BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui panca indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Merawat Bayi Prematur

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord.

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PENGARUH PENERAPAN METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN SUHU BAYI BARU LAHIR (Di BPS. Kasih Ibu Ny. Soenarlin Jatirogo Tuban)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa percaya diri dalam sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecelakaan yang mungkin ditimbulkan. Oleh karena itu, APD. diperlukan. Syarat-syarat APD adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik. rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalu

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui melalui proses pembelajaran. 1.2. Tingkat Pengetahuan Bloom dalam Notoatmodjo (1997) mengklasifikasikan perilaku kognitif dalam uraian hirarki. Perilaku yang paling sederhana adalah mendapatkan pengetahuan, sedangkan yang paling kompleks adalah evaluasi. Klasifikasi perilaku kognitif ada enam tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2003). 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. 1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal (Notoadmodjo, 2003). Faktor internal meliputi :

1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu. 2. Persepsi Persepsi, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 3. Motivasi Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam diri individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuh kebutuhan sehingga menjadi puas) maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang lain/lingkungan). Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan suatu kebutuhan. 4. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indra manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku masa kini. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain meliputi lingkungan, sesuai ekonomi kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2003) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2003).

2. Mahasiswa D-III Keperawatan Orang yang belajar di perguruan tinggi yang akan memperoleh surat keterangan resmi yang mengatakan telah tamat sekolah dibidang keperawatan (Depdiknas, 2003). Mahasiswa D-III Keperawatan yang akan menyelesaikan pendidikan mengikuti praktek belajar klinik/lapangan di ruang perinatologi hendaknya mempunyai persiapan pengetahuan tentang perawatan BBLR dalam inkubator seperti standar suhu inkubator yang direkomendasikan, perawatan BBLR di dalam inkubator, dan lain-lain. Melalui pengalaman belajar klinik/lapangan diharapkan dapat terbentuk kemampuan akademik dan profesional serta kemampuan mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan profesional ( Nursalam, 2008). 3. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam Inkubator Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Asrining, 2003). BBLR dapat dikelompokkan menjadi prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan, Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan (Asrining, 2003).

Perawatan bayi baru lahir rendah dimulai saat kelahiran ketika dilakukan pemeriksaan bayi secara lengkap. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pertama setelah kelahiran yang digunakan untuk menemukan adanya abnormalitas sedini mungkin. Pemantauan abnormalitas bayi dapat dilakukan secara teliti selama perawatan dalam persalinan juga dapat mendeteksi secara dini masalah-masalah yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut (Henderson, 2005). Perawatan bayi baru lahir rendah dalam inkubator merupakan cara perawatan pada bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi (Hidayat, 2008). Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator (Syaifuddin, 2008) : 1. Asfiksia kelahiran Asfiksia atau kekurangan oksigen kadangkala menyerang bayi sebelum atau selama kelahiran karena gangguan terhadap ari ari atau tali pusat. Asfiksia berat dapat mempengaruhi semua sistem tubuh. 2. Cedera lahir Bayi mungkin cedera selama kelahiran yang sulit sehingga ia membutuhkan pengawasan sejenak dalam unit perawatan khusus atau inkubator. 3. Berat bayi lahir rendah Sebagian bayi berat lahir rendah betul betul sehat ketika lahir, akan tetapi pada umumnya mereka lebih rentan dari pada bayi yang mempunyai berat rata rata.

Bayi yang lebih kecil biasanya memerlukan perawatan intensif. Kesukaran bernafas adalah masalah yang paling biasa pada bayi yang lebih kecil. 4. Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah di dalam Inkubator Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan BBLR, tidak jauh berbeda dengan perawatan pada bayi baru lahir normal. Cara melakukan pengkajian dan perencanaan adalah sama, perbedaannya terletak pada tehnik-tehnik pelaksanaan tindakan keperawatan. Begitu pula dalam melakukan evaluasi, kriteria hasil yang ditetapkan dari tiap tahap perencanaan tidak dapat sekaligus mengharapkan dalam batas normal, namun dilihat dari peluang untuk seberapa jauh perubahan ke arah normal dapat dicapai (Doengoes, 2001). Berdasarkan penjelasan diatas terkait kriteria bayi yang dirawat di dalam inkubator dapat diidentifikasi beberapa masalah keperawatan berikut intervensi yang mungkin pada BBLR selama perawatan dalam inkubator (Martin, 1987) : 1.Pertukaran gas yang terganggu yang berhubungan dengan kurangnya surfactant. a. Perencanaan/Intervensi : Amati dan laporkan tanda-tanda dan gejala-gejala tekanan aspirasi : Tachypnea, sianosis, gerak cuping hidung. mempertahankan saluran pernafasan terbuka dengan penyedotan bila diperlukan. Memberikan oksigen bersama dengan pemonitoran gas darah yang tepat.

Memonitor fungsi dan pengaturan ventilator Periksa konsentrasi oksigen setiap jam b. Evaluasi : Bayi bernafas secara normal atau ringan dengan ventilator. 2. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan air yang tidak dapat dirasakan dan intake cairan yang tidak adekuat a.perencanaan/intervensi : Mempertahankan jalur intravena dan memonitor infiltrasi Memberikan cairan yang tepat dan jumlah yang tepat per jam Amati tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, output urin, membran mukus, karakter fontanel. Timbang secara harian pada waktu yang sama b.evaluasi : Bayi kehilangan berat badan minimal dan bertambah terus. 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan lebih kecil dari kebutuhan kalori. a.perencanaan/intervensi : Berikan asupan kalori yang adekuat Ukur lingkaran abdomen bila diperlukan Biarkan orangtua berpartisipasi dalam rencana pemberian makan b.evaluasi : Bayi disesuaikan dengan metode pemberian makan

Bayi mempertahankan pergerakan bowel normal 4.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tape dan material abrasif lainnya yang digunakan sebagai alat-alat pemonitoran. a.perencanaan/intervensi : Pasang sedikit mungkin tape pada kulit Gunakan opsite untuk alat-alat kulit lainnya Pertahankan lotion yang memiliki kontak kulit langsung dengan minimum Tempatkan bayi pada water bed atau sheepskin Putar dan atur kembali posisi secara sering b.evaluasi : Bayi mempertahankan kesehatan kulit 5.Potensial untuk injuri (tekanan hawa dingin) berhubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur immature. a.perencanaan/intervensi : Mempertahankan lingkungan termis normal Memonitor temperatur kulit dengan cara memeriksa temperatur unit inkubator Menghindari bayi pada kehilangan panas melalui penguapan, konveksi, konduksi, dan radiasi. b.evaluasi : Bayi tidak mengalami tekanan hawa dingin

Bayi mempertahankan temperatur yang stabil 6.Resiko infeksi, potensial berhubungan dengan sistem kekebalan immature. a.perencanaan/intervensi : Batasi kontak dengan bayi secara tepat yaitu pantau petugas, orangtua, dan pengunjung terhadap infeksi, lesi kulit, demam atau herpes. Pelihara peralatan individu dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit b.evaluasi : Bayi bebas dari tanda-tanda infeksi. 7.Defisit pengetahuan orangtua berhubungan dengan perawatan bayi prematur. a.perencanaan/intervensi : Berikan informasi yang adekuat dan realistis kepada orangtua mengenai kondisi bayi Anjurkan orangtua untuk berkunjung dan melakukan tugas pengasuhan pada bayi b.evaluasi : Orangtua mengindikasikan pengetahuan dan keahlian dengan melaksanakan tugas-tugas pengasuhan. Orangtua mengunjungi NICU secara reguler

5. Prosedur Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah Dalam Inkubator a. Tentukan suhu yang tepat untuk inkubator berdasarkan usia dan berat badan bayi. Suhu inkubator yang direkomendasikan seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1. Berat Badan Bayi Kurang dari 1,5 kg Usia 1-10 hari Suhu Inkubator Sesuai Usia 35 C 34 C 33 C 32 C Usia 11 hari- 3 minggu Usia 3-5 minggu Usia lebih dari 5 minggu 1,5-2,0 kg Usia 1-20 hari 2,1-2,5 kg Usia 1-2 bulan Usia 11 hari 4 minggu Usia 3 hari- 3 minggu Usia lebih dari 4 minggu Usia lebih dari 3 minggu Lebih dari 2,5 kg Usia 1-2 hari Usia lebih dari 2 hari Jika inkubator berdinding tunggal, tingkatkan suhu inkubator 1 C setiap perbedaan suhu 7 C antara ruangan dan inkubator (WHO, 2008). b. Hangatkan inkubator sampai suhu yang diinginkan sebelum meletakkan bayi di dalamnya. c. Bersihkan kasur dan tutupi dengan lembaran seprei bersih. d. Pastikan bahwa reservoir air inkubator kosong; bakteri yang berbahaya dapat berkembang dalam air dan menginfeksi bayi. Membiarkan reservoir kering tidak akan mempengaruhi fungsi inkubator.

e. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan bayi diberi baju atau tertutup kecuali jika bayi perlu telanjang atau dilepaskan bajunya sebagian untuk pengamatan atau prosedur. f. Letakkan hanya satu bayi dalam tiap inkubator. g. Tutup kap, secepat mungkin setelah meletakkan bayi di dalamnya, dan pertahankan jendela inkubator tetap tertutup setiap saat guna mempertahankan kehangatan inkubator. h. Periksa suhu inkubator setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap 3 jam. i. Ukur suhu bayi setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap 3 jam, jika suhu bayi kurang dari 36,5 C atau lebih dari 37,5 C, sesuaikan suhu inkubator berdasarkan suhu tersebut. j. Berikan bayi kepada ibu segera setelah bayi tidak lagi membutuhkan perawatan khusus dan prosedur serta terapi yang sering