FEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JUNI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JULI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT APRIL 2015

MATERI DAN METODE. Materi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JANUARI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JUNI 2015

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2015

PRODUKSI PADI PALAWIJA 2014 (ANGKA SEMENTARA 2014)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema kerja penyusunan formulasi pakan A. Pakan A (Protein 35% Energi 3,5 kkal/g)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT OKTOBER 2015

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 4 : METODE UNTUK MENENTUKAN AVAILABILITAS ASAM AMINO PADA UNGGAS

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INTEGRASI KERBAU DAN SAPI POTONG KELAPA SAWIT DI SUMATERA BARAT

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2015

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Sumatera Barat. Jam Gadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

BOKS 2 ANALISIS SINGKAT FAKTOR PENYEBAB VOLATILITAS HARGA DAGING AYAM RAS DI PROPINSI BANTEN DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT

PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI.

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAMPAK PENETAPAN TARGET PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA TERHADAP KEBUTUHAN PAKAN DAN AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

FORMULASI PAKAN IKAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

INVESTASI PAKAN TERNAK KEPUTUSAN NAN BIJAK

I. PENDAHULUAN. Ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus) merupakan ikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

Transkripsi:

KERJASAMA FEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT Dan Universitas Andalas

OUTLINE PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM ASPEK SUMBER DAYA ANALISIS POTENSI PASAR ASPEK TEKNIS ANALISIS FINANSIAL

PENDAHULUAN Latar Belakang - Kondisi wilayah Sumatra Barat di laut barat Indonesia - Potensi perikanan sangat terbuka - Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi - Manipulasi habitat ikan, dengan budidaya perikanan - Sarana Pendukung budidaya - Dengan menyediakan pakan untuk kebutuhan pertumbuhan dan produksi ikan - Tersedianya bahan pakan lokal - Memanfaatkan bahan pakan lokal sebagai bahan utama penyusun pakan ikan, agar biaya produksi dapat ditekan. Industri pakan ikan belum berkembang seperti pakan ayam dan lainnya.

PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Mengoptimalkan nilai tambah dari produksi ikan darat (baik itu budidaya maupun perairan umum) di Sumatera Barat yang pada akhirnya berdampak bagi peningkatan pendapatan bagi petani ikan di Sumatera Barat karena adanya investasi industri pakan ikan ini. Menyediakan data dan informasi mengenai kelayakan investasi industri pakan ikan,, Hal ini perlu dikaji ketersediaan bahan baku di Sumatera Barat sehingga bisa memberikan data dan informasi yang valid ke calon investor.

GAMBARAN UMUM a) Jenis Produk : Pakan ikan dengan nutrien sesuai dengan fase pertumbuhannya. al: Starter : Pakan untuk periode awal pertumbuhan sampai dengan berat ikan mencapai 30-100 gram. Pada tahap ini kebutuhan protein cukup tinggi mencapai 31-35%. Grower : Kebutuhan protein pada periode pertumbuhan ini lebih menurun yaitu berkisar antara 28-31%. Berar badan ikan pada periode pertumbuhan dapat mencapai 100-250 gram. Finisher : Periode finisher merupakaan periode akhir budidaya dimana ikan siap untuk di panen dan dijual. Berat badan ikan lebih dri 250 gram atau dapat disesuaikan dengan permintaan pasar. Protein pakan pada periode ini jauh menurun yaitu berkisar antara 25-28%.

b) Sifat Jenis Usaha : Usaha komersial untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk pakan c) Alasan Timbul Gagasan Usaha: - Adanya peluang pasar - Potensi budidaya ikan di Sumatera Barat - Produksi jagung sebagai bahan baku

ASPEK SUMBER DAYA a) Identifikasi dan Suplai Bahan Baku Bahan baku didapat dari lokal maupun impor. Alternatif bahan lokal lebih diharapkan karena dapat menekan biaya. Beberapa pasokan bahan baku masih tergantung pada mekanisme impor menyebabkan harga pakan menjadi mahal

Nutrien Bahan Pakan Daerah Lokal Penghasil Negara Penghasil Protein Tepung Ikan Bungkil Kedelai Bungkil Kacang Tanah Banyuwangi, Muncar, Bali, Batang, Cili, Jepang, Peru Cilacap, Pekalongan Jawa Timur Bungkil Kelapa Sawit Corn Gluten meal Tepung Darah Tepung Kepala Udang Tepung Telur Sumatera, Lampung Cilegon Jawa Timur USA, Cina, Brasil, India, Argentina Energi Jagung Pasaman Barat, Garut, Grobogan, Lampung Dedak Tepung Tapioka Tersebar di daerah di Indonesia Ponorogo, Pasuruan, Pati, Wonogiri, Lampung Cirebon, Mojokerto Jepang, Thailand Jakarta, Semarang, Surabaya, Molasses Sumatera Utara Mineral Aditif Suplemen Meat Bone Meal Garam Mineral Batu Kapur Antioksidan Growth Promotor Anti Jamur Mineral Mix Vitamin Mix DL.Methionine L-Lysin Surabaya, Semarang Jogjakarta, Tulungagung Jakarta, Bandung Jakarta Jakarta USA, Australia, Eropa Jerman USA Swiss Swiss Jepang Jepang

Produksi Jagung Sumatera Barat Kabupaten/Kota Feasibility Study Investasi Industri Pakan Ikan Produksi (Ton) 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun Hari Tahun Hari Tahun Har i Tahun Har i Tahun Hari Kab.Kep.Mentawai 85 0.23 304 0.83 134 0.37 70 0.19 57 Kab.Pesisir Selatan 54902 150.42 81124 222.26 89175 244.32 123872 339.38 102010 279.48 Kab.Solok 3745 10.26 4354 11.93 2724 7.46 2667 7.31 1753 4.80 Kab.Sijunjung 2046 5.61 924 2.53 940 2.58 337 0.92 442 1.21 Kab.Tanah Datar 21823 59.79 16844 46.15 17492 47.92 22704 62.20 19869 54.44 Kab.Padang 5516 15.11 6061 16.61 8100 22.19 11837 32.43 21950 Pariaman 60.14 Kab.Agam 35590 97.51 33132 90.77 49269 134.98 50790 139.15 60421 165.54 Kab.Lima Puluh Kota 14845 40.67 13635 37.36 15421 42.25 16134 44.20 20793 56.97 Kab.Pasaman 10280 28.16 12592 34.50 12324 33.76 15200 41.64 41409 113.45 Kab.Solok Selatan 3088.44 8.46 9990 27.37 26339 72.16 19551 53.56 48741 133.54 Kab.Dharmasraya 2610.06 7.15 4164 11.41 5662 15.51 1620 4.44 1335 3.66 Kab.Pasaman Barat 197288.8 540.52 285053 780.97 264764 725.38 280443 768.34 284526 779.52 Kota Padang 7 0.02 0 0.00 36 0.10 20 0.05 7 0.02 Kota Solok 682.28 1.87 1482 4.06 670 1.84 160 0.44 47 0.13 Kota Sawahlunto 59.68 0.16 127 0.35 78 0.21 32 0.09 19 0.05 Kota Padang 51 0.14 163 0.45 92 0.25 0 0.00 0 Panjang 0.00 Kota Bukittinggi 5 0.01 15 0.04 34 0.09 75 0.21 111 0.30 Kota Payakumbuh 1368 3.75 1591 4.36 1959 5.37 1689 4.63 1682 4.61 Kota Pariaman 269.62 0.74 294 0.81 284 0.78 236 0.65 180 0.49 Sumatera Barat 354261.9 970.58 471849 1292.74 495497 1357.53 547437 1499.83 605.352 0.16 1658.50

b) Kebutuhan Nutrisi Kebutuhan nutrisi ikan Nila Nutrien Fry Starter Grower Finisher Berat (gram) 0,1-30 30-100 100-250 > 250 Protein Kasar (%) 35-42 31-35 28-31 25-28 Asam Amino (%) Lisin 1,79-2,14 1,58-2,14 1,43-1,58 1,28-143 Metionin 0,95-1,13 0,84-0,95 0,76-0,95 0,68-0,76 Metionin+sistein 1,12-1,3 0,99-1,12 0,9-0,99 0,8-0,9 Treonin 1,3-1,6 1,2 1,3 1,1 1,2 0,95 1,1 Kalsium, (% minimum) 0,5 0,5 0,5 0,5 Phospor tersedia (% minimum) 0,6 0,6 0,6 0,6 Lemak kasar (%) 7 7 6 6 Abu (%) 16 16 16 16 Asam linoleat (% minimum) 1 0,5 0,5 0,5

b) Kebutuhan Nutrisi Bahan Pakan Harga Tepung Ikan 13500 Jagung 4500 Tp. Kepala Udang 4500 Bungkil Kedelai 4350 Dedak Halus 2000 Tp. Tapioka 4500 DL-metionin 50000 Garam Dapur 1400 Premix 50000

Formulasi Pakan Ikan Nila Bahan Pakan Fry Starter Grower Finisher -----------------------%--------------------------- Tepung Ikan 30 26 18 15 Jagung 22 24 30 36 Tp. Kepala Udang 14 14 14 13 Bungkil Kedelai 20 20 20 16 Dedak Halus 5 7 7 5 Tp. Tapioka 8 8 10 9 Bungkil Kelapa Sawit 5 DL-metionin 0,2 0,2 0,2 0,2 Garam Dapur 0,3 0,3 0,3 0,3 Premix 0,5 0,5 0,5 0,5 Biaya (Rp.) 7024,2,- 6584,2,- 6075,7,- 5320,2,-

ANALISIS POTENSI PASAR a) Proyeksi Produksi Ikan Jumlah produksi budidaya kolam tahun 2014 mencapai 198.514,05 ton atau senilai dengan Rp. 3.806.388.278,-.dari total keseluruhan nilai produksi yang mancapai Rp. 5.059.216.052,-.

Produksi Ikan menurut jenis budidaya Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 --------------------------------ton---------------------------------- Budidaya Laut 12,67 78,58 137,25 334,5 243,00 Budidaya Tambak 12,11 12,22 25,64 178,74 296,88 Budidaya Kolam 59.643,55 76.276,57 105.850,67 147.831,65 198.514,05 Budidaya Keramba 3.267,19 2.371,18 3.978,88 5.602,43 6.033,50 Budidaya Apung Jaring 35.848,69 36.664,09 52.928,53 45.122,51 49.827,93 Budidaya Minapadi 5.823,00 6.494,45 7.366,98 7.799,66 7.947,85 Budidaya Kolam Air Deras 1.472,24 5.883,82 7.954,16 - Jumlah 106.078,70 127.780,9 178.242,1 206.869,49 262.862,21

Pertumbuhan populasi ikan budidaya di Sumatera Barat mencapai 25%. diprediksikan pupulasi ikan budidaya pada tahun 2015 mencapa 328.275 ton

Kabupaten/Kota 2010 (ton) 2011 (ton) 2012 (ton) 2013 (ton) 2014 (ton) Kabupaten Sebaran Produksi Ikan Sebaran Produksi Ikan di Sumatera Barat Pesisir Selatan 2.197,6 2.664,64 4.969,19 8.520,61 11.121,60 Padang Pariaman 13.226,24 8.715,09 26.039,64 35.572,25 53.729,03 Agam 36.942,55 47.385,02 59.819,93 54.738,24 62.539,92 Pasaman 16.283,4 21.421,87 28.936,28 33.509,99 46.809,92 Lima Puluh Kota 19.154,04 25.686,5 26.845,48 31.881,25 37.554,48 Tanah Datar 1.815,48 1.950,63 3.058,56 3.782,20 3.903,1 Sijunjung 5.266,25 69.43,66 7.875,88 9.703,53 11.856,9 Solok 1.312,08 14.70,97 1.578,76 2.112 2.845,09 Kep. Mentawai 10,1 65,65 162,75 522 530,43 Pasaman Barat 1.212,35 1.122,18 3.051,36 4.352 5.511,61 Dharmasraya 3.523,6 5.341,9 11.350,95 17.583,81 21.567,00 Solok Selatan 498,12 236,81 344,98 441,77 533,09 Kota Padang 2.872,27 3.438,55 2.762,4 2.233,49 2.249,81 Solok 64,23 104,11 70,28 114,65 151,23 Sawahlunto 59,06 62,7 78,91 135,43 137,56 Padang Panjang 376,63 480,08 622,13 783,7 824,09 Bukittinggi 145,64 228,3 182,3 244,3 332,47 Payakumbuh 237,02 335,18 344,03 480,14 485,74 Pariaman 113 127 149 158,13 180,14 Total 106.078,70 127.780,9 178.242,1 206.869,49 262.863,21

b) Proyeksi Kebutuhan Pelet Ikan Konsumsi Pakan Nasional Sumber. GPMT

Penggunaan Pelet di Sumbar Feasibility Study Investasi Industri Pakan Ikan No Kabupaten/Kota 2013 2014 Kabupaten (ton) (ton) 1 Pesisir Selatan 6.310,10 5.994,93 2 Padang Pariaman 24.293,88 24.293,88 3 Agam 52.924,44 60.509,54 4 Pasaman 24.615,16 59.315,00 5 Lima Puluh Kota 18.599,71 30.853,07 6 Tanah Datar 738,14 1.596,35 7 Sijunjung 9.953,07 10.293,86 8 Solok 1.209,65 2.115,63 9 Kep. Mentawai 62,70 10,90 10 Pasaman Barat 6.024,85 7.723,83 11 Dharmasraya 10.959,47 10.415,24 12 Solok Selatan 243,23 242,65 Kota 13 Padang 1.509,65 2.232,64 14 Solok 119,48 119,48 15 Sawahlunto 115,14 116,00 16 Padang Panjang 648,72 457,10 17 Bukittinggi 235,50 361,80 18 Payakumbuh 192,73 214,17 19 Pariaman 86,85 90,50 Total 158.842,47 216.956,57 Kebutuhan pelet perbulan 13.236,873 18.079,714

Target konsumsi pakan ikan 2015 meningkat 10% sehingga target konsumsi pakan di Sumatera Barat pada tahun 2015 diharapkan mencapai 238.652,2 ton.

Konsumsi Pelet per Hari No Kabupaten Konsumsi Pelet tahun 2014 Populasi Petani Ikan Budidaya Konsumsi Pelet/Hari (Ton) 1 Lima Puluh Kota 30.853,07 24.647 84,53 2 Dharmasraya 10.415,24 1.266 28,53 3 Padang Pariaman 24.293,88 9.360 66,56 4 Agam 60.509,54 13.205 165,78 5 Pasaman 59.314,00 18.608 162,50 6 Pesisir Selatan 5.959,08 4.055 16,33 7 Tanah Datar 1.596,35 3.926 4,37 8 Sijunjung 10.293,86 10.016 28,20 9 Kab Solok 2.115,63 3.382 5,80 10 Kep Mentawai 10,90 74 0,03 11 Pasaman Barat 7.699,28 1.708 21,09 12 Solok Selatan 242,65 574 0,66 13 Padang 2.232,64 2.555 6,12 14 Padang Panjang 457,10 618 1,25 15 Bukittinggi 361,80 366 0,99 16 Payakumbuh 214,17 350 0,59 17 Sawah Lunto 116,00 514 0,32 18 Kota Solok 111,09 269 0,30 19 Pariaman 90,50 720 0,25 Sumber. Dinas Kelautan dan Perikanan Total Provinsi Sumbar 594,21

c. Pasar Sasaran Sasaran pasar mampu membidik 10% dari pasar yang tersedia. Konsumsi pelet perhari di Sumatera Barat mencapai 594,21 ton/hari.

ASPEK TEKNIS a) Pemilihan Lokasi Produksi ikan di Kab. Agam adalah yang terbesar. Sehingga dipilih sebagai lokasi pendirian pabrik untuk mendekati pasar/lokasi petani budidaya.

b) Evaluasi Kapasitas Produksi Proyeksi penggunaan pelet tahun 2015 sebanyak 238.652 ton, maka produksi pakan tahun pertama di rencakan 23.865 ton. Industri pakan akan memproduksi 50-60 ton/hari pada tahun pertama.

Kebutuhan bahan baku sesuai kapasitas produksi dan target pasar Kebutuhan Bahan Pakan (per hari) Potensi (per hari) (ton) Target Pangsa Pasar (% dari Potensi di Sumatera Barat) (ton) 100% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 594 59 119 178 238 297 356 Tepung Ikan 18% 107 10,62 21,42 32,04 42,84 53,46 64,08 Jagung 30% 178 17,70 35,70 53,40 71,40 89,10 106,80 Tp. Kepala Udang Bungkil Kedelai 14% 83 8,26 16,66 24,92 33,32 41,58 49,84 20% 119 11,80 23,80 35,60 47,60 59,40 71,20 Dedak Halus 7% 42 4,13 8,33 12,46 16,66 20,79 24,92 Tp. Tapioka 10% 59 5,90 11,90 17,80 23,80 29,70 35,60 DL-metionin 0,20% 1 0,12 0,24 0,36 0,48 0,59 0,71 Garam Dapur 0,30% 2 0,18 0,36 0,53 0,71 0,89 1,07 Premix 0,50% 3 0,30 0,60 0,89 1,19 1,49 1,78

Jagung yang harus disuplai sebanyak 17,7 ton/hari atau setara dengan 1,21% dari total produksi jagung perhari (1.658 ton) di Sumbar

c) Pemilihan Jenis dan Kapasitas Mesin Perlatan dan mesin yang digunakan untuk kapasitas pabrik meliputi: Penerimaan material Batching Mixer Pelleting Packaging

Gambaran kapasitas mesin 10 ton/jam

d) Proses produksi Bahan pakan Grinding Mixing Pelleting Packaging

ANALISIS FINANSIAL b) Kebutuhan Biaya Infestasi Feasibility Study Investasi Industri Pakan Ikan Biaya Investasi Kebutuhan Satuan Harga satuan Jumlah Lahan 15000 m2 400,000 6,000,000,000 Paket Mesin 1 Unit 5,600,000,000 5,600,000,000 Gudang 5000 m2 4,000,000 20,000,000,000 Pabrik 1000 m2 5,000,000 5,000,000,000 Labor 1 Unit 1,500,000,000 1,500,000,000 Kantor 1000 m2 4,000,000 4,000,000,000 Pagar + Area Parkir 800 m2 2,000,000 1,600,000,000 Alat Transportasi 4 Unit 700,000,000 2,800,000,000 Total Biaya Investasi 46,500,000,000

b) Biaya Operasional Biaya Operasional per tahun kebutuha n Satuan Harga Satuan jumlah Biaya Pemeliharaan 1 Unit 930,000,000 930,000,000 Biaya Operasional Biaya Pegawai 60 Skill 10 Orang 84,000,000 840,000,000 Unskill 50 Orang 48,000,000 2,400,000,000 Biaya Admin 12 Bulan 36,000,000 432,000,000 Biaya Listrik 12 Bulan 500,000,000 6,000,000,000 Biaya Air 12 Bulan 5,000,000 60,000,000 Biaya Bahan Bakar 19200 Liter 7,300 140,160,000 Total Biaya Operasional dan Pemeliharaan 9,872,160,000

c) Biaya Bahan Baku Sesuai dengan perhitungan formulasi pakan, maka harga pokok penjualan pakan ikan dengan kadar protein 30% adalah sebesar Rp. 6075,- per kilogram. Oleh karena itu, total kebutuhan bahan baku pertahun dengan asumsi penyusutan sebesar 5% adalah sekitar Rp. 153,107,640,000,-

d) Pendapatan Pendapatan perusahaan didapat dari penjualan produk. Produk pakan ikan yang dijual adalah pakan dengan kadar protein 30%. Harga jual yang ditetapkan untuk produk ini adalah sebesar Rp. 7.250 per kilogram. Sehingga pendapatan untuk satu tahun adalah sebesar Rp. 172.800.000.000,-.

b) Analaisis Kelayakan Usaha Hasil perhitungan mengindikasikan bahwa nilai IRR adalah sebesar 20%. Jika diasumsikan tingkat diskonto adalah sebesar 8%, maka pendirian pabrik pakan ikan dinyatakan layak secara finansial. Analiisa NPV menunjukka Rp. 20,935,374,325,- Payback period menunjukkan bahwa modal akan kembali pada tahun ke 5

PENUTUP Pendirian pabrik pakan ikan layak untuk dibangun di Sumatera Barat. Atas pertimbangan ketersediaan bahan baku dan potensi permintaan. Kabupaten Agam sebagai lokasi pabrik. Didukung oleh RTRW Kabupaten Agam yang telah menetapkan beberapa kecamatan sebagai daerah untuk pengembangan industri besar. Untuk hal ini, pemerintah daerah Agam telah mengalokasikan lahan seluas 80 Ha di ketiga kecamatan tersebut. Alternatif di kabupaten Pasaman Dari aspek finansial nilai IRR sebesar 27%. Nilai ini lebih besar dibandingkan tingkat bunga diskonto yang diasumsikan sebesar 8%. Artinya, secara finansial pun pendirian pabrik pakan ikan dapat dikatakan layak di Sumatera Barat.

ANALISIS SENSITIVITAS Harga jual = Rp. 7.250,- Indikator Kenaikan harga (% dari Rp. 6076,-) 1% 2% 3% IRR 19% 14% 10% B/C Rasio 1.02 1.01 0.9 Payback Period 5 tahun 6 tahun 8 tahun NPV 18,582,918,718 7,703,891,213 (3,175,136,292)

Harga Jual = 7300 Indikator Kenaikan harga (% dari Rp. 6076,-) 3% 4% IRR 13% 9% B/C Rasio 1.004 0.9 Payback Period 7 tahun 8 tahun NPV 5,351,435,606 (5,527,591,899)

Harga jual = 7350 Indikator kenaikan harga 4% 5% IRR 13% 9% B/C Rasio 1.004 0.9 Payback Period 7 tahun 8 tahun NPV 5,351,435,606 (5,527,591,899)

harga jual = 7400 Indikator kenaikan harga 5% 6% IRR 11% 6% B/C Rasio 1.0005 0.99 Payback Period 7 tahun 9 tahun NPV 646,524,392 (10,232,503,112)

harga jual = 7500 kenaikan harga Indikator 6% 7% IRR 14% 9% B/C Rasio 1.005 0.99 Payback Period 6 tahun 8 tahun NPV 6820640683 (4,058,386,821)