PENGOLAHAN BUAH LADA

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

2012, No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 55/Permentan/OT.140/9/2012 TANGGAL 4 September 2012 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN LADA

PEDOMAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LADA

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Praktek Penanganan Panen dan Paska Panen Tanaman Lada yang Baik PANDUAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN PASCAPANEN LADA

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

TINJAUAN PUSTAKA. zaman dahulu hingga sekarang. Tanaman ini manfaat utamanya adalah sebagai

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

PENGERINGAN LADA PADA MESIN PENGERING DENGAN VARIASI PUTARAN MOTOR. Jl.Merdeka no. 04 Pangkalpinang *

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Dairi merupakan salah satu daerah

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

T E M P E 1. PENDAHULUAN

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN KEDELAI

BAB III SARANA PRASARANA

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

SOP PASCAPANEN TANAMAN OBAT (RIMPANG)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN


IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

III. METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP

OLEH: YULFINA HAYATI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penanganan. Pasca Panen.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

BAB IX SANITASI PABRIK

3. METODOLOGI PENELITIAN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

ALAT PEMISAH BIJI KAKAO SEDERHANA DITINJAU DARI SEGI KUALITAS DAN KAPASITAS HASIL

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

III. METODE PENELITIAN

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN SALAK

Transkripsi:

PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah (King of Spices), karena merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan. Daerah yang merupakan sentra produksi lada di Indonesia adalah Bangka dan Lampung dan pada beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan secara intensif di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara. Kondisi perkebunan lada Indonesia saat ini sekitar 11,50% dari seluruh luas komoditi perkebunan dengan kemampuan modal yang lemah. Dampak dari kondisi tersebut mengakibatkan perkembangan teknologi ditingkat petani untuk perbaikan mutu, budidaya/pengembangan tanaman sangat lambat dan tidak mengalami perubahan. Nilai ekonomis dari tanaman lada atau merica sebenarnnya cukup tinggi. Karena lada atau merica akan selalu dibutuhkan oleh semua orang sampai kapanpun. Maka budidaya merica akan punya banyak manfaat baik untuk pribadi maupun pasaran. Tanaman lada mulai berproduksi pada umur 3-4 tahun dan dapat diproduksi sampai berumur 15 tahun atau lebih. Buah lada pada mulanya berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua, dan bila sudah tua berwarna kuning atau kemerah merahan. Potensi lada sangat besar di kalangan masyarakat namun sayangnya industri hilirnya terbatas sehingga pengolahannya perlu lebih dikembangkan lagi di masa mendatang agar dapat meningkatkan perekonomian daerah dan memberikan efek pemberdayaan ekonomi bagi petani lada. Pengolahan buah lada sangat penting untuk memenuhi standar mutu yang berlaku sehingga menjadi sumber daya lokal dan alternatif dalam peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan..

II. Tahapaan Pengolahan Hasil Lada 1. Lada Hitam Tahap-tahap pengolahan lada hitam adalah sebagai berikut: a. Perontakan Untuk mempercepat perontakan atau pelepasan gagang buah lada atau dompolan, maka buah lada yang baru dipetik ditumpuk pada lantai beralas tikar dengan ketebalan tumpukan antara 30 cm sampai 1 meter selama 2-3 hari.tumpulan tersebut biasanya ditutup dengan karung Lada yang dipisahkan dari dompolan atau gagang dengan menggunakan saringan yang terbuat dari anyaman bambu dan ditempatkan agak tinggi serta dibawahnya ditaruh suatu wadah atau tampan sebagai buah lada. Tangkai atau gagang dari buah yang tertinggal pada saringan bambu dipisahkan dan ditampung pada wadah khusus. b. Pengeringan Buah lada yang sudah terpisah dari gagangnya, kemudian dijemur dibawah sinar matari 3-7 hari tergantung dari keadaan cuaca Pengeringan buah lada dilakukan dengan menggunakan tikar, tampah atau plastik. Untuk meningkatkan efesiensi pengeringan dan mencegah pengotoran lada, pengeringan dapat memperbaiki dengan menggunakan lantai pengeringan yang buah lebih tinggi dari tanah. Pada waktu proses pengeringan, tumpukan lada dibolak-balik atau ditipiskan dengan ketebalan 10 cm menggunakan garuk dari kayu agar pengeringan yang dibuat lebih cepat dan merata Penentuan akhir dari pengeringan lada dapat dilakukan secara organoleptik yaitu dengan diraba atau dipijat dengan jari tangan dimana lada dianggap kering bila dipijat memberikan suara menggeretak dan pecah. Disamping itu dapat juga dilakukan dengan alat pengukur kadar air, sesuai dengan kadar air yang dinginkan.

c. Pembubukan Dalam pembuatan bubuk lada, bahan yang digunakan adalah pala kering sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut kemudian digiling halus dengan ukuan, sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah kering. d. Pembersihan dan sortasi Lada kering kemudian ditampi dengan tampah, yaitu untuk membuang bahan-bahan yang ringan serta benda asing lainnya seperti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng. e. Pengemasan dan Penyimpanan Lada kering yang telah besih kemudian dimasukkan dalam karung atau wadah penyimpanan lain yang kuat dan bersih Karung atau wadah tersebut kemudian disimpan diruangan penyimpanan yang kering dan tidak lembab (70%), dengan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak berhubungan langsung dengan lantai. 2. Lada Putih Tahap-tahap pengolahan lada hitam adalah sebagai berikut: a. Perontakan Perontokan buah lada dilakukan mesin atau secar. Bila jumlah buah lada yang dirontok berjumlah cukup banyak, direkomendasikan menggunakan mesin perontok yang banyak tersedia dengan berbagai tipe, perontokan dilakukan hati-hati supaya buah lada tidak rusak selama proses ini, pastikan alat perontok benar- benar bersih sebelum digunakan. Pada Perontokan dengan mesin dianjurkan supaya buah yang dirontok langsung langsung direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna karena proses pencokletan.

b. Pengayakan Buah lada yang telah dorontok harus diayak untuk memisahkan biji buah lada yang kecil tidak matang dan lada menir, dimana bahan-bahan tersebut dapat mempengaruhi mutu lada hitam kering Pengayakan dapat dilakukan menggunakan mesin atau secara manual, dengan menggunakan pengayak 4 mm mesh, dimana buah lada melawati lubang pengayak, lalu dipisahkan untuk dikeringkan di tempat yang terpisah. c. Perendaman Perendaman dapat dilakukan dalam karung atau keranjang, dalam air yang mengalir atau kolam perendam dan harus terendam sepenuhnya Perendam yang dilakukan dalam air yang tidak mengalir, harus dilakukan penggantian air paling tidak dua hari sekali Pada Perendaman dalam air yang mengalir harus dipastikan tidak ada aktivitas sehari-hari Karung harus dibolak-balik dari waktu ke waktu untuk menjamin proses perendaman yang merata.proses perendaman dilakukan sampai kulit lunak untuk memudahkan proses pengupasan pada pemisahan kulit dari biji. d. Pengupasan dan Pencucian Pengupasan kulit lada setelah perendaman dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengupasan dapat dilakukan dengan mein pengupas setelah perendaman dalam waktu yang singkat/ lebih pendek daripada biasa. Selama proses perlu diperhatikan agar biji lada tidak rusak yang paling baik pengupasan dilakukan didalam air, atau dengan air yang mengalir untuk mencegah perubahan warna setelah pengupasan, biji lada harus dicuci dengan air yang bersih untuk menghilangkan sisa-sisa kulit sebelum proses pengeringan.

e. Pengeringan Penjemuran/ pengeringan dengan Sinar Matahari Lada sebaikknya dikeringkan dibawah sinar matahari untuk mendapatkan warna putih kekuningan, pada suatu suatu wadah bersih jauh diatas permukaan tanah. Daerah tempat pengeringan harus diberi pagar atau terlindung dari hama atau binatang peliharaan. Pastikan lada cukup kering, untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur atau bahan-bahan kontaminan lainnya, khususnya tidak ada panas atau sinar matahari. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan pengering rumah kaca/ plastik menggunakan sinar matahari sebagai sumber panas. Pengeringan dengan mesin pengering Buah lada dapat dikeringkan dengan menggunakan alat pengering pada suhu 60 0 C, untuk mencegah kehilangan minyak atsiri. Dilakukan di lingkungan yang bersih, bebas dari kontak dengan debu, kotoran, binatang, peliharaan/ atau sumber-sumber lain yang dapat menyebabkan kontaminasi. Lada putih harus dikeringkan sampai dengan kadar kadar air dibawah 12 % bila lada tersebut akan disimpan. f. Pembubukan Dalam pembuatan bubuk lada, bahan yang digunakan adalah pala kering sempurna (8-10%). Bahan tersebut kemudiian digiling halus dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah yang kering.

g. Pembersihan, pengemasan dan penyimpanan a. Pembersihan Biji lada putih yang telah kering dipilih dan dibersihkan untuk menisahkan kulit, tangkai buah atau benda asing lainnya. Waktu membersihkan lada putih harus diperhatikan semua perkakas dan peralatan harus bebas dari sumber-sumber yang mungkin menimbulkan kontaminasi. Biji lada dapat dihembus dengan mengalirkan angin untuk menghilangkan susa kuit lada atau debu dan diayak untuk menghilangkan sisa sisa daun tangkai buah lada. b. Pengemasan Lada harus disimpan di tempat yang bersih, kering, dengan ventilasi udara yang cukup diatas bale-bale atau lantai yang ditinggikan, ditempat yang bebas dari hama seperti tikus dan serangga Lada tidak boleh disimpan bersama dengan bahan kimia pertanian atau pupuk yang mungkin dapat menimbulkan kontaminasi. Tempat penyimpanan lada harus mempunyai ventilasi yang cukup tetapi bebas dari kelembaban yang tinggi Lada yang disimpan harus diperiksa secara berkala untuk mendeteksi adanya gejala kerusakan.

III. PENUTUP Potensi lada sangat besar di kalangan masyarakat namun sayangnya industri hilirnya terbatas sehingga pengolahannya perlu lebih dikembangkan lagi di masa mendatang agar dapat meningkatkan perekonomian daerah dan memberikan efek pemberdayaan ekonomi bagi petani lada. Pengolahan buah lada sangat penting untuk memenuhi standar mutu yang berlaku sehingga menjadi sumber daya lokal dan alternatif dalam peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.https://lordbroken.wordpress.com/2010/10/05/pengolahan-lada/ Anonim.http://boediridwan.blogspot.co.id/2012/07/pengolahan-lada.html Anonim.http://dkwek.com/1729/pohon-merica-lada/ Nurdjanah, N dan Risfaheri.1992. Pengolahan Lada Hujau dan Penyulingan Minyak Lada. Prosiding Temu Usaha Pengembangan Hasil Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Sarpiah, T, 2001. Lada, Mempercepat Berbuah, Meningkatkan Produksi, dan Memperpanjang Umur. Penebar swadaya.