KATA PENGANTAR. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional. Djarot Sulistio Wisnubroto

dokumen-dokumen yang mirip
Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Ikhtisar Eksekutif. vii

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

L A P O R A N K I N E R J A

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

L A P O R A N K I N E R J A

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B A B P E N D A H U L U A N

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2018 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional. Djarot Sulistio Wisnubroto

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

Revisi 0 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA

Rancangan Teknokratik RENSTRA BAB I. Kondisi Umum dan Permasalahan Satker

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Tahun 2015 dapat tersusun, sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BATAN atas target kinerja dan penggunaan anggaran tahun 2015. Penyusunan Laporan Kinerja BATAN Tahun 2015 merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan peraturan pelaksanaan dari Perpres tersebut berupa Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja. Laporan Kinerja BATAN Tahun 2015 menggambarkan sejumlah capaian kinerja yang telah dicapai dan dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2015, dilengkapi dengan analisis atas capaian tersebut. Berbagai kebijakan dan upaya yang telah ditempuh merupakan langkah untuk mewujudkan pemanfaatan tenaga nuklir baik bidang non energi maupun bidang energi yang dapat menyejahterakan rakyat Indonesia. Permasalahan dan kendala yang dihadapi akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja ke depan. Kami berharap dengan telah disusunnya Laporan Kinerja BATAN Tahun 2015, akan diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi seluruh unit kerja di lingkungan BATAN. Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Jakarta, Februari 2016 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Djarot Sulistio Wisnubroto i

ii

PERNYATAAN TELAH DIREVIU iii

iv

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN TELAH DIREVIU... iii DAFTAR ISI... v IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional... 3 C. Tugas dan Fungsi... 3 D. Struktur Organisasi... 4 E. Isu Strategis... 4 F. Bisnis Proses... 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 9 A. Rencana Strategis... 9 B. Perjanjian Kinerja...10 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 13 A. Capaian Kinerja BATAN...13 B. Realisasi Anggaran...27 C. Indikator Kinerja Lainnya Terkait Prioritas BATAN...28 BAB IV PENUTUP... 41 LAMPIRAN... Lampiran I Capaian Kinerja BATAN Tahun 2015... L-1 Lampiran II Data Publikasi Ilmiah yang Mengutip Publikasi Ilmiah BATAN Tahun 2015... L-3 Lampiran III Indeks Kepuasan Masyarakat... L-35 Lampiran IV Deskripsi Padi Sawah Varietas Tropiko... L-37 Lampiran V Daftar Daerah Kegiatan DPTN Tahun 2015... L-39 v

vi

IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Laporan Kinerja BATAN menggambarkan kinerja atas pencapaian visi dan misi BATAN yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis, yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Tahun 2015 BATAN menyusun Laporan Kinerja yang merupakan perwujudan dari akuntabilitas terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BATAN atas penggunaan anggaran yang telah dialokasikan. Dalam rangka menghadapi perubahan kondisi global dan nasional yang cepat dan dinamis, BATAN telah menetapkan Visi yaitu BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa. Untuk mewujudkan visi tersebut, BATAN mempunyai lima misi yaitu (1) merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir; (2) mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat; (3) memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara internasional; (4) melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pemangku kepentingan; serta (5) melaksanakan diseminasai iptek nuklir dengan menekankan pada asas kemanfaatan, keselamatan dan keamanan. Dalam mencapai visi dan misi, BATAN menetapkan 2 tujuan yang akan dicapai dalam periode 2015-2019 yaitu: (i) terwujudnya BATAN sebagai lembaga unggulan iptek nuklir di tingkat regional; dan (ii) peningkatan peran iptek nuklir dalam mendukung pembangunan nasional menuju kemandirian bangsa. Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian kinerja BATAN tahun 2015 sebesar 117,91% yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian indikator kinerja sasaran strategis. Dari 4 sasaran strategis BATAN, sebanyak 3 sasaran berhasil memenuhi target, dan 1 sasaran kurang mencapai target yang telah ditentukan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, seperti: 1. Karya Tulis Ilmiah (KTI) BATAN yang masuk jurnal internasional terpercaya masih terbatas. 2. BATAN perlu lebih banyak lagi melakukan benchmarking atas kuantitas maupun kualitas publikasi ilmiah dari lembaga litbang di Indonesia. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan teknologi nuklir. 4. SNI bidang nuklir perlu didorong terus agar lebih dikenal oleh kalangan industri di Indonesia. vii

5. Produk hasil litbangyasa BATAN yang membutuhkan SNI bagi proses hilirisasi perlu terus dilakukan pendataan. 6. Penghitungan peningkatan pendapatan petani yang menggunakan varietas unggul BATAN perlu diperbaiki metodenya agar ukuran hasil dapat lebih baik dan akurat. 7. Analisis lebih rinci atas masing-masing unsur penilaian IKM perlu dilakukan. Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam upaya memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain: 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penulisan KTI, termasuk peningkatan media publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal yang berskala internasional, sehingga dapat terindeks pada mesin pengindeks seperti Scopus dan WoS. 2. Meningkatkan kerja sama dalam bidang pendidikan dan pelatihan. 3. Meningkatkan standar mutu terhadap tiga program studi yang ada di STTN hingga mendapat nilai dan peringkat akreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 4. Mensosialisasikan SNI bidang nuklir secara lebih baik dan kerjasama dengan BSN dalam rangka mengakses data pengguna, serta melakukan pendataan atas produk hasil litbangyasa BATAN yang membutuhkan SNI bagi proses hilirisasi. 5. Menetapkan mekanisme sistem penghitungan pendapatan petani yang menggunakan varietas unggul BATAN. 6. Peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan dengan melakukan analisis lebih rinci atas masing-masing unsur penilaian kepuasan masyarakat. Untuk mendukung pencapaian kinerja tahun 2015, BATAN ditunjang oleh pendanaan yang berasal dari APBN sebesar Rp856,979,729,000,00 dengan realisasi sebesar Rp810,850,344,560,00 atau terserap 94,62%. Efisiensi/penghematan penggunaan anggaran mencapai 5,38%, berasal dari pengadaan barang/jasa serta penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti pengurangan biaya perjalanan dinas dan pengurangan rapat konsinyering yang dilaksanakan di hotel. Jika dibandingkan dengan capain kinerja sebesar 104,25% menunjukkan bahwa adanya efektifitas dalam pelaksanaan kegiatan. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dijelaskan bahwa semakin tingginya persaingan global di masa yang akan datang, menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek seiring dengan perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan kemampuan iptek nasional, antara lain meningkatkan kontribusi iptek dalam memenuhi hajat hidup bangsa, terutama untuk memenuhi kesehatan dasar, energi, dan pangan, mengatasi degradasi fungsi lingkungan, meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan iptek. Sementara itu, program pembangunan global yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yaitu Millenium Development Goals (MDGs), yang berakhir pada tahun 2015 dan diteruskan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang menekankan pada pentingnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah penghapusan kemiskinan, melawan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, disamping melaksanakan upaya antisipasi terhadap perubahan iklim sebelum tahun 2030. Penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nuklir yang dilaksanakan oleh BATAN diarahkan untuk dapat berkontribusi dalam menjawab tantangan tersebut. Beberapa produk hasil penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) BATAN telah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan bangsa, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, terutama bidang pangan, kesehatan dan industri. Di bidang pangan, BATAN telah menghasilkan beberapa varietas unggul tanaman pangan yaitu padi, kedelai, gandum dan sorgum. Tanaman pangan tersebut memiliki waktu tanam yang lebih pendek, tahan hama dan memiliki produktivitas yang tinggi. Di bidang kesehatan, BATAN telah menghasilkan produk radioisotop, radiofarmaka dan alat kesehatan untuk deteksi dini, diagnosa dan terapi. Di bidang industri, teknik nuklir telah dimanfaatkan untuk pengawetan bahan pangan olahan siap saji, hasil pertanian dan aplikasi non-destructive investigation (NDI). Program dan kegiatan BATAN pada tahun 2015-2019 menekankan pada keunggulan iptek nuklir dalam rangka mempercepat kesejahteraan bangsa, sehingga prioritas kegiatan litbangyasa iptek nuklir yang akan dilaksanakan antara lain adalah penguatan kompetensi pemuliaan tanaman dan pengawetan bahan makanan, pembangunan pilot plant iradiator untuk meningkatkan kemampuan aplikasi radiasi nuklir, pengembangan alat kesehatan dan obat yang tersertifikasi. Selain itu, dalam rangka menuju kemandirian bangsa, prioritas 1

kegiatan litbangyasa iptek nuklir diarahkan untuk pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE), penyediaan dukungan teknis penyiapan PLTN, litbang material maju yang berorientasi pada sumber daya alam (SDA) lokal, dan litbang pemantauan lingkungan. Sebagai acuan untuk mengarahkan pembangunan iptek nuklir, telah ditetapkan Peraturan Kepala BATAN Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional TAHUN 2015 2019. Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut telah memuat indikator kinerja dan target yang diurai per tahun serta rencana indikasi pendanaannya. Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan nasional, BATAN sebagai lembaga pemerintah semakin dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut asas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggaraan negara harus dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasil dari seluruh program dan kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Renstra BATAN 2015-2019 memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan strategi yang dirumuskan dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilannya. Dokumen tersebut disusun dan diselaraskan dengan visi misi Presiden, seperti tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Atas dasar hal tersebut, maka semua unsur organisasi BATAN harus melaksanakan rencana tersebut secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada peningkatan kinerja. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan mewujudkan pencapaian visi BATAN yaitu BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa, maka akan dilakukan evaluasi setiap tahun. Apabila diperlukan, dan dengan memperhatikan kebutuhan dan perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan revisi muatan Renstra tanpa mengubah tujuan BATAN 2015-2019 yang telah ditetapkan. Pada tahun 2015, BATAN memperoleh predikat BB atas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pendayagunaan Instansi Aparatur Pemerintah Negara (SAKIP) dan Tahun Reformasi 2014. Surat Birokrasi Menteri Nomor: B/3944/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015, menyatakan bahwa nilai SAKIP BATAN mencapai 70,45 (sangat baik), hal ini menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerja, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi, dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di BATAN sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. 2

B. Tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang dibentuk berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997. Selanjutnya, kedudukan BATAN sebagai Badan Pelaksana di bidang ketenaganukliran dipertegas di dalam Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional. C. Tugas dan Fungsi Tugas pokok BATAN sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia hanya diarahkan untuk tujuan damai dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Komitmen ini secara tegas dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan meratifikasi Traktat Pencegahan Penyebaran Senjata Nuklir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1978, dan meratifikasi Traktat mengenai Kawasan Asia Tenggara Bebas dari Senjata Nuklir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1997. BATAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013, dalam melaksanakan tugasnya tersebut BATAN menyelenggarakan fungsi: a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN; c. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; d. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan lembaga lain di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BATAN; f. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir; g. Pembinaan pendidikan dan pelatihan; h. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan 3

i. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. D. Struktur Organisasi Gambar 1. Struktur Organisasi BATAN E. Isu Strategis Dalam agenda prioritas nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019, di bidang pangan, program pemerintah bertujuan meningkatkan kedaulatan pangan (food sovereignty) nasional. Program ini menjadi peluang bagi BATAN untuk berkontribusi dalam menyediakan varietas unggul padi nasional melalui mutasi radiasi. Di bidang kesehatan, teknik kedokteran nuklir dapat digunakan untuk diagnosis dan terapi penyakit kanker dan jantung, yang merupakan penyakit tidak menular dan kronik dengan angka penderita yang semakin meningkat di dunia. Di bidang industri, BATAN dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saing produk pangan, terutama di tingkat regional, melalui pemanfaatan iradiator 4

gamma untuk pengawetan produk pangan dan penanganan paska panen. Selain itu, kebutuhan dunia industri untuk melakukan Non Destructive Investigation (NDI) merupakan peluang yang harus dapat dimanfaatkan oleh BATAN. Di bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SDAL), iptek nuklir memegang peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga kualitas lingkungan dan pengolahan serta pemurnian SDA. Perjanjian kerja sama yang telah dijalin antara BATAN dengan Kementerian Lingkungan Hidup semakin memperkuat peran teknik nuklir dalam memonitor kualitas udara dan lingkungan di berbagai kota besar di Indonesia. Di samping itu, iptek nuklir juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi polutan, mempelajari perubahan iklim, dan mempelajari fenomena pengasaman lautan (ocean acidification). Kemudian, penggunaan isotop sebagai tracer dapat dimanfaatkan untuk pemetaan sumber-sumber air seperti yang telah dilakukan di daerah Gurun Sahara, Afrika. Sementara itu, peran teknologi nuklir dalam pengolahan dan pemurnian SDA mineral, terutama dalam pengembangan material maju, akan sangat diperlukan seiring dengan ditetapkannya UU Nomor 4 tahun 2009 dan PermenESDM Nomor 7 tahun 2012 tentang kewajiban pengolahan dan pemurnian SDA mineral. Di bidang energi, agenda prioritas nasional ditujuan untuk meningkatkan kedaulatan energi (energy sovereignty). Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan sumber energi listrik yang murah dan berkelanjutan merupakan salah satu peluang bagi BATAN untuk memperkenalkan PLTN kepada masyarakat. Harus diakui bahwa pertumbuhan energi listrik yang dihasilkan dari PLTN paska kecelakaan reaktor nuklir Fukushima Daiichi pada tahun 2011 tidak setinggi perkiraan sebelumnya. Tetapi, International Atomic Energy Agency (IAEA) memprediksi bahwa energi nuklir masih akan menjadi salah satu sumber energi utama di dunia. Beberapa negara di kawasan Asia, seperti Korea Selatan, China, India dan Pakistan tetap melanjutkan program pembangunan PLTN-nya. Bahkan beberapa negara lain telah memutuskan untuk mulai menggunakan PLTN, seperti UAE, Jordania, Vietnam, dan Bangladesh. Ditinjau dari aspek teknologi dan keselamatan PLTN, saat ini banyak negara yang memfokuskan pada desain inovatif PLTN (generasi ke-4) yang memiliki kapasitas yang lebih kecil dengan tingkat keselamatan yang lebih tinggi. Arus globalisasi yang tak terbendung telah bergerak disegala bidang. Hal ini selain menjadi peluang, juga menjadi ancaman. Hadirnya pasar bebas Asia Tenggara yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut BATAN untuk menjadi lembaga unggulan dibidang iptek nuklir, tidak hanya unggul dalam hal produk/hasil litbang, tetapi juga memiliki SDM yang unggul dan profesional. 5

F. Bisnis Proses SUPERVISION OF NUCLEAR ENERGY (IAEA, BAPETEN) STAKEHOLDERS (KEMENKEU, BKN, KEMENPANRB, KEMENRISTEKDIKTI, DLL) Gambar 2. Bisnis Proses BATAN BATAN merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan pada semua tahap pelaksanaan kegiatan yang konsisten dengan proses-proses lain dalam Sistem Manejemen (SM) BATAN. Perencanaan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan mengacu kepada Renstra BATAN. Proses Bisnis di BATAN dibagi 3 bagian, yaitu proses utama, proses manajemen, dan proses pendukung. Dalam melaksanakan proses tersebut diperlukan komunikasi secara berkala, asesmen oleh pihak independen yang hasilnya ditindaklanjuti dan sebagai masukan bagi perbaikan yang berkelanjutan. Proses utama dilaksanakan oleh 23 unit kerja sesuai tugas masing-masing, dengan masukan dan keluaran yang telah ditentukan. BATAN mengawali kegiatannya melalui perencanaan kegiatan sesuai SM BATAN, yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dan berkoordinasi dengan Deputi Bidang SATN, Deputi Bidang TEN, Deputi Bidang PTN, Settama dan berkomunikasi dengan semua pemangku kepentingan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BATAN mengkoordinasikan kegiatan melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pen- 6

dayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Semua kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala BATAN bekerjasama dengan para deputi/sestama untuk membangun kinerja dan mitra yang kuat, dengan didukung oleh SDM professional dan ahli dalam bidang iptek nuklir, tersedianya sarana dan prasarana litbangyasa yang handal, seta dikendalikan dengan SM yang efektif,produktif dan efisien, serta mengutamakan budaya Keamanan dan budaya Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3), serta kepuasan layanan bagi pemangku kepentingan. 7

8

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Renstra BATAN 2015-2019 memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan strategi yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Penetapan tersebut disusun dan diselaraskan dengan sasaran, agenda dan misi pembangunan serta visi Presiden, sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019. Oleh karena itu, semua unsur organisasi BATAN harus melaksanakannya secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada peningkatan kinerja. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan mewujudkan pencapaian visi BATAN yaitu BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa, maka akan dilakukan evaluasi setiap tahun. Gambar 3. Visi dan Misi BATAN 9

Untuk mendukung tercapainya tujuan BATAN maka disusun sasaran strategis dengan menetapkan Indikator Kinerja Utama. Misi Tujuan Sasaran Strategis Terwujudnya BATAN se- 1. Diakuinya BATAN sebagai lembaga unggulan iptek Unggul bagai lembaga unggulan nuklir di tingkat nasional maupun regional iptek nuklir di tingkat 2. Meningkatnya kualitas dan daya saing hasil regional penelitian, pengembangan dan perekayasaan iptek Mandiri Sejahtera nuklir B. Peningkatan peran iptek 3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui nuklir dalam mendukung pendayagunaan hasil penelitian, pengembangan dan pembangunan nasional perekayasaan iptek nuklir menuju kemandirian 4. Meningkatnya kepuasan pemangku kepentingan bangsa Perjanjian Kinerja Perumusan target kinerja merupakan langkah awal dalam tahapan perencanaan kinerja di BATAN. Target kinerja tersebut selaras dengan arah dan tujuan BATAN yang telah ditetapkan. Target kinerja BATAN tahun 2015 mengacu kepada target yang ditetapkan dalam Renstra BATAN 2015-2019, serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan Jakstranas Iptek 2015-2019. Visi RPJPN 2005-2025 mengarah pada terwujudnya Indonesia sebagai negara yang mandiri, maju, adil dan makmur. Sementara itu, RPJMN 2015 2019 menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA lokal, SDM yang berkualitas, dan kemampuan iptek. Tabel 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 No 1 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Diakuinya BATAN sebagai Jumlah publikasi ilmiah yang lembaga unggulan nuklir tingkat di maupun regional 40 Publikasi iptek mengutip hasil publikasi ilmiah nasional BATAN Persentase serapan lulusan 80% Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir di dunia kerja 10

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Jumlah SDM regional Target nasional yang dan 1.382 orang meningkat kompetensinya di bidang nuklir 2 Meningkatnya kualitas dan Jumlah produk yang mengacu 2 Produk daya saing hasil penelitian, pada Standar Nasional Indonesia pengembangan dan (SNI) nuklir perekayasaan iptek nuklir 3 Meningkatnya kesejahteraan Persentase masyarakat melalui pendapatan pendayagunaan penelitian, dan peningkatan petani 20% melalui hasil pemanfaatan produk litbangyasa pengembangan iptek nuklir perekayasaan iptek nuklir 4 Meningkatnya kepuasan Indeks pemangku kepentingan Kepuasan Masyarakat (IKM) Layanan BATAN Program 3,05 indeks Anggaran 1. Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Rp739.100.821.000,00 Nuklir Isotop dan Radiasi 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Rp115.767.690.000,00 Lainnya BATAN 11

3. 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja BATAN Sesuai dengan perjanjian kinerja tahun 2015 yang telah ditetapkan, BATAN berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target yang telah ditetapkan tersebut. Pada bagian ini akan dibahas mengenai capaian, hambatan/kendala dan upaya yang telah dilakukan sebagai wujud komitmen atas perencanaan kinerja 2015. Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian kinerja BATAN tahun 2015 sebesar 117,91% yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian indikator kinerja sasaran startegis. Dari 4 sasaran strategis BATAN, sebanyak 3 sasaran berhasil memenuhi target, dan 1 sasaran strategis kurang berhasil mencapai memenuhi target yang telah ditentukan. Rincian realisasi capaian kinerja BATAN terlampir pada Lampiran I. Evaluasi dan analisis capaian kinerja BATAN sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan indikator sasaran strategis sebagai berikut: Diakuinya BATAN sebagai lembaga unggulan iptek nuklir di tingkat nasional maupun regional (SS1) BATAN merupakan salah satu lembaga iptek nuklir di kawasan asia tenggara, tidak hanya unggul dalam hal produk/hasil litbangyasa, tetapi juga memiliki SDM yang unggul dan profesional, serta menjadi pusat rujukan bagi keahlian di bidang nuklir, sehingga memiliki peluang menjadi lembaga unggulan di tingkat regional. SS1 dicapai melalui 3 Indikator Kinerja (IK) yaitu IK 1. Jumlah publikasi ilmiah yang mengutip hasil publikasi ilmiah BATAN, IK 2. Persentase serapan lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir di dunia kerja, IK 3. Jumlah SDM nasional dan regional yang meningkat kompetensinya di bidang nuklir. Uraian atas capaian masing-masing IK yang mendukung sasaran strategis ini sebagai berikut: Jumlah publikasi ilmiah yang mengutip hasil publikasi ilmiah BATAN (IK 1.1.) Publikasi ilmiah merupakan ukuran keunggulan litbangyasa BATAN, melalui perolehan karya tulis ilmiah yang berkualitas oleh pelaku litbangyasa di BATAN dan dipublikasikan pada jurnal internasional dan atau jurnal nasional terakreditasi, dimana KTI tersebut menjadi dasar/bahan kutipan atas KTI-KTI baru lainnya yang dihasilkan pada satu kurun waktu tertentu. Ukuran kualitas sebuah KTI terutama dapat dilihat dari indeks sitasi atas KTI tersebut pada KTI lain (banyaknya KTI lain yang mengutip). Informasi indeks sitasi di antaranya 13

dapat diperoleh melalui mesin pengindeks jurnal internasional seperti, CiteSeer, Scopus, Thomson Reuters (WoS), dan Index Copernicus. IK 1.1. merupakan indikator baru yang terdapat dalam Renstra BATAN periode 2015-2019. Jumlah publikasi atas KTI yang dihasilkan akan menjadi ukuran atas kapabilitas sebuah institusi litbangyasa, serta dapat menjadi rujukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedepannya. Salah satu ukuran keberhasilan pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah jumlah keluaran publikasi ilmiah. Pelaku litbangyasa yang baik dan berkualitas dapat mempublikasikan hasil litbangyasa mereka di jurnal yang bertaraf nasional terakreditasi maupun internasional, karena hal ini akan menambah peluang untuk mendapatkan pendanaan bagi kelangsungan kegiatan litbangyasa mereka, baik pendanaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Peningkatan indeks sitasi atas publikasi ilmiah yang dihasilkan juga menjadi indikator atas kapabilitas keahlian yang dimiliki baik oleh pelaku litbangyasa, maupun oleh institusi tempat pelaku litbangyasa tersebut berada. Pada tahun 2015, berdasarkan data dari dan Scopus terdapat 101 publikasi ilmiah mengutip publikasi ilmiah BATAN. Total publikasi ilmiah BATAN yang dikutip sejumlah 118 publikasi ilmiah. Sebanyak 91 publikasi (90,10%) yang mengutip merupakan publikasi ilmiah internasional (non swasitiran), dan 10 publikasi (9,90%) lainnya merujuk secara swasitiran dan diterbitkan dalam publikasi internasional. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan, dari target sebesar 40 publikasi telah tercapai sebanyak 101 publikasi yang mengutip publikasi ilmiah BATAN, sehingga capaian IK 1 adalah sebesar 252%. Hasil selengkapnya disajikan pada Gambar 4 dan data selengkapnya pada lampiran II. Gambar 4. Grafik jumlah publikasi yang mengutip publikasi BATAN 14

Jika dibandingkan dengan target jangka menengah BATAN 2019 dalam rencana implementasi Renstra BATAN tahun 2015-2019, realisasi sampai dengan tahun 2015 disajikan pada Gambar 5. Dapat disimpulkan bahwa BATAN menargetkan jumlah publikasi ilmiah yang mengutip hasil publikasi ilmiah BATAN sampai tahun 2019 mencapai 360 publikasi ilmiah. Tahun 2015, telah tercapai 101 publikasi ilmiah yang mengutip publikasi ilmiah BATAN dan melebihi dari sudah yang ditargetkan sebanyak 40 publikasi ilmiah (252%). Persentase tahun Gambar 5. Realisasi publikasi ilmiah yang mengutip hasil publikasi BATAN Tahun 2015 dan target sampai dengan tahun 2019 capaian 2015 dibandingkan di jika dengan target akhir 2019 telah tercapai sebesar 28,05%. Agar KTI litbang BATAN dapat dikutip oleh KTI yang lain, maka publikasi atas KTI tersebut harus masuk di dalam jurnal internasional yang telah terindeks. Adapun publikasi ilmiah BATAN yang telah dihasilkan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 6. BATAN menghasilkan 511 publikasi ilmiah dengan 78 publikasi diantaranya adalah jurnal internasional (15,26%). BATAN merencanakan untuk terus meningkatkan jumlah publikasi dalam jurnal internasional melalui upaya sebagai berikut: 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas penulisan karya ilmiah; 2. Peningkatan media publikasi ilmiah baik dalam bentuk Gambar 6. Grafik publikasi ilmiah BATAN Tahun 2015 jurnal berskala internasional sehingga terindeks pada Scopus dan WoS; 15

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas seminar internasional yang diadakan di BATAN; dan 4. Meningkatkan kualitas jurnal ilmiah yang diterbitkan BATAN, khususnya Journal Atom Indonesia, ke tingkat jurnal internasional yang terindeks. Persentase serapan lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir di dunia kerja (IK 1.2.) IK 1.2. diperuntukkan bagi pengukuran kuantitas lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) yang terserap di dunia kerja. Melalui pengukuran ini, dapat diketahui kualitas lulusan STTN yang diterima di dunia kerja. Indikator ini diukur melalui jumlah lulusan pada satu tahun sebelum tahun pelaporan (N-1) yang terserap di dunia kerja pada tahun pelaporan (N). Untuk itu, jumlah lulusan STTN tahun 2014 yang terserap di dunia kerja pada tahun hitung 2015 yang akan dipergunakan dalam Laporan Kinerja ini. Lulusan STTN tahun 2014 sebanyak 68 orang, dan berdasarkan data diketahui sebanyak 63 orang atau 92,64% sudah terserap ke dunia kerja dari target sebesar 80%. Capaian kinerja atas IK 2 adalah sebesar 115%. Institusi pengguna lulusan STTN tidak hanya (BATAN dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), melainkan juga institusi lainnya, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki atau menggunakan sumber radiasi, termasuk diantaranya adalah rumah sakit. Adapun secara rinci, perkembangan persentase realisasi serapan lulusan STTN di dunia kerja dari tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik perkembangan realisasi serapan lulusan STTN di dunia kerja dan target sampai tahun 2019 16

Dari Gambar 7 di atas, terlihat bahwa persentase capaian serapan lulusan STTN di dunia kerja pada 2 tahun terakhir terlihat adanya peningkatan. Namun demikian, jumlah lulusan yang dihasilkan oleh STTN setiap tahunnya cenderung tetap. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan fasilitas belajar-mengajar yang dimiliki oleh STTN serta ketersediaan tenaga pengajar, yang berdampak pada terbatasnya kuantitas penerimaan mahasiswa. Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana Implementasi Renstra Tahun 2015-2019, dapat disimpulkan bahwa BATAN menargetkan tingkat keterserapan lulusan STTN di dunia kerja sampai dengan tahun 2019 mencapai 85%. Pada tahun 2015 telah tercapai sebesar 92,64% dengan persentase realisasi tahun 2015 terhadap tahun 2019 sebesar 108%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa lulusan STTN memiliki penguasaan keterampilan yang qualified, dan satu keunggulan lain dari lulusan STTN adalah memiliki Sertifikat Izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi dan atau Operator Radiografi yang dikeluarkan BAPETEN, dimana sertifikat profesi ini sangat berguna pada saat mereka bekerja di industri/rumah sakit. Berdasarkan hasil tersebut, BATAN tetap melakukan upaya peningkatan di periode mendatang, diantaranya dengan meningkatkan standar mutu terhadap tiga program studi yang ada di STTN agar mampu memperoleh status akreditasi A oleh BAN PT dalam proses reakreditasi yang akan dilaksanakan di tahun 2017 dan 2018. Jumlah SDM nasional dan regional yang meningkat kompetensinya di bidang nuklir (IK 1.3.) IK 1.3. diperuntukan bagi pengukuran kuantitas SDM BATAN yang meningkat kompetensinya di bidang nuklir karena peningkatan pendidikan dan atau pelatihan, dan SDM luar BATAN yang mengikuti pelatihan bidang nuklir di BATAN. IK 1.3. merupakan indikator baru yang terdapat dalam Renstra BATAN periode 2015-2019. Realisasi IK 1.3. - Jumlah SDM nasional dan regional yang meningkat kompetensinya di bidang nuklir adalah sebanyak 1.489 orang dari target sebanyak 1.382, sehingga capaian IK ini adalah sebesar 107,74%. Hasil yang diperoleh pada tahun 2015 adalah: 1. SDM nasional dan regional yang mengikuti pelatihan di bidang nuklir adalah SDM yang memenuhi kompetensi di bidang nuklir melalui pelatihan pemagangan, pelatihan teknis berbasis kenukliran dan penunjang, pelatihan perilaku kerja, dan pelatihan kerja sama di tingkat regional. Peningkatan kompetensi ini terutama dilandasi atas kebutuhan dari unit kerja teknis dalam pemenuhan persyaratan BAPETEN, yaitu pelatihan berlisensi. Selain itu, terkait rencana BATAN dalam membangun Reaktor Daya Eksperimental (RDE) dan Iradiator Gamma akan 17

membutuhkan kompetensi keahlian yang spesifik dan harus dipenuhi melalui pelatihan baik ditingkat nasional, regional, maupun internasional. Pada tahun 2015 sebanyak 1.476 orang dari target sebesar 1.370 orang telah mengikuti pelatihan, dengan rincian sebanyak 1.414 orang peserta nasional dan 62 orang peserta regional, dapat dilihat pada Gambar 8. 2. Total jumlah pelatihan yang diselenggarakan oleh BATAN tahun 2015 mencapai 59 pelatihan dari 3 jenis pelatihan, terdiri atas pelatihan kompetensi kenukliran sebanyak 30 pelatihan, pelatihan kompetensi penunjang sebanyak 13 pelatihan, serta pemagangan sebanyak 16 pemagangan. Pelatihan bersertifikasi keahlian umumnya dimanfaatkan oleh eksternal BATAN, meskipun tidak sedikit pegawai BATAN juga memanfaatkan pelatihan ini untuk melengkapi kebutuhan sertifikasi personil yang bekerja di lingkungan teknis. Sebanyak 33 pelatihan yang dari 59 pelatihan diselenggarakan merupakan pelatihan bersertifikasi profesi, dengan rincian pelatihan bersertifikasi Petugas Proteksi Radiasi sebanyak 18 pelatihan, pelatihan bersertifikasi Operator Radiografi sebanyak 7 pelatihan, serta pelatihan bersertifikasi keterampilan nuklir sebanyak 8 pelatihan. Gambar 8. Grafik jumlah SDM nuklir nasional dan regional yang mengikuti pelatihan 3. SDM BATAN yang meningkat keahlian dan kompetensinya adalah SDM BATAN yang mengikuti pendidikan S-2 atau S-3 menuju kepakaran di bidang iptek nuklir sehingga kebutuhan keahlian dan kompetensi SDM BATAN terpenuhi. Pada tahun 2015 pegawai BATAN yang lulus sebanyak 13 orang dari target sebesar 12 orang. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah BATAN 2019 dalam rencana implementasi Renstra tahun 2015-2019, realisasi sampai dengan tahun 2015 disajikan pada Gambar 9. 18

Berdasarkan dapat Gambar disimpulkan 9, bahwa BATAN menargetkan jumlah SDM nasional dan regional yang meningkat kompetensinya nuklir hingga sebanyak Gambar 9. Grafik perbandingan realisasi indikator kinerja sampai dengan target akhir 2019 di bidang tahun 6.982 2019 orang. Hingga tahun 2015 sudah tercapai orang sebanyak (107,74%), persentase realisasi 1.489 dengan 2015 dibandingkan dengan target akhir 2019 sebesar 21,32%. Untuk meningkatkan kompetensi SDM nuklir regional dilakukan melalui: 1. Pelatihan dalam rangka kerja sama regional (Technical Cooperation IAEA, FNCA, ANSN). 2. Pelatihan dalam rangka kerja sama bilateral yg diadakan di Indonesia dengan pengajar dari luar negeri (USA, Jepang, ICTP, Rusia, dll) dengan peserta tidak hanya dari Indonesia. Upaya yang dilakukan adalah: 1. Menambah jumlah pelatihan. 2. Memperluas cakupan asal negera peserta (mengirimkan undangan dengan tawaran tema pelatihansesuai dengan tusi BATAN). 3. Berkontribusi melalui mekanisme Peaceful Uses Initiative (PUI IAEA). Pada tahun 2016 BATAN merencanakan 3 kerja sama pelatihan regional yang dilaksanakan di Indonesia (2 melalui PUI, 1 melalui fellowship) IAEA, dengan peserta internasional. Meningkatnya kualitas dan daya saing hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan iptek nuklir (SS2) Sasaran strategis yang dimaksudkan adalah terwujudnya teknologi berbasis demand driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi melalui pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. 19

Sasaran Strategis ini dicapai melalui satu indikator kinerja yaitu jumlah produk yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) nuklir. Uraian atas capaian IK yang mendukung sasaran strategis ini sebagai berikut. Jumlah produk yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) nuklir (IK 2.1) IK 2.1. ditujukan bagi pengukuran kuantitas produk berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh industri/institusi, dimana dalam proses produksinya menerapkan SNI nuklir. IK 2.1. merupakan indikator baru yang terdapat dalam Renstra BATAN periode 2015-2019. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah 102 Tahun 2000 (PP 102/2000) tentang Standardisasi Nasional, berdasarkan Pasal 1 angka 3, SNI adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional. Sertifikat yang diberikan atas penerapan SNI ini dapat berupa sertifikat hasil uji, sertifikat kalibrasi, sertifikat sistem mutu, sertifikat sistem manajemen lingkungan, sertifikat produk, sertifikat personel, sertifikat pengelolaan hutan produksi lestari, sertifikat inspeksi, sertifikat keselamatan (Penjelasan Pasal 14 ayat (1) PP 102/2000). Selain itu, berdasarkan Pasal 12 ayat (2) PP 102/2000, SNI bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. Akan tetapi, dalam hal SNI berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis, institusi teknis dapat memberlakukan secara wajib sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau parameter dalam SNI. Jumlah produk yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) nuklir adalah sebanyak 2 produk dari target sebanyak 2 produk, sehingga capaian IK 2.1. adalah sebesar 100%. Adapun produk yang sudah mengacu pada SNI nuklir adalah sebagai berikut. 1. Jasa sertifikasi personel radiografi, menggunakan SNI ISO 9712:2014 Uji tak rusak Kualifikasi dan sertifikasi personel UTR. SNI tersebut telah dipergunakan oleh Petrokimia Gersik, PT Rel-Ion Sterilization Services, PAIRBATAN, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), PT. Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Sucofindo, PT. Radiant Utama Interinsco. 2. Jasa pengujian sumber pemancar alfa dalam air mineral, menggunakan SNI ISO 9696:2009 Mutu Air Pengukuran aktifitas alfa total dalam air tawar Metode Sumber Tebal SNI tersebut telah dipergunakan oleh PAIR dan PTKMR. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah BATAN 2019 dalam rencana implementasi Renstra tahun 2015-2019, realisasi sampai dengan tahun 2015 disajikan pada Gambar 10. 20

Berdasarkan Gambar 10 di samping, dapat disimpulkan bahwa BATAN menargetkan jumlah produk yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) nuklir, hingga tahun produk. 2019 sebanyak Pada tahun 20 2015 sudah tercapai sebanyak 2 Gambar 10. Grafik perbandingan realisasi indikator kinerja sampai dengan target akhir 2019 produk (100%), realisasi 2015 dengan target persentase dibandingkan akhir 2019 sebesar 10%. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pengukuran produk yang menerapkan SNI nuklir, yaitu SNI bidang nuklir belum banyak dikenal oleh kalangan industri di Indonesia. Selain itu diperlukan pendataan atas produk hasil litbangyasa BATAN yang membutuhkan SNI bagi proses hilirisasinya. Berdasarkan hasil ini, BATAN akan melakukan upaya perbaikan di periode mendatang dengan cara mensosialisasikan SNI Bidang nuklir secara lebih baik dan kerjasama dengan BSN dalam rangka mengakses data pengguna. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pendayagunaan hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan iptek nuklir (SS3) SS3 ditujukan bagi perwujudan perbaikan kondisi perekonomian masyarakat melalui pemanfaatan produk-produk hasil litbangyasa BATAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, khususnya para petani, melalui pemanfaatan produk litbang iptek nuklir berupa varietas unggul yang dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian mereka. SS3 dicapai melalui satu indikator yaitu persentase peningkatan pendapatan petani melalui pemanfaatan produk litbangyasa iptek nuklir. Uraian atas capaian IK tersebut adalah sebagai berikut. Persentase peningkatan pendapatan petani melalui pemanfaatan produk litbangyasa iptek nuklir (IK 3.1.) IK 3.1. merupakan pengukuran terhadap impact pendayagunaan hasil litbangyasa BATAN dalam bidang pertanian, khususnya penggunaan varietas unggul mutasi radiasi padi 21

dan kedelai. Sasarannya adalah terukurnya dampak penerapan program kerjasama pemanfaatan hasil litbangyasa iptek nuklir terhadap ekonomi masyarakat pengguna produk litbang BATAN. IK 3.1. merupakan indikator baru yang terdapat dalam Renstra BATAN periode 2015-2019. Untuk mengukur dampak tersebut, BATAN melakukan kegiatan berupa survei yang hasilnya diharapkan dapat merepresentasikan dampak pemanfaatan hasil litbangyasa iptek nuklir terhadap perekonomian masyarakat pengguna produk BATAN. Kegiatan survei dilakukan oleh pihak ketiga, Sigma Research Indonesia, di beberapa daerah yang telah menggunakan varietas padi dan kedelai hasil litbangyasa BATAN. Survei ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode pengambilan data berupa wawancara tatap muka secara langsung terhadap responden. Pelaksanaan wawancara tatap muka dilakukan terhadap 1.000 responden pengguna produk BATAN, dapat dilihat pada Gambar 11. Jumlah Kelompok Petani yang di sampling 285 300 250 200 150 150 150 100 100 50 50 65 50 50 50 50 0 Aceh Sumatera Utara Sumatera Selatan Banten Jawa Barat Jawa Tengah I Yogyakarta Jawa Timur Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Gambar 11. Grafik jumlah kelompok petani yang disampling 22

Wilayah pengambilan sampel merupakan wilayah penyebaran produk BATAN. hasil litbangyasa Jumlah dirancang sampel untuk dapat merepresentasikan populasi di masing-masing secara pengguna wilayah dan nasional, yaitu produk litbang BATAN. Gambar 12. Grafik profil responden pengguna varietas unggul BATAN 40.3% 17.8% 3.4% 19.2% 10.4% 6.8% 2.1% Gambar 13. Grafik keuntungan yang diperoleh Berdasarkan hasil survei didapatkan data rerata untuk seluruh responden, peningkatan produktivitas adalah sebesar 5,6% untuk satu kali musim tanam, atau mencapai 11,2% dalam satu tahun. Bagi responden yang memiliki luas lahan di atas 5 Ha, peningkatan produktivitas dengan menggunakan varietas unggul BATAN mencapai 11% per musim tanam atau 22% per tahun. Perhitungan didapatkan berdasarkan survei terhadap peningkatan pendapatan petani yang menggunakan varietas BATAN dibandingkan dengan yang menggunakan varietas lain yang umum digunakan di wilayah tersebut. Persentase peningkatan pendapatan petani melalui pemanfaatan produk litbangyasa iptek nuklir secara rata-rata diperoleh sebesar 5,6% dari target sebesar 20%, sehingga capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 28%. Dari hasil survei juga diketahui bahwa rerata keuntungan yang diperoleh dari penggunaan produk hasil litbang BATAN minimal sebesar 2,5 juta rupiah dalam satu periode tanam. Selain keuntungan secara finansial, 23

masyarakat juga merasa mendapatkan keuntungan non finansial seperti perawatan tanaman yang lebih mudah, tanaman lebih tahan hama, dan rasa nasinya yang lebih enak. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah BATAN sampai dengan tahun 2019, realisasi sampai dengan tahun 2015 disajikan pada Gambar 14. Berdasarkan BATAN Gambar 14, menargetkan pendapatan tingkat petani melalui pemanfaatan iptek nuklir hingga tahun 2019 mencapai 30% yang dicapai secara bertahap. Pada tahun 2015 baru tercapai sebesar 5,6%, dengan persentase realisasi terhadap Gambar 14. Grafik perbandinan realisasi persentase target 2019 sebesar 18,66%. peningkatan pendapatan petani sampai Hasil di atas merupakan dengan target akhir 2019 hasil survei yang respondennya sangat variatif, dari sisi lahan yang dimiliki dan lama waktu mengenal varietas unggul BATAN. Untuk kelompok yang baru mengenal dan hanya memiliki lahan tidak luas, dampak penggunaan varietas unggul BATAN memang belum dirasakan betul oleh petani responden. Namun, untuk petani atau produsen benih unggul BATAN yang telah lama mengenal dan memiliki lahan luas, dampak akan terasa lebih signifikan hingga dapat menaikkan pendapatan hingga 22%. Selain itu, angka hasil survei di atas juga masih merupakan persepsi dari responden, belum dilakukan pendataan yang akurat. Berdasarkan hasil ini, BATAN akan melakukan upaya perbaikan dan peningkatan di periode mendatang, yaitu: 1. Peningkatan mutu benih varietas padi dan kedelai BATAN 2. Pendampingan sesuai kebutuhan untuk penanaman di lapangan, agar menghasilkan produktivitas sesuai dengan atau mendekati spesifikasi benih 3. Menyusun SOP penanaman varietas padi dan kedelai BATAN sesuai kondisi daerah 4. Meningkatkan promosi penggunaan benih padi dan kedelai BATAN 5. Menetapkan mekanisme sistem penghitungan pendapatan petani yang menggunakan varietas unggul BATAN. 24

Meningkatnya kepuasan pemangku kepentingan (SS4) SS4 dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas layanan BATAN dalam memenuhi kebutuhan pengguna, berupa layanan jasa dan produk teknologi nuklir, yang diukur melalui melalui tingkat kepuasan pengguna. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, utamanya melalui pelayanan jasa iptek nuklir, BATAN secara rutin melakukan survei terhadap kepuasan masyarakat atas kualitas layanan yang diberikan oleh unit kerja di lingkungan BATAN. Hal ini sejalan dengan amanat UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tertanggal 24 Februari 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, dimana pelayanan masyarakat harus memenuhi standardisasi yang diatur dalam ketentuan tersebut. SS4 dicapai melalui satu indikator kinerja, yaitu indeks kepuasan masyarakat (IKM) layanan BATAN. Uraian atas capaian IK tersebut adalah sebagai berikut. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Layanan BATAN (IK 4.1) IK 6 ditujukan bagi pengukuran tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan publik yang diberikan oleh BATAN melalui unit kerja di lingkungan BATAN, dengan nilai IKM diperoleh melalui survei atas pendapat masyarakat dalam memperoleh layanan tersebut. Dengan demikian, IKM yang diukur adalah hasil rata-rata perolehan IKM yang berasal dari unit kerja BATAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaran Pelayanan Publik, serta Peraturan Kepala BATAN Nomor 186/KA/IX/2012, tentang Pedoman Penyusunan IKM Unit Pelayaan BATAN adalah dengan diketahuinya nilai kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan. Hasil perhitungan nilai IKM dari 18 unit kerja yang melakukan layanan jasa iptek nuklir dalam survei kepuasan pelanggan tahun 2015 menghasilkan nilai IKM 3,17 dalam skala 4, sebagaimana disajikan pada Lampiran III. Dengan target nilai IKM 3,0, maka capaian kinerja yang diperoleh sebesar 103,93%. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan mutu pelayanan BATAN mendapat kategori B (2,51 3,25). 25

Gambar 15. Grafik perkembangan realisasi dan target IKM dari 2014 sampai tahun 2019 Jika hasil penilaian IKM tahun 2015 (3,17) dibandingkan dengan penilaian IKM tahun 2014 (3,15), terdapat peningkatan nilai IKM meskipun tidak diperoleh perbedaan tingkat mutu pelayanan BATAN, disajikan pada Gambar 15. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah BATAN 2019 dalam rencana implementasi Renstra Tahun 2015-2019, BATAN menargetkan IKM Layanan BATAN hingga tahun 2019 sebesar 3,20, pada tahun 2015 tercapai sebesar 3,17, persentase realisasi 2015 dibandingkan dengan target akhir 2019 sebesar 99,06%. Hasil perhitungan nilai IKM di atas belum menginformasikan hasil penilaian IKM perunsur penilaian Kepuasan Masyarakat. Berdasarkan hasil ini, BATAN akan melakukan upaya-upaya perbaikan di periode mendatang, antara lain senantiasa berupaya memperbaiki pelayanan yang diberikan kepada masyarkat terkait dengan layanan jasa iptek nuklir. Salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan publik tersebut sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah melakukan analisis lebih rinci atas masing-masing unsur penilaian kepuasan masyarakat. 26

B. Realisasi Anggaran BATAN mendapat pagu awal Rp819.868.511.000,00 dan penambahan anggaran sebesar Rp37.111.218.000,00, sehingga pagu total BATAN menjadi Rp856.979.729.000,00. Penambahan anggaran tersebut terutama dipergunakan untuk kegiatan Agro Techno Park (ATP)/National-Science Techno Park (N-STP). Gambar 16. Grafik realisasi anggaran BATAN tahun 2015 Dari Gambar 14 di atas, terlihat total pagu anggaran BATAN tahun 2015 sebesar Rp856.979.729.000,00 dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp811.435.013.704,00 atau 94,69%, hal tersebut menunjukan bahwa adanya efisiensi anggaran sebesar 5,31%. Efisiensi tersebut berasal dari pengadaan barang/jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti pengurangan biaya perjalanan dinas, mengurangi rapat konsinyering yang dilaksanakan di hotel. 27

Gambar 17. Grafik pagu dan realisasi anggaran 2014 2015 Dibandingkan dengan pagu anggaran BATAN di tahun 2014 Rp667.824.587.000,00 terjadi kenaikan sebesar Rp189.155.142.000,00 (22.07%). adalah Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp619.552.646.680,00 atau 92,77% maka tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,92%. Serapan anggaran BATAN tahun 2015 mencapai 94,69% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata serapan nasional 87,08%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 117,91% menunjukkan bahwa adanya efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan. C. Indikator Kinerja Lainnya Terkait Prioritas BATAN Varietas unggul tanaman pangan Pada tahun 2015 BATAN berhasil mendapatkan satu varietas unggul padi hasil litbangyasa BATAN Tropiko dan telah mendapatkan SK pelepasan dari Menteri Pertanian 710/Kpts/TP.030/12/2015, tanggal 15 Desember 2015. Varietas padi Tropiko memiliki keunggulan produktivitas tinggi dengan potensi hasil 10,53 ton/ha GKG, rata-rata hasil 7,47 ton/ha GKG, tekstur nasi pulen, kadar amilosa 20,4%, tahan penyakit blas ras 073, 033, dan 133, agak tahan wereng batang coklat biotipe 1 dan 3, serta hawar daun bakteri strain III, deskripsi lengkap pada Lampiran IV. 28