BAB V GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER TERHADAP KINERJA NETWORKER

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

LAMPIRAN. Penghargaan Tianshi Group dan Mr Li Jin Yuan. Produk Terbaik dan Penghargan Barang-barang Konsumen Berpenampilan

Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati. Abstrak

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING) INDRA THAMRIN I

TANTANGAN BLITZ 6 MINGGU

Sistem Multi Level Marketing?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatankegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. pengembangan bisnis dan sistem pengembangan diri member-member-nya adalah

Konsep Multi Level Marketing?

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya ialah sistem pemasaran jaringan atau network marketing atau

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

BAB V PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN LURAH

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN PT SINGA LANGIT JAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E-book for new member volume 5 Tabel system bisnis Oriflame dan penjelasannya.

BAB III PRAKTEK MAKELAR DALAM JUAL BELI MOBIL PADA SHOWROOM SULTAN HAJI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Showroom Sultan Haji Motor

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PRAKTIK SISTEM MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK NUSANTARA

PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan. Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam manajemen. Para

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

Disampaikan dalam Latihan Manajemen Organisasi Fakultas Teknik Universitas Mataram 12 November 2016

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisis Permasalahan yang Dihadapi Pada Divisi Service

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. menggunakan teknik analisis regresi berganda antara personal selling dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Gambar 6 Hasil Skala Perilaku Account Officer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

Perusahaan yang dipilih konsumen

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai di

BAB I PENDAHULUAN. atau yang sering dikenal dengan nama Multi Level Marketing ( MLM ) sejak

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA APARAT KELURAHAN MOTOBOI BESAR. Oleh : Sitty Hardiyanti Korompot. Abstrak

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

"INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. menganalisis pengaruh kepuasan kerja dan keadilan kompensasi terhadap

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan

BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

Transkip Wawancara. a. VP Manager department HR & GPA

Proteksi Sistem Informasi Multi Level Marketing PT. Mass Network

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh keputusan. menyeleksi karyawan baru, dan mengevaluasi karyawan untuk kebutuhan pelatihan, pengembangan dan pembayaran

BAB V PENUTUP. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2011

MMM INDONESIA PENJELASAN SINGKAT SAYA MENDAPATKAN RATUSAN PERSEN DALAM SATU BULAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. CDC dalam PKBL Telkom telah melibatkan mitra binaan mulai dari proses

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA LEMBANG BALEPE KECAMATAN MALIMBONG BALEPE KABUPATEN TANA TORAJA

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMA PIRI 1 YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Bagi anda yang bergabung melalui sistem online kami, maka mendapat fasilitas sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

PANDANGAN TENTANG MLM

BAB IV ANALISIS KRITERIA HAKIM MEDIATOR DALAM UPAYA EFEKTIFISASI MEDIASI PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KAJEN

BAB III PENYAJIAN DATA. Transformasional Pada Pegawai Kementerian Agama Kota Pekanbaru.

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

Pendetakan tradisional

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED) PENJELASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Teori Kepemimpinan Fiedler

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK

LAMPIRAN. Case Processing Summary. USIA RESPONDEN * JENIS KELAMIN RESPONDEN Crosstabulation. USIA RESPONDEN TAHUN Count 2 3 5

Transkripsi:

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Ada empat jenis gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan delegatif. Penerapan gaya kepemimpinan leader networker dikaji pada bidang kegiatan: penentuan jadwal (presentasi, follow up, home meeting), pelaksanaan tugas (tiket pertemuan, pembicara, omset bulanan, prospek, net-p, dream book), pemberian konsultasi, pemakai produk, serta kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan. 5.1 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal Pada pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dilakukan oleh leader networker berkaitan dengan penentuan jadwal, leader networker terlihat menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara yang disajikan pada Gambar 4.

44 5% 30% 65% Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya Kepemimpinan Delegatif Gambar 4. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang lebih dominan diterapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal adalah gaya kepemimpinan konsultatif yaitu sebanyak 65 persen. Tiga puluh persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan lima persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. Gaya kepemimpinan leader networker yang konsultatif terlihat pada saat menentukan jadwal. Leader networker terlebih dahulu menerima masukan atau saran dari para jaringannya. Sehubungan dengan hal ini, leader networker CH (36 tahun) mengungkapkan sebagai berikut. Mengenai pengambilan keputusan sehubungan dengan menentukan jadwal, saya cenderung menerapkan gaya konsultatif dimana saya menerima masukan atau saran terlebih dahulu dari downline saya baru saya mengambil keputusan. Misalnya untuk menentukan jadwal membantu jaringan presentasi atau follow up, biasanya mereka terlebih dahulu mengajukan waktu kosong mereka untuk saya bantu, baru kemudian saya cocokkan dengan waktu kosong saya, setelah itu baru saya memilih waktu mana yang cocok untuk membantu jaringan saya tersebut.

45 Pernyatan dari leader networker tersebut diperkuat dengan pernyataan dari jarigannya SH (26 tahun) yang menyatakan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker dalam hal menentukan jadwal cenderung konsultatif dimana beliau selalu menerima masukan dari jaringannya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Saya juga sering meminta bantuan beliau untuk presentasi prospek sponsoring up. Biasanya saya mengajukan beberapa pilihan waktu terlebih dahulu baru beliau menyesuaikan dengan waktu kosong beliau dengan beberapa pilihan waktu yang saya ajukan. Begitu juga dengan menentukan jadwal pertemuan atau meeting group, beliau selalu menyesuaikan waktu jaringannya terlebih dahulu sebelum beliau mengambil keputusan. 5.2 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas Kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas merupakan salah satu kegiatan yang penting dan perlu dibahas untuk mengetahui serta memahami penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan. Pada kegiatan ini, leader networker terlihat menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih beragam, tetapi yang paling banyak menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dapat diketahui dari data yang ditampilkan pada Gambar 5. 20% 20% 10% 50% Gaya Kepemimpinan Direktif Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya Kepemimpinan Delegatif Gambar 5. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang lebih dominan diterapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan

46 pelaksanan tugas adalah gaya kepemimpinan konsultatif yaitu sebanyak 50 persen. Masing-masing 20 persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan delegatif, dan sepuluh persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. Gaya kepemimpinan leader networker yang konsultatif didukung oleh sikap leader networker dimana pengambilan keputusan dilakukan setelah mendengarkan masukan atau saran dari jaringannya. Sehubungan dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif yang lebih dominan diterapkan leader networker dalam pelaksanaan tugas, seorang responden DM (24 tahun) menuturkan sebagai berikut. Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada downlinenya, Bapak CH selalu mendiskusikan/membuat meeting group terlebih dahulu terhadap tugas yang akan dilaksanakan. Bapak CH memberikan arahan kepada saya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan Peta Aset yang telah ada untuk mencapai tujuan saya setiap bulannya. Jika di lapangan terjadi kendala atau hambatan biasanya para jaringannya diajak untuk meeting untuk mencari penyelesaiannya mengatakan: Selain itu, terdapat juga pernyataan dari jaringannya AC (30 tahun) yang Pak CH selalu melakukan meeting setiap bulan khusus grup beliau untuk menerima masukan atau saran dari jaringan-jaringannya, kendala apa yang dihadapi selama di lapangan, kemudian beliau memberikan masukan ke kami semua agar melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya saja dalam hal pembagian tiket Vision Seminar. Biasanya Pak CH menanyakan terlebih dahulu bagaimana perkembangan grup saya saat ini, berapa jumlah orang baru yang bergabung, kemudian beliau menentukan berapa jumlah tiket Vision Seminar untuk grup saya. mengatakan: Ada juga seorang jaringan Bapak CH yang lain, yaitu AM (23 tahun)

47 Menurut saya dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas, Pak CH menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dimana beliau selalu terlebih dahulu menanyakan pendapat atau saran dari jaringan-jaringannya terlebih dahulu sebelum beliau mengambil keputusan. Dalam hal penentuan pembicara OPP contohnya, beliau terlebih dahulu meminta masukan dari jaringannya dan jaringannya pun mencalonkan dari grupnya masing-masing nama yang dicalonkan untuk menjadi pembicara. Setelah itu beliau baru menentukan yang berhak menjadi pembicara sesuai dengan kemampuan dan kinerja dari calon yang diajukan tersebut. 5.3 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pemberian konsultasi terlihat dominan pada gaya kepemimpinan direktif. Hasil wawancara dengan para responden ditampilkan pada Gambar 6. 10% 10% 80% Gaya Kepemimpinan Direktif Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Delegatif Gambar 6. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi Berdasarkan Gambar 6, dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan direktif dominan diterapkan leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemberian konsultasi. Hal ini dapat terlihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 80 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan direktif dalam kegiatan berkaitan dengan pemberian konsultasi dan masing-masing sebesar 10 persen menyatakan

48 bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan delegatif. Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang direktif ini menekankan bahwa leader networker lebih banyak mengambil keputusan dan komunikasi satu arah dalam pemberian konsultasi. Hal ini ditegaskan oleh leader networker CH (36 tahun) yang menyatakan. Dalam hal pemberian konsultasi saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan direktif dimana pengambilan keputusan ada di tangan saya. Pada saat konsultasi awalnya jaringan yang berkonsultasi menceritakan kendala-kendala yang mereka hadapi di lapangan, perkembangan jaringan mereka, target omset bulanan mereka dan sebagainya. Baru setelah itu saya mengarahkan mereka, memberikan visi dan target supaya mereka bisa bekerja sesuai sistem. Saya menekan mereka, sesuai dengan kemampuan mereka tentunya, supaya jaringan saya bisa berkembang lebih cepat lagi. Ini membutuhkan sistem. Makanya walaupun terkesan memaksa/menekan, tapi ini untuk kebaikan mereka, mereka mengikuti arahan dan target yang saya berikan. Sejalan dengan pernyataan leader networker di atas, salah seorang networker MH (26 tahun) menyatakan. Pada saat saya melakukan konsultasi rutin bulanan ke Pak CH, beliau selalu mengarahkan saya untuk bekerja dengan sistem. Beliau menjelaskan bahwa bisnis MLM berbeda dengan bisnis lainnya. Kunci dari bisnis MLM adalah duplikasi dan duplikasi membutuhkan sistem. Oleh karena itu, Pak CH tegas dan komitmen dengan sistem Unicore. Beliau mengajak semua jaringannya untuk bekerja dengan sistem. Jangan bekerja mengikuti kemauan sendiri, tapi bekerjalah mengikuti sistem. 5.4 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk Pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk, leader networker cenderung menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. Hasil wawancara dengan para responden ditampilkan pada Gambar 7.

49 50% 25% 25% Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya Kepemimpinan Delegatif Gambar 7. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk Gambar 7 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan delegatif lebih banyak diterapkan leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemakai produk dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 50 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk, sebesar 25 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif, serta 25 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Penerapan gaya kepemimpinan yang delegatif ditunjukkan oleh cara leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan pemakai produk yang menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada jaringannya sendiri. Artinya, dalam hal pemilihan dan pemakaian produk, leader networker memberikan kebebasan sepenuhnya kepada jaringannya untuk membeli dan mengkonsumsi produk jenis apa saja sesuai dengan kebutuhannya.

50 Penerapan gaya kepemimpinan delegatif lebih dominan diterapkan leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk. Hal ini diutarakan oleh leader networker CH (36 tahun). Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemakai produk saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada downline-downline saya untuk mereka membeli atau mengkonsumsi produk apa saja sesuai dengan kebutuhan mereka. Saya tidak memaksa jaringan saya untuk membeli dan mengkonsumsi produk tertentu. Jadi semuanya saya serahkan sepenuhnya kepada mereka. Berkaitan dengan hal tersebut, salah seorang downline DI (22 tahun) menyatakan. Upline saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada saya dan grup saya untuk membeli atau mengkonsumsi produk apapun sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada paksaan untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu. Upline paling mengingatkan untuk konsumsi produk karena integritas. 5.5 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan Kegiatan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan merupakan salah satu kegiatan penting dan perlu dikaji untuk mengetahui penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil wawancara, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

51 60% 40% Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatiftif Gambar 8. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan Berdasarkan Gambar 8 di atas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif lebih dominan diterapkan leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan. Sebanyak 60 persen responden menyatakan leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan 40 persen menyatakan leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang partisipatif ini menekankan adanya persamaan antara leader networker dengan para jaringannya, terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah untuk mengambil suatu keputusan. Berkaitan dengan hal tersebut leader networker CH (36 tahun) menyatakan: Biasanya apabila terjadi konflik dalam jaringan, misalnya hubungan upline-downline, saya akan memanggil kedua belah pihak untuk musyawarah mencari penyelesaian masalah yang terjadi. Saya hanya sebagai mediator atau pihak penengah untuk mereka. Pernah juga terjadi konflik perebutan jaringan antar crossline, saya pun memanggil upline bersangkutan untuk diajak musyawarah guna mencari jalan keluarnya.

52 menyatakan: Sejalan dengan pernyataan di atas, salah seorang responden SR (45 tahun) Pak CH selalu mengumpulkan orang-orang dalam jaringannya apabila ada sesuatu hal yang ingin disampaikan atau terjadi suatu konflik. Disana kita melakukan musyawarah untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. 5.6 Ikhtisar Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan leader networker adalah gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan partisipatif. Pada kegiatan-kegiatan tertentu juga diterapkan gaya kepemimpinan direktif dan gaya kepemimpinan delegatif. Penerapan keempat gaya kepemimpinan tersebut telah mampu menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan perkembangan jaringan PT Singa Langit Jaya Kota Bogor. Penerapan gaya kepemimpinan konsultatif cenderung digunakan leader netwoker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal dan pelaksanaan tugas networker. Gaya kepemimpinan partisipatif diterapkan leader networker pada kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan. Pada penerapan gaya kepemimpinan direktif, leader networker menerapkan pada kegiatan yang berkaitan dengan pemberian konsultasi sedangkan penerapan gaya kepemimpinan delegatif dilakukan leader networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk. Secara keseluruhan, penerapan gaya kepemimpinan leader networker disajikan pada Tabel 4.

53 Tabel 4. Distribusi Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Leader Networker Menurut Bidang Kegiatan Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah Bidang Kegiatan Gaya Kepemimpinan (%) Direktif Konsultatif Partisipatif Delegatif Jumlah 1. Penentuan jadwal 0 65 30 5 100 2. Pelaksanaan tugas 10 50 20 20 100 3. Pemberian konsultasi 80 10 0 10 100 4. Pemakai produk 0 25 25 50 100 5. Penyelesaian 0 40 60 0 100 masalah/konflik Jumlah 18 38 27 17 100