ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT Pb, Cu, DAN Cd PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA).

dokumen-dokumen yang mirip
UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

EVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008

UNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI.

VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC --- ABSORPTION SPECTROMETR Y (F-AAS) PASCA AKREDIT ASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PROSES DESORPSI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA DENGAN PELARUT ASAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

PENENTUAN KADAR Pb (Timbal) DALAM CAT RAMBUT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cn, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR-UNSUR Cr DAN Cu DALAM CONTOH SRM SOIL-7 DAN SEDIMEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ABSTRAK ABSTRACT

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

BAB III BAHAN DAN METODE

KEBERADAAN LOGAM-LOGAM BERAT Ph, Cd, Fe, DAN Co DALAM CUPLIKAN RAMBUT KEP ALA PEGA W AI POM BENSIN DI DAERAH ISTIMEW A YOGY AKART A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA PROSES DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

NOTE COMPARISON TEST OF FNAA AND AAS METHOD FOR Cu, Cd, Cr, AND Pb ANALYSIS OF CODE RIVER SEDIMENT (INDONESIA)

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Analisis Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dalam Produk Burger Sapi yang Beredar di Kartasura secara Spektrofotometri Serapan Atom

ANALISIS LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DALAM KERANG YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR. Syamsuri Syakri

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM, DAN MERKURI DALAM CUMI-CUMI

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

UJI KOMPOSISI NATRIUM ZIRKONAT HASIL OLAH PASIR ZIRKON DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA).

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013 yang

VALIDASI METODE DAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA ANALISIS UNSUR DALAM ZrO 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

EVALUASI KADAR CEMARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KIMIA ANALITIK (Kode : B-12)

Transkripsi:

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT,, DAN PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA). SUPRIYANTO C, SAMIN, ZAINUL KAMAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 1008 D.I. Yogyakarta 55010 Telp (0274) 488435 Abstrak ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT,, DAN PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM. Telah dilakukan analisis logam berat, dan dalam cuplikan ikan air tawar dengan metode spektrometri nyala serapan atom (SSA). Preparasi awal cuplikan dilakukan dengan ikan dicuci, diambil daging, dikeringkan, ditumbuk dan disaring hingga lolos 100 mesh, dilarutkan dengan teknik teflon bom digesti sampai diperoleh larutan cuplikan yang siap untuk dianalisis. Parameter analisis dengan SSA meliputi kondisi optimum analisis, kurva kalibrasi unsur, rentang konsentrasi terpakai, kelayakan alat uji dan validasi metode uji. Diperoleh kadar dan dalam tiga jenis ikan (ikan mas, nila, dan lele) dari kolam air tawar yang berbeda (selokan Mataram, sungai Winongo, sungai Cebongan, sungai Bedog) tidak ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan kadar dalam cuplikan tiga jenis ikan berada di bawah batas deteksi. Alat uji SSA masih layak sebagai alat uji dengan perolehan akurasi 0,65 % dan presisi 0,019 ppm berada di bawah batas yang dipersyaratkan 1 % dan 0,04 ppm. Kata kunci : logam berat, metode nyala AAS, ikan air tawar. Abstract ANALYSIS OF HEAVY METALS SUCH AS,, AND IN FISHPOND WITH ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY METHODS. The analysis of heavy metals such as, and in fishpond has been carriet out by atomic absorption spectrometry method. The first preparation of fishpond sample by washing and take out of meat, drying, pounded, screen, until 100 mesh, solution by Teflon bomb digestion method was obtained solution of sample to analysis. The parameter of analysis were optimum condition of analysis, calibration curve, usefull concentration range, validation of instrument and validation of method. The contain of and in three kind of fishpond were mas, nila and lele at difference location (selokan Mataram, sungai Winongo, sungai Cebongan, sungai Bedog) were obtained not difference, while the contain of in fishpond under limit of detection.the AAS instrument was still valid to use as instrument analysis were obtained of accuration 0,65 % and precise 0,019 ppm still lowere than threshold value were 1 % and 0,04 ppm Keywords : heavy metal, flame AAS method, fishpond. PENDAHULUAN Berkembangnya IPTEK memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis unsur-unsur dalam ikan air tawar, terutama,, dan. Pencemaran logam-logam tersebut dapat mempengaruhi dan 147

menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami detoksifikasi sehingga membahayakan manusia [1]. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup [2], walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia. Air sering tercemar oleh komponenkomponen anorganik antara lain berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari dan secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan dan apabila sudah melebihi batas yang ditentukan berbahaya bagi kehidupan. Logam-logam berat yang berbahaya yang sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), timbal (), arsenik (As), kadmium (), khromium (Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu mikroorganisme, dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun. Peristiwa yang menonjol dan dipublikasikan secara luas akibat pencemaran logam berat adalah pencemaran merkuri (Hg) yang menyebabkan Minamata desease di teluk Minamata, Jepang dan pencemaran kadmium () yang menyebabkan Itai-itai disease di sepanjang sungai Jinzo di Pulau Honsyu, Jepang [3]. Timbal () mempunyai arti penting dalam dunia kesehatan bukan karena penggunaan terapinya, melainkan lebih disebabkan karena sifat toksisitasnya. Absorpsi timbal di dalam tubuh sangat lambat, sehingga terjadi akumulasi dan menjadi dasar keracunan yang progresif. Keracunan timbal ini menyebabkan kadar timbal yang tinggi dalam aorta, hati, ginjal, pankreas, paru-paru, tulang, limpa, testis, jantung dan otak. Hal ini diperoleh dari kasus yang terjadi di Amerika pada 9 kota besar yang pernah diteliti [4]. Dalam keadaan normal, jumlah tembaga () yang diperlukan untuk proses enzimatik biasanya sangat sedikit. Dalam keadaan lingkungan yang tercemar menghambat sistem enzim (enzim inhibitor), kadar ditemukan pada jaringan beberapa spesies hewan air yang mempunyai regulasi sangat buruk terhadap logam. Pada binatang lunak (moluska) sel leukositi sangat berperan dalam sistem translokasi dan detoksikasi logam. Hal ini terutama ditemukan pada kerang kecil (oyster) yang hidup dalam air yang terkontaminasi tembaga () yang terikat oleh sel leukositi, sehingga menyebabkan kerang tersebut berwarna kehijau-hijauan [1,4]. Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Jika di dalam tubuh ikan telah terkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah ditentukan dapat sebagai indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan. Menurut Adnan [5], kandungan logam berat dalam ikan erat kaitannya dengan pembuangan limbah industri di sekitar tempat hidup ikan tersebut, seperti sungai, danau, dan laut. Banyaknya logam berat yang terserap dan terdistribusi pada ikan bergantung pada bentuk senyawa dan konsentrasi polutan, aktivitas mikroorganisme, tekstur sedimen, serta jenis dan unsur ikan yang hidup di lingkungan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk analisis kadar logam berat,, dan pada beberapa jenis ikan air tawar menggunakan metode spektrometri serapan atom. Pemilihan metode spektrometri serapan atom karena mempunyai sensitifitas tinggi, mudah, murah, sederhana, cepat, dan cuplikan yang dibutuhkan sedikit. plikan ikan air tawar diperoleh di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis ikan yang dianalisis adalah ikan mas, lele, dan nila. METODE PENELITIAN Bahan Bahan-bahan yang digunakan meliputi cuplikan ikan lele, ikan mas, dan ikan nila berasal dari kolam air tawar di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan larutan standar,, dan konsentrasi 1000 ppm buatan BDH, bahan pelarut asam nitrat 148

pekat buatan Merck, bahan bakar asetilen buatan Aneka Gas Industri Yogyakarta. Alat Pada penelitian ini digunakan satu perangkat alat atomic absorption spectrometry (AAS) tipe AA 300 P buatan Varian Techtron, Australia, gelas beker 50 ml, labu ukur 10 ml, vial polietilen ukuran 5 ml, mikro pipet effendorf 10-100 µl, dan neraca analitik. Cara Kerja Pencucian wadah dan peralatan preparasi Peralatan dan wadah yang akan digunakan untuk analisis, dicuci dengan sabun kemudian dibilas dan dibersihkan dengan akuades. Peralatan dan wadah yang sudah bersih direndam dalam asam nitrat 1 : 3 selama 24 jam, kemudian dibilas dengan akuatrides 3-4 kali sampai diperoleh ph air bilasan normal (ph 7). Hasil pencucian dikeringkan dalam oven dan dipanaskan pada suhu 50-60 0 C. Setelah kering, alat ini dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan dalam ruang bebas debu. Uji kepekaan dan presisi alat uji Uji kepekaan dan presisi alat uji (AAS) dilakukan dengan membuat 1 buah larutan campuran yang terdiri atas larutan standar 1000 ppm, HNO 3 1 N, dan akuatrides sedemikian rupa sehingga konsentrasi dalam larutan 2 ppm, dan konsentrasi HNO 3 dalam larutan 0,1 N. Kepekaan alat uji ditentukan dengan mengukur serapan larutan tersebut dengan 3 kali pengukuran, sedangkan presisi alat uji ditentukan dengan menghitung simpangan baku dari pengukuran 6 kali serapan larutan itu. Kondisi optimum analisis Kondisi optimum analisis masing-masing unsur diperoleh dengan mengukur serapan maksimum masing-masing unsur pada setiap perubahan parameter panjang gelombang, arus lampu, lebar celah, laju alir cuplikan, laju alir asetilen, dan tinggi pembakar. Larutan yang digunakan adalah 25 ml larutan 5 ppm. 25 ml larutan konsentrasi 5 ppm, dan 25 ml larutan 5 ppm, Kurva kalibrasi,, dan Kurva kalibrasi unsur,, dan diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar masing-masing unsur pada kondisi optimum unsur. Kisaran larutan standar masing-masing unsur adalah 0,5 2,5 ppm, 0,05 0,25 ppm, 0,1 0,50 ppm. Kurva kalibrasi diperoleh dengan membuat kurva antara konsentrasi terhadap serapan masingmasing unsur. Preparasi cuplikan ikan plikan ikan dicuci, diambil dagingnya, dikeringkan dan ditumbuk dengan menggunakan lumpang dan alu, diayak sampai lolos 100 mesh dan dihomoginkan, cuplikan ikan yang telah homogen ditimbang 0,5 g dalam teflon bom digester, dibasahi sedikit akuatrides, kemudian ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat. Setelah itu, teflon bom digester ditutup rapat kemudian dimasukan dalam tungku pemanas dan dipanaskan pada suhu 150 0 C selama 4 jam. Hasil pelarutan setelah dingin dituang kedalam gelas beker dipanaskan di atas pemanas listrik dengan penambahan akuatrides secara berulang-ulang. Hasil pelarutan setelah dingin dimasukkan labu takar 10 ml dan ditepatkan sampai batas tanda dengan penambahan akuatrides, cuplikan siap untuk dilakukan analisis unsur. HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa parameter yang perlu mendapatkan perhatian pada analisis logamlogam berat,, dan, dalam cuplikan ikan antara lain adalah kondisi optimum analisis unsur, linieritas kurva kalibrasi masingmasing unsur dan kelayakan alat uji yang digunakan berupa kepekaan dan presisi alat uji. Kelayakan alat uji yang memenuhi persyaratan dengan perolehan kepekaan < 0,040 ppm dan presisi alat uji < 1 % [6]. Pada Tabel 1 disajikan data kondisi optimum masing-masing unsur, Tabel 2 menunjukan linieritas kurva kalibrasi masingmasing unsur dan batas deteksi unsur, sedangkan pada Tabel 3 disajikan data kepekaan dan presisi alat uji AAS dengan metode nyala. 149

Tabel 1. Kondisi Optimum Analisis, Cr, dan Parameter Panjang gelombang, nm Lebar celah, nm Arus lampu, ma Laju alir cuplikan, ml/mnt. Laju alir udara l/menit Laju alir asetilen l/menit Tinggi pembakar, mm U n s u r 217,0 324,8 228,6 1,0 0,5 0,5 5 5 4 4,5 4,5 4,5 13,5 13,5 13,5 1,70 2,50 1,56 14 13 14,5 Tabel 2. Linieritas Konsentrasi Standar dan Batas Deteksi,, dan Linieritas konsentrasi (ppm) 0,5 2,5 0,05 0,25 0,1 0,5 Batas deteksi (ppm) 0,18 0,02 0,05 Pada Tabel 1 dan 2 masing-masing disajikan data kondisi optimum analisis, linieritas konsentrasi dan batas deteksi unsur,, dan. Kondisi optimum analisis diperoleh dengan mengukur serapan yang optimum pada panjang gelombang maksimum dari masing-masing unsur pada setiap perubahan parameter lebar celah, arus lampu, laju alir cuplikan dan asetilen, dan tinggi pembakar. Linieritas konsentrasi menunjukan daerah kerja yang optimum masing-masing unsur, dan batas deteksi diperoleh berdasarkan perhitungan statistik dari kurva kalibrasi masing-masing unsur. Pada Tabel 3 disajikan data kepekaan dan presisi yang menunjukan validasi alat uji (AAS). Harga kepekaan alat uji diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar konsentrasi 2 ppm dengan 3 kali pengukuran. Berdasarkan data serapan yang diperoleh dihitung kepekaan alat uji (S) dengan formula S = 0,0044 (C 1 /A 1 ), C 1 dan A 1 masing-masing adalah konsentrasi dan serapan standar yang dipilih. Nilai presisi alat uji (s) diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar konsentrasi 2 ppm dengan 6 kali pengukuran. Berdasar data serapan yang diperoleh, dihitung presisi alat uji (s) dengan formula s = (A-B) x 0,40, dengan A = nilai serapan tertinggi dan B = nilai serapan terendah dari 6 nilai serapan yang diperoleh. Berdasarkan perhitungan diperoleh data kepekaan dan presisi alat uji SSA masingmasing 0,019 ppm dan 0,65 %. Berdasarkan data tersebut, alat uji SSA masih layak digunakan dengan kepekaan dan presisi yang masih berada di bawah batas persyaratan. Tabel 3. Data Kepekaan dan Presisi Alat Uji AAS No Parameter 2 ppm 1. 2. Kepekaan, ppm Syarat acuan, ppm. Presisi, % Syarat acuan, % 0,019 0,040 0,65 1,0 Parameter yang lain yang harus diperhatikan adalah validasi metode uji yang digunakan. Validasi metode uji dilakukan menggunakan Standard Reference Materials (SRM) Soil 7 buatan IAEA. Kadar hasil analisis unsur terhadap SRM kemudian dibandingkan dengan kadar masing-masing unsur yang ada dalam sertifikat, seperti disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Data Hasil Analisis dan Data Sertifikat SRM Soil7. No 1. 2. 3. Kadar sertifikat (µg/g) 1,3 (1,1 2,7) 11 (9 13) 60 (55-71) Kadar hasil analisis ± SD (µg/g) 1,98 ± 0,01 9,96 ± 0,19 58,75 ± 1,20 Berdasarkan Tabel 4, analisis unsur,,, dan dalam SRM Soil 7 menunjukan kadar masing-masing unsur berada dalam rentang kadar dalam sertifikat SRM, hal tersebut menunjukan validitas dari metoda uji yang digunakan. 150

Kadar logam berat,, dan dalam cuplikan ikan ditentukan dengan metode kurva kalibrasi standar yaitu dengan cara mengukur serapan cuplikan, kemudian diintrapolasikan ke dalam kurva standar masing-masing unsur sehingga akan diperoleh konsentrasi regresi masing-masing unsur. Kadar unsur dihitung menggunakan rumus sbb. : Creg P V kadar = ppm G dengan : C reg = konsentrasi regresi P = faktor pengenceran V = Volume pelarutan G = berat cuplikan. Pada Tabel 5, 6, 7, dan 8 disajikan kadar logam berat, dan dalam cuplikan ikan yang berasal dari kolam air tawar dengan sumber air dari selokan Mataram, sungai Winongo, sungai Cebongan, dan sungai Bedog, di Kabupaten Sleman DIY. Tabel 5. Kadar,, dan Dalam Ikan Di Selokan Mataram 0,0115 ± 0,001 0,509 ± 0,0013 0,0145 ± 0,001 0,0152 ± 0,0018 Tabel 6. Kadar,, dan Dalam Ikan Di Sungai Winongo 0,0132 ± 0,001 0,0103 ± 0,001 0,0165 ± 0,0013 0,0279 ± 0,0043 0,0112 ± 0,002 0,0102 ± 0,001 Tabel 7. Kadar,, dan Dalam Ikan Di Sungai Cebongan 0,0120 ± 0,002 0,0059 ± 0,0001 0,0101 ± 0,001 0,0094 ± 0,0012 0,0110 ± 0,002 0,0081 ± 0,0002 Tabel 8. Kadar,, dan Dalam Ikan Di Sungai Bedog 0,0522 ± 0,001 0,0100 ± 0,0012 0,0179 ± 0,0001 0,0105 ± 0,0002 0,0145 ± 0,0004 0,0085 ± 0,0001 0,0201 ± 0,001 0,0106 ± 0,0012 Berdasarkan data pada Tabel 5, 6, 7, dan 8 setelah dilakukan uji anava menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan untuk kadar dan diantara ketiga jenis ikan, sedangkan kadar berada di bawah batas deteksi unsur. Data-data yang diperoleh pada Tabel 5 8 menunjukkan bahwa kadar,, dan dalam tiga jenis ikan di berbagai lokasi kolam air tawar belum melebihi batas yang ditetapkan (2 ppm untuk, 20 ppm untuk, dan 0,2 ppm untuk ) sesuai Keputusan Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/89 [7] sehingga aman untuk dikonsumsi. KESIMPULAN Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan 1. Ikan mas, ikan nila, dan ikan lele di kolam air tawar mengandung unsur,, dan dan kadarnya belum melebihi batas yang ditetapkan oleh Dirjen POM. 151

2. Tiap ikan menunjukkan kadar yang berbeda beda untuk setiap logam dikarenakan perbedaan kemampuan dalam menyerap logam tersebut kedalam tubuhnya, namun perbedaannya tidak signifikan. 3. Alat uji dan metode uji AAS masih layak digunakan sebagai alat uji. DAFTAR PUSTAKA 1. PALAR H., 1994, Pencernaan dan Toksikologi Logam Berat, PT Rineka Cipta Jakarta. 2. SOFYAN YATIM, dkk.,1979, Distribusi Logam Berat Dalam Air Laut Teluk Jakarta, Majalah BATAN XII 3. 3. DARMONO, 1995, Logam Dalam Sistim Biologi Mahluk Hidup, Universitas Indonesia Pers, Jakarta. 4. SULISTIA GUN, 1980, Farmakologi dan Terapi, Ed.2, Bagian Farmakologi Fak. Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 5. ANAND, S.J.S., 1978, Determination Of Mercury, Arsenic, And Cadmium In Fish By Neutron Activation, Jounal of Radioanalytical Chemistry, 44-101. 6. ANONIM, 1979, American Society for Testing and Materials, ASTM E 663-78. 7. ANONIM, 1989, Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725 /B/ SK/ VII/89. ikan mas, dan ikan nila), yang merupakan konsumsi masyarakat. 2. Analisis yang dilakukan adalah analisis logam berat,, dan yang ada di dalam ikan air tawar (ikan lele, ikan mas, dan ikan nila) yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. 3. Validasi dilakukan pada alat uji yaitu AAS dengan perolehan data akurasi dan presisidan validasi metode uji yang menggunakan Standard Reference Material (SRM). TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Apakah penelitian ini didasarkan atas adanya kecurigaan pencemaran pada sungai yang menjadi sumber aliran air pengisi kolam ikan yang diambil sebagai sumber penelitian? (Djaruddin Hasibuan) 2. Apakah sudah dianalisis sifat serap tubuh ikan air tawar terhadap logam berat? (Anthony Simanjuntak) 3. Validasi yang dilakukan terhadap apa, peralatan atau ikan yang dianalisis? (Anthony Simanjuntak) Jawaban 1. Penelitian ini didasarkan pada ada atau tidak adanya kandungan logam berat,, dan pada ikan air tawar (ikan lele, 152