NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

Transkripsi:

No. 02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Desember 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 117,59 atau mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 117,26. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 118,18, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 129,70, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 123,14, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 105,30, dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 115,76. Naiknya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks NTP pada subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Desember 2012 secara umum mencapai 135,66 atau mengalami inflasi sebesar 0,53 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 134,95. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,77 persen, kelompok makanan jadi 0,60 persen, kelompok perumahan 0,37 persen, kelompok sandang 0,57 persen, kelompok kesehatan 0,43 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,03 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi 0,07 persen. Dari 32 provinsi (kecuali DKI Jakarta) yang dihitung angka NTPnya pada bulan Desember 2012 terdapat 14 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Banten sebesar 1,12 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,08 persen. 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013 1

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Desember 2012, NTP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar 0,28 persen dibanding NTP November 2012, yaitu dari 117,26 menjadi 117,59. Naiknya NTP tersebut disebabkan karena indeks harga produk pertanian yang diterima petani mengalami kenaikan lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Naiknya angka NTP yang tercatat pada bulan Desember 2012 disebabkan oleh naiknya NTP yang terjadi pada NTP subsektor tanaman pangan sebesar 0,71 persen, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,47 persen, NTP subsektor peternakan 0,11 persen, dan NTP subsektor perikanan 0,21 persen. Sebaliknya, NTP subsektor hortikultura turun sebesar 1,47 persen. Gambar 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Desember 2011 Desember 2012 (2007 = 100) 125 120 115 110 116,61 116,50 115,93 115,43 115,65 115,30 115,78 116,08 116,71 117,3 117,89 117,26 117,59 105 100 Des'11 Jan'12 Feb'12 Mar'12 Apr'12 Mei'12 Juni'12 Juli'12 Ags'12 Sep'12 Okt'12 Nov'12 Des'12 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2012, secara umum It mengalami kenaikan indeks sebesar 0,72 persen dibandingkan dengan It November 2012, yaitu dari 156,23 menjadi 157,36. Kenaikan It terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,14 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,86 persen, subsektor peternakan 0,61 persen, dan subsektor perikanan 0,63 persen. Sebaliknya, subsektor hortikultura mengalami penurunan It sebesar 1,08 persen. Kenaikan It tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh naiknya harga gabah. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2012 Ib dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen bila dibandingkan November 2012, yaitu dari 133,24 menjadi 133,82. Kenaikan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Ib subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan 0,43 persen, subsektor hortikultura 0,40 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,39 persen, subsektor peternakan 0,49 persen, dan subsektor perikanan 0,43 persen. Kenaikan Ib tertinggi terjadi pada subsektor peternakan yang disebabkan oleh 2 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013

naiknya harga beberapa barang-barang konsumsi rumah tangga seperti daging ayam, daging sapi, beras, dan telur ayam, serta pakan ternak dan bibit. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Desember 2012 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,71 persen. Kenaikan NTP ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,14 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,43 persen. Kenaikan indeks yang terjadi pada It disebabkan karena naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 2,04 persen dan indeks subkelompok palawija sebesar 0,68 persen. Komoditas yang menyebabkan naiknya It tersebut adalah naiknya harga gabah. Pada Ib naiknya indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,49 persen, dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 157,01 158,80 1,14 - Padi 159,43 162,68 2,04 - Palawija 155,78 156,84 0,68 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 133,80 134,38 0,43 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134,68 135,34 0,49 - Indeks BPPBM 129,40 129,58 0,14 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 117,35 118,18 0,71 b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Desember 2012, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) dilaporkan terjadi penurunan sebesar 1,47 persen, hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani turun sebesar 1,08 persen sebaliknya indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,40 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas buah-buahan dan sayur-sayuran seperti salak, cabe merah, dan pisang. Pada Ib kenaikan indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,48 persen meski Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013 3

Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 174,47 172,59-1,08 - Sayur-sayuran 169,86 169,48-0,22 - Buah-buahan 176,42 173,90-1,43 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 132,55 133,07 0,40 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134,84 135,49 0,48 - Indeks BPPBM 122,94 122,92-0,01 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 131,63 129,70-1,47 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Desember 2012 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 0,47 persen, hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan 0,86 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,39 persen. Naiknya It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 163,12 menjadi 164,52. Komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah kelapa dan tembakau. Sedangkan kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,46 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,12 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 163,12 164,52 0,86 - Tanaman Perkebunan Rakyat 163,12 164,52 0,86 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 133,08 133,60 0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137,96 138,60 0,46 - Indeks BPPBM 116,79 116,92 0,12 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 122,57 123,14 0,47 4 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013

d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Desember 2012 terjadi kenaikan pada NTPT sebesar 0,11 persen. Kenaikan NTPT terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,61 persen lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,49 persen. Naiknya It disebabkan oleh naiknya indeks pada subkelompok ternak besar sebesar 1,11 persen, subkelompok unggas 0,88 persen, dan subkelompok hasil ternak 0,11 persen. Sebaliknya indeks subkelompok ternak kecil turun sebesar 0,49 persen. Komoditas yang memiliki andil perubahan positif paling besar antara lain adalah sapi dan ayam, sedangkan komoditas dengan andil negatif terbesar adalah kambing. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,67 persen yaitu dari 135,01 menjadi 135,93 dan indeks BPPBM 0,13 persen yaitu dari 132,44 menjadi 132,62. Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (IT) 141,09 141,95 0,61 - Ternak Besar 119,38 120,70 1,11 - Ternak Kecil 130,97 130,33-0,49 - Unggas 160,52 161,94 0,88 - Hasil Ternak 161,11 161,29 0,11 b. Indeks Dibayar Petani (IB) 134,14 134,81 0,49 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135,01 135,93 0,67 - Indeks BPPBM 132,44 132,62 0,13 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 105,18 105,30 0,11 e. Subsektor Perikanan (NTN) Pada Desember 2012, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen, hal ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,43 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks pada subkelompok budidaya ikan sebesar 0,96 persen meski indeks subkelompok penangkapan ikan turun sebesar 0,40 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyebabkan naiknya It diantaranya adalah lele dan gurame. Sedangkan kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,67 persen dan BPPBM sebesar 0,01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013 5

Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani 143,64 144,55 0,63 - Penangkapan 130,60 130,08-0,40 - Budidaya 148,30 149,72 0,96 b. Indeks Dibayar Petani 124,35 124,88 0,43 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136,09 136,99 0,67 - Indeks BPPBM 108,00 108,02 0,01 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 115,52 115,76 0,21 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Desember 2012, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan atau inflasi 0,53 persen. Kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,77 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan 0,37 persen, kelompok sandang 0,57 persen, kelompok kesehatan 0,43 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,03 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi 0,07 persen. Tabel 6 Indeks Harga Konsumen dan nya Kelompok Konsumsi Rumah Tangga 134,95 135,66 0,53 - Bahan Makanan 145,37 146,49 0,77 - Makanan Jadi 142,83 143,69 0,60 - Perumahan 131,69 132,19 0,37 - Sandang 138,46 139,25 0,57 - Kesehatan 123,88 124,42 0,43 - Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 124,02 124,05 0,03 - Transportasi dan Komunikasi 107,00 107,07 0,07 6. Perbandingan Antar Provinsi Dari 32 provinsi (kecuali DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Desember 2012 terhadap NTP November 2012 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 14 provinsi dan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada Desember 2012 terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,12 persen, sedangkan kenaikan NTP terendah sebesar 0,03 persen 6 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013

terjadi di Provinsi Jawa Timur. Sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,08 persen dan penurunan terkecil di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,04 persen. Kenaikan NTP tertinggi di Provinsi Banten terutama disebabkan oleh kenaikan pada subsektor tanaman pangan, terutama karena naiknya harga gabah. Sebaliknya, penurunan NTP yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat disebabkan oleh penurunan harga pada subsektor tanaman perkebunan rakyat khususnya harga komoditas karet dan kelapa sawit. Tabel 7 NTP Provinsi dan nya Provinsi Nasional 105,72 105,87 0,14 NAD 103,57 103,81 0,24 Sumatera Utara 101,17 101,51 0,33 Sumatera Barat 104,67 104,90 0,22 Riau 102,89 102,54-0,34 Jambi 91,06 90,64-0,46 Sumatera Selatan 110,66 110,22-0,40 Bengkulu 101,45 100,97-0,48 Lampung 126,11 126,04-0,06 Bangka Belitung 99,48 99,56 0,09 Kepulauan Riau 104,25 104,84 0,57 Jawa Barat 110,73 111,55 0,74 Jawa Tengah 105,78 106,37 0,55 Yogyakarta 117,26 117,59 0,28 Jawa Timur 103,25 103,28 0,03 Banten 109,83 111,07 1,12 Bali 108,28 108,39 0,11 Nusa Tenggara Barat 95,13 95,32 0,19 Nusa Tenggara Timur 101,41 101,08-0,33 Kalimantan Barat 100,97 99,88-1,08 Kalimantan Tengah 99,09 98,66-0,43 Kalimantan Selatan 107,55 107,00-0,52 Kalimantan Timur 97,63 97,14-0,50 Sulawesi Utara 101,31 101,04-0,27 Selawesi Tengah 97,36 97,16-0,20 Sulawesi Selatan 108,37 108,11-0,24 Sulawesi Tenggara 106,27 106,23-0,04 Gorontalo 101,46 101,34-0,12 Sulawesi Barat 105,31 104,87-0,41 Maluku 105,80 105,70-0,09 Maluku Utara 101,02 101,55 0,52 Papua Barat 100,68 100,79 0,10 Papua 101,87 101,76-0,11 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013 7

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DESEMBER 2012 Berdasarkan hasil observasi terhadap 39 transaksi gabah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selama Desember 2012, jumlah observasi didominasi oleh Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 79,49 persen, diikuti oleh gabah kualitas rendah sebanyak 20,51 persen. Sedangkan observasi Gabah Kering Giling (GKG) bulan ini tidak dijumpai. Dibandingkan November 2012, rata-rata harga gabah kualitas GKP pada Desember 2012 mengalami kenaikan 1,06 persen menjadi Rp. 4.143,87 per kg di tingkat petani dan naik 0,96 persen menjadi Rp. 4.185,48 per kg di tingkat penggilingan. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas rendah naik sebesar 2,32 persen menjadi Rp. 3.721,88 per kg di tingkat petani dan harga di tingkat penggilingan naik 2,03 persen menjadi Rp. 3.762,50 per kg. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 4.675,00 per kg pada kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Nanggulan (Kulonprogo). Sedangkan harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.500,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR 64 terjadi di Kecamatan Sewon (Bantul). Selama Desember 2012, tidak dijumpai observasi harga gabah di bawah HPP baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan. Pada Desember 2012, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 39 observasi transaksi gabah di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas GKP sebanyak 31 observasi (79,49 persen) dan gabah kualitas rendah 8 observasi (20,51 persen). Sedangkan observasi gabah kualitas GKG tidak dijumpai. Kelompok Kualitas GKG Tabel 8 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Desember 2012 Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) 0 4.150,00 - - - - - - (0,00%) (penggilingan) GKP Gabah Kualitas Rendah 31 (79,49%) 8 (20,51%) 3.600,00 4.675,00 4.143,87 4.185,48 3.300,00 (petani) 3.350,00 (penggilingan) 843,87 25,57 835,48 24,94 3.500,00 4.150,00 3.721,88 3.762,50 - - - Total 39 (100,00%) - - - - - - - Keterangan : GKG : kadar air 14% dan kadar hampa/kotoran 3% GKP : kadar air (14,01%-25%) dan kadar hampa/kotoran (3,01%-10%) atau kadar air 14% an kadar hampa 3% Diluar kualitas : kadar air 25% atau kadar hampa/kotoran 10% * HPP berdasarkan INPRES nomor 3 Tahun 2012 tgl.27 Februari 2012 mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKP mencapai 31 observasi atau 79,49 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama Desember 2012. Pada bulan ini tidak ditemukan kasus harga gabah di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP. Tabel 9 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Desember 2012 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG - - 0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) GKP 31 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 31 (100,00 %) 31 (100,00 %) GKG dan GKP 31-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 31 (100,00 %) Kualitas Rendah 8 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Di tingkat petani, harga tertinggi senilai Rp. 4.675,00 per kg pada kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Nanggulan (Kulonprogo). Sedangkan harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.500,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR 64 terjadi di Kecamatan Sewon (Bantul). Kelompok Kualitas Tabel 10 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Oktober Desember 2012 Kadar Air (KA) Kadar Hampa/Kotoran (KH) Oktober November Desember Oktober November Desember (5) (6) (7) GKG 12,90 13,00-2,40 2,75 - GKP 14,73 15,09 17,04 5,50 5,61 5,68 Kualitas Rendah 25,05 23,53 26,20 8,06 11,05 6,45 Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Dibandingkan November 2012, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa (KH) cenderung naik. Pada Desember 2012 kualitas GKP memiliki rata-rata KA sebesar 17,04 persen dan KH 5,68 persen. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing sebesar 26,20 persen dan 6,45 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013 9

Rp/Kg Tabel 11 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Oktober Desember 2012 Kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp / Kg) Oktober November Desember Perub (4) thd (3) (%) Oktober Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) November Desember Perub (8) thd (7) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG 4.275,00 4.150,00 - - 4.300,00 4.200,00 - - GKP 4.222,00 4.100,36 4.143,87 1,06 4.265,60 4.145,71 4.185,48 0,96 Kualitas Rendah 3.531,25 3.637,50 3.721,88 2,32 3.581,25 3.687,50 3.762,50 2,03 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik Rp. 43,51 per kg (1,06 persen) menjadi Rp 4.143,87 per kg dan di tingkat penggilingan naik Rp. 39,77 per kg (0,96 persen) menjadi Rp. 4.185,48 per kg. Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik Rp. 84,38 per kg (2,32 persen) menjadi Rp. 3.721,88 per kg, sedangkan rata-rata harga di tingkat penggilingan naik Rp. 75,00 per kg (2,03 persen) menjadi Rp. 3.762,50 per kg. Gambar 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Desember 2011 Desember 2012 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 Dec-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Okt-12 Nov-12 Dec-12 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP 10 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.02/01/34/TH.XV, 02 Januari 2013