BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, ada kecenderungan penambahan asam lemak essensial

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. Perkembangan bioteknologi dewasa ini telah membuka peluang untuk

BLACKSTRAP MOLASSES SKRIPSI. 0 l E H : YAP BOEN CHIE ( )

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BLACKSTRAP PRODUKSI MINYAK DAN KOMPOSISI PUFA (Polyunsaturated fatty acid) OLEH SKRIPSI 0 L E H :

BAB I PENDAHULUAN. lapisan terluar beras yaitu bagian antara butir beras dan kulit padi berwarna

40 hari, yang ditunjukkan dengan semakin menurunnya kadar gula reduksi. 2. Penurunan f,>ula reduksi dalam medium berkaitan dengan pertumbuhan

Peranan asam lemak omega-3 (n-3), yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) Banyak hasil penelitian telah membuktikan adanya pengaruh EPA dan DHA

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

I. PENDAHULUAN. hanya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003;

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

YJ:SIMPULAN DAN SARAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

tercermin oleh besarnya potensi lestari sumberdaya perikanan Indonesia Dari tingkat produksi perikanan yang telah dicapai atau telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA Proses Kehamilan dan Tumbuh Kembang Janin

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

DHA dalam plasma sapi dengan pemberian ransum dengan CGKK (RK-45) lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian ransum dengan CMEK (RM-45).

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

Media Kultur. Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

Macam macam mikroba pada biogas

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

I. PENDAHULUAN. Budidaya udang merupakan salah satu industri skala besar dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi diikuti dengan keseimbangan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. Hasil dan Pembahasan

Brain Booster (Nutrisi Pengungkit Otak)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)

KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemanfaatan mikroorganisme dalam menghasilkan asam lemak tak jenuh

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang

I PENDAHULUAN. khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Tempe dibuat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

Peningkatan Asam Lemak Tak Jenuh (Pufas) Dengan Menggunakan Rhizopus Oryzae Dalam Fermentasi Bekatul

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan fisik atau produktivitas kerja (Supariasa, 2001).

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

Pola Konsumsi Omega 3 Dari Makanan Berbahan Ikan Pada Ibu Hamil di Kota Tarakan

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU. MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Jenis-jenis Hasil Perairan

Transkripsi:

BAB PENDAHULUAN I

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, ada kecenderungan penambahan asam lemak essensial terutama Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) pada produk pangan seperti produk susu formula. PUFA dibagi menjadi 2 golongan yaitu asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6. Asam u-linolenat (ALN), EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid) termasuk dalam asam lemak omega-3 sedangkan asam arakidonat (AA) dan asam linoleat (AL) termasuk dalam asam lemak omega-6. Menurut Life Sciences Research Office (LRSO)/ American Society for Nutritional Sciences (ASNS) (2002), penambahan PUF A dalam produk susu formula untuk bayi memiliki batasan berdasarkan total asam lemak, yaitu 0,6% untuk AA; 0,35% untuk DHA; 0,11% untuk EPA; 25% untuk ALdan 4% untuk ALN. Pada salah satu produk susu, ditemukan bahwa komposisi DHA sebesar 1,8% sedangkan EPA sebesar 3,0% (Indomilk, 2005). Food and Drug Administration (FDA), menganjurkan supaya formula makanan bayi harus mengandung paling tidak 300 mg AL per 100 kalori, atau 2, 7% dari total kalori (Silalahi dan Hutagalung, 2002). Keberadaan PUFA tersebut pada produk pangan disebabkan karena adanya peningkatan kesadaran masyarakat pada pentingnya kebutuhan gizi bagi tubuh, terutama pada kebutuhan nutrisi untuk otak

2 Komposisi sel otak manusia sekitar 70% terdiri dari asam lemak, oleh karena itu keberadaan asam-asam lemak terutama asam lemak esensial sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel otak (Amelia dkk, 1995). ALN sangat dibutuhkan untuk pembentukan jaringan retina. EPA dan DHA merupakan turunan dari ALN. DHA diketahui sangat bermanfaat untuk perkembangan otak janin selama trimester terakhir kehamilan dan mampu mempertajam ingatan manusja (Hoffman, 2005), sedangkan EPA dapat mempengaruhi sistem sirkulasi darah, dapat mencegah arterosklerosis dan trombosis. Sumber asam-asam lemak banyak ditemukan pada minyak dari hewan (ikan), tanaman (biji-bijian), dan alga dimana sebagian besar merupakan komponen penyusun membran sel, glikolipid, phospolipid, sphingolipid, dan lipoprotein. Asam lemak yang banyak ditemukan pada minyak ikan makarel, herring, salmon, cod dan haddock adalah EPA dan DHA, sedangkan kandungan ALN hanya sedikit. Tanaman perilla (banyak terdapat di Jepang, Korea dan India), dan biji tanaman padi merupakan sumber ALN. Sumber lain yang @pat digunakan sebagai penghasil minyak adalah bakteri, kapang dan khamir. Produksi minyak dari sumber hewani dan nabati memerlukan waktu yang lama, pengaturan kondisi lingkungan yang sangat komplek, dan diperlukan lahan yang luas. Masalah produksi minyak tersebut dapat diatasi dengan menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir.

3 Menurut Hammond dan Glatz (1988), komposisi asam lemak yang terdapat pada setiap mikroorganisme memiliki keunikan tersendiri, namun yang paling sering ditemukan adalah asam oleat, asam palmitat dan AL. Bakteri penghasil minyak paling tinggi yaitu 80% dari biomassa adalah Arthrobacter AKJ9, dengan asam palmitat 36,1% dan asam lemak oleat yang paling dominan sebesar 23,9%. Pada kapang Rhizopus oryzae mampu menghasilkan lemak sebesar 32% dari biomassa dengan asam lemak dominan adalah asam palmitat 20% dan asam oleat 48%. Candida curvata mampu menghasilkan lemak sebesar 51-58% dari biomassa dengan asam lemak dominan adalah asam palmitat 36% dan asam oleat 40%. Asam lemak lain yang dihasilkan oleh beberapa kapang antara lain ALN, DHA, EPA dan AA yang termasuk dalam PUF A (Kuswanto dan Sudarmadji, 1989). Penelitian pendahuluan dengan menggunakan kapang Rhizomucor miehei FNCC 6102 dan Rhizopus microsporus FNCC 6076, menunjukkan bahwa kapang yang dapat menghasilkan minyak lebih baik adalah Rhizomucor miehei FNCC 6102. Selain itu minyak yang diperoleh dari Rhizomucor miehei FNCC 6102 mengandung asam-asam lemak esensial terutama AL, ALN, serta / turunan ALN yaitu EPA dan DHA (PUFA) dari hasil metabolisme intraseluler. Beberapa jenis mikroorganisme temyata mampu menghasilkan minyak, dan mikroorganisme tersebut digolongkan dalam Jems oleaginous. Mikroorganisme oleaginous adalah mikroorganisme yang diketahui sangat potensial untuk sarana produksi minyak secara komersial. Minyak yang diperoleh

4 dari mikroorganisme oleaginous merupakan hasil dari metabolisme ekstraseluler maupun intraseluler. Produksi minyak pada Jems mikroorganisme oleaginous sangat dipengaruhi oleh adanya sumber karbon yang cukup selama waktu fermentasi berlangsung. Sumber nitrogen juga dibutuhkan terutama untuk sintesis protein dan asam nukleat. Menurut penelitian Pearson dan Raper (1927) dalam Gray (1959), minyak yang dihasilkan oleh spesies yang berbeda dan dengan penyesuaian kondisi lingkungan tertentu (suhu) akan mempengaruhi komposisi asam lemak yang diperoleh. Salah satu sumber karbon yang dapat dipakai dalam fermentasi adalah molasses. Molasses merupakan limbah dari produksi gula tebu yang banyak dipakai sebagai salah satu substrat dalam fermentasi asam sitrat, asam asetat dan juga asam glutamat. Produksi molasses pada tahun 1992 di Indonesia mencapai 1.321.582 ton dan diperkirakan terjadi peningkatan setiap tahunnya. Tingginya produksi molasses, merupakan suatu potensi yang dapat diupayakan sebagai sumber bahan baku bagi produk-produk fermentasi. Molasses yang banyak digunakan adalah blackstrap molasses, yaitu limbah gula paling akhir, berwama coklat dan memiliki kandungan gula total sebagai gula sederhana (glukosa {ian fruktosa) sebesar 55%. Kandungan gula sederhana pada molases yang tinggi dalam fermentasi oleh Rhizomucor miehei FNCC 6102 dapat bermanfaat sebagai sumber karbon. Hasil penelitian Lockwood dkk. (1934) dalam Gray (1959), menunjukkan bahwa ada pengaruh lama fermentasi terhadap kadar minyak yang dihasilkan.

5 Penelitian dengan lama fermentasi 20 hari diperoleh 32,7% kadar minyak yang merupakan hasil optimum, namun setelah 60 hari fermentasi kadar minyak yang diperoleh menurun menjadi 27,3%. Dengan demikian adanya pengaturan lama fennentasi dengan sumber karbon dari blackstrap molasses diharapkan dapat diketahui lama fermentasi yang optimal untuk Rhizomucor miehei FNCC 61 02, sehingga minyak yang mengandung AL dan PUF A dapat diproduksi secara maksimal. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah pola produksi minyak yang mengandung PUF A oleh Rhizomucor miehe i FNCC 6102 pada media blacks trap molasses? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji: Pola produksi minyak oleh Rhizomucor miehei FNCC 6102 dengan media blackstrap molasses. Pol a perolehan biomassa Rhizomucor miehei FNCC 6102. Komposisi Asam Lemak (PUFA) yang dianalisa dari sampel hasil perolehan total minyak tertinggi.