PENGENDALIAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Prof. DR. Dr. Akmal Taher SpU (K)
Beban Penyakit di Indonesia 1990 2000 2010 Cedera Penyakit menular Cedera Penyakit menular Cedera Penyakit menular 7% 8% 9% 37% 56% 43% 33% Penyakit tidak menular Sumber IHME: 2010 49% Penyakit tidak menular 58% Penyakit tidak menular
Sepuluh Beban Penyakit Tertinggi Sepuluh Penyakit dengan beban DALYs (Disability Adjusted tertinggi Life Year) share Stroke 8.0% Tuberkulosis 7.6% Kecelakaan lalu lintas 4.7% Nyeri sendi tulang belakang dan leher 4.5% Penyakit diare 4.0% Penyakit jantung iskheimik 3.8% Gangguan mental depresi 3.8% Diabetes 3.4% Infeksi saluran pernafasan bawah 3.0% Enchepalopaty neonatal 2.9% Sumber International Health Metric Evaluation, 2010
Sepuluh Faktor Resiko Tertinggi Sepuluh Faktor Resiko Utama dengan Beban yang ditimbulkan DALYs share Pola makanan yang tidak baik/beresiko 10.7% Tekanan darah tinggi 10.0% Merokok 8.3% Pencemaran udara dalam rumah tangga 5.9% Kadar Glukosa Darah Puasa tinggi 4.7% Aktifitas fisik yang tidak memadai 3.1% Pekerjaan yang beresiko tinggi 2.9% Index massa tubuh 2.8% Kekurangan zat besi 2.4% Penyalah gunaan obat 2.1% Sumber International Health Metric Evaluation, 2010
MENTERI KESEHATAN UTILISASI YANKES LANJUTAN PROGRAM JAMKES PADA MASKIN (ASKESKIN JAMKESMAS) 2005 2012 DI INDONESIA
LANGKAH YANG DITEMPUH MENUJU SUSTAINABILITAS 1. Melakukan Simulasi Kecukupan Iuran terhadap Tarif Pelayanan Kesehatan (INA-CBGs, Kapitasi dan Tarif Lainnya). 2. Melakukan monitoring kecukupan keuangan JKN (Financial Risk Monitoring). 3. Penerapan Formularium Nasional Obat, Kompendium Nasional Alat Kesehatan dan Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan melalui E- Catalog. 4. Memperkuat pelayanan primer dan sistem rujukan 5. Menyusun Prosedur Review Utilisasi dan Audit Medis Pelayanan Kesehatan. 6. Membangun Sistem Monitoring & Evaluasi JKN SJSN. 6
UPAYA PENGENDALIAN & SUSTAINABILITAS JKN PEMERINTAH Benefits & Health Technology Assessment Formularium (Fornas, E-catalog, kompendium) Ketersediaan Fasilitas Penguatan Layanan Kesehatan Primer PESERTA Sistim rujukan Tingkat kepuasan Budget shifting RAMBU RAMBU JKN BPJS Kontrol Utilisasi (URM) Kepesertaan Kredensialing FASKES Budget setting (Kapitasi dan INA-CBG s) Kualitas layanan (akreditasi & indkator klinis indicator)
DAMPAK STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER 1. MASYARAKAT INDONESIA SEHAT YANG MANDIRI Penurunan AKI, AKB, Gizi Buruk Meningkatkan UHH KEUANGAN OUTCOME PROSES STRATEGIS YG HARUS DILAKUKAN SUMBER DAYA KESEHATAN 2. TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER YANG PARIPURNA Tingkat Kepuasan Masy pd Yankes primer Tingkat kepuasan Nakes di Yankes Primer 4. OPTIMALISASI YANKES PRIMER SEBAGAI GATEKEEPER 9. TERWUJUDNYA SISTEM PERENCANAAN YANG TERINTEGRASI 14. TERSEDIANYA SDM YANG KOMPETEN DAN BERBUDAYA KINERJA 5. OPTIMALISASI SISTIM RUJUKAN 3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG PEDULI KESEHATAN % kab/kota yang memiliki UKBM Aktif lebih dari 50 % Tingkat kepedulian Masy pd Kesehatan 6. REVITALISASI UKM 8. ADVOKASI PEMBANGUNAN DAERAH BERWAWASAN KESEHATAN 10. TERWUJUDNYA SISTEM KOLABORASI PENDIDIKAN NAKES 11. PENGUATAN SISTEM INSENTIF DAN PROMOSI PARADIGMA SEHAT 13. TERBANGUNNYA INFORMASI BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN (Knowledge management) 15. TERSEDIANYA DUKUNGAN REGULASI YANKES PRIMER 16. TERSEDIANYA SIK TERPADU 7. PENINGKATAN EFEKTIVITAS UKBM 12. TERWUJUDNYA KEMITRAAN YANG BERDAYA GUNA TINGGI 17. TERSEDIANYA SPA SESUAI STANDART, OBAT DAN DUKUNGAN PERBEKALAN KESEHATAN SESUAI STANDART DAN KEBUTUHAN 18. TERSEDIANYA DANA BID DANG KESEHATAN YANG PROPORSIONAL UNTU UK UKM DAN UKP*)
STRATEGI PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER: PEMENUHAN 1 DOKTER UNTUK 2,500 PESERTA JKN Penambahan kuota dokter PTT Perluasan Kerjasama dengan Klinik Praktek Mandiri Perbaikan infrastruktur dan pemenuhan peralatan dasar Penyediaan obat Puskesmas melalui e-catalog mengacu Formularium Nasional (ForNas) Pemenuhan Dokter Layanan Primer, Dokter Peneliti, Dokter Spesialis yang setara Ketersediaan infrastruktur untuk kemudahan akses ke fasilitas kesehatan Ketersediaan Jaringan komunikasi dan informasi SEKTOR TERKAIT KeMenPan, Kemendagri, & BPJS Kesehatan IDI, Asosiasi Klinik Swasta, BPJS Kesehatan, dll KemenKes dan Kemendagri KemenKes, BPJS Kesehatan, Asosiasi Apoteker Kemendiknas, Fakultas Kedokteran Kementrian Pekerjaan Umum Kominfo, Kemendagri, KemenPDT Peningkatan dana UKM DPR, Kemendagri, Kemenkeu
MENTERI KESEHATAN TERIMA KASIH
MENTERI KESEHATAN 11 7. Dukungan Kementerian Lainnya dalam menghilangkan hambatan di lapangan
Kementerian Dalam Negeri Percepatan BLUD bagi RSUD Kewenangan Puskesmas dlm mengelola dana kapitasi BPJS Kesehatan Pemenuhan APBD Kes min 10% dari total APBD, tdk termasuk gaji (UU No. 36/2009) Pejabat struktural bidang kesehatan diisi oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi (Permenkes No.971/2009) Kewenangan provinsi dalam penempatan nakes antar kab/kota skala provinsi (lampiran PP No.38/2007) 12
Kementerian Dalam Negeri Kewenangan daerah dalam mengangkat dokter (PP No. 56/2012) Mendorong daerah yang belum memberikan insentif kepada tenaga kesehatan agar mengalokasikan anggaran Tetap Tersedia anggaran Jamkesda tahun 2014 Mendorong pelaksanaan PHBS, KTR, dan pembangunan berwawasan kesehatan seperti kalibersih, pasar sehat. 13
Kementerian Sosial 14 Dukungan rekomendasi bagi gelandangan, pengemis dan anak terlantar serta panti (tidak masuk PBI) Mekanisme penanganan pasca pelayanan rehabilitasi pasien kejiwaan Penetapan kriteria miskin dan tidak mampu pada tahun 2014 (sesuai PP 101/2012) Mekanisme verifikasi dan validasi peserta PBI Jaminan Kesehatan tahun 2014
15 Kementerian Keuangan Kebijakan pajak dan bea masuk impor bahan baku obat, bahan dasar dan alat kesehatan Insentif Pajak pada RS publik dan pendidikan sesuai dengan UU no. 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit Peningkatan besaran SBK terkait tunjangan Tenaga Kesehatan khususnya di DTPK dan cluster 4 Penyaluran langsung anggaran PBI Jaminan Kesehatan ke BPJS Kesehatan
16 Kementerian Keuangan Peningkatan anggaran untuk memenuhi penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan (UUD 45, Pasal 34 ayat 3) Mengalokasikan alokasi anggaran bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang belum dijamin oleh Pemerintah.
17 Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Pendidikan tenaga kesehatan, dr/drg menggunakan ikatan dinas Sinkronisasi pendidikan nakes dengan rencana kebutuhan nakes (supply & demand). Mendukung pembiayaan internsip sebagai bagian dari pendidikan kedokteran Mendukung regulasi biaya pendidikan tenaga kesehatan yang berpraktek di RS Pendidikan Mendorong pelaksanaan UKS di seluruh sekolah pemerintah dan swasta
KEMENTERIAN HUKUM & HAM 18 Percepatan harmonisasi terhadap seluruh peraturan pelaksanaan
Kunjungan Pasien Meningkat Luar Biasa? 1. Kerjasama dengan 13 Fakultas Kedokteran yang mempunyai Program Studi Dokter Spesialis 2. Dibentuk tim dokter (PPDS) yang sewaktu- 2. Dibentuk tim dokter (PPDS) yang sewaktuwaktu dapat membantu Fasyankes primer bila terjadi kenaikan luar biasa kunjungan pasien
Alur Pikir: policy chg 2014 perceived treatment capacity medical events of new pop Population Gaining Access entering untreated pop Strategi penguatan pelayanan primer membutuhkan ratio 1 dokter layanan primer untuk tiap 2,500 peserta JKN agar time in queue Population in age cohorts incidence rates associated with age measured medical events Untreated Queue seeking treatment resolving untreated fract leaving untreated People in Treatment private facilities resolving case effective treatment capacity actual treatment capacity waiting time effect on treatment capacity all govt facilities Jamkesmas
Ratio Peserta Jamkesmas (86.4 juta) per 1 Dokter (saat ini terdaftar 17,507 Dokter Umum di Puskesmas) Standar : 2.500 per 1 dokter Asumsi Peserta Jamkesmas yg sakit berobat di Puskesmas (9,599Puskesmas) Untuk melayani Pasien Jamkesmas saja, hanya 152 kab/kota (30.5%) di 32 provinsi yang memenuhi ratio 1 : 2,500 Sumber Data: Diolah dari data Kemenkes, TNP2K, dan PT Askes
Ratio Peserta JKN (Jamkesmas, Askes & Jamsostek) per 1 Dokter Standar : 2.500 per 1 dokter Asumsi: 1 dokter per Klinik Mandiri (catatan: seringkali dokter Puskesmas yang sama juga praktek di Klinik Mandiri) Asumsi: Peserta Askes dan Jamsostek Sebagian ke Klinik Mandiri Jumlah Puskesmas: 9,606 buah & Jumlah Klinik Mandiri Askes: 3,132 buah Puskesmas Untuk Melayani Peserta JKN di 2014, hanya ada 80 kab/kota (16%) di 24 provinsi yang mempunyai ratio 1:2,500 di Puskesmas Klinik Praktek Mandiri Kapasitas Klinik Mandiri yg bekerjasama dgn PT. Askes masih bisa dimanfaatkan Sumber Data: Diolah dari data Kemenkes, TNP2K, dan PT Askes
Ratio Peserta JKN (Jamkesmas, Askes, Jamsostek) & JAMKESDA per 1 Dokter Standar : 2.500 per 1 dokter, Asumsi Asumsi : 1 dokter per Klinik Praktek Mandiri Asumsi Peserta Jamkesda = 25% tambahan Peserta JKN Jumlah Puskesmas: 9,599 & Jmlh Klinik Mandiri : 3,132 Puskesmas Hanya 50 kab/kota di 16 provinsi mempunyai ratio 1 : 2,500 untuk layani peserta JKN & Jamkesda di Puskesmas Klinik Praktek Mandiri Perlu perluasan jumlah kerjasama dengan dokter praktek mandiri Sumber Data: Diolah dari data Kemenkes, TNP2K, dan PT Askes
Analisis Perhitungan Waktu Pelayanan UKP (Kuratif) VARIABEL SIMULASI Coverage Peserta JKN 2500 3000 4000 5000 6000 Angka Utilisasi/Bulan *) 15% 15% 15% 15% 15% Lama Pelayanan dalam Setahun 12 12 12 12 12 Jumlah kunjungan pasien per tahun 4500 5400 7200 9000 10.800 Jumlah hari kerja pertahun (hari) 220 220 220 220 220 Jumlah Kunjungan per hari 20 25 33 41 49 Lama waktu pelayanan/pasien (menit) 10 10 10 10 10 Lama waktu pelayanan 1 dokter / hari (jam) 3.41 4.1 5.5 6.8 8.2 *) Sumber WHO
Analisis Penggunaan Jam Kerja Dokter di Faskes Primer 2500 3000 4000 5000 6000 Waktu Pelayanan Kuratif (UKP) 3.41 4.1 5.5 6.8 8.2 Promprev (UKM) 1 1 1 1 1 Istirahat 1 1 1 1 1 Manajemen 1 1 1 1 1 Total Waktu Kerja 6.41 7.1 8.5 9.8 11.2 Menggambarkan Jam Kerja Dokter berdasarkan cakupan peserta JKN Sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan (Jam Kerja 1 Hari = 7 Jam 6 Hari Kerja Seminggu)