ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA LEMBANG BALEPE KECAMATAN MALIMBONG BALEPE KABUPATEN TANA TORAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA LEMBANG BALEPE KECAMATAN MALIMBONG BALEPE KABUPATEN TANA TORAJA"

Transkripsi

1 ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA LEMBANG BALEPE KECAMATAN MALIMBONG BALEPE KABUPATEN TANA TORAJA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Pemerintahan Oleh: FERDYNAND WILLIAM REATA E DEPARTEMEN ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

2

3

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan di Tana Toraja mengalami perubahan sesuai perkembangan sistem pemerintahan di Indonesia. Sejak tahun 1979 saat diberlakukannya UU No 5 Tahun 1979 tentang desa, peranan adat dalam sistem pemerintahan terus menerus mengalami penurunan. Kegiatan adat dan hukum adat terpisah dari sistem pemerintahan desa. Meski peranan adat mengalami penurunan, masyarakat masih memegang teguh adatistiadatnya, seperti upacara adat rambu solo dan rambu tuka yang masih bisa dilihat di masyarakat Toraja. Lembaga Masyarakat Desa (LMD) yang diharapkan dapat mengakomodasikan kepentingan adat di desa tidak berfungsi, karena mereka yang duduk di LMD dianggap tidak mewakili adat, meski pun mereka yang duduk di LMD adalah tokoh-tokoh adat. Masyarakat adat menganggap lembaga tersebut bukan representasi mereka. Sebaliknya aparat desa atau lembang tidak banyak melibatkan tokoh-tokoh adat dalam berbagai program desa, para tokoh adat baru dilibatkan jika program desa membutuhkan swadaya masyarakat. Sistem pemerintahan di Toraja mengalami perkembangan yang cukup lama seiring dengan adat yang berlaku di masyarakatnya. Sebelum adanya pemerintahan desa seperti sekarang ini, masyarakat di Toraja telah menganut sistem pemerintahan adat dan hukum adat. Pada saat itu 1

5 masyarakat beranggapan bahwa pemerintahan yang berlaku adalah bagian dari adat dan hukum adat, demikian pula sebaliknya, sehingga antara keduanya saling terkait. Sistem pemerintahan adat dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: sistem pemerintah tanpa campur tangan pihak luar dan sistem pemerintahan adanya campur tangan pihak luar. Pada zaman Belanda belum menduduki Tana Toraja, sistem pemerintahan yang berlaku di masyarakat adalah sistem pemerintahan adat. Setiap wilayah adat memiliki struktur pemerintahan sendiri-sendiri. Zaman Belanda, sistem ini tidak diakui oleh pemerintah yang dibentuk, sehingga Belanda hanya memakai satu struktur distrik yang mewakili pemerintah belanda di satu wilayah adat. Walaupun demikian fungsi-fungsi institusi adat di atasnya tetap diakui oleh masyarakat sebagai pengambil keputusan yang menyangkut konflik-konflik masyarakat yang terjadi serta keputusan-keputusan tentang suatu acara adat. Zaman pemerintahan orde lama (1961), distrik-distrik tersebut dirubah namanya menjadi lembang dengan sistem pemerintahan yang sama. Pada zaman Orde baru, lembang-lembang tersebut dihilangkan dan dipecahpecah menjadi desa-desa. Dari 32 lembang yang ada, saat ini telah dipecah menjadi 302 desa. Dengan dikeluarkannya UU no 22 tahun 1999, masyarakat telah menuntut untuk nama desa dikembalikan lagi menjadi Lembang dan desa-desa yang berasal dari satu lembang dipersatukan kembali. Karena wilayah adat yang dipecah-pecah menjadi desa-desa, 2

6 sangat banyak mempengaruhi tatanan budaya adat di masyarakat. Mereka tidak mengikuti aturan adat yang berlaku di lembaga adat mereka karena masyarakat merasa desa mereka sudah berpisah sehingga merasa tidak perlu untuk mengikuti aturan adat dari desa induknya. Padahal dalam adat Toraja, jika ada acara Rambu Solo di satu wilayah adat, maka dalam wilayah adat tersebut tidak boleh ada yang mengadakan acara Rambu Tuka dalam waktu yang bersamaan. Karena wilayah adatnya sudah dibagibagi dalam desa sehingga masyarakat banyak yang melanggar aturan tersebut karena merasa tidak berada dalam satu wilayah adat yang sama lagi. Sejak terjadi pemisahan kedua lembaga itu (lembaga adat dan pemerintah desa) berjalan sesuai dengan kegiatannya masing-masing. Hubungan keduanya hanya bersifat administratif, ketika masyarakat adat melakukan upacara adat (rambu solo dan rambu tuka ) tokoh adat meminta izin pada pemerintah, sebaliknya pemerintah desa/kecamatan pada saat masyarakat adat melakukan kegiatan datang untuk memberi kata-kata sambutan. Dinamika sistem pemerintahan di Indonesia juga memberikan pengaruh terhadap Kepemimpinan pemerintahan yang diterapkan. Kepemimpinan merupakan jiwa yang dimiliki untuk mengakomodasi dan mendistribusi pelayanan kepada rakyat. Kepemimpinan dan pemerintahan adalah dua aspek yang tidak terpisahkan. 3

7 Pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan berkharisma agar bisa dihormati oleh rakyatnya. Dia harus kaya karena dengan kekayaannya diharapkan dia dapat membangun wilayahnya dan bisa mencukupi kebutuhan masyarakatnya yang tidak berkecukupan. Karena ada prinsip pemimpin yang dipakai lebih baik dia tidak makan dari pada ada rakyatnya yang kelaparan. Syarat-syarat tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat yakni yang menginginkan pemimpin yang bisa menjadi teladan bagi masyarakatnya (Pa tuladanan). Namun seiring dengan perkembangan negara pada sistem pemerintahan yang kemudian Lembang pun semakin demokratis dengan salah satu contoh pemimpin pada suatu Lembang sekarang harus melalui pemilihan kepala Lembang langsung oleh masyarakat. Perkembangan zaman sampai saat ini, Desa di Tana Toraja semakin mengalami perubahan sesuai perkembangan pemerintahan negara Indonesia seperti dalam hal pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat. Sebagai strutur dalam negara yang paling dibawah dan akan bersentuhan langsung dengan masyarakat, Desa akan menjadi sorotan pertama oleh masyarakat dalam hal pelayanan dalam wilayah pemerintahannya. Dengan beberapa kali mengalami perubahan dalam hal pemerintahan desa di Tana Toraja sesuai dengan perjalan yang telah dituliskan diatas, maka sebagai struktur negara yang paling dekat dengan masyarakat maka kepuasan akan pelayanan oleh pemerintah Desa dapat ditentukan oleh proses Kepemimpinan Pemerintahan desa itu sendiri. 4

8 Lembang Balepe adalah salah satu lembang atau desa di Tana Toraja yang kemudian menjadi lembang terluas di Kabupaten Tana Toraja dengan luas 54 m 4 yang terdiri dari 4 kampong (dusun). Namun pada kondisi sekarang ini pemerintahan di Lembang Balepe khususnya untuk kepala desa dijabat oleh kaum muda bahkan dapat dikatakan kepala desa di lembang Balepe ini adalah salah satu kepala lembang termuda yang menjabat saat ini di Tana Toraja. Dari berbagai penelitian di bidang pemerintahan di Tana Toraja, belum ada yang mencoba melihat dan menganalisis gaya kepemimpinan. Maka dari itu penulis mengambil objek untuk melihat dan menganalisis gaya kepemimpinan Kepala Lembang Balepe di Kecamatan Malimbong Balepe Kabupaten Tana Toraja. Selain itu, lokasi yang dipilih oleh penulis adalah salah satu lembang terluas di Tana Toraja, sehingga juga menjadi alasan penulis untuk mencoba menganalisis bagaimana gaya kepemimpinan Kepala Lembang dengan luas wilayah yang dapat dikategorikan cukup luas untuk ukuran wilayah pemerintah desa serta kondisi kekinian dimana sebelumnya jabatan Kepala Lembang hampir selalu dijabat oleh orang yang dituakan didalam kampung, namun saat ini tidak lagi demikian, karena Kepala Lembang yang menjabat pada saat pelantikan dengan umur 30 tahun, dan pada saat itu di dinyatakan sebagai salah satu Kepala Lembang termuda yang akan menjabat, pun sangat menarik untuk menganilisis gaya kepemimpinan Kepala Lembang dengan kondisi demikian. 5

9 Penulis dalam penelitian ini akan mengambil sampel pemerintahan di Lembang Balepe Kecamatan Malimbong Balepe Kabupate Tana Toraja dengan judul penelitian ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA LEMBANG BALEPE DI KECAMATAN MALIMBONG BALEPE KABUPATEN TANA TORAJA 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelas latar belakang diatas, penulis akan mengkaji gaya kepemimpinan Kepala Lembang Balepe yang dijalankan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan Malimbong Balepe Kabupaten Tana Toraja. Oleh karena itu yang menjadi fokus penulis dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gaya kepemimpinan Direktif Kepala Lembang Balepe yang diterapkan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Lembang Balepe? 2. Bagaimana gaya kepemimpinan Konsultatif Kepala Lembang Balepe yang diterapkan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Lembang Balepe? 3. Bagaimana gaya kepemimpinan Partisipatif Kepala Lembang Balepe yang diterapkan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Lembang Balepe? 4. Bagaimana gaya kepemimpinan Delegasi Kepala Lembang Balepe yang diterapkan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Lembang Balepe? 6

10 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui serta mengkaji gaya kepemimpinan Kepala Lembang Balepe yang diterapkan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Lembang Balepe Kecamatan Malimbong Balepe Kabupaten Tana Toraja. 1.4 Manfaat Penelitian Secara akademis, penelitian dapat bermafaat bagi perkembangan Ilmu pemerintahan secara umum, khususnya dalam bidang kepemimpinan pemerintahan desa/lembang Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah di wilayah Lembang Balepe Kecamatan Malimbong Balepe, Kabupaten Tana Toraja serta dapat menjadi bahan evaluasi untuk kelangsung pemerintahan Lembang kedepannya. 7

11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Tana Toraja tepatnya di Lembang Balepe, Kecamatan Malimbong Balepe, Kabupaten Tana Toraja. Lokasi penelitian ini dipilih karena Lembang atau Desa merupakan wilayah pemerintahan yang paling memungkinkan untuk melihat mengenai gaya kepemimpinan pemerintahan dalam melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan ditingkat Lembang atau Desa, karena dengan cakupan ruang penyelenggaraan ditingkat Lembang atau Desa yang memungkinkan secara spesifik serta mendetail untuk melihat serta menganalisis gaya kepemimpinan Kepala Lembang dalam penyelenggaran pemerintahannya Jenis Penelitian Bentuk penelitian yang akan digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif yang sangat memungkinkan untuk dapat menggambarkan serta menjelaskan bagaimana menganalisis penerapan gaya kepemimpinan pemerintahan desa di Lembang Balepe, Kecamatan Malimbong Balepe, Tana Toraja terhadap proses penyelenggaraan pemerintahan di tingkat Lembang atau Desa. Penelitian ini menekankan pada data primer yang diperoleh langsung disaat penelitian akan dilaksanakan melalui wawancara lansung dengan informan. 35

12 3.1.3 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer dapat diperoleh melalui: a. Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan pengamatan kondisi yang berkaitan dengan objek penelitian di lokasi penelitian. b. Wawancara atau interview adalah proses pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan dengan tujuan mencari tahu lebih dalam tentang beberapa aspek yang terkait dengan objek penelitian. Adapun informan yang akan ditelitiadalah sebagai berikut: (a) Sekretaris Lembang (b) Kaur Perencanaan (c) Kaur Umum (d) Kaur Keuangan (e) Kasi Pemerintahan (f) Kasi Pembangunan (g) Kasi Kemasyarakatan (h) Staff Kantor (i) Staff Komputer (j) Kepala Kampong Sedangkan data sekunder dapat diperoleh melalui: 36

13 a. Study pustaka, yaitu bersumber dari hasil bacaan atau buku-buku atau data yang dapat diperoleh dari penelusuran data online dengan fasilitas internet. b. Dokumentasi, yaitu arsip-arsip, laporan tertulis atau daftar inventaris yang diperoleh terkait dengan penelitian yang dilakukan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan: a. Penelitian Lapangan yaitu melakukan wawancara dan observasi langsung terhadap informan yang terkait dengan objek penelitian. Wawancara dengan melakukan proses tanya jawab langsung dengan informan sedangkan observasi dengan melakukan pengamatan langsung untuk mendapat informasi data yang akurat terkait dengan hal-hal yang telah dipertanyakan kepada informan, serta hal-hal yang relevan dilapangan yang dapat menunjang proses penelitian. b. Penelusuran pustaka yaitu pengumpulan data dengan melakukan literature-literatur yang tekait dengan objek penelitian. Penelusuran pustaka adalah langkah yang penting dalam proses karya ilmiah dengan mencari data sekunder dari literatur untuk memperkuat data un.tuk penelitian. c. Penelusuran data online dengan memanfaatkan fasilitas internet. 37

14 3.1.5 Defenisi Operasional Untuk membatasi dan mempermudah penelitian ini, maka penulis memberi Batasan serta mengoprasioalkan fokus penelitian dengan menyusun defenisi operasional sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Kepala Desa yang dimaksud pada penelitian ini adalah pada praktik gaya kepemimpinan Kepala desa yang diterapkan dalam kelangsungan pemerintahan desa di Lembang Balepe, Kecamatan Malimbong Balepe, Kabupaten Tana Toraja. Berikut beberapa model gaya kepemimpinan yang akan coba dilihat serta di analisis pada gaya kepemimpinan Kepala Lembang Balepe, di Kecamatan Malimbong Balepe, Kabupaten Tana Toraja: (1) Gaya direktif. Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusankeputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimpin, dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak yang diizinkan. Pada dasarnya gaya ini adalah gaya otoriter. (2) Gaya konsultatif. Gaya ini dibangun diatas gaya direktif, kurang otoriter dan lebih banyak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasihat dalam rangka mencapai tujuan. 38

15 (3) Gaya partisipatif. Gaya partisipatif bertolak dari gaya konsultatif yang bias berkembang kearah saling percaya antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan sifat untuk menyelesaikan pekerjaaan sebagai tanggung jawab mereka. Sementara itu, kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya kepemimpinan lebih banyak mendengar, menerima, bekerja sama, dan memberi dorongan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian diberikan pada kelompok. (4) Gaya delegasi Disebut juga gaya delegasi, yaitu gaya yang mendorong kemampuan staff untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staff memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran organisasi Analisis Data Teknik analisis yang akan digunakan (Teknik analisis deskriptif kualitatif). Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti akan menggunakan teknik analisis secara deskriptif kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis. Teknik ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta-fakta dan data-data yang diperoleh, Analisis data adalah 39

16 proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara bersamaan dengan proses pengumpulan data, proses analisis yang dilakukan merupakan suatu proses yang panjang. Data dari hasil wawancara dan observasi yang diperoleh kemudian dicatat dan dikumpulkan sehingga menjadi sebuah catatan yaitu hasil-hasil penelitian baik dari hasil studi lapang maupun studi literatur untuk kemudian memperjelas gambaran hasil penelitian sesuai dengan fokus penelitian. 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Pada dasarnya gaya kepemimpinan banyak berpengaruh terhadap keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku pengikut pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara atau norma perilaku yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mempengaruhi perilaku orang lain. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar disertai motivasi eksternal yang tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan pereorangan maupun tuuan birokrasi. Karena gaya kepemimpinanjuga menjadi instrument dalam cara mempengaruhi bawahan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Pada dasarnya, ada tiga kategori gaya kepeminpinan seperti yang dikembangkan oleh Lewin, Lippit dan White, yaitu otokratik, demokratik, dan leisser-faire (Carlislie,1979) kemudian dilengkapi menjadi empat Oleh Gatto (1992) yaitu gaya direktif, gaya konsultatif, gaya partisipatif, dan gaya delegasi. Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut: 40

17 3.2.1 Gaya direktif. Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusankeputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimpin, dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak yang diizinkan. Pada dasarnya gaya ini adalah gaya otoriter Gaya konsultatif. Gaya ini dibangun diatas gaya direktif, kurang otoriter dan lebih banyak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasihat dalam rangka mencapai tujuan Gaya partisipatif. Gaya partisipatif bertolak dari gaya konsultatif yang bias berkembang kearah saling percaya antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan sifat untuk menyelesaikan pekerjaaan sebagai tanggung jawab mereka. Sementara itu, kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya kepemimpinan lebih banyak mendengar, menerima, bekerja sama, dan memberi dorongan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian diberikan pada kelompok. 41

18 3.2.4 Gaya Delegasi Gaya delegasi, yaitu gaya yang mendorong kemampuan staff untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staff memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran organisasi. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantarapemimpindan pengikut atau bawahannya yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan Bersama. Pemaknaan kepemimpinan dapat menyakut aspek yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kadang-kadang orang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan seni, yaitu seni mempengaruhi orang lain agar melakukan tindakan dan perbuatan yang diinginkan pemimpin. Olehnya itu pemilihan gaya kepemiminan yang benar disertai dengan motivasiu eksternal yang tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan birokrasi pemerintahan. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, maka hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi menjadi renggang (lemah). Keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk 42

19 mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam pencapaian sasaran-sasarannya. Pada dasarnya seorang pemimpin mempunyai gaya atau style dalam memimpin, hal ini akan banyak perbengaruh terhadap keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku pengikut-pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara atau norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain yang diamati. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada tiga gaya yaitu gaya direktif, gaya konsultatif, gaya partisipatif, dan gaya delegasi seperti pada gambar di bawah ini. 43

20 Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Kepemimpinan Kepala Lembang Balepe Gaya Kepemimpinan: 1. Direktif 2. Konsultatif 3. Partisipatif 4. Delegasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Lembang Balepe 1. Gaya Direktif Pemimpin yang menjelaskan tugas-tugas bawahan. Pemimpin banyak terlibat dalam pelaksanaanya Sedikit kebebasan bagi orang lain untuk bertindak serta berkreasi. Pemimpin dengan komunikasi satu arah 2. Gaya Konsultatif Pemimpin banyak melakukan interaksi dengan bawahan Pemimpin memberikan hadiah kepada bawahan Pemimpin memberikan motivasi kepada bawahan. 3. Gaya Partisipatif Pemimpin memberikan perhatian pada pengembangan anggota organisasi Pemimpin melibatkan bawahan dalam perumusan kebijakan dan tujuan organisasi Pemimpin memebrikan perhatian terhadap kerja kelompo 4. Gaya Delegasi Pemimpin mendelegasikan seluruh tugas kepada para bawahan Pemimpin mendorong kemampuan bawahan untuk berinisiatif sendiri Pemimpin mendelegasikan pengambilan keputusan pada bidang-bidang bawahan 44

21 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Secara garis besar Bapak Kala Lembang sebagai Kepala Lembang Balepe dalam menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan simpulansimpulan hasil wawancara, beliau menerapkan keempat gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh Gatto (1992). Dari hasil penelitian, gaya kepemimpinan partisipatif yang dominan dilakukan oleh Kepala Lembang Balepe dalam penyelenggaraan pemerintahan lembang, namun ketiga gaya kepemimpinan yang lainnya yaitu gaya direktif, konsultatif, kecuali gaya delegatif yang hamper tidak diterapkan oleh Bapak Kala Lembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi dalam proses kepemimpinannya. 1. Gaya Kepemimpinan Direktif berdasarkan hasil penelitian dengan indikator gaya yang dipakai untuk melihat gaya kepemimpinan kepala lembang balepe dalam melaksanakan proses pemerintahan di lembang balepe memperlihatkan bahwa Kepala Lembang Balepe lebih cendrung tidak melakukan gaya direktif dalam proses kepemimpinannya. 2. Gaya Kepemimpinan Konsultatif berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnnya menunjukkan bahwa Kepala Lembang Balepe banyak melakukan praktik gaya konsultatif 113

22 dalam proses kepemimpinannya sesuai indikator gaya konsultatif yang dipakai melihat gaya kepemimpinan Kepala Lembang Balepe. 3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif yang coba dilihat pada proses kepemimpinan Kepala Lembang Balepe berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Lembang Balepe lebihsering menggunakan gaya partisipatif dalam proses kepemimpinannya, baik itu dalam internal organisasi pemerintahan Lembang Balepe maupun terhadap masyarakat secara umum. 4. Gaya Kepemimpinan Delegasi pada kepemimpinan Kepala Lembang Balepe berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya delegasi hampir tidak dipakai oleh Kepala Lembang Balepe dalam proses kepemimpinannya di pemerintahan Lembang Balepe 5.2 Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, maka penulis dapat mengemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi berupa saran sebagai berikut: 1. Kepala Lembang Balepe dapat mempertahankan serta mengembangkan kebiasaan berkomunikasi dengan bawahan serta masyarakatnya, karena dengan berkomunikasi masalah bias terdistribusi dan dapat diselesaikan bersama. Gaya kepemimpinan partisipatif bisa terus digunakan sesuai dengan kondisi dan dinamika di Lembang Balepe sehingga kerja kolektif dapat berjalan dengan bawahan dan masyarakat. 114

23 2. Dalam peningkatan kinerja bawahan agar lebih kompetibel dengan pekerjaan dan tantangan bekerja yang ada mungkin segera diadakan pelatihan khusus bagi bawahan yang membutuhkan atau sekali untuk semua pegawai di Lembang Balepe. 3. Kepala Lembang Balepe diharapkan dapat mempertahankan ketegasan dan kepatuhan terhadapat aturan serta membangun budaya diskusi terkait dengan peraturan-peraturan dan informasi-informasi terkini mengenai pemerintahan lembang agar dapat menambah wawasan dengan bawahannya. 115

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian (sesorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

III. METODE PENELITIAN. penelitian (sesorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang 36 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan fenomena sosial tertentu. Hadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan merupakan masukan bagi pemberi pelayanan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan merupakan masukan bagi pemberi pelayanan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dan kemajuan IPTEK mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi. Dengan adanya akses informasi yang diterima oleh masyarakat membuat mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menuntut banyak perubahan, perbaikan serta peningkatan diberbagai bidang. Jika dihubungkan dengan sumber

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT TALLO KOTA MAKASSAR MUH. ILYAS DJARIMAKKA UNIFAR MAKASSAR

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT TALLO KOTA MAKASSAR MUH. ILYAS DJARIMAKKA UNIFAR MAKASSAR ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT TALLO KOTA MAKASSAR MUH. ILYAS DJARIMAKKA UNIFAR MAKASSAR ABSTRAK Pemimpin adalah orang yang paling bertanggung jawab dan berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN -Pendekatan Perilaku -Pendekatan Situasional Disusun oleh : 1. Danang Ramadhan (135030200111032) 2. Fahad (135030201111180) 3. Rinaldi Hidayat (135030201111011) 4. Yohannes

Lebih terperinci

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN - Pendekatan Perilaku - Pendekatan Situasional Mata Kuliah : Kepemimpinan Oleh : 1. Mochamad Biodi 135030200111047 2. Raditya Kirana R. 135030200111050 3. Agum Sulistio

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang

BAB V PENUTUP. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak di bidang industri asuransi jiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Administrasi Perpajakan yaitu Praktik Kerja Lapangan, sebagai mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Administrasi Perpajakan yaitu Praktik Kerja Lapangan, sebagai mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sesuai dengan kurikulum yang diterapkan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu Praktik Kerja Lapangan, sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang, penelitian berawal dari minat yang ada dalam diri seseorang dalam memahami fenomena tertentu yang kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pembahasan ini akan diuraikan 6 aspek mengenai metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pembahasan ini akan diuraikan 6 aspek mengenai metode BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembahasan ini akan diuraikan 6 aspek mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, Tipe dan Dasar Penelitian; Kedua, Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan identitas dari komunitas suatu daerah yang dibangun dari kesepakatan-kesepakatan sosial dalam kelompok masyarakat tertentu. Budaya menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak

BAB I PENDAHULUAN. Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak lepas dari Konflik yang terjadi di Maluku Utara. Konflik Maluku utara telah mengakibatkan perpecahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang suatu kegiatan secara objektif. Menurut Moleong (2006:11),

BAB III METODE PENELITIAN. tentang suatu kegiatan secara objektif. Menurut Moleong (2006:11), 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA PENGERTIAN suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI PEMBINAAN CAMAT TERHADAP APARATUR DESA DI KECAMATAN GALELA BARAT

PENERAPAN FUNGSI PEMBINAAN CAMAT TERHADAP APARATUR DESA DI KECAMATAN GALELA BARAT PENERAPAN FUNGSI PEMBINAAN CAMAT TERHADAP APARATUR DESA DI KECAMATAN GALELA BARAT Oleh RIZALDY DJOREBE ABSTRAK Sejalan dengan itu, Camat tidak lagi ditempatkan sebagai Kepala Wilayah dan Wakil Pemerintah

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen. Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen. Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan PSALBM VS PSALP, Mana yang Lebih Baik? Keunggulan PSALBM 1. Sesuai aspirasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini berupa BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 PENDAHULUAN Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini berupa studi kasus proyek global TV kebon jeruk Jakarta. Dan untuk mendapatkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era perkembangan zaman sekarang ini, pertumbuhan ekonomi di dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menuntut pengelolaan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan suatu organisasi. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan suatu organisasi. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya keberadaan arsip pada lingkungan perkantoran tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan suatu organisasi. Dalam artian arsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan usaha pun semakin kian berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan produk-produk serupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara yuridis, menjadi kewajiban dari penyelidik dan penyidik untuk menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang patut diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari kebudayaan-kebudayaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Pekon Kubuliku Jaya Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih tergabung dengan Pekon Batu Kebayan dan merupakan pecahan dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 2008).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU BELITONG KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal ataupun informal, membutuhkan seorang pribadi pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya. Sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi/instansi yang merupakan suatu penegasan kembali

Lebih terperinci

Peranan kepemimpinan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja karyawan pada PT. Borneo Mulia Baru Kota Balikpapan. Zulmi Athfalul Zamzam 1

Peranan kepemimpinan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja karyawan pada PT. Borneo Mulia Baru Kota Balikpapan. Zulmi Athfalul Zamzam 1 Peranan kepemimpinan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja karyawan pada PT. Borneo Mulia Baru Kota Balikpapan Zulmi Athfalul Zamzam 1 Abstrak Peranan Kepemimpinan Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kausal dengan menghubungkan variabel penelitian gaya kemimpinan dengan kinerja organisasi. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pembuatan rancangan penelitian adalah merupakan suatu kegiatan ilmiah. Suatu penelitian memerlukan metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti agar memperoleh data yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia dalam membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat

I. PENDAHULUAN. Indonesia dalam membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu Negara dalam hal ini Negara Indonesia akan dipengaruhi oleh penilaian Negara lain yang diinterprestasikan dengan citra positif yang dimiliki Indonesia dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang akan menghasilkan data deskriptif. Data deskriptif merupakan data yang berupa kata- kata dari seseorang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam Latihan Manajemen Organisasi Fakultas Teknik Universitas Mataram 12 November 2016

Disampaikan dalam Latihan Manajemen Organisasi Fakultas Teknik Universitas Mataram 12 November 2016 Disampaikan dalam Latihan Manajemen Organisasi Fakultas Teknik Universitas Mataram 12 November 2016 PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (pemimpin)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Terwujudnya efisiensi bagi perusahaan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan, implikasi dan saran. Kesimpulan didasarkan

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan, implikasi dan saran. Kesimpulan didasarkan BAB V KESIMPULAN Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan, implikasi dan saran. Kesimpulan didasarkan atas temuan-temuan penelitian sebagaimana dibahas pada BAB IV. Implikasi penelitian pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 Bandung, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya kurangnya berpikir

Lebih terperinci

KEDUDUKAN ANAK KAUNAN YANG DIANGKAT OLEH TOPARENGNGE (KAUM BANGSAWAN) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT TONDON DI KABUPATEN TORAJA UTARA

KEDUDUKAN ANAK KAUNAN YANG DIANGKAT OLEH TOPARENGNGE (KAUM BANGSAWAN) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT TONDON DI KABUPATEN TORAJA UTARA KEDUDUKAN ANAK KAUNAN YANG DIANGKAT OLEH TOPARENGNGE (KAUM BANGSAWAN) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT TONDON DI KABUPATEN TORAJA UTARA Oktavianus Patiung Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan teknologi yang semakin maju. Pesatnya perkembangan teknologi memudahkan perusahaan

Lebih terperinci

Bab 1 Pemerintahan Desa

Bab 1 Pemerintahan Desa Bab 1 Pemerintahan Desa Pernahkah kalian mengamati orang mengurus Kartu Tanda Penduduk? Tentu orang tersebut terlebih dahulu pergi ke ketua RT setempat. Kemudian ke kantor kepala desa/kelurahan dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian Sebuah penelitian dalam prosesnya melalui beberapa tahapan. Untuk menghasilkan penelitian yang baik, maka dalam sebuah penelitian memakai sebuah metode/metodelogi. Metodelogi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar di Negara Republik Indonesia. Seiring perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2015, hlm. 2) mengatakan, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur Sebuah desa yang teratur dibayangkan sebagai suatu tempat yang sejuk, harmonis, dengan tata aturan (modern-rasional) yang jelas sehingga anggota-anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk

Lebih terperinci

K D E I D S I I S P I L P I L N I A N N A G N U G R U U R D U A D N A K N A K R A Y R A Y WA

K D E I D S I I S P I L P I L N I A N N A G N U G R U U R D U A D N A K N A K R A Y R A Y WA digilib.uns.ac.id commit to user digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Slamet Andriyani.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, perilaku dan penentu terwujudnya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Desa merupakan basis bagi upaya penumbuhan demokrasi, karena selain jumlah penduduknya masih sedikit yang memungkinkan berlangsungnya proses demorasi secara

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. yaitu penelitan yang langsung melakukan pengamatan terhadap objek

BAB II METODE PENELITIAN. yaitu penelitan yang langsung melakukan pengamatan terhadap objek 26 BAB II METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan atau fiel reseach.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut, dimana dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis.

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu tehnik pengumpulan data banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet berkembang demikian pesat sebagai kultur masyarakat modern, dikatakan sebagai kultur karena melalui internet berbagai aktifitas masyarakat cyber seperti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai politik di Provinsi Lampung terhadap wacana pemilihan gubernur oleh DPRD Provinsi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis kuantitatif. Penelitian kuantitatif yakni suatu metode dalam penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi menurut Kutha Ratna (2010) memiliki dua pengertian, yaitu: a). ilmu mengenai metode, berkaitan dengan etimologi, asal usul kata. b). proses yang dilakukan sejak

Lebih terperinci

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA SKRIPSI PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Program Kekhususan HUKUM TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Panggaribuan (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana political marketing yang

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana political marketing yang III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana political marketing yang dilakukan pasangan Sujadi dan Handitya Narapati dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perjalanan kehidupan umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perjalanan kehidupan umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai karateristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata

Lebih terperinci

BAB VII PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER TERHADAP KINERJA NETWORKER

BAB VII PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER TERHADAP KINERJA NETWORKER BAB VII PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER TERHADAP KINERJA NETWORKER 7.1 Kinerja Networker Sebagaimana yang telah dijelaskan pada definisi operasional, kinerja networker PT Singa Langit Jaya

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai tuntutan pelayanan, baik kuantitas, kualitas maupun kecepatan pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa publik akan

Lebih terperinci

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO Deni Eko Setiawan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: Denny_r.madrid@yahoo.com Kian Amboro Pendidikan

Lebih terperinci

Sumber Data. Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder.

Sumber Data. Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapatdiperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus

Lebih terperinci

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif pada hakekatnya untuk menggambarkan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tipe kepemimpinan yang digunakan oleh Wali Nagari Ujung Gading, Burhanuddin Z dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah yang dikaji,maka

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah yang dikaji,maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah yang dikaji,maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi saat ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah maju pesat, ditandai dengan semakin berkembangnya segala kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, yaitu suatu penelitian yang didekati dari segi konsep dan teori

Lebih terperinci