Antibiotik.. Definisi Antibiotik

dokumen-dokumen yang mirip
Obat yang termasuk golongan ini ialah : a. Sulfonamid, b. Trimetoprin, c. Asam p-aminosalisilat (PAS), dan

membunuh menghambat pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FARMAKOLOGI ANTIBIOTIK/ ANTIBAKTERI. Dosen Pengampu Tuty Mulyani, M.Sc., Apt

II. TINJAUAN PUSTAKA. Antibiotik merupakan komponen alami ataupun sintetik yang dapat membunuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (bakteri, jamur) yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara maju dan berkembang. WHO mengemukakan bahwa penyakit ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama. Peningkatan Kesehatan lainnya serta Melaksanakan Upaya Rujukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hampir selalu menempati urutan teratas, terutama di negara-negara berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada zat kimia yang dihasilkan oleh satu macam organisme, terutama fungi yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1 Bakteri Aerob dan Fakultatif (Brooks, et al., 2004)

Terms to know! Antiinfeksi dan Antiseptik. Prinsip umum terapi antiinfeksi. Kurva kadar obat dalam darah. Bakterisida atau bakteriostatik

ANALISA FARMASI ANTIBIOTIK

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resistensi terhadap antimikroba atau. antimicrobial resistance (AMR) adalah fenomena alami

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012). Infeksi nosokomial dapat terjadi

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Antibiotik untuk Mahasiswa Kedokteran, oleh V. Rizke Ciptaningtyas Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) merupakan suatu inflamasi pada mukosa rongga hidung

POLA PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS DALAM WILAYAH KOTA PARIAMAN SKRIPSI OLEH DAENG ERLANGGA

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI BANGSAL ANAK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG PERIODE AGUSTUS-DESEMBER 2011 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. anak ayam yang baru menetas yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seringkali, buang air besar yang berbentuk cair bukanlah diare. Hanya bayi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/ tanpa darah dan dengan/ tanpa lendir

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi, bahkan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bronkitis. Bronkitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial, peradangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Antibiotik adalah zat zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut perkiraan World Health Oraganization (WHO) ada sekitar 5 juta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan non-bergerak bulat kecil berbentuk atau non-motil cocci. Hal ini

LARASITA RAKHMI UTARI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu kuman penyebab infeksi saluran cerna adalah Shigella, yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ORDO SPIROCHAETALES (BAKTERI SPIRAL)

ANTIBAKTERIA DAN ANTIFUNGI. Irfan M. Setiawan, M.Sc., Apt

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting khususnya di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

ASSALAMU ALAIKUM W.W.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan produksi telur. Faktor-faktor pendukung / penyebab gangguan produksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah 1. untuk mengetahui potensi suatu antibiotika yang digunakan untuk membunuh mikroba 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu ternak di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. konsentrasi tertentu mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Infeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai. manifestasi klinis. Spesies yang paling terkenal dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

BAB I PENDAHULUAN. (Saifudin, 2008). Infeksi Luka Operasi (ILO) memberikan dampak medik berupa

Transkripsi:

Antibiotik.. Pasti semua orang pernah mendengar mengenai Antibiotik, mungkin tidak hanya mendengar, tapi hampir semua orang pernah mengggunakan Antibiotik. Menjadi hal yang menarik untuk dikupas, karena Antibiotik selalu menjadi lima besar obat yang digunakan di rumah sakit, selalu menjadi penjualan terbanyak pula di apotek, dan menjadi bahan obat utama yang juga mungkin menjadi obat yang diproduksi masaal oleh Industri Farmasi. Hal ini memang berasal dari masih tingginya penggunaan Antibiotik sebagai salah satu obat yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi. Dan akibat tingginya penggunaan antibiotika, sepertinya menjadi masalh baru untuk dunia terutama dengan masalah resistensi Antibiotik. Dan kekhawatiran lain yang muncul adalah... penemuan antibiotik yang baru jauh lebih lambat daripada penemuan bakteri bakteri penyebab infeksi yang menjadi berbeda atau nama lainnya adalah menjadi resisten. Jadi bisa dibayankan jikalau semua bakteri menjadi resiten (tidak bisa dibunuh oleh AB), maka generasi selanjutnya tidak bisa disembuhkan dari infeksi bakteri. Dan hal ini sangat bisa dan sangat mungkin terjadi karena penggunaan AB yang taidak rasional mejadi salah satu penyebabnya. Dalam tulisan ini ada beberapa yang akan saya bahas, dan saya khususkan untuk Infeksi yang disebabkan bakteri dan bisa disembuhkan dengan Antibiotik secara rasional, meliputi definisi AB, bagaimana AB bekerja membunuh bakteri, klasifikasi bakteri apa itu bakteri, bakteri apa saja yang bisa menyebabkan penyakit, dan bagaimana cara memilih AB untuk menyembuhkan infeksi. Dan saya yangat berharap ini bisa menjadi bahan pembelajaran untuk kita, untuk bisa menjadi lebih wise saat akan menggunakan antibiotika. Definisi Antibiotik Antibiotic is a chemical substance produced by a microorganism that inhibits the growth of or kills other microorganisms. ( Antibiotika adalah bahan kimia yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain) Antimicrobial agent is a chemical substance derived from a biological source or produced by chemical synthesis that kills or inhibits the growth of microorganisms. (Sedangkan antimicrobial adalah bahan kimia yang berasal dari alam atau melalui proses sintetis yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme)

Seiring dengan perkembangan ilmu dan juga teknologi, Antibiotik didefiniskan sebagai bahan kimia yang berasal dari alam semi sintetis, dan sistetis yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme. The word antibiotic will be used to describe: a chemical substance derivable from a microorganism or produced by chemical synthesis that kills or inhibits microorganisms and cures infections. Yang disebut dengan alam : berasal dari mikroorganisme yang umumnya berasal dari kelompok mikroorganisme Fungi seperti Actinomycetes, contohnya Benzylpenicillin dan Gentamicin Yang disebut Semisintetis adalah bahan kimia yang berasal dari alam kemudian ditambahkan beberapa struktur penting yang berguna untuk meningkatkan aktivitas antibiotika, atau mengurangi toksisitas dari Antibiotika, Contohnya Ampisilin dan Amikacin Sedangkan yang disebut Sintesis adalah antibiotika yang murni dibuat di dalam proses produksi industri. Contohnya Moxifloxacin dan Norfloxacin Bagaimana Antibiotika Bekerja? Antibiotika bekerja dengan 2 cara dasar utama : 1. Menghambat multiplikasi atau pertumbuhan bakteri (Bakteriostatik) 2. Membunuh bakteri (bakterisid)

Proses menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri melalui cara menghambat komponen penting untuk proses kehidupan bakteri seperti sintesis dinding sel, DNA, RNA, Ribosomes dan proteins. Target AB adalah berprinsip pada Toksisitas Selective, artinya adalah Harm the bacteria, not the host Antibiotika harus mampu bekerja untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuhnya, namun Tidak toksik terhadap manusia sebagai inang tempat bakteri tersebut hidup. Mengapa Sulit Menemukan Antibiotika yang baru? Jika kita bandingkan dengan penyakit Hipertensi, penggunaan obat Captopril digunakan untuk menjaga pengaturan tekanan darah. Dan sepuluh tahun yang akan datangpun, Captopril masih digunakan sebagai salah satu option untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini tidak berlaku untuk Antibiotika, karena antibiotika yang kita gunakan saat ini, sepuluh tahun kemudian akan berkurang potensi khasiatnya atau mungkin tidak memiliki efek terapi sama sekali. Hal ini dikarenakan AB menyerang bakteria, dan bakteria adalah mikroorganisme hidup yang berevolusi dimana bakteri akan melakukan segala daya upaya untuk mengembangkan metode dalam tubuhnya untuk menghambat atau bahkan merusak AB, sehingga AB akan kehilangan potensinya. Seiring dengan penemuan AB yang baru, akan ada metode baru dari bakteria untuk melawan kerja dari AB, dan inilah yang dinamakan dengan proses bertahan hidup. Jenis Jenis Antibiotika? Antibiotika secara umum dibagi kedalam 2 kelaspembagian, berdasarkan stuktur, dan berdasarkan mekanisme kerja. 1. Berdasarkan Struktur Molekul a. Golongan Aminoglikosida, Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin. b. Golongan Beta-Laktam, Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

c. Golongan Glikopeptida, Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin. d. Golongan Poliketida, Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin). e. Golongan Polimiksin, Diantaranya polimiksin dan kolistin. f. Golongan Kinolon (fluorokinolon),diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin. g. Golongan Streptogramin, Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin. h. Golongan Oksazolidinon, Diantaranya linezolid dan AZD2563. i. Golongan Sulfonamida, Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim. j. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.

2. Berdasarkan mekanisme kerjanya Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut: 1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin. 2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin. 3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim. 4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin. 5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin. 6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.

Video AB bekerja Bakteria itu apa? Bakteri adalah makhluk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri berbentuk batang, spiral, atau bola. Bentuk tubuh ini dijadikan sebagai salah satu dasar klasifikasi bakteri. Ukuran bakteri yang paling besar kira-kira 100 mikron. Ada pula yang kurang dari 1 m dan yang terkecil kira-kira berukuran 0,1 m (1 mikron = 0,001 mm).bakteri hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Ukuran bakteri yang lebih kecil dari 0,1 m hanya dapat diamati dengan mikroskop elektron. Sekumpulan bakteri dapat membentuk koloni. Pengklasifikasian dari bakteria berdasarkan bentuk, pewarnaan Gram, kebutuhan oksigen atau tidak, biokimia, serologic system, genotopic sytem, tempat dia tumbuh (lingkungan), dll. Sehingga klasifikasinya dikategorikan sebagai berikut:

. Apakah semua bakteri itu jahat? Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di

tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim. Namun, tidak semua bakteria adalah bakteri yang merugikan manusia, karena ada beberpa bakteri yang menguntungkan manusia, berikut adalah kegunaan bakteri untuk manusia: 1. Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat 2. Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan 3. Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman 4. Penghasil obat-obatan seperti antibiotik 5. Mengurai sampah untuk menghasilkan energi 6. Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll Dampak Buruk Bakteri Yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia: 1. Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri parasit/patogen) 2. Membusukkan makanan yang kita miliki 3. Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan (bakteri parasit/patogen) 4. Menimbulkan bau yang tidak sedap hasik aktivitas pembusukan 5. Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau badan Bakteri Patogen apa saja?? Dari semua spesies bakteri, hanya beberapa yang bersifat patogen terhadap manusia. Seperti terlihat di gambar di bawah ini:

Dibawah ini adalah beberapa jenis bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit kepada manusia. Terbagi berdasarkan proses penyebaran penyakitnya. a. Dari Udara diphtheria (Corynebacterium diphtheriae) Legionnaires disease and Pontiac fever(legionella pneumophila) meningitis (Haemophilus influenzae type b,neisseria meningitidis, and Streptococcus pneumoniae) M. avium M. intracellulare pneumonia Streptococcal diseases (Streptococcus pyogenes) tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis) pertussis (Bordetella pertussis) b. Arthropod-borne (melalu transmisi dari pihak ketiga) ehrlichiosis (Ehrlichia chaffeensis)

epidemic (louse-borne) typhus (Rickettsiaprowazekii) endemic (murine) typhus (Rickettsia typhi) Lyme disease (Borrelia burgdorferi) plague (Yersinia pestis) Q fever (Coxiella burnetii) Rocky Mountain spotted fever (Rickettsia rickettsii) c. Kontak Langsung anthrax (Bacillus anthracis) bacterial vaginosis (Gardnerella vaginalis) cat-scratch disease (Bartonella henselae) chancroid (Haemophilus ducreyi) chlamydial pneumonia (Chlamydia pneumoniae) gas gangrene or clostridial myonecrosis (Clostridium perfringens) genitourinary mycoplasmal diseases (Ureaplasma urealyticum, Mycoplasmahominis) gonorrhea (Neisseria gonorrhoeae) inclusion conjunctivitis (Chlamydia trachomatis) leprosy (Mycobacterium leprae) lymphogranuloma venereum (Chlamydia trachomatis) mycoplasmal pneumonia (Mycoplasma pneumoniae) nongonococcal urethritis (various microorganisms) peptic ulcer disease (Helicobacter pylori) psittacosis (ornithosis) (Chlamydia psittaci) staphylococcal diseases (Staphylococcus aureus) syphilis (Treponema pallidum)

tetanus (Clostridium tetani) trachoma (Chlamydia trachomatis) tularemia (Francisella tularensis) d. Makanan dan Minuman cholera (Vibrio cholerae) botulism (Clostridium botulinum) gastroenteritis (Campylobacter jejuni and other bacteria) salmonellosis (Salmonella serovar typhimurium) shigellosis (Shigella spp.) staphylococcal food poisoning (Staphylococcus aureus) traveler s diarrhea (Escherichia coli) typhoid fever (Salmonella typhi) Setelah kita mengetahui bakteri, dan sedikit mengenai Antibiotika, maka pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara kita memilih antibiotika yang jumlahnya banyak, dan mana yang tepat? Untuk memilih antibiotika yang baik dan tepat adalah dengan mengetahui bakteri penyebab infeksi dan juga berdasarkan hasil uji sensitivitas Antibakteri. Sehingga dalam terpai pengobatan terbagi ke dalam dua bagian, yaitu secara empiris dan secara klinis. Arti empiris adalah dengan mengamati diagnosa ppenyakit dan tanda gejala yang mucul, kemudian ditentukan diagnosa penyakit kemungkinan disebabkan oleh bakteri apa. Misalnya saja pasien mengalam gejala di bawah ini: 1. Pilek yang berlangsung lama. 2. kepala terasa sangat sakit, terutama jika sedang menunduk. 3. Kadang pendengaran berkurang dan badan meriang, sementara ingus terus mengalir. 4. Kehilangan nafsu makan dan indera penciuman menjadi lemah.

Beberapa gejala ini, yang diungkapkan oleh pasien, bisa jadi didiagnosis sinusitis, dan biasanya diakibatkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemo philus influenzae yang ditemukan hampir pada 70 % kasus. Sehingga dokter akan memberikan antibiotika berdasarkan data empiris dari hasil gejala pasien, dan memberikan obat sesuai dengan Antibiogram Kalau dilihat dari Antibiogram di atas, pada pasien normal, dewasa, maka dokter akan memilih obat yang memiliki nilai sensitivitas yang tinggi seperti tertera diatas, Contoh Levofloksasin atau tetracycline. Selain itu, Dokter akan menentukan AB pilihan tergantung dari beberapa faktor seperti umur pasien, alergi obat, kombinasi dengan penyakit lain dan terapi terapi obat yang sedang dilalui. Dapat disimpulkan dengan Antibiogram merupakan salah satu cara untuk memilih antibiotik secara empiris. Dan dari Antibogram pula kita mengetahui dengan jelas, tidak bisa satu AB membunuh semua bakteri patogen, karena AB memiliki sifat dan kekhasannya sendiri untuk membunuh bakteri yang mana. Dari hal ini, sangat jelas dapat diungkapkan, janganlah membeli obat AB secara bebas, karena penyakit kita perlu didiagnosis dengan baik oleh ahlinya, sehingga diagnosa penyakit bisa ditegakkan sesuai dengan keadaan pasien. Diagnosis yang tepat, maka AB bisa tepat. Dan kalimat ini yang harus kita ingat: Beda Bakteri, beda penyakit, maka beda pula AB nya... Untuk Antibogram lebih lengkap bisa dilihat di daftar pustaka yang saya ambil.

Pemilihan obat AB secara klinik, menggunakan data hasil uji mikrobiologi dimana akan dianalisa apa bakteri penyebab penyakitnya, dan diuji sensitivitas bakteri penyebab infeksi dengan Antibakteri yang tersedia. Ini untuk memastikan bahwa pasien menerima obat AB yang tepat untuk kebutuhan kliniknya, dan sangat mungkin mengurangi terjadinya kegagalan pengobatan. Uji sensitivitas, dapat dilihat di Video dibawah ini... Hasilnya adalah... Hasil pengujian mikrobiologi diatas adalah, dimana bakteri ditumbuhkan di dalam media tumbuh, kemudian akan diletakan paper disk ( berwarna putih) yang mengandung AB tertentu dengan konsentrasi tertentu pula. Dinyatakan masih sensitif jikalau masih terdapat daerah bening yang berdiameter lebih besar. Sehingga AB tersebut yang kita pilih. Dari hasil Uji sensitivitas, kita juga bisa tahu AB mana yang resistant untuk pasien tersebut, sehingga dapat ditulis dalam rekam mediknya, dan bisa dijadikan acuan untuk terapi obat AB yang lain.

Jadi, kalau ditanya, mana yang baik empiris atau klinis??? Tentu jawabannya klinis, karena AB dipilih berdasarkan berdasarkan penyebab infeksinya dan kemampuan AB membunuh bakteri tersebut, sehingga tidak akan ditemukan kejadian resistensi/kekebalan bakteri. Namun yang terjadi, pemilihan AB secara empiris dilakukan lebih banyak. Tapi bukanlah hal yang buruk, hanya jikalau dokter mampu mendiagnosis penyakit dengan baik dilihat dari gejala dan keluhan penderita, juga memilih AB yang tepat sesuai dengan diagnosanya. Mengapa Bakteri Bisa menjadi resisten? Bakteri menjadi resisten, karena penggunaan AB tidak tepat sasaran... bisa dikarenakan: 1. Mis diagnosis 2. Tidak tepat dosis dan aturan pakai 3. Tidak tepat pemilihan Ab nya.. Dari ketiga hal tersebut, menjadikan bakteri tetap dalam keadaan hidup, dan sebagai makhluk hidup, dia kan berusaha untuk membuat tubuhnya lebih kuat dengan berbagai mekanisme resistensi, seperti terlihat di video ini. VIDEO RESISTENSI WISE lah saat menggunakan AB...terutama pastikan kita mendapatkan AB yang tepat untuk penyakit kita, dan pakailah AB sesuai dengan aturan pakainya. Mari bersama untuk mengatakan TIDAK ADA LAGI BAKTERI RESISTANT!!!!