KECERDASAN BUATAN. Simple Hill Climbing. Disusun Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
Pencarian. Kecerdasan Buatan Pertemuan 3 Yudianto Sujana

KECERDASAN BUATAN METODE HEURISTIK / HEURISTIC SEARCH ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN

Pendakian Bukit (Hill Climbing)

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

Teknik Pencarian Heuristik

SISTEM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

HEURISTIC SEARCH. Irvanizam Zamanhuri, M.Sc Dr. Taufiq A. Gani, M.EngSc

PENCARIAN RUTE TERPENDEK ARENA KONTES ROBOT PEMADAM API INDONESIA (KRPAI) MENGGUNAKAN ALGORITMA HILL CLIMBING

BAB IV TEKNIK PELACAKAN

Pencarian Rute Terpendek pada Tempat Wisata di Kota Bogor Menggunakan Metode Heuristik

Artificial Intelegence/ P_3 EKA YUNIAR

Contoh 4/7/ HEURISTIC METHOD. Pencarian Heuristik

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015

memberikan output berupa solusi kumpulan pengetahuan yang ada.

METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN

Metode Pencarian & Pelacakan dengan Heuristik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Case Study : Search Algorithm

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh pemilik kos sedangkan lama waktu penyewaan ditentukan sendiri

Search Strategy. Search Strategy

TEKNIK PENCARIAN HEURISTIK (HEURISTIC SEARCHING)

BAB I PENDAHULUAN. generasi pertama pada tahun 1972 dikenal dengan game konsol yang dikeluarkan

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC)

HEURISTIC SEARCH UTHIE

ANALISA KEBUTUHAN WAKTU PADA PROSES PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

PENYELESAIAN MASALAH 8 PUZZLE DENGAN ALGORITMA HILL CLIMBING STEPEST ASCENT LOGLIST HEURISTIK BERBASIS JAVA

INTELEGENSI BUATAN. Pertemuan 2,3 Problem, Space, Search. M. Miftakul Amin, M. Eng. website :

KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL.. xviii. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

SEARCHING. Blind Search & Heuristic Search

ALGORITMA PENCARIAN. 1. Iterative-Deepening Depth-First Search (IDS) Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : Kelas : VI A

Metode Searching. Blind/Un-informed Search. Heuristic/Informed Search. Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) Hill Climbing A*

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

03/03/2015. Agenda Teknik Dasar Pencarian Teknik Pemecahan Masalah Strategi Pencarian Mendalam Pencarian Heuristik

Penerapan Metode Hill Climbing Pada Sistem Informasi Geografis Untuk Mencari Lintasan Terpendek

Pertemuan-07 INFORMATIKA FASILKOM UNIVERSITAS IGM

Sebelumnya... Best-First Search Greedy Search A* Search, karena boros memory, dimunculkan variannya (sekilas): IDA* SMA* D* (DWA*) RBFS Beam

LESSON 6 : INFORMED SEARCH Part II

PROTOTIPE IMPLEMENATSI ALGORITHMA HILLCLIMBING UNTUK MEMBUAT JADWAL PRODUKSI GARMENT DI PT XX

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

PENERAPAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MODEL PENCARIAN RUTE TERDEKAT FASILITAS PELAYANAN DARURAT DI KOTA BOGOR BERBASIS ANDROID

Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

IMPLEMENTASI ALGORITMA HILL CLIMBING DAN ALGORITMA A* DALAM PENYELESAIAN PENYUSUNAN SUKU KATA DASAR DENGAN POLA PERMAINAN BINTANG KEJORA

Penyelesaian Masalah 8-Puzzle dengan Algoritma Steepest-Ascent Hill Climbing

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENERATE AND TEST PADA PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian 4/7/2016. fakultas ilmu komputer program studi informatika

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

UJI KINERJA DAN SIMULASI PENENTUAN JARAK TERPENDEK DENGAN SIMULATED ANNEALING PADA SUHU TETAP DAN SUHU BERUBAH

BAB I PENDAHULUAN 1-1. Howard. W. Sams & Co.1987, hal 1. 1 Frenzel, L.W. Crash Course In Artifical Intelligence And Expert Systems. 1st Edition.

Penerapan Metode Best First Search Pada Permainan Tic Tac Toe

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PENERAPAN ALGORITMA STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING DAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) DALAM GAME SLIDE PUZZLE PENGENALAN SEMBILAN SUNAN BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PELACAKAN PADA MATA KULIAH KECERDASAN BUATAN BERBASIS MULTIMEDIA

Update 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Visualisasi

MASALAH, RUANG KEADAAN & PENCARIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah lintasan terpendek berkaitan dengan pencarian lintasan pada graf

METODE PENCARIAN BFS dan DFS

BAB III ALGORITMA GREEDY DAN ALGORITMA A* membangkitkan simpul dari sebuah simpul sebelumnya (yang sejauh ini terbaik di

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PELACAKAN PADA MATA KULIAH KECERDASAN BUATAN BERBASIS MULTIMEDIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Teknik Pencarian Optimal Menggunakan Algoritma Generate and Test dengan Diagram Precedence (GTPRE)

BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

Kecerdasan Buatan Penyelesaian Masalah dengan Pencarian

Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB

BAB 2 LANDASAN TEORI

Artificial Intelegence/ P_2. Eka Yuniar

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

Matematika dan Statistika

Kecerdasan Buatan. Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Pertemuan 02. Husni

ARTIFICIAL INTELLIGENCE

PERBANDINGAN METODE PENCARIAN DEPTH-FIRST SEARCH, BREADTH-FIRST SEARCH DAN BEST-FIRST SEARCH PADA PERMAINAN 8-PUZZLE

Pembahasan Pencarian Lintasan Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra dan A*

SSSS, Problem Solving. State Space Search. Erick Pranata. Edisi I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi Algoritma A Star pada Pemecahan Puzzle 8

Penggabungan Algoritma Brute Force dan Backtracking dalam Travelling Thief Problem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Penyelesaian Permainan Sliding Puzzle 3x3 Menggunakan Algoritma Greedy Dengan Dua Fungsi Heuristik

Transkripsi:

KECERDASAN BUATAN Simple Hill Climbing Disusun Oleh: 1. Lutvi Maulida Al H. (081112006) 2. Nurul Fauziah (081112021) 3. Anggraeni Susanti (081112055) 4. Syahrul Bahar Hamdani (081211232012) Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga 2014

DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Daftar Isi... ii Bab I Pendahuluan.... 1 1.1 Latar Belakang...... 1 1.2 Rumusan Masalah. 1 1.3 Tujuan.... 2 Bab II Pembahasan 3 2.1 Pengertian Hill Climbing.... 3 2.2 Algoritma Simple Hill Climbing.... 3 2.3 Contoh Penerapan Algoritma Simple Hill Climbing.. 4 Bab III Penutup. 9 3.1 Simpulan.... 9 Daftar Pustaka... 10 ii

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Heuristic seringkali disebut sebagai lawan dari kata algoritmik dalam dunia pemrograman. Heuristic adalah suatu proses yang mungkin dapat menyelesaikan suatu masalah tetapi tidak ada jaminan bahwa solusi yang dicari selalu dapat ditemukan. Dengan kata lain, heuristic adalah sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam proses pencarian, namun dengan kemungkinan mengorbankan kelengkapan (completeness). Sedangkan fungsi heuristik adalah fungsi yang melakukan pemetaan (mapping) dari diskripsi keadaan masalah (problema) ke pengukur kebutuhan, umumnya dipresentasikan berupa angka. Fungsi heuristik digunakan untuk mengevaluasi keadaan-keadaan problema individual dan menentukan seberapa jauh hal tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan solusi yang diinginkan. Dalam mempelajari metode-metode pencarian heuristik, kata heuristik diartikan sebagai suatu fungsi yang memberikan suatu nilai berupa biaya perkiraan (estimasi) dari suatu solusi. Ada beberapa macam metode pencarian heuristik, yaitu pembangkitan dan pengujian (Generate and Test), Hill Climbing, Best First Search, Alpha Beta Prunning, Means-End-Anlysis, Constraint Satisfaction, dan Simulated Annealing. Dalam metode pencarian heuristik Hill Climbing, ada dua macam metode heuristik yakni Simple Hill Climbing dan Steepest (Ascent Hill Climbing). Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai metode heuristik Simple Hill Climbing yang disertai dengan contoh algoritma pada metode tersebut pada saat diterapkan pada suatu permasalahan. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut; 1.2.1. Apakah pengertian Hill Climbing? iii

1.2.2. Bagaimanakah algoritma Simple Hill Climbing? 1.2.3. Bagaimanakah contoh penerapan algoritma Simple Hill Climbing? 1.3. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut; 1.3.1. Mengetahui pengertian Hill Climbing. 1.3.2. Mengetahui algoritma Simple Hill Climbing. 1.3.3. Mengetahui contoh dan penerapan algoritma Simple Hill Climbing. iv 2

3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hill Climbing Metode Hill Climbing hampir sama dengan metode pembangkitan & pengujian (Generate and Test), hanya saja proses pengujian dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan berikutnya sangat tergantung pada feedback dari prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristik ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin. Hill Climbing adalah proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan berikutnya sangat tergantung pada feedback dari prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristik ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin. Metode Hill climbing merupakan variasi dari depth-first search. Dengan metode ini, eksplorasi terhadap keputusan dilakukan dengan cara depth-first search dengan mencari path yang bertujuan menurunkan cost untuk menuju kepada goal/keputusan. Yaitu dengan selalu memilih nilai heuristik terkecil. Dalam metode heuristik Hill Climbing, terdapat dua jenis Hill Climbing yang sedikit berbeda, yakni Simple Hill Climbing (Hill Climbing sederhana) dan Steepest-Ascent Hill Climbing (Hill Climbing dengan memilih kemiringan yang paling tajam / curam). 2.2 Algoritma Simple Hill Climbing Berikut adalah algoritma dari Simple Hill Climbing; 1. Mulai dari keadaan awal, lakukan pengujian: jika merupakan tujuan, maka berhenti; dan jika tidak, lanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan awal. v

2. Kerjakan langkah-langkah berikut sampai solusinya ditemukan, atau sampai tidak ada operator baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang: a) Cari operator yang belum pernah digunakan; gunakan operator ini untuk mendapatkan keadaan yang baru. b) Evaluasi keadaan baru tersebut. 1) Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar. 2) Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik daripada keadaan sekarang, maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang. 3) Jika keadaan baru tidak lebih baik daripada keadaan sekarang, maka lanjutkan iterasi. Pada simple hill climbing ini, ada 3 masalah yang mungkin, yaitu: 1) Algoritma akan berhenti kalau mencapai nilai optimum lokal. 2) Urutan penggunaan operator akan sangat berpengaruh pada penemuan solusi. 3) Tidak diijinkan untuk melihat satupun langkah sebelumnya. 2.3 Contoh Penerapan Algoritma Simple Hill Climbing Salah satu contoh dari penerapan Algoritma Simple Hill Climbing adalah Traveling Salesman Problem. Disini ruang keadaan berisi semua kemungkinan lintasan yang mungkin. Operator digunakan untuk menukar posisi kota-kota yang bersebelahan. Fungsi heuristik yang digunakan adalah panjang lintasan yang terjadi. vi 4

Operator yang akan kita gunakan, adalah menukar urutan posisi 2 kota dalam suatu lintasan. Apabila ada n kota, dan kita ingin mencari kombinasi lintasan dengan menukar posisi urutan 2 kota, maka kita akan mendapatkan sebanyak : Sehingga kalau ada 4 kota, kita bisa memperoleh : kombinasi. Keenam kombinasi ini akan kita pakai semuanya sebagai operator, yaitu: * Tukar 1, 2 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-2). * Tukar 2, 3 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-3). * Tukar 3, 4 (menukar urutan posisi kota ke-3 dengan kota ke-4). * Tukar 4, 1 (menukar urutan posisi kota ke-4 dengan kota ke-1). * Tukar 2, 4 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-4). * Tukar 1, 3 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-3). Pada Gambar 2.22 terlihat bahwa, pada keadaan awal, lintasan terpilih adalah ABCD (=19). Pada level pertama, hill climbing akan mengunjungi BACD (=17) yang ternyata memiliki nilai heuristik lebih kecil dibandingkan dengan ABCD (17<19), sehingga BACD menjadi pilihan selanjutnya dengan operator terpakai Tukar1,2. Pada level kedua, hill climbing akan mengunjung ABCD. Karena operator Tukar 1, 2 sudah digunakan oleh BACD, maka vii 5

dipilih node yang lain yaitu BCAD (=15). Karena nilai heuristik BCAD lebih kecil dibanding dengan BACD (15<17), maka node BCAD akan menjadi pilihan selanjutnya dengan operator Tukar2,3. Kemudian hill climbing akan mengunjungi CBAD (=20). Karena nilai heuristik CBAD lebih besar jika dibanding dengan BCAD (20>17), maka dipilih node lain. Pencarian menuju ke node BACD, karena operator Tukar2,3 sudah pernah digunakan oleh BCAD, maka dipilih node lain. Kunjungan berikutnya ke node BCDA (=18). Nilai inipun masih lebih besar dari nilai heuristik BCAD, sehingga dipilih node lain. Node vang dikunjungi berikutnya adalah DCAB (=19). Nilai heuristic DCAB ternyata juga lebih besar dibanding dengan BCAD, sehingga pencarian dilanjutkan di node lainnya lagi, yaitu BDAC (=14). Nilai heuristik ini sudah lebih kecil daripada nilai heuristik node BCAD (14<15), maka sekarang node ini yang akan diekplorasi. Pencarian pertama ditemukan node DBAC (=21), yang lebih besar daripada nilai BDAC. Nilai heuristik yang lebih kecil diperoleh pada node BDCA (=13). Sehingga node BDCA ini akan diekplorasi. Pencarian pertama sudah mendapatkan node dengan nilai heuristik yang lebih kecil, yaitu DBCA (=12). Sehingga node ini diekplorasi juga. Dari hasil ekplorasi dengan pemakaian semua operator, ternyata sudah tidak ada node yang memiliki nilai heuristik yang lebih kecil dibanding dengan nilai heuristik DBCA, sehingga sebenarnya node DBCA (=12) inilah lintasan terpendek yang kita cari (SOLUSI). Misalkan kita tidak menggunakan semua operator, melainkan kita hanya menggunakan 4 operator pertama saja, yaitu : * Tukar 1,2 (menukar urutan posisi kota ke'1 dengan kota ke'2). * Tukar 2, 3 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke'3). * Tukar 3,4 (menukar urutan posisi kota ke-3 dengan kota ke'4). * Tukar 4, 1 (menukar urutan posisi kota ke-4 dengan kota ke'l). Maka pencarian dengan simple hill climbing ini dapat dilihat pada Gambar 2.23. Lintasan terpendek yang diperoleh adalah B-C-A-D yaitu sebesar 15. Disini kita akan terjebak pada nilai minimum local yang disebabkan oleh kurangnya operator yang kita gunakan. Kita tidak dapat memperoleh nilai minimum globalnya yaitu sebesar 12. viii 6

Contoh TSP di atas adalah contoh pertama yang dibahas dalam makalah ini. Untuk contoh kedua adalah game Number Puzzle Slider dengan langkahlangkah menggunakan Simple Hill Climbing. Berikut adalah contoh menyelesaikan Number Puzzle Slider dengan kondisi tertentu menggunakan Simple Hill Climbing; Current State Goal State h(n) adalah nilai total heuristik dari kondisi puzzle. Bernilai 0 untuk posisi yang benar dan untuk posisi yang salah nilainya adalah jarak terpendek menuju posisi benar. Proses evaluasi yang dilakukan selalu mengambil nilai heuristik terkecil. 7ix

8x

9 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Simpulan dari pembahasan yang telah diuraikan di atas yaitu: 1. Hill Climbing adalah proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Hill Climbing terdiri dari dua macam metode yakni Simple Hill Climbing dan Steepest-Ascent Hill Climbing. 2. Terdapat beberapa langkah dalam algoritma Simple Hill Climbing yaitu: 1. Mulai dari keadaan awal, lakukan pengujian: jika merupakan tujuan, maka berhenti; dan jika tidak, lanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan awal. 2. Kerjakan langkah-langkah berikut sampai solusinya ditemukan, atau sampai tidak ada operator baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang: a. Cari operator yang belum pernah digunakan; gunakan operator ini untuk mendapatkan keadaan yang baru. b. Evaluasi keadaan baru tersebut. 1. Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar. 2. Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik daripada keadaan sekarang, maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang. 3. Jika keadaan baru tidak lebih baik daripada keadaan sekarang, maka lanjutkan iterasi. 3. Algoritma Simple Hill Climbing pada umumnya diterapkan dalam masalah Travelling Salesman Problem (TSP) dan bisa diterapkan untuk menyelesaikan game Number Puzzle Slider. xi

DAFTAR PUSTAKA Kusumadewi, Sri. Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218): TeknikPencarianHeuristik. Taufiq, Andik. 2010. 8-Puzzle Problem Bagian http://andiktaufiq.wordpress.com/2010/05/02/8-puzzle-problem-bagian-2/. (Diakses tanggal 25 September 2014) xii 10 2.