Desain Prototipe Reaktor Steam Reforming Menggunakan Ultrasonik Nebulizer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

Sintesis Nanokatalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Untuk Mengubah Metanol Menjadi Hidrogen untuk Bahan Bakar Kendaraan Fuel Cell

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN Vol. 1 No.1, Februari 2008

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Bab II Tinjauan Pustaka

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

Kelompok B Pembimbing

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan panas atau annealing pada lapisan sehingga terbentuk butiran-butiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3 Metodologi penelitian

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

Pembuatan Nanopartikel CeO 2 dengan Metode Simple Heating : Efek Penambahan Massa Polyethyleneglycol (PEG) Terhadap Ukuran Kristal yang Terbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CuO/ZnO/AL 2 O 3 SECARA KOPRESIPITASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

4 Hasil dan Pembahasan

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab III Metodologi Penelitian

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

Pembuatan Jaring Serat Komposit PET/TiO2 Menggunakan Teknik Ekstrusi Rotasi

Fabrikasi BCNO/SiO 2 Nanokomposit Phosphor untuk Aplikasi Lampu LED Putih

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

Pembuatan Katalis Cu/ZnO/Al 2 O 3 untuk Proses Steam Reforming Metanol menjadi Hidrogen sebagai Bahan Bakar Alternatif

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metodologi

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

LOGO MERITIA ARDYATI DANY PRATAMA PUTRA Oleh: Pembimbing: Ir. Minta Yuwana, MS Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Transkripsi:

Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-88 Vol. 1 No.1, Februari 28 Desain Prototipe Reaktor Steam Reforming Menggunakan Ultrasonik Nebulizer Liherlinah, Muhammad Sanny, Ahmad Rifki Marully, Mikrajuddin Abdullah (a) dan Khairurrijal Laboratorium Sintesis dan Fungsionalisasi Nanomaterial KK Fisika Material Elektronik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 1 Bandung 4132 (a) E-mail: din@fi.itb.ac.id Diterima Editor : 2 Februari 28 Diputuskan Publikasi : 12 Februari 28 Abstrak Saat ini, produksi hidrogen dari methanol dapat dilakukan melalui rute proses dekomposisi, partial oxidation, dan steam reforming. Methanol steam reforming telah diselidiki sangat efektif dalam mengkonversi methanol menjadi hidrogen. Dalam paper ini akan dilaporkan desain prototipe reaktor methanol steam reforming menggunakan ultrasonik nebulizer. Keberadaan Ultrasonik nebulizer digunakan untuk mengkonversi metanol dan air fasa liquid menjadi droplet-droplet metanol dan air (dengan bantuan nitrogen sebagai carrier gas) yang memiliki ukuran beberapa mikron. Metode pembentukan droplet ini sangat berguna dalam mengalirkan metanol dan air ke dalam bed catalyst. Ketika temperatur operasi reaktor pada 2 C, didapatkan konversi hidrogen dari metanol dan air 76 %. Perbandingan pencapaian konversi hidrogen berdasarkan eksperimen ini juga menunjukkan kesesuaian dengan perhitungan teoritis konversi termodinamik methanol steam reforming. Kata kunci : methanol steam reforming, ultrasonik nebulizer, bed catalyst 1. Pendahuluan Fuel cell pertama kali diperkenalkan oleh William Grove pada tahun 1839. Meskipun fuel cell telah ada sejak tahun 1839, namun diperlukan 12 tahun hingga akhirnya NASA mendemonstrasikan aplikasi fuel cell pada penerbangan luar angkasa. Sebagai suatu hasil kesuksesan ini, pada tahun 196-an, industri mulai mengakui potensi komersial dari fuel cell. Namun hasil tersebut masih mengalami hambatan teknis dan biaya investasi yang tinggi fuel cell secara ekonomi tidak kompetitif terhadap teknologi energi yang ada. Sejak tahun 1984, Kantor Teknologi Transportasi Departemen Energi A.S telah mendukung riset dan perkembangan teknologi fuel cell, dan sebagai hasilnya, ratusan perusahaan di dunia sekarang bekerja membuat teknologi fuel cell. Teknologi fuel cell merupakan sumber pembangkit tenaga masa depan [1][1]. Fuel cell merupakan devais elektrokimia yang mengkonversi energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Salah satu bahan bakar yang sangat menjanjikan untuk fuel cell adalah hidrogen. Saat ini, partial oxidation, auto-thermal reforming of hydrocarbons, water-gas shift (WGS) reaction, and steam reforming merupakan rute proses utama untuk menghasilkan hidrogen. Namun, keempat rute tersebut masih membawa masalah, operasional yang tinggi dan adanya carbon monoxide (CO) sebagai gas produk sampingan pada proses reaksi dalam beberapa ppm. Salah satu solusi alternatif untuk mengurangi kadar CO dalam produk reaksi adalah dengan memilih dan memodifikasi katalis atau dengan mengembangkan teknik sintesis katalis yang baru [2]. Berdasarkan data literatur, banyak studi menyatakan bahwa katalis yang komersial pun sensitif terhadap racun sulfur dan chloride. Hal ini akan mempengaruhi kinerja katalis dalam hal pengembangan aktivitas, stabilitas, dan resistansi terhadap racun [3]. Untuk memproduksi hidrogen dengan konversi yang tinggi tidaklah mudah. Salah satu masalah yang menghambat adalah penyimpanan hidrogen pada kendaraan. Mengingat hidrogen mudah terbakar, maka menyimpan hidrogen pada tabung bertekanan tinggi di kendaraan sangatlah berisiko dan tampaklah bukan pilihan yang baik. Namun demikian, cara terakhir yang masih bisa ditempuh adalah dengan membawa bahan baku hidrogen (bukan hidrogennya), yang kemudian bahan baku tersebut diubah secara in-situ (pada kendaraan) menjadi hidrogen. Bahan baku yang dimaksud adalah campuran metanol dan air yang keduanya diuapkan lalu direaksikan dengan bantuan katalis melalui rute proses methanol steam reforming. Dengan menggunakan cara tersebut, bahan bakar yang diisikan ke tangki kendaraan hanyalah campuran metanol dan air. Ini akan mempermudah distribusi pada stasiun pengisian bahan bakar dan memperkecil risiko terbakarnya hidrogen (karena penggunaan tangki bertekanan tinggi). Selain murah, pada MSR, konversi metanol air menjadi hidrogen tinggi (8%). Inilah alasan utama rute proses MSR lebih diunggulkan daripada rute proses yang lainnya. 2. Teori Dasar Nanokatalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Secara umum ada dua tipe katalis yang telah digunakan secara komersial. Pertama, high temperature shift catalyst, yang memuat oksida-oksida besi dan 22

J. Nano Saintek. Vol. 1 No. 1, Feb 28 23 cromium, yang beroperasi pada temperatur 4-5 C, serta mengurangi konsentrasi CO pada produk reaksi 2-5%. Kedua, low temperature shift catalyst, yang terdiri dari copper, zinc oxide, dan alumina, beroperasi secara normal pada 2-4 C, serta mengurangi kandungan CO yang ada pada produk sekitar ~1%. Katalis pada umumnya memiliki tiga komponen; aktif, support dan promotor. Katalis SRM CuCuO/ZnO/Al 2 O 3 dikatakan berbasis Cu, karena komponen aktif dari katalis ini adalah Cu. Komponen aktif inilah yang paling bertanggung jawab pada reaksi yang terjadi. Sedangkan komponen support berfungsi sebagai komponen yang memperluas luas permukaan komponen aktif. Pada katalis CuCuO/ZnO/Al 2 O 3, Al 2 O 3 berperasn sebagai support yang memperluas permukaan Cu. Sedangkan ZnO berperan sebagai promotor yang berfungsi untuk mengurangi proses sintering pada Cu. Kelemahan CuCuO/ZnO/Al 2 O 3 sebagai katalis SRM adalah tingginya kadar CO yang dihasilkan dan rendahnya stabilitas untuk pemakain jangka panjang. Salah satu penyebab dari berkurangnya stabilitas katalis adalah terjadinya sintering pada partikel-partikel logam yang mengakibatkan menyusutnya luas permukaan aktif dari katalis. Untuk menyelesaikan permasalahan ini banyak cara digunakan. Di antaranya adalah mengganti komponen aktif Cu dengan Pd, mensintesis katalis berbasis Cu namun dengan promotor oksida metal yang berbeda, atau bahkan mensintesis katalis berbasis Cu dengan cara yang berbeda. Cara terakhir inilah yang akan ditempuh. Reaktor Methanol Steam Reforming Pada dasarnya penyimpanan hidrogen ada dua cara, pertama adalah dalam tabung bertekanan, dan yang kedua adalah menggunakan logam hidrida atau carbon nano tube (CNT). Mengingat cara pertama masih sangat beresiko apabila dibawa dalam kendaraan, dan cara yang kedua juga sampai saat ini masih sangat mahal, maka muncullah alternatif yang ketiga. Cara yang terakhir ini adalah dengan membawa bahan baku hidrogen (bukan hidrogennya), yang kemudian bahan baku tersebut diubah secara in situ (pada kendaraan) menjadi hidrogen. Bahan baku yang dimaksud adalah campuran methanol dan air. Methanol dinyatakan sebagai bahan bakar cair paling baik dan sesuai, karena memberikan ratio hydrogen carbon yang tinggi dalam kehadirannya pada ikatan karbon, dan berpotensi memiliki kapasitas produksi yang tinggi [4]. Gas hidrogen dapat dihasilkan melalui methanol steam reforming, berdasarkan persamaan reaksi: CH OH ΔH ΔG 3 r r 2 H ( g ) 2 ( g ) ( g ) = 9.64 kj / mol = 25.35 kj / mol + CO Methanol steam reforming merupakan suatu reaksi yang paling disukai dibandingkan dengan dekomposisi methanol dan partial oxidation of methanol. Hal ini disebabkan konsentrasi gas hidrogen yang dihasilkan mencapai di atas 8% sedangkan konsentrasi gas CO yang terbentuk relatif rendah. Reaksi methanol steam reforming ini dapat dipercepat dengan bantuan (1) katalis dan karena reaksinya endotermik, maka pembakaran katalitik harus dilakukan. Efisiensi konversi secara umum bergantug pada suhu reaksi seperti dilukiskan pada Gbr. 1. Konversi [%] 1 8 6 4 2 29 39 49 59 69 Suhu [K] Gambar 1. Kebergantungan persentase konversi hidrogen terhadap suhu. Data diambil dari [5] kemudian grafik dibuat ulang dari data tersebut Ultrasonik nebulizer Ultrasonik nebulizer merupakan suatu alat yang menggunakan transduser piezo elektrik yang berosilasi pada frekuensi tinggi (biasanya 1.4-2.4 MHz). Gelombang yang mengenai cairan menghasilkan dropletdroplet. Pada pengoperasiannya, cairan dialirkan dalam kristal, membentuk lapisan tipis cairan antara permukaan kristal dan lubang. Pembangkitan listrik kristal tersebut menyebabkan vibrasi permukaan kristal yang terjadi pada frekuensi yang tinggi. Adanya gaya vibrasi pada cairan yang melalui lubang, mengubah cairan menjadi droplet dengan laju rata-rata.5-1.5 L/menit. Ukuran dropletdroplet tersebut ditentukan oleh frekuensi gelombang ultrasonik yang dibangkitkan. Gambar 2 adalah skema pembangkitan aerosol dalam ultrasonik nebulizer. Gambar 3 adalah alat ultrasonik nebulizer yang digunakan dalam penelitian ini. Gambar 2. Ilustrasi vibrasi cairan menjadi dropletdroplet di dalam ultrasonik nebulizer Ukuran partikel-partikel droplet bergantung pada ρ, dan frekuensi tensi permukaan ( T ), kerapatan fluida ( ) ( f ). Hubungan ketiga besaran tersebut secara matematis ditulis melalui persamaan: d h T =.73 2 ρ f 1 3 (2)

J. Nano Saintek. Vol. 1 No. 1, Feb 28 24 Untuk air, T=.729N/m, ρ=1kg/m 3, and f=2.4mhz, menghasilkan ukuran partikel droplet sekitar 1.7 mikron. Cu(NO 3 ) 2 3H 2 O + H 2 O Zn(NO 3 ) 2 4H 2 2O + H 2 O Al(NO 3 ) 3 9H 2 2O + H 2 O PEG, Mw = 2 k, Campur dan Aduk Suhu 1 o C Pemanasan Akhir (> 5 o C) Nanokatalis Gambar 3. Ultrasonik nebulizer untuk mengkonversi metanol dan air fasa liquid menjadi droplet-droplet metanol dan air 3. Eksperimen Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Sintesis nanokatalis dengan metoda simple heating. Pada penelitian ini akan dibuat 5 sampel katalis dengan variasi suhu pembuatan dan durasi waktu. 2. Karakterisasi setiap sampel katalis, ukuran partikel menggunakan SEM dan kristalinitas menggunakan XRD. 3. Mendesain reaktor methanol steam reforming berbasis ultrasonik nebulizer. 4. Uji aktivasi katalis pada reaktor tersebut dilakukan untuk mencari hubungan antara temperatur proses dan besarnya konversi metanol menjadi H 2. Sintesis nanokatalis Prekursor yang digunakan untuk membuat katalis adalah Cu(NO 3 ) 2.3H 2 O, Zn(NO 3 ) 2.4H 2 O, Al(NO 3 ) 3.9H 2 O, PEG (polyethylene glycol dengan berat molekul rata-rata 2 k). Pada penelitian ini akan dibuat tiga sampel katalis dengan perbandingan mol Cu:Zn:Al = 2:1:.1 untuk semua sampel. Perbandingan tersebut diterapkan untuk membandingkan hasil dari Firmansyah [5] yang menggunakan perbandingan mol yang sama namun metoda pembuatan katalisnya berbeda dengan penelitian ini. Dari perbandingan mol ini akan didapat masa setiap garam nitrat yang diperlukan. Garam-garam tersebut dilarutkan dalam aquades, yang kemudian di tuang ke dalam PEG. Campuran tersebut kemudian diaduk sambil dipanaskan hingga suhu kira-kira 1 o C. Untuk memudahkan pengadukan, penambahan aquades secukupnya dibutuhkan. Pengadukan dilakukan hingga seluruh PEG terlarut. Hasilnya dituang ke cawan crusable untuk selanjutnya dipanaskan hingga temperatur yang diinginkan. Temperatur pemanasan ini haruslah di atas temperatur dekomposisi PEG, yaitu sekitar 5 o C. Diagram alir proses fabrikasi katalis menggunakan simple heating dilukiskan dalam Gbr. 4. Gambar 4. Diagram alir pembuatan katalis dengan metode pemanasan prekursor di dalam larutan polimer Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan untuk semua sampel bervariasi. Grafik suhu pemanasan terhadap waktu ditunjukkan dalam Gbr. 5. Mula-mula suhu naik secara linier sampai nilai yang diinginkan selama setengah jam, kemudian suhu diturunkan kembali ke suhu kamar secara alamiah dalam waktu satu jam. Gambar 5. Skema variasi temperatur dalam sintesis nanokatalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Karakterisasi sampel katalis Sampel katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi. Jenis karakterisasi yang dilakukan meliputi morfologi dengan SEM dan struktur kristal dengan XRD. Karakterisasi dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) bertujuan untuk melihat ukuran partikel pada katalis. Tidak seperti mikroskop optik, SEM menggunakan elektron untuk melihat suatu objek. SEM memiliki perbesaraan hingga 3. kali yang sudah tidak terjangkau lagi oleh mikroskop optik. Dengan demikian partikel yang berukuran 1-9 meter dapat terlihat. Karakterisasi XRD ini dilakukan untuk menentukan kristalinitas partikel katalis. Keluaran dari XRD adalah difraktogram yang berbeda untuk setiap bahan yang berbeda. Difraktogram didapat dari difraksi sinar-x yang ditembakkan pada range sudut 2 theta antara

J. Nano Saintek. Vol. 1 No. 1, Feb 28 25 2 sampai 9. Kurva yang didapat adalah antara intensitas sinar-x hasil difraksi terhadap 2 theta. Interpretasi hasil difraktogram dilakuakan dengan cara membandingkan hasil yang didapat dengan difraktogarm dalam database pdf (powder diffraction file). Desain reaktor methanol steam reforming Untuk mengkonversi methanol dan air menjadi hidrogen, diperlukan desain reaktor methanol steam reforming. Dalam mendesain reaktor ini, setidaknya memerlukan sebuah ultrasonik nebulizer, sebuah heater dan pipa yang berisi katalis, dan sebuah kondensor. Ini merupakan teknik yang sangat berguna untuk memproduksi hidrogen. Desain reaktor ini dapat dilihat pada Gbr. 6. Sebuah heater diperlukan dalam pembakaran katalitik, dengan temperatur pemanasan 2-3 C. Hal ini dilakukan karena pada temperatur tersebut, konversi metanol menjadi hidrogen tinggi (8%). Untuk menyaring metanol dan air yang tidak bereaksi maka digunakan condensor. Gambar 6. Prototipe reaktor methanol steam reforming untuk konversi metanol-hidrogen 4. Hasil dan Diskusi Katalis dibuat dengan memvariasikan temperatur akhir pemanasan dan durasi waktu proses pemanasan campuran homogen. Tabel 1. Variasi temperatur akhir pemanasan dan durasi waktu selama proses pemanasan sampel berlangsung No. Sampel Temperatur Pemanasan ( C) 1 Sampel 1 45 3 2 Sampel 2 45 6 3 Sampel 3 5 3 4 Sampel 4 6 3 Durasi Waktu (menit) 5 Sampel 5 6 6 Hasil karakterisasi SEM untuk masing-masing sampel ditunjukkan pada Gbr 2. Pada gambar tersebut terlihat dengan jelas bahwa nanopartikel katalis telah terbentuk dengan diameter berkisar antara 75-12 nm walaupun ukurannya tidak seragam. Juga diamati bahwa ukuran rata-rata partikel... dengan bertambahnya suhu pemanasan. Juga tampak pada Gbr. 7, terlihat bahwa semakin lama waktu pemanasan, morfologi nanopartikel katalis terlihat semakin seragam. Hasil karakterisasi XRD untuk masing-masing sampel ditunjukkan pada Gbr. 8. kristalinitas yang direpresentasikan oleh fungsi puncak difraksi meningkat dengan naiknya suhu pemanasan. Gambar 7. Foto SEM untuk Sampel 1-5 (dari kiri ke kanan)

J. Nano Saintek. Vol. 1 No. 1, Feb 28 26 S am p le 2 6 5 S am p le 1 12 1 4 3 2 8 6 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 S am p le 3 1 Sample 4 8 12 6 4 2 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 7 Sample 5 6 5 4 3 2 1 Gambar 8. Hasil XRD untuk tiap-tiap sampel katalis. 1 2 3 4 5 6 7 8 Pengoperasian reaktor methanol steam reforming dimulai dengan persiapan heater dan pipa yang berisi katalis untuk pembakaran katalitik. Sebuah pipa berisi nanokatalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 yang telah dibuat dengan metode simple heating pada 6 C dan durasi waktu 3 menit..232 gram katalis ditambahkan dalam 2.26 gram glasswool dan dilarutkan dalam 2 ml alkohol. Kemudian larutan tersebut dipanaskan sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer. Selanjutnya, larutan tersebut dikeringkan dengan menggunakan oven untuk menghilangkan alkohol pada ujung proses. Pemanasan pipa yang berisi katalis dilakukan pada temperatur 2 C. Ketika temperatur bed catalis mencapai 2 C, 1 l/menit gas nitrogen dialirkan selama ½ jam, sehingga dalam pipa hanya berisi nitrogen. Selanjutnya hidrogen dialirkan selama 2 jam, dengan tujuan untuk mereduksi oksida yang ada dalam komponen aktif katalis. Reaksi tersebut mengubah CuO menjadi Cu menurut persamaan reaksi CuO + H 2 Cu + H 2O (3) Setelah komponen aktif terbentuk, aliran hidrogen dimatikan. Kemudian nebulizer diaktifkan dan 1 l/menit gas nitrogen dialirkan selama 2 jam. Gas nitrogen ini bertindak sebagai carrier gas untuk membawa cairan metanool dan air (1:1) menjadi droplet-droplet. Droplet tersebut mengalir dalam bed katalis yang telah dipanaskan pada 2 C. Di daerah ini pun terjadi proses penguapan droplet menjadi campuran uap air dan metanol. Ketika uap tersebut melakukan kontak dengan permukaan katalis, reaksi reforming terjadi. Gas yang dihasilkan pun akan mengalir ke kondensor. Seperti pada Gbr. 9. Uap metanol dan air yang tidak bereaksi akan ditampung dalam conical flask, sementara gas hidrogen dan CO 2 mengalir dalam pipa yang berbeda. Besarnya metanol dan air yang bereaksi ditunjukkan pada Tabel 2.

J. Nano Saintek. Vol. 1 No. 1, Feb 28 27 Tabel 2. yang bereaksi dalam methanol steam reforming berbasis ultrasonik nebulizer Temperatur bed catalyst Waktu Proses mula-mula di nebulizer di conical flask 2 C 2 jam 1 ml 75 ml 6.6 ml 18.4 ml 23 C 2 jam 1 ml 3 ml 25 ml 45 ml 26 C 2 jam 1 ml 16.1 ml 27.2 ml 56.7 ml 29 C 2 jam 1 ml 33.1 ml 31.8 ml 35.1 ml 32 C 2 jam 1 ml 28.5 ml 28 ml 43.5 ml yg bereaksi Selama pembakaran katalitik pada suhu 2 o C, hanya 18.4 ml gas metanol dan air yang bereaksi dan hanya 6.6 ml metanol dan air yang tersisa dalam conical flask. Dari data tersebut didapatkan bahwa konversi metanol dan air yang bereaksi dalam reaktor tersebut pada 2 C adalah 56.1 %. Hasil ini bersesuaian dengan perhitungan teoritis konversi termodinamik methanol steam reforming pada 2 C. Sedangkan pada 23 C, metanol dan air yang bereaksi adalah 64.3 % dan pada 26 C, metanol dan air yang bereaksi adalah 67.8 %. Hal ini kurang bersesuaian dengan perhitungan teoritis. Namun jika dilihat dari besarnya konversi tersebut, maka konversinya terus meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur. methanol dan air menjadi droplet metanol dan air. Konversi metanol dan air yang bereaksi pada reaktor ini adalah 73.6%. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada ITB atas bantuan dana melaui riset KK ITB 28. Daftar Pustaka [1] T. V Choudhary. and D. W. Goodman. Catal. Today. 77, 65 (22). [2] H. Purnama, Technischen Universitat Berlin (23). [3] A. Luengnaruemitcahai, O. Somchai, and E. Gulari, Catal. Commun. 4, 215 (23). [4] J. Agrell, H. Birgersson, M. Boutonnet. J. Power Sources 16, 249 (22). Gambar 9. Desain reaktor methanol steam reforming barbasis nebulizer 5. Kesimpulan dan Saran Katalis nanostruktur CuO/ZnO/Al 2 O 3 telah berhasil dibuat dengan menggunakan metoda simple heating, dengan Cu bertindak sebagai komponen aktif, Al 2 O 3 bertindak sebagai komponen support, sedangkan ZnO bertindak sebagai promotor. Variasi Temperatur akhir pemanasan, dan waktu pemanasan akhir pada sintesis katalis Cu/Zn/Al 2 O 3 tidak berpengaruh pada ukuran partikel dan kristalinitas katalis. Hidrogen dapat diproduksi via methanol steam reforming berbasis ultrasonik nebulizer. Pemanfaatan ultrasonik nebulizer dilakukan untuk mengkonversi cairan