi perbedaan pecepatan dan tingkatan penyerapan dari masing-masing pembelajar. Belajar sebaiknya berkesinambungan selama kehidupan masih ada di badan. Jadi belajar bukan hanya pada waktu anak-anak atau remaja, tapi juga pada waktu seseorang sudah dewasa bahkan sampai ambang kematian. 1 / 6

Dewasa mengandung pengertian matang, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, mandiri tidak selalu tergantung pada orang lain. Mengapa orang dewasa belajar? Di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya serba berubah. Belajar membantu seseorang untuk berubah menjadi maju dan lebih baik, berarti kalau tidak belajar akan sulit berubah, dan ujung-ujungnya kalau tidak belajar akan tertinggal.ciri-ciri orang dewasa belajar tentu saja berbeda dengan anak-anak. Dalam proses pembelajaran, orang dewasa menghendaki kemandirian dan sedikit kebebasan, tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya hanya diberi ceramah oleh orang tentang anjuran dan larangan. Orang dewasa lebih memilih dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, memperhatikan pengalaman kerja bahkan pengalaman hidupnya. Dengan demikian orang dewasa akan melakukan proses pembelajaran dengan pelibatan dirinya secara lebih mendalam.. Oleh sebab itu perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pembelajaran orang dewasa. Bila Anda berprofesi sebagai fasilitator, ada beberapa permasalahan orang dewasa belajar yang harus diketahui Anda sikapi. Yang pertama adalah harapan, orang dewasa akan lebih siap mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan mereka. Bila ada manfaat pada masa depan dan kariernya baru akan memacu semangat belajar mereka. Kedua adalah latar belakang keluarga dan sosial. Sangat jelas bahwa faktor keluarga yang harmonis dan menempatkan sendi-sendi belajar yang tepat serta lingkungan sosial yang mendukung dapat mempengaruhi keinginan dan kebutuhan orang dewasa belajar. Demikian pula sebaliknya. Ketiga adalah faktor daya ingat, penglihatan, pendengaran, dll yang sudah menurun dijadikan sebagai pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran secara keseluruhan mulai dari setting tempat, materi, metode, jadual, dan seterusnya. YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan olah fasilitator untuk memperlancar proses pembelajaran orang dewasa yang ujung-ujungnya dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran. 1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif Menciptakan lingkungan belajar yang positif dengan mendesain pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat melalui penggunaan berbagai metode dan teknik pembelajaran. Lingkungan pembelajaran meliputi lingkungan belajar belajar fisik dan non fisik. Lingkungan belajar fisik seperti gedung, ruang kelas, taman, dsb. Sedangkan lingkungan belajar non fisik termasuk interaksi antar fasilitator dengan pembelajar, interaksi antar individu sesama pembelajar, dan antar individu pembelajar dengan penyelenggara pembelajaran. 2 / 6

2. Prinsip-prinsip Belajar Orang Dewasa yang Efektif Prinsip-prinsip belajar orang dewasa yang efektif perlu dipahami oleh fasilitator dan penyelenggara pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan efektif. Beberapa prinsip dimaksud adalah: a. Menciptakan lingkungan positif b. Menjaga minat belajar c. Menciptakan interaksi sosial d. Adanya rasa hormat e. Harga diri f. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas g. Penguasaan fasilitator terhadap tujuan pembelajaran h. Keterkaitan materi pembelajaran dengan pengalaman kerja dan hidupnya i. Program pembelajaran yang terpusat j. Penerapan hasil belajar di tempat kerja k. Refleksi proses dan hasil belajar 3. Mengenal Gaya Belajar Mengenal gaya belajar tujuannya untuk mengembangkan keahlian presentasi yang kreatif disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar yang bermacam-macam dan berbeda. Fasilitator diharapkan dapat menciptakan iklim belajar yang bersemangant dan kreatif, membangum dan membina hubungan dengan pembelajar, dapat mengembangkan strategi fasilitasi, dan memahami kunci keberhasilan merencanakan sesi pembelajaran yang efektif. 4. Mengembangkan Kerangka Belajar Pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kerangkan belajar adalah dengan pendekatan pencapaian pengetahuan dan ketrampilan pada kompetensi tingkat tertentu. Semakin mengarah pada penguasaan optimal kompetensi bawah sadar menjadi semakin mantap kompetensinya. 3 / 6

5. Menggunakan Strategi Pembelajaran yang Bervariasi Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan katika merencanakan penyajian pelatihan meliputi analisis kebutuhan pelatihan, merumuskan hasil belajar yang diharapkan, mengidentifikasi metode penyajian yang tepat, memilih lokasi pelatihan yang tepat, dan menyiapakan sumber daya pelatihan yang cocok. 6. Membuat Presentasi yang Menyenangkan Menumbuhkan kesenangan pada presentasi yaitu dengan menggunakan pendekatan bahwa proses pembelajaran dianalogikan dengan proses entertainment, sehingga menumbuhkan daya tarik yang positif dari pembelajar. Dalam hal ini suasana ruang pembelajaran yang digunakan didesain sedemikian rupa sehingga lingkungan belajar dapat menumbuhkan minat belajar. Menggunakan teknik presentasi yang manarik, menciptakan suasana yang gembira dan tidak menegangkan. Variasi suasana untuk menciptakan suasana gembira dapat didesain di awal pembelajaran, di tengah-tengah proses, atau di akhir proses secara proporsional dan tidak berlebihan. 7. Kersasama Tim Proses pembelajaran yang efektif ditentukan pula dengan adanya kerjasama tim antara penyelenggara, fasilitator dan peserta. Peserta pembelajaran dilatih dengan berbagai teknik membangun tim dan dibiasakan bekerja dalam tim selama proses pembelajaran yang diikuti. Hal ini dilakukan dengan harapan benar-benar terbiasa dengan proses kerjasama tim dan merasakan manfaatnya, sehingga setelah kembali ke tempat tugas dapat membangun kerjasama tim yang efektif. KESIMPULAN DAN SARAN Bagi Anda yang menjadi fasilitator pada pembelajaran orang-orang dewasa entah sebagai widyaiswara, dosen, instruktur, dll, penulis berharap tulisan ini ada manfaatnya. Dari penjelasan tentang pemilihan dan penerapan metode pembelajaran untuk orang dewasa belajar di atas dapat disimpulkan dan disarankan hal-hal sebagai berikut: a. Persiapan yang matang, meliputi: 4 / 6

- Bahan ajar yang dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. - Penetapan lokasi dan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan, setting ruang belajar yang tepat sesuai kebutuhan pelatihan. - Penyiapan alat bantu pembelajaran dan menggunakannya secara optimal. - Merancang jadwal kegiatan pembelajaran yang realistis. b. Kamampuan fasilitator melakukan presentasi dengan menggunakan teknik-teknik presentasi yang tepat untuk orang dewasa dengan penciptaan suasana pembelajaran yang menarik, kratif dan proporsional serta sejauh mungkin relevan dengan materi pembelajaran dan menumbuhkan pembelajaran yang menggembirakan. c. Koordinasi yang efektif antara fasilitator dengan penyelenggara pelatihan sebagai tim yang kreatif dan dinamis dengan persepsi yang sama tentang tujuan pembelajaran. d. Proses evaluasi hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi di akhir pembelajaran. e. Kaji ulang seluruh proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk pengembangan pembelajaran berikutnya. Demikian dan penulis yakin bahwa Anda adalah fasilitator yang luar biasa dalam memfasilitasi orang dewasa belajar. Selamat bekerja Anda pasti bisa!!! DAFTAR BACAAN: - Senge, Peter M. Disiplin Kelima. Terjemahan: Nunuk Adiarni, Jakarta. Binarupa Aksara, 1996 - Sugema, B. Dan Setyabudi H., Psikologi Belajar Orang Dewasa, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. 2002 - Tim Widyaiswara. Laporan Hasil Pelatihan Metode Pengembangan Pengajaran, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur, 2004 - http://muhfida.com/ragam-metode-pembelajaran-interaktif/ 5 / 6

*) Penulis adalah Widyaiswara Madya Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur 6 / 6