Biochemical Analysis Of Free Fatty Acid Levels And Cholesterol Of Coconut Oil Were Made At Biology Education Program Fkip University Siliwangi

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.)

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KONSENTRASI STARTER PADA KARAKTERISASI KIMIA VIRGIN COCONUT OIL YANG BERBAHAN DASAR KELAPA (Cocos nucifera)

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanah pekarangan (tanah pategalan). Sedangkan daerah yang jarang. dibuat perkebunan kelapa (Warisno, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

FAKTOR BERAT KETAM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEROLEHAN MINYAK KELAPA ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Adelya Desi Kurniawati, STP., M.Sc., MP.

PENGAMBILAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI BERULANG DENGAN MENGGUNAKAN SEL AMOBIL SACCHAROMYCES CEREVICEAE

LAPORAN PENELITIAN. Pengambilan Protein Dalam Virgin Coconut Oil. (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi DISUSUN OLEH : HAFIDHUL ILMI ( )

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain

BAB I PENDAHULUAN. Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN BERAT BONGGOL NANAS PADA PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

Indonesian Journal of Chemical Science OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI SARI BONGGOL NANAS DALAM PEMBUATAN MINYAK KELAPA

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi bahan bakar sangat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

Transkripsi:

Biochemical Analysis Of Free Fatty Acid Levels And Cholesterol Of Coconut Oil Were Made At Biology Education Program Fkip University Siliwangi Utami Angginasari, Rakatika Abstract The purpose this research to determined the levels of free fatty acids and cholesterol on fermented coconut oil in Biology Laboratory FKIP Siliwangi University Tasikmalaya. The study was conducted from March 2013 in the Botanical Laboratory of Biology Education Program FKIP Siliwangi University and Chemistry Laboratory STIKES BTH Tasikmalaya. The method of this research is descriptive because just look at the yield and test the levels of free fatty acids and cholesterol contained in coconut oil is made from green coconut (Cocos nucivera L. var viridis) by fermentation using Saccharomyces cerevisiae were made at the Botanical Laboratory of Biology Education Program, FKIP Siliwangi University. Test levels of fatty acids used alkaline titration with KOH and cholesterol qualitative test using Liebermann-Burchard test. For the accuracy of research data conducted three times. Results of this study concluded that the oil yield obtained from the manufacture of coconut oil by fermentation in the Botanical Laboratory of Biology Education Program FKIP Siliwangi University is 28.78%, a free fatty acid content was 0.87%, and contain no cholesterol. Keywords : Coconut oil, fermentation, free fatty acids, cholesterol 1

ANALISIS BIOKIMIA BERUPA KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN KOLESTEROL PADA MINYAK KELAPA HASIL FERMENTASI DI LABORATORIUM BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS SILIWANGI Utami Angginasari S, Rakatika ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan kolesterol pada minyak kelapa hasil fermentasi di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 di Laboratorium Botani Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi dan Laboratorium Kimia STIKES BTH Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena hanya melihat rendemen dan menguji kadar asam lemak bebas dan kolesterol yang terkandung dalam minyak kelapa yang dibuat dari kelapa hijau (Cocos nucivera L. var viridis) dengan cara fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang dibuat di Laboratorium Botani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi. Uji kadar asam lemak menggunakan cara titrasi dengan basa KOH dan uji kualitatif kolesterol menggunakan uji Liebermann-Burchard. Untuk ketelitian data penelitian dilakukan tiga kali. Hasil penelitian ini menyimpulkan rendemen minyak yang diperoleh dari hasil pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi di Laboratorium Botani FKIP Universitas Siliwangi 28,78 %; kadar asam lemak bebas adalah 0,87%; dan tidak mengandung kolesterol. Kata Kunci : Minyak kelapa, fermentasi, asam lemak bebas, kolesterol. PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30 35 %, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63 72 %. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90 % diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06 0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (<05%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan. Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (median chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawa yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (virgin coconut oil). Minyak kelapa merupakan zat makanan yang diperlukan sebagai sumber kalori. Dalam bidang pangan, selain berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh juga berguna sebagai media penghantar panas dan penambah cita rasa. 2

Pembuatan minyak kelapa secara secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Dengan alasan itu maka pengolahan minyak kelapa dari bahan segar merupakan alternatif agar dapat diperoleh produksi minyak kelapa yang rendemen dan kualitas tinggi. Untuk meningkatkan efisiensi pembuatan minyak telah dikembangkan berbagai cara pembuatan minyak kelapa secara fermentasi dengan bahan baku santan dan menggunakan mikroorganisma. Melalui berbagai penelitian juga ditemukan bahwa minyak yang dihasilkan dengan cara fermentasi atau yang dikenal dengan sebutan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil) memiliki mutu yang lebih baik menurut SII dibandingkan dengan minyak hasil masak langsung. Keuntungan lain dari pembuatan minyak dengan cara fermentasi adalah tidak membutuhkan bahan bakar yang cukup banyak. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Biokimia berupa Kadar Asam Lemak Bebas dan Kolesterol pada Minyak Kelapa Hasil Fermentasi di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Siliwangi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah analisis biokimia berupa asam lemak bebas dan kolesterol pada minyak kelapa hasil fermentasi di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya?. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan kolesterol pada minyak kelapa hasil fermentasi di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran Biologi Terapan yang memberdayakan bahan alam yang banyak terdapat di Indonesia. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk dapat memberikan informasi tentang rendemen minyak, kadar asam lemak bebas dan kolesterol yang dihasilkan melalui pembuatan dengan cara fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae. Pada penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk diterapkan sebagai bahan pengayaan dalam pelajaran Biologi di SMP kelas IX, khususnya pada konsep bioteknologi. Dan mungkin dapat dijadikan referensi untuk membantu dalam penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena hanya melihat gambaran kadar asam lemak bebas dan kolesterol yang terkandung dalam minyak kelapa yang dibuat dengan cara fermentasi di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Siliwangi. 3

Fokus Penelitian Penelitian hanya difokuskan pada minyak kelapa hasil fermentasi yang dilihat rendemennya lalu dianalis kadar asam lemak bebas dan kolesterolnya. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah minyak kelapa yang dibuat dengan cara fermentasi di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Siliwangi dari kelapa hijau. Teknik Pengumpulan Data Perhitungan rendemen minyak kelapa yang dihasilkan adalah untuk mengetahui berapa banyak minyak kelapa yang dihasilkan dari sejumlah kelapa parut yang dibuat. Perhitungan rendemen dilakukan untuk menganalisis keuntungan ekonomis pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi. Kadar asam lemak bebas (angka asam) dilakukan dengan cara titrasi menggunakan basa (kalium hidroksida) dan analisis kadar kolesterol dalam minyak kelapa diawali dengan uji kualitatif menggunakan uji Liebermann-Burchard. Penelitian dilakukan di Laboratorium Botani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi dan Laboratorium Kimia Jurusan Analis Kesehatan STIKES BTH Tasikmalaya pada bulan Maret 2013. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pedoman observasi sebagai berikut: No. Berat Kelapa Parut (gr) Berat Krim (gr) Berat Minyak (gr) Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Asam Lemak Bebas Berat Volume Minyak KOH (gr) (ml) Berat Minyak (mg) Kolesterol Warna Asal Warna Akhir 1. 1000 358,7 102,1 10 0,5 10 - - 2. 1000 369,6 107,4 10 0,4 10 - - 3. 1000 372,7 107,4 10 0,4 10 - - Keterangan : ( - ) tidak berwarna Teknik Analisis Data 1. Perhitungan Rendemen Untuk setiap minyak kelapa yang dihasilkan dihitung rendemennya dengan rumus : Rendemen = X 100% Rendemen minyak kelapa merupakan rata-rata dari ketiga rendemen yang dihasilkan. Tabel 2 Rendemen Minyak yang Dihasilkan No. Berat Krim (gr) Berat Minyak Kelapa (gr) Rendemen (%) 1 358,7 102,1 28,46 2 369,6 107,4 29,05 3 372,7 107,4 28,82 Rata Rata 28,78 4

2. Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas (Angka Asam) Untuk setiap pengujian dihitung kadar asam lemak bebas dengan persamaan: Bilangan Asam = Tabel 3 Bilangan Asam Minyak Kelapa No Volume KOH (ml) [KOH] (N) Berat Sampel (gr) Bilangan Asam 1 0,5 0,1 10 0,28 2 0,4 0,1 10 0,22 3 0,4 0,1 10 0,22 Rata Rata 0,24 FFA = X 100% Tabel 4 Kadar Asam Lemak Bebas dalam Minyak Kelapa No BM Asam Laurat Volume KOH (ml) Konsentrasi KOH (N) Berat Sampel (mg) FFA 1 200,3 0,5 0,1 1000 1,00% 2 200,3 0,4 0,1 1000 0,80% 3 200,3 0,4 0,1 1000 0,80% Rata Rata 0,87% 3. Analisis Kadar Kolesterol Dari tiga kali uji kualitatif dapat disimpulkan apakah minyak kelapa tersebut tidak mengandung kolesterol atau tidak. Tabel 5 Hasil Uji Liebermann-Burchard No Warna Minyak Awal Warna Minyak Akhir Simpulan 1. Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak mengandung kolesterol 2. Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak mengandung kolesterol 3. Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak mengandung kolesterol 5

Perserntase PEMBAHASAN Rendemen Minyak Kelapa yang Dihasilkan Rendemen minyak kelapa yang dihasilkan dari tiga ulangan percobaan diperoleh hasil yang berbeda walaupun perlakuan yang diberikan sama, datanya seperti dapat dilihat pada grafik berikut : 29,2 29 28,8 28,6 28,4 28,2 28 Data 1 Data 2 Data 2 Ratarata Rendemen 28,46 29,05 28,82 28,78 Gambar 1 Rendemen Minyak Kelapa yang Dihasilkan Dari grafik di atas terlihat bahwa rendemen minyak yang paling besar adalah yang diperoleh pada ulangan ke dua, dan rata-rata rendemen yang dihasilkan hanya 28,78%. Angka ini belum maksimum bila karena secara umum rendemen minyak kelapa dari kelapa segar adalah 35%, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1. santan diperoleh dari kelapa yang kurang tua, hal ini dirasakan pada saat peneliti memeras kelapa parut untuk dipisahkan santannya. Seharusanya untuk membuat minyak kelapa digunakan kelapa tua karena kandungan kalori dan lemaknya mencapai maksimal sehingga sangat membantu proses pemisahan dan rendemen minyak yang diperoleh juga lebih banyak dibandingkan kelapa muda. Kadar protein terbesar terkandung dalam endosperm (daging buah) kelapa setengah tua, sedangkan kelapa tua mengandung kadar protein, kolesterol dan FFA yang paling rendah; dan 2. dalam ampas kelapa hasil perasan masih ditemukan kadar lemak cukup tinggi, sehingga untuk meningkatkan proses penyantanan secara lebih efisien dapat digunakan alat penghancur, agar seluruh kandungan lemak yang masih tersisa dalam ampas kelapa dapat diekstraksi secara maksimum. Derajat kerusakan sel-sel endosperm kelapa sebagai akibat proses penyantanan yang baik, menyebabkan bahan yang terkandung dalam sel akan terlarut termasuk partikel lemak dan minyak. Proses penyantanan akan menjadi lebih efisien dan pemisahan komponen minyak dari komponen lainnya menggunakan aktivitas enzim mikrobia secara fermentasi menjadi lebih efektif. Kadar Asam Lemak Bebas Dari perhitungan bilangan asam diperoleh data sebagaimana dapat digambarkan pada garik di bawah ini : 6

Persentase 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata Bilangan Asam 0,28 0,22 0,22 0,24 Gambar 2 Bilangan Asam dalam Minyak Kelapa Bilangan asam menunjukkan kandungan asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa. Untuk lebih menspesifikasi kandungan asam lemak yang terkandung selanjutnya dihitung kadar asam lemak bebas dan diperoleh data sebagaimana digambarkan pada grafik berikut ini : 1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata FFA 1,00 0,80 0,80 0,87 Gambar 3 Grafik FFA yang Terkandung dalam Minyak Kelapa Kandungan utama minyak kelapa adalah 92% asam lemak jenuh, 6% asam lemak tak jenuh tunggal, dan 2% asam lemak tak jenuh majemuk. Dari 92% asam lemak jenuh yang terdapat dalam minyak kelapa, 64% merupakan asam lemak jenuh rantai medium (medium chain saturated fatty acid = MCSFA) yang terdiri dari asam laurat (C12), asam kaprat (C10), dan asam kaprilat (C8). Sementara itu asam lemak jenuh rantai panjang 7

terdiri dari asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat serta asam lemak tak jenuh rantai panjang terdiri dari asam palmitoleat, asam oleat dan asam linoleat. Dalam penentuan kadar asam lemak bebas minyak kelapa hasil fermentasi ini menggunakan berat molekul asam laurat karena menurut Wibowo (2005:18) bahwa Kandungan asam lemak bebas asam laurat paling besar sekitar 50,50% dari seluruh kandungan asam lemak bebas. Pada penelitian ini penentuan kadar asam lemak bebas digunakan metode titrasi. Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Setelah penimbangan sampel ditambahkan alkohol, penambahan alkohol adalah untuk melarutkan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol yang digunakan adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%, karena alkohol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik. Alkohol yang digunakan adalah alkohol netral karena bila kondisi tidak netral, titrasi asam-basa akan berakhir dengan diperoleh data yang salah. Sesuai dengan definisi bilangan FFA itu sendiri yaitu jumlah miligram KOH atau basabasa lainnya yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak. Untuk memanaskan alkohol dapat mempergunakan penangas air karena titik didih alkohol kurang dari air. Pemberian 5 tetes indikator pp pada penelitian ini adalah sebagai indikator pembuktian bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Pada penelitian ini, setelah dititrasi dengan KOH 0,1 N, larutan alkohol dan minyak kelapa yang telah ditetesi indikator pp berubah warna menjadi merah muda. Hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indikator. Pada penelitian ini perubahan terjadi menjadi merah lembayung, maka trayek ph-nya sekitar 9-10 (basa). Rata-rata hasil perhitungan kadar asam lemak bebas adalah 0,87%, angka ini masih lebih besar dari angka yang seharusnya yaitu 0,1 0,3%. Ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya angka tersebut yaitu : 1. pada saat pengocokan di waterbath pengocokan dilakukan secara manual, karena tidak ada alat yang memadai; 2. KOH yang digunakan bukan KOH pa tetapi KOH teknis; dan 3. ketelitian peneliti saat melakukan titrasi. Kadar Kolesterol Analisis kadar kolesterol dalam minyak kelapa diawali dengan uji kualitatif menggunakan uji Liebermann-Burchard. Pada metode ini apabila sampel mengandung kolesterol maka akan terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru kemudian hijau. Bila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrid dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau-biru yang intens akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat untuk mengoksidasi sehingga mempercepat terbentuknya warna. Dari hasil uji kolesterol setelah tiga kali pengulangan dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa yang dibuat dengan cara fermentasi di Laboratorium Botani FKIP Universitas Siliwangi tidak mengandung kolesterol. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kolesterol hanya terkandung dalam lemak hewani. Tetapi konsumsi minyak kelapa yang berlebihan juga tetap membahayakan kesehatan. Minyak kelapa mengandung golongan asam-asam lemak tidak jenuh rantai panjang (MUFA/PUFA) berukuran molekul besarbesar yang berbahaya untuk kesehatan. Jika dipakai untuk menggoreng atau dipanaskan, disamping akan mengalami polimerisasi, juga membentuk asam lemak-trans dan 8

radikal bebas yang bersifat toksik dan karsinogenik. Oleh sebab itu minyak nabati harus diproses terlebih dahulu sebelum diserap oleh dinding usus. Minyak nabati tersebut mulamula diuraikan menjadi unit asam-asam lemak ukuran kecil melalui proses hidrolisis dan emulsi dengan bantuan cairan empedu dan enzim dari kelenjar pankreas, menjadi unit-unit asam lemak bebas sebagai cikal bakal lipoprotein. Selanjutnya senyawa tersebut mengalami metabolisme dalam hati dan didistribusikan ke seluruh tubuh dalam bentuk energi, kolesterol dan timbunan lemak dalam tubuh. Jadi, semua jenis minyak nabati selain kelapa akan berakhir di dalam tubuh sebagai energi, kolestrol dan timbunan lemak. Kolesterol dan lemak inilah yang sering kali menjadi dasar penyebab berbagai jenis penyakit kronis, degeneratif dan kanker. Asam lemak trans adalah lemak tidak jenuh yang terbentuk dari sebuah proses hidrogenasi. Proses hidrogenasi adalah proses dimana lemak tidak jenuh (MUFA/PUFA) dipanaskan pada suhu tinggi dan ditambahkan zat hidrogen. Proses ini bertujuan untuk lebih mengentalkan lemak tidak jenuh yang bersifat cair dan mencegahnya agar tidak cepat teroksidasi dan basi. Asam lemak tidak jenuh secara alamiah lebih mudah teroksidasi dan berbau busuk karena tidak memiliki ikatan hidrogen yang penuh. Hal ini sangat berbeda dengan asam lemak jenuh pada minyak kelapa yang lebih tahan terhadap proses oksidasi dan tidak mudah berbau busuk karena memiliki ikatan hidrogen yang penuh. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut : 1. rendemen minyak yang diperoleh dari hasil pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi di Laboratorium Botani FKIP Universitas Siliwangi 28,78 %; 2. kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa hasil fermentasi di Laboratorium Botani FKIP Universitas Siliwangi adalah 0,87%; dan 3. minyak kelapa hasil fermentasi di Laboratorium Botani FKIP Universitas Siliwangi hampir tidak berwarna, berbau harum dan tidak mengandung kolesterol.. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. kelapa yang akan dibuat minyak kelapa harus kelapa yang cukup tua; 2. saat memisahkan santan dari ampasnya harus dilakukan dengan sebaik mungkin, kalau mungkin kelapa parut dihancurkan lebih halus; dan 3. pemilihan alat analisis yang lebih canggih dan optimal. DAFTAR PUSTAKA Candra, Khrisna Purnawan. (2006). Aplikasi Fermentasi Menggunakan Saccharomyces cereviceae pada Krim Kelapa untuk Ekstraksi Minyak. Jurnal Teknologi Pertanian, 1(2):68-73. Ketaren. (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI Pers.. Rindengan dan Novarianto. (2005). Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Depok : Penebar Swadaya. Soeka, Yati Sudaryati., et.al.(2008). Analisis Biokimia Minyak Kelapa Hasil Ekstraksi secara Fermentasi. Bioversitas, 9(2);91-95.. 9

Utami, Indrati Luki (2008). Pengambilan Minyak Kelapa dengan Proses Fementasi Menggunakan Saccharomyces cerevicerae Amobil. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 8(2):86-95. Wibowo. (2005). VCO dan Pencegahan Komplikasi Diabetes. Jakarta : Pawon Publishing. Riwayat Penulis Utami Angginasari Sobarli, adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi, angkatan 2010 yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (Lulusan tahun 2013). 10