BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN. Dalam studi ini, ruas Jalan Hayam Wuruk, Raya, Jalan Cokroaminoto, Jalan

BAB III METODOLOGI III-1

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

Kata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UCAPAN TERIMA KASIH. Bukit Jimbaran, Maret Penulis

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI III-1

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-sebentar

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton)

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Nilai Waktu, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya Perjalanan.

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

komposisi lalu lintas, dan perilaku pengemudi di Indonesia. mengacu pada Spesifikasi Standar Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota 1990.

ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENINGKATAN RUAS JALAN NASIONAL (STUDI KASUS : DI WILAYAH UTARA PROPINSI BANTEN)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Anak Agung Arie Setiawan NIM

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN RAYA GEDANGAN JALAN LETNAN JENDERAL S. PARMAN JALAN RAYA KETAJEN JALAN KH.

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Umum Pengumpulan data pada tesis ini diambil dari instansi terkait serta dari laporan-laporan terdahulu yang semuanya itu akan berhubungan serta menunjang pelaporan tesis pada pengolahan data dan pembahasan pada Bab berikutnya, dengan demikian data yang diperlukan akan sesuai dengan kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini. 4.2 Data Teknis 4.2.1 Transportasi Secara umum sarana transportasi yang digunakan untuk menghubungkan Denpasar dengan Gilimanuk adalah transportasi darat dengan menggunakan jaringan jalan existing. Salah satu ruas jalan existing yang menghubungkan Denpasar-Gilimanuk dan termasuk dalam lingkup studi yang dilakukan adalah ruas Jalan Tabanan-Antosari dengan panjang 17,262 Km. 4.2.2 Volume Lalu Lintas Jalan Eksisting Volume lalu lintas merupakan elemen yang sangat penting setiap kita membicarakan masalah jalan, karena jumlah pengguna jalan akan berpengaruh terhadap kondisi jalan, kapasitas jalan maupun kecepatan kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut. 55

56 a. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata Volume lalu lintas didapat dengan melaksanakan survey lalu lintas pada ruas jalan Tabanan-Antosari dengan menggunakan Prosedur Standar Survey Lalu Lintas yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Pebruari 2009). Berdasarkan prosedur tersebut maka dilakukan survey lalu lintas selama 40 jam karena jumlah lalu lintas harian rata-rata pada ruas jalan Tabanan-Antosari sudah lebih dari 10.000 kendaraan per hari. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan didapat lalu lintas harian rata-rata sebesar 28.957 kendaraan/hari dengan rincian untuk masing-masing arah sesuai Tabel 4.1, sedangkan rincian setiap jamnya dapat dilihat pada lampiran 7 sampai dengan lampiran 10. Dari hasil Tabel 4.1 kemudian diolah untuk menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan angka ekivalen kendaraan penumpang sesuai Tabel 2.1 dan didapat hasil lalu lintas harian rata-rata sebesar 23.730 smp/hari sesuai Tabel 4.2 dengan volume lalu lintas jam puncak sebesar 1.324 smp, sedangkan rincian setiap jamnya dapat dilihat pada lampiran 7 sampai dengan lampiran 10.

57 Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas (kendaraan/hari) Jenis Kendaraan Arah Survey Tabanan- Antosari Antosari- Tabanan Jumlah 1. LV (Kendaraan Ringan) 3.531 3.596 7.127 a. Sedan, Jeep 2.115 2.137 4.252 b. Oplet, Pick Up, Suburban, Combi, Mini Bus 355 363 718 c. Mobil Box, Micro Bus 1.061 1.096 2.157 2. MHV (Kendaraan Berat Menengah) 1.840 1.735 3.575 a. Bus Kecil 79 96 175 b. Truk 2 Sumbu 4 roda 151 164 315 c. Truk 2 Sumbu 6 roda 1.610 1.475 3.085 3. LT (Truk Besar) 160 142 302 a. Truk 3 Sumbu 132 109 241 b. Truk Gandengan - - - c. Truk Semi Trailer 28 33 61 4. LB (Bus Besar) 171 167 338 5. MC (Sepeda Motor) 8.109 9.506 17.615 Sumber : Hasil Survey Jumlah 13.811 15.146 28.957 Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas (smp/hari) Jenis Kendaraan LHR (smp/hari) 1. LV (Kendaraan Ringan) 7.126 2. MHV (Kendaraan Berat Menengah) 6.629 3. LT (Truk Besar) 646 4. LB (Bus Besar) 1.151 5. MC (Sepeda Motor) Jumlah 8.177 23.730 Sumber : Hasil Survey

58 b. Angka Pertumbuhan Volume Lalu Lintas Besarnya angka pertumbuhan volume lalu lintas pada ruas jalan existing dari tahun 2005 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan Volumen Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Tahun 2005 dengan Tahun 2010 Nama Ruas LHR (smp/hari) Pertumbuhan 2005 2010 ( % ) Tabanan - Antosari 22.459 23.730 5,66 Sumber : Hasil Analisis, 2010 Berdasarkan nilai pertumbuhan tersebut diatas didapat nilai pertumbuhan pertahun sebesar 1,13%. 4.2.3 Kapasitas dan Kinerja Jalan Eksisting Kapasitas jalan eksisting dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Departemen Pekerjaan Umum, 1997) dengan mempergunakan persamaan 2.5 serta Tabel 2.6 sampai dengan Tabel 2.9. Kapasitas jalan menunjukkan tingkat ketersediaan ruang maksimum terhadap arus lalu lintas dalam waktu tertentu yang didasarkan atas kondisi jalan. Adapun kapasitas jalan eksisting pada Tahun 2010 dihitung dengan cara sebagai berikut C = C 0 x FC W x FC SP x FC SF C = 3.000 x 1 x 0,9866 x 0,97 C = 2.871

59 Sedangkan tingkat kinerja jalan dihitung berdasarkan persamaan 2.6 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Kinerja Jalan Eksisting Tahun 2010 Lebar Arus Jam Kapasitas Derajat Tingkat Jalan Puncak (Q) (C) Kejenuhan Pelayanan (m) (smp/jam) (smp/jam) Q/C Ratio Jalan 7,00 1.324 2.871 0,461 C Sumber : Hasil Analisis, 2010 4.2.4 Kecepatan Perjalanan dan Waktu Tempuh Kecepatan perjalanan pada jalan eksisting diperoleh melalui perhitungan hasil analisis derajat kejenuhan (Q/C = 0,461) dengan kecepatan arus bebas (FV) berdasarkan grafik pada gambar 2.1. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV) dan kecepatan arus bebas kendaraan selain kendaraan ringan (FVL) dihitung menggunakan persamaan 2.2 sampai dengan persamaan 2.4, serta nilai-nilai yang tertera pada Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.5. FV = (FVo + FV W ) x FFV SF x FFV RC = (61 + 0) x 0,97 x 0,98 = 57,987

60 44,56 57,987 0,461 Gambar 4.1 Kecepatan Kendaraan Dengan mempergunakan Gambar 4.1, derajat kejenuhan (Q/C = 0,461) ditarik ke atas dihubungan dengan nilai kecepatan arus bebas (FV = 57,987) kemudian ditari ke samping kiri untuk mendapatkan kecepatan kendaraan ringan sebesar 44,56 km/jam. Untuk kendaraan selain kendaraan ringan, perhitungannya sebagai berikut : FFV = FVo FV = 61 57,987 = 3,013 FV MHV = FV MHV,o FFV x FV MHV,o / FVo = 52 3,013 x 52/61 = 52 2,568 = 49,432 Dengan cara yang sama didapat kecepatan MHV = 39,70 km/jam. Berdasarkan kecepatan kendaraan maka dapat dihitung waktu tempuh dengan menggunakan persamaan 2.7. Dari analisis tersebut diperoleh hasil kecepatan

61 perjalanan serta waktu tempuh untuk masing-masing golongan kendaraan sesuai yang ditunjukan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Kecepatan Perjalanan dan Waktu Tempuh Kendaraan Di Jalan Eksisting Tahun 2010 Tipe Kendaraan Kecepatan (km/jam) Waktu Tempuh (menit) Kendaraan Ringan (LV) 44,56 23,24 Kendaraan Berat Menengah (MHV) 39,70 26,09 Truk Besar (LT) 45,10 22,96 Bus Besar (LB) 38,08 27,20 Sepeda Motor (MC) 40,24 25,74 Sumber : Hasil Analisis, 2010 4.3 Prediksi Lalu Lintas Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lalu lintas dalam kendaraan dalam suatu wilayah yaitu pertumbuhan LHR, pertumbuhan kepemilikan kendaraan, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tata guna lahan. Untuk memprediksi volume lalu lintas pada ruas jalan Tabanan-Antosari setelah dilakukan penyempurnaan alinyemen berupa jalan pintas dilaksanakan berdasarkan pertumbuhan lalu lintas normal (Normal Growth). Data faktor pertumbuhan lalu lintas normal (Normal Growth Factor) yang didapat meliputi data pertumbuhan LHR, pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan PDRB, pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan jumlah kendaraan di Provinsi Bali. Pertumbuhan LHR pada jalan eksisting

62 ditunjukkan pada Tabel 4.3 (berdasarkan data sekunder tahun 2005 dan survei langsung tahun 2010) per tahun sebesar 1,13%. Variabel lainnya adalah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali yang diwakili oleh pertumbuhan Produk Domistik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan pendapatan per kapita, pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan kepemilikan kendaraan berdasarkan data 5 (lima) tahun terkahir (Tahun 2004-2008) dari BPS Provinsi Bali terbitan Tahun 2010. Produk Domistik Regional Bruto merupakan nilai produksi suatu wilayah yang terbagi ke dalam beberapa kelompok usaha seperti kelompok usaha Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri pengolahan; Perdagangan Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi dan lainlainnya. Nilai-nilai ini secara langsung dapat mencerminkan kondisi ekonomi suatu wilayah. Untuk wilayah Provinsi Bali perkembangan PDRB Bali baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK) memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Pada Tahun 2004 nilainya mencapai Rp. 19.963.243,81. Setahun kemudian, yaitu tahun 2005, nilainya mencapai Rp. 21.072.444,79 serta selanjunya di Tahun 2006 dan 2007 terus mengalami peningkatan masing-masing menjadi Rp. 22.184.679,28 dan Rp. 23.497.047,07. Kemudian pada Tahun 2008 PDRB Bali ADHK telah mencapai Rp. 24.900.571,98 Nilai-nilai tersebut diatas terdistribusi ke dalam beberapa usaha yang dapat dilihat penyebarannya pada Tabel 4.6.

63 No. Tabel 4.6 Distribusi Prosentase PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 1 Pertanian 20,74 20,29 19,96 19,41 18,33 2 Pertambangan dan Penggalian 0,68 0,66 0,69 0,66 0,68 3 Industri Pengolahan 9,00 8,69 8,70 8,99 9,34 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,80 1,85 1,94 2,00 2,10 5 Bangunan dan Konstruksi 3,91 4,03 4,28 4,43 4,70 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 29,16 29,37 28,88 28,98 28,96 7 Pengangkutan dan Komunikasi 11,30 11,85 11,86 12,33 12,92 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 6,79 7,07 7,46 7,34 7,62 9 Jasa-Jasa lain 16,61 16,19 16,22 15,86 15,35 PDRB Sumber : BPS Prov. Bali, 2009 Laju PDRB (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Terlihat bahwa sektor pariwisata telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Provinsi Bali. Pesatnya perkembangan pariwisata di Provinsi Bali telah menyebabkan sektor-sektor terkait langsung dengan industri pariwisata seperti sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB. Pertumbuhan PDRB, Jumlah Kendaraan Bermotor dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita ditunjukkan masing-masing pada Tabel 4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8, sedangkan rekapitulasi tingkat pertumbuhan terhadap beberapa variabel ditunjukkan pada Tabel 4.9.

64 Tabel 4.7 Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 No. Lapangan Usaha Laju PDRB (%) 2004 2005 2006 2007 2008 1 Pertanian 3,66 4,20 4,10 2,49 1,01 2 Pertambangan dan Penggalian 4,38 3,97 2,54 2,97 3,52 3 Industri Pengolahan 3,71 5,11 4,36 9,15 8,17 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,49 5,44 6,57 7,89 8,98 5 Bangunan dan Konstruksi 5,09 5,46 4,51 6,09 6,71 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,65 6,72 5,11 7,58 8,36 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,17 6,77 6,06 10,86 8,92 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 7,97 7,26 6,72 3,61 4,28 9 Perusahaan Jasa-Jasa lain 4,55 4,79 6,95 2,80 4,66 Pertumbuhan (%) 4,62 5,56 5,28 5,92 5,97 Rata-rata (% / tahun) 5,47 Sumber : BPS Prov. Bali, 2009 Tabel 4.8 Laju Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Tahun 2004-2008 No. Tipe Kendaraan Jumlah Kendaraan Bermotor 2004 2005 2006 2007 2008 1 Sepeda Motor 898.675 1.027.136 1.088.627 1.157.205 1.227.617 2 Mobil Penumpang 128.141 139.586 141.949 148.885 158.743 3 Bus 3.673 3.734 3.730 3.564 3.480 4 Truk 50.705 53.775 53.981 54.951 56.305 Jumlah Pertumbuhan (%) Rata-rata (%) Sumber : BPS Prov. Bali, 2009 1.081.194 1.224.231 1.288.287 1.364.605 1.446.145 13,23 5,23 5,92 5,98 7,59

65 Tabel 4.9 Pertumbuhan Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Provinsi Bali Tahun 2004-2008 No. Variable 2004 2005 2006 2007 2008 1 Pendapatan 5.876.262 6.227.869 6.464.849 6.752.442 7.082.094 Perkapita (Harga Konstan) Pertumbuhan (%) 5,98 3,81 4,45 4,88 Rata-rata (%) 4,78 2 Jumlah Penduduk 3.397.269 3.383.572 3.431.585 3.479.785 3.567.156 Pertumbuhan (%) (0,40) 1,42 1,40 2,51 Rata-rata (%) 1,23 Sumber : BPS Prov. Bali, 2009 Tabel 4.10 Laju Inflansi Kota Denpasar Tahun 2005-2009 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 11,31 4,30 5,91 9,62 4,37 7,10 Sumber : BPS Prov. Bali, 2009 Dari beberapa variabel yang dihitung, dapat diketahui bahwa pertumbuhan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) menempati posisi terendah dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,13% dan posisi tertinggi adalah pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor sebesar 7,59%, secara rinci rekapitulasi tingkat pertumbuhan ditunjukkan pada Tabel 4.11.

66 No. Tabel 4.11 Rekapitulasi Prediksi Tingkat Pertumbuhan Variable Tingkat Pertumbuhan (i) (% / thn) 1 Pertumbuhan LHR 1,13 2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk 1,23 3 Pertumbuhan Pendapatan per Kapita 4,78 4 Pertumbuhan PDRB 5,47 5 Pertumbuhan Inflasi 7,10 6 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor 7,59 Sumber : BPS Prov. Bali, 2009 4.4 Data Nilai Waktu Pendekatan untuk perhitungan nilai waktu dalam studi ini adalah pendapatan perkapita dari PDRB (Pendapatan Daerah Regional Bruto) Provinsi Bali. Data pendapatan per kapita Provinsi Bali beserta pertumbuhannya dari tahun 2004 hingga 2008, tertera pada Tabel 4.11 di atas dimana rata-rata pertumbuhannya sebesar 5,47% per tahun. Prediksi PDRB per kapita untuk tahun 2010 (berdasarkan pertumbuhan sebesar 5,47 %), sebesar : PDRB 2010 = Rp. 7.082.094,00 (1 + 5,47 %) 2 = Rp. 7.878.065,00 Asumsi jam kerja setahun adalah 7 jam x 25 x 12 = 2.100 jam Didapat PDRB per kapita tahun 2010 sebesar Rp. 3.751,46 per jam.

67 4.5 Data Harga Komponen Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Data harga kendaraan dan komponen BOK berdasarkan jenis kendaraan yang ditetapkan untuk mewakili moda transportasi yang melalui Ruas Jalan Tabanan-Antosari sebelum maupun sesudah dibangunnya relokasi jalan dan jembatan pada ruas jalan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Harga Komponen BOK No. Komponen BOK Satuan Harga Satuan 1 Harga Kendaraan Sedan unit 235.000.000,00 Utiliti unit 175.000.000,00 Bus Kecil unit 375.000.000,00 Bus Besar unit 850.000.000,00 Truk Ringan unit 285.000.000,00 Truk Sedang unit 450.000.000,00 Truk Besar unit 650.000.000,00 2 Harga Ban Sedan buah 460.000,00 Utiliti buah 460.000,00 Bus Kecil buah 810.000,00 Bus Besar buah 1.370.000,00 Truk Ringan buah 810.000,00 Truk Sedang buah 1.370.000,00 Truk Besar buah 2.790.000,00 3 Premium liter 4.500,00 4 Solar liter 4.500,00 5 Olie (untuk mesin bensin) liter 27.500,00 6 Olie (untuk mesin solar) liter 27.500,00 7 Upah mekanik jam 10.000,00 8 Asuransi (3.8 %) tahun 9 Biaya Overhead (10 %) Sumber : Hasil survey 2010

68 4.6 Angka Kecelakaan Lalu Lintas Angka kecelakaan pada ruas jalan Tabanan-Antosari tahun 2007-2009 berupa data sekunder dari Polres Tabanan, ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14, sedangkan rincian lokasi kejadian dapat dilihat pada lampiran 11 sampai dengan lampiran 13. Tabel 4.13 Angka Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tabanan Antosari No Tahun Jumlah Klasifikasi Korban Kecelakaan Fatal Berat Ringan MD LB LR 1 2007 33 20 4 9 22 14 25 2 2008 36 13 10 13 13 21 33 3 2009 32 5 13 14 7 22 28 Jumlah 101 38 27 36 42 57 86 Rata-rata 34 13 9 12 14 19 29 Sumber : Polres Tabanan Keterangan : MD = Meninggal Dunia LB = Luka Berat LR = Luka Ringan Tabel 4.14 Kerugian Harta Benda Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tabanan Antosari No Tahun Kerugian Harta Benda (Rp.) 1 2007 35.450.000,00 2 2008 189.300.000,00 3 2009 96.900.000,00 Jumlah Rata-rata Sumber : Polres Tabanan 321.650.000,00 107.216.666,67

69 4.7 Data Biaya Proyek Biaya relokasi jalan dan jembatan Tabanan Antosari dalam studi ini terdiri atas perkiraan biaya pembebasan lahan, pembangunan jalan dan jembatan serta biaya pemeliharaan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : 4.7.1 Biaya Pembebasan Lahan Besar biaya pembebasan lahan mengacu pada nilai jual obyak pajak per wilayah di lokasi jalan yang dibangun. Biaya pembebasan lahan ini sudah termasuk biaya ganti rugi bangunan, tanaman dan relokasi utilitas yang ada sepanjang trase rencana jalan dan jembatan. Luas pembebasan lahan yang diperlukan untuk pembangunan jalan dan jembatan Tabanan Antosari ditunjukkan pada Tabel 4.15 sebagai berikut : Tabel 4.15 Luas Pembebasan Lahan Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari No. Uraian Lokasi Panjang Lebar Pembebasan Sungai Panjang Lebar Luas (m') (m') (m') (m') (m2) 1 Jbt Tkd Yeh Nu 345,00 15,00 330,00 20,00 6.600,00 2 Jbt Tkd Yeh Nusa 525,00 15,00 510,00 20,00 10.200,00 3 Jbt Tkd Yeh Ho 350,00 20,00 330,00 20,00 6.600,00 4 Jbt Tkd Yeh Lambuk 400,00 10,00 390,00 20,00 7.800,00 Jumlah 1.620,00 31.200,00

70 Sedangkan biaya yang diperlukan untuk pembebasan lahan pembangunan jalan dan jembatan Tabanan Antosari ditunjukkan pada Tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16 Biaya Pembebasan Lahan Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari No. Uraian Lokasi Luas Harga Jumlah Harga (m2) (Rp/m2) (Rp) 1 Jbt Tkd Yeh Nu 6.600,00 300.000 1.980.000.000,00 2 Jbt Tkd Yeh Nusa 10.200,00 300.000 3.060.000.000,00 3 Jbt Tkd Yeh Ho 6.600,00 300.000 1.980.000.000,00 4 Jbt Tkd Yeh Lambuk 7.800,00 300.000 2.340.000.000,00 Jumlah 31.200,00 9.360.000.000,00 PPN 10% 936.000.000,00 Total Jumlah 10.296.000.000,00 4.7.2 Biaya Konstruksi Jalan Biaya konstruksi jalan yang meliputi biaya umum, pembersihan lahan, pekerjaan tanah, drainase, subgrade, perkerasan jalan, struktur termasuk biaya studi, DED hingga pengawasan serta biaya konstruksi jembatan dengan konstruski bangunan atas menggunakan beton pre stress ditunjukkan pada Tabel 4.17 sebagai berikut :

71 Tabel 4.17 Biaya Konstruksi Relokasi Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari No. Uraian Lokasi Lebar Perkerasan Panjang Harga Satuan Jumlah Harga (m') (m') (Rp/m') (Rp) 1 Jbt Tkd Yeh Nu 345,00 12.410.000.000 - Jembatan 7,00 110,00 100.000.000 11.000.000.000 - Jalan 7,00 235,00 6.000.000 1.410.000.000 2 Jbt Tkd Yeh Nusa 525,00 25.410.000.000 - Jembatan 7,00 265,00 90.000.000 23.850.000.000 - Jalan 7,00 260,00 6.000.000 1.560.000.000 3 Jbt Tkd Yeh Ho 350,00 15.860.000.000 - Jembatan 7,00 160,00 92.000.000 14.720.000.000 - Jalan 7,00 190,00 6.000.000 1.140.000.000 4 Jbt Tkd Yeh Lambuk 400,00 21.780.000.000 - Jembatan 7,00 228,00 91.000.000 20.748.000.000 - Jalan 7,00 172,00 6.000.000 1.032.000.000 Jumlah 75.460.000.000 PPN 10% 7.546.000.000 Total Jumlah 83.006.000.000 Sumber : Dinas PU dan Hasil Analisa 4.7.3 Biaya Penanganan Jalan dan Jembatan Relokasi Jalan dan Jembatan ini dilaksanakan untuk menyempurnakan alinyemen jalan dan untuk menjaga agar kinerja jalan tersebut tetap dalam kondisi mantap maka penanganan jalan yang terdiri dari : 1. Pemeliharaan rutin jalan dan jembatan yang lebih dikenal dengan istilah preservasi, dilaksanakan secara rutin setiap tahun selama masa analisis (30 tahun).

72 2. Pemeliharaan pemeliharaan berkala dilaksanakan setiap 5 tahun selama masa analisis (30 tahun) 3. Peningkatan jalan dilaksanakan setiap 10 tahun selama masa analisis (30 tahun) Adapun biaya penanganan jalan dapat dilihat pada Tabel 4.18, sebagai berikut : Tabel 4.18 Biaya Penanganan Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari No. Jenis Penanganan Biaya (Rp/km) 1 Pemeliharaan Rutin (Preservasi) 45.000.000,00 2 Pemeliharaan Berkala 2.500.000.000,00 3 Peningkatan 3.500.000.000,00 Sumber : Dinas PU Prov. Bali, 2010