BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

BPS PROVINSI ACEH No.06/02/Th.XIX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016, NTP sebesar 98,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,86 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Hortikultura sebesar 0,36 persen, Perikanan sebesar 0,44 persen, dan Peternakan sebesar 1,22 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,57 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2016 meningkat sebesar 0,79 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,41 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,27 persen, dan Hortikultura sebesar 0,57 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan yaitu Perikanan sebesar 0,45 persen dan Peternakan sebesar 0,50 persen. Pada bulan Januari 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 120,00 menjadi 121,03. Peningkatan Ib terjadi pada 4 subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,72 persen, sedangkan subsector yang mengalami penurunan adalah subsector Perikanan sebesar 0,01 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Januari 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Maluku sebesar 0,92 persen, diikuti Sulawesi Utara sebesar 0,86 persen, serta Riau sebesar 0,66 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 1,22 persen, Papua Barat sebesar 1,20 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,97 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,06 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 122,13 pada bulan Desember 2015 menjadi 123,42 pada bulan Januari 2016. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,08 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau sebesar 1,14 persen, Kesehatan sebesar 1,02 persen, Perumahan sebesar 0,33 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, & Olah Raga sebesar 0,07 persen, sedangkan Sandang dan Transportasi & Komunikasi masingmasing mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dan 1,87 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Januari 2016, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Aceh sebesar 1,06 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 0,63 persen dan Riau sebesar 0,59 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Jambi sebesar 0,04 persen. Selama Januari 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,28 persen dan kualitas GKR naik sebesar 1,72 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Januari 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,45 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 1,68 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Januari 2016 naik sebesar Rp 14,63 per kg menjadi 5.196,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.175,00 per Kg. Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 1

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016, NTP sebesar 98,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,86 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Januari 2016 (2012=100) Subsektor/Rincian Bulan Perubahan Des-15 Jan-16 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 118.84 120.35 1.27 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 121.56 122.82 1.04 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97.76 97.99 0.23 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 103.57 104.38 0.79 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 128.74 129.47 0.57 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.29 121.41 0.93 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 107.02 106.64-0.36 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 115.06 115.67 0.54 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 110.89 112.45 1.41 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.45 121.46 0.84 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 92.06 92.59 0.57 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 96.94 98.09 1.18 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 118.43 117.83-0.50 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 116.74 117.59 0.72 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101.44 100.21-1.22 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 107.58 106.69-0.82 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 115.70 115.18-0.45 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118.63 118.61-0.01 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 97.53 97.10-0.44 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) 100.83 102.95 2.11 Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.76 118.68 0.79 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.00 121.03 0.86 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 98.13 98.06-0.08 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 103.92 104.54 0.59 Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.13 117.84 0.61 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118.98 120.05 0.90 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 98.45 98.16-0.29 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 103.76 104.05 0.28 Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 2

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Januari 2016 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Hortikultura sebesar 0,36 persen, Perikanan sebesar 0,44 persen, dan Peternakan sebesar 1,22 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,57 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Januari 2016 (2012=100) 106,000 104,000 102,000 100,000 98,000 96,000 94,000 92,000 NTP NTP USAHA 90,000 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2016 meningkat sebesar 0,79 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,41 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,27 persen, dan Hortikultura sebesar 0,57 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan yaitu Perikanan sebesar 0,45 persen dan Peternakan sebesar 0,50 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Januari 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 120,00 menjadi 121,03. Peningkatan Ib terjadi pada 4 subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 3

1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,72 persen, sedangkan subsector yang mengalami penurunan adalah subsektor Perikanan sebesar 0,01 persen. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Januari 2016, NTPP 97,76 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,23 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,27 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 1,04 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 1,30 persen dan kelompok Palawija naik sebesar 1,15 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,13 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,48 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Januari 2016, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,64 mengalami penurunan indeks sebesar 0,36 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,93 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok Buah-buahan sebesar 2,70 persen dan Tanaman Obat sebesar 1,87 persen, sedangkan Sayur-sayuran turun sebesar 2,18 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,10 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,04 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Januari 2016, NTPR sebesar 92,59 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,57 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,41 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,84 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya beberapa komoditi antara lain tembakau, kemiri, kopi, kelapa sawit, nilam, kelapa, dan lainnya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,95 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,23 persen. Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 4

Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Januari 2016 (2012=100) 110,000 105,000 100,000 95,000 90,000 TANAMAN PANGAN 85,000 80,000 HORTIKULTURA TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Januari 2016, NTPT sebesar 100,21 mengalami penurunan indeks sebesar 1,22 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,50 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,72 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok Ternak Besar sebesar 0,77 persen dan Ternak Kecil sebesar 0,74 persen, sedangkan Hasil Ternak dan Unggas masing-masing meningkat sebesar 1,34 persen dan 0,95 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,02 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,32 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Januari 2016, NTPN sebesar 97,10 mengalami penurunan indeks sebesar 0,44 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,45 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,01 persen. Penurunan It disebabkan karena turunnya indeks kelompok Tangkap sebesar 1,26 persen sedangkan Budidaya naik sebesar 0,40 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,31 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 2,51 persen. Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 5

Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Januari 2016 (2012=100) 104,000 103,000 102,000 101,000 100,000 99,000 PETERNAKAN PERIKANAN 98,000 97,000 96,000 95,000 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 e.1. Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Januari 2016, NTPN Penangkapan sebesar 99,50 mengalami penurunan indeks sebesar 0,35 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,26 persen atau lebih besar dari penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sebesar 0,91 persen. e.2. Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Januari 2016 NTPN Budidaya sebesar 94,73 mengalami penurunan indeks sebesar 0,48 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen atau lebih kecil dari penignkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,89 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Januari 2016 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Des-15 Jan-16 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 120.13 118.62-1.26 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.30 119.21-0.91 c. Nilai Tukar Petani 99.86 99.50-0.35 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 100.32 104.11 3.78 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) 111.35 111.80 0.40 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 116.98 118.02 0.89 c. Nilai Tukar Petani 95.19 94.73-0.48 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 101.37 101.77 0.40 Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 6

Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Januari 2016 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Des-15 Jan-16 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 118.84 120.35 1.27 - Padi 120.34 121.90 1.30 - Palawija 112.19 113.48 1.15 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 121.56 122.82 1.04 - Indeks KRT 122.79 124.18 1.13 - Indeks BPPBM 114.74 115.30 0.48 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 128.74 129.47 0.57 - Sayur-sayuran 123.88 121.18-2.18 - Buah-Buahan 132.72 136.31 2.70 - Tanaman Obat 137.81 140.39 1.87 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.29 121.41 0.93 - Indeks KRT 122.01 123.35 1.10 - Indeks BPPBM 111.89 111.93 0.04 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 110.89 112.45 1.41 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 110.89 112.45 1.41 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.45 121.46 0.84 - Indeks KRT 121.65 122.81 0.95 - Indeks BPPBM 114.38 114.64 0.23 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 118.43 117.83-0.50 - Ternak Besar 118.28 117.37-0.77 - Ternak Kecil 118.30 117.42-0.74 - Unggas 118.09 119.21 0.95 - Hasil Ternak 121.83 123.46 1.34 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 116.74 117.59 0.72 - Indeks KRT 122.15 123.39 1.02 - Indeks BPPBM 110.09 110.44 0.32 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 115.70 115.18-0.45 - Penangkapan 120.13 118.62-1.26 - Budidaya 111.35 111.80 0.40 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118.63 118.61-0.01 - Indeks KRT 120.62 122.21 1.31 - Indeks BPPBM 114.75 111.87-2.51 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 120.13 118.62-1.26 - Penangkapan Laut 120.13 118.62-1.26 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.30 119.21-0.91 - Indeks KRT 120.62 122.21 1.32 - Indeks BPPBM 119.75 113.94-4.85 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 111.35 111.80 0.40 - Budidaya Air Tawar 100.45 101.19 0.73 - Budidaya Laut 95.15 95.15 0.00 - Budidaya Air Payau 123.02 123.39 0.30 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 116.98 118.02 0.89 - Indeks KRT 120.63 122.21 1.30 - Indeks BPPBM 109.84 109.85 0.00 Keterngan : KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 7

4. Perbandingan antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Januari 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Maluku sebesar 0,92 persen, diikuti Sulawesi Utara sebesar 0,86 persen, serta Riau sebesar 0,66 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 1,22 persen, Papua Barat sebesar 1,20 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,97 persen. Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Januari 2016 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SUMATERA ACEH 118.68 0.79 121.03 0.86 98.06-0.08 Sumatera Utara 121.58-0.94 122.32 0.28 99.39-1.22 Sumatera Barat 117.93 0.23 120.95 0.49 97.50-0.26 Riau 116.71 1.07 122.01 0.40 95.65 0.66 Jambi 116.99 0.56 121.60 0.05 96.21 0.50 Sumatera Selatan 115.41-0.41 121.01 0.28 95.37-0.69 Bengkulu 112.63-0.63 122.30 0.31 92.09-0.94 Lampung 125.62 0.12 121.16 0.28 103.68-0.15 Bangka Belitung 120.49-0.69 118.12 0.19 102.01-0.88 Kepulauan Riau 115.78-0.28 117.33-0.17 98.68-0.11 JAWA DKI Jakarta 117.62-0.75 118.44-1.28 99.30 0.54 Jawa Barat 133.68 0.95 124.31 0.68 107.54 0.27 Jawa Tengah 123.89 0.08 122.03 0.58 101.52-0.50 Yogyakarta 126.54 1.01 121.75 0.43 103.94 0.58 Jawa Timur 131.63 0.85 124.31 1.07 105.90-0.22 Banten 128.88-0.32 120.89 0.47 106.61-0.78 BALI & NUSA TENGGARA Bali 126.30 0.65 120.33 0.81 104.96-0.16 Nusa Tenggara Barat 126.67 0.13 120.03 0.78 105.53-0.65 Nusa Tenggara Timur 121.78 0.00 119.75 0.99 101.69-0.97 KALIMANTAN Kalimantan Barat 115.02-0.05 120.54 0.59 95.43-0.63 Kaimantan Tengah 117.32-0.63 121.03 0.20 96.94-0.82 Kalimantan Selatan 116.72 0.35 117.85 0.34 99.04 0.01 Kalimantan Timur 117.97 0.60 121.04 0.45 97.46 0.16 SULAWESI Sulawesi Utara 120.26 0.76 123.11-0.10 97.69 0.86 Sulawesi Tengah 119.76-0.09 120.86 0.64 99.09-0.73 Sulawesi Selatan 130.87 0.55 123.19 0.70 106.24-0.15 Sulawesi Tenggara 121.04-0.32 120.94 0.60 100.08-0.92 Gorontalo 129.39-0.03 123.65-0.25 104.65 0.23 Sulawesi Barat 124.82 0.86 117.70 0.53 106.05 0.32 MALUKU Maluku 127.08 1.20 122.72 0.28 103.55 0.92 Maluku Utara 123.75 0.95 118.83 0.30 104.14 0.65 PAPUA Papua Barat 120.26-0.68 121.30 0.53 99.14-1.20 Papua 113.61-0.32 118.48-0.12 95.89-0.20 NASIONAL 125.31 0.35 122.20 0.63 126.41 0.83 Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 8

5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,06 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 122,13 pada bulan Desember 2015 menjadi 123,42 pada bulan Januari 2016. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Januari 2016 (2012=100) IHK Pedesaan Kelompok/Sub Kelompok Des-15 Jan-16 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 122.13 123.42 1.06 Bahan Makanan 128.46 131.13 2.08 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 116.75 118.08 1.14 Perumahan 113.37 113.74 0.33 Sandang 114.72 114.71-0.01 Kesehatan 114.45 115.63 1.02 Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga 110.40 110.47 0.07 Transportasi & Komunikasi 129.65 127.22-1.87 Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,08 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau sebesar 1,14 persen, Kesehatan sebesar 1,02 persen, Perumahan sebesar 0,33 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, & Olah Raga sebesar 0,07 persen, sedangkan Sandang dan Transportasi & Komunikasi masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dan 1,87 persen. Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 9

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Januari 2016, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Aceh sebesar 1,06 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 0,63 persen dan Riau sebesar 0,59 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Jambi sebesar 0,04 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Januari 2016 (2012=100) Provinsi Des-15 IHK Pedesaan Jan-16 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] 1. Aceh 122.13 123.42 1.06 2. Sumatera Utara 124.79 125.22 0.34 3. Sumatera Barat 123.88 124.66 0.63 4. Riau 123.54 124.27 0.59 5. Jambi 123.72 123.76 0.04 6. Sumatera Selatan 124.56 125.01 0.37 7. Bengkulu 124.89 125.39 0.40 8. Lampung 124.58 125.09 0.42 9. Bangka Belitung 119.38 119.92 0.45 10. Kepulauan Riau 121.21 121.30 0.08 Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 10

Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Januari 2016 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 83,78 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Desember 2015 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Petani (Rp/Kg) Rata-Rata Harga (Rp/Kg) HPP(Rp/Kg) Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] GKP 31 5.000 5.450 5.196,77 5.277,42 3.700 3.750 83,78 (Pidie Jaya) (Pidie) GKG - - - - - - 4.650 - - - GKR 6 5.075 5.300 5.175,00 5.307,42 - - Total 16,22 (Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara) 37 (100,00%) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015 Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Januari 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,28 persen dan kualitas GKR naik sebesar 1,72 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Januari 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,45 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 1,68 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Januari 2016 naik sebesar Rp 14,63 per kg menjadi 5.196,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.175,00 per Kg. Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 11

Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Januari 2016 5.900 5.400 4.900 4.400 3.900 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agst-15 Sept-15 Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-16 GKP 4.825 5.833 5.148 4.457 4.371 4.611 4.635 4.656 4.667 4.735 5.272 5.182 5.197 GKG 5.200 4.500 4.738 5.100 4.871 5.000 4.750 5.400 5.300 GKR 5.520 4.820 4.669 4.463 4.583 4.633 4.650 4.575 4.535 4.468 4.969 5.088 5.175 % Per 0,28-1,72 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Januari 2016 naik sebesar Rp 23,85 per kg menjadi 5.277,42 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.307,50 per Kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Januari 2016 5900,000 5400,000 4900,000 4400,000 3900,000 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agst-15 Sept-15 Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-16 GKP 5873,000 5178,000 4542,780 4440,320 4682,140 4710,420 4710,420 4728,850 4743,055 4811,612 5339,655 5253,571 5.277 GKG 5333,330 4600,000 4768,000 5150,000 4928,570 5050,000 4800,000 5450,000 5350,000 GKR 5631,170 4902,000 4765,630 4567,500 4683,330 4730,830 4750,830 4657,220 4631,666 4570,000 5070,833 5220,000 5.308 % Per 0,45-1,68 Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016 12