BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Transkripsi:

BPS PROVINSI ACEH No.52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015, NTP sebesar 96,72 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,68 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,59 persen, Hortikultura sebesar 0,98 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,84 persen, dan Perikanan sebesar 0,50 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,03 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Oktober 2015 meningkat sebesar 0,39 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,40 persen, Hortikultura sebesar 0,71 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, dan Perikanan sebesar 0,25 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,22 persen Pada bulan Oktober 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,75 menjadi 118,42. Penurunan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,19 persen, Peternakan sebesar 0,19 persen, Perikanan sebesar 0,24 persen, Hortikultura sebesar 0,27 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,22 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Oktober 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Bengkulu sebesar 1,31 persen, diikuti Banten sebesar 1,18 persen, dan NTB sebesar 1,13 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 1,13 persen, Papua Barat sebesar 1,03 persen, dan Bangka Belitung sebesar 0,78 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 terjadi Deflasi di pedesaan sebesar 0,39 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,69 pada bulan September 2015 menjadi 120,22 pada bulan Oktober 2015. Deflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 disebabkan oleh turunnya kelompok Bahan Makanan turun sebesar 1,16 persen, diikuti sandang sebesar 0,02 persen, sedangkan indeks Kelompok Kesehatan terjadi kenaikan sebesar 0,49 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,41 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,31 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,09 persen, Perumahan sebesar 0,07 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Oktober 2015, 8 Provinsi mengalami Deflasi dan 2 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Deflasi tertinggi yaitu Bangka Belitung sebesar 0,81 persen, diikuti Sumatera Selatan 0,51 persen dan Aceh sebesar 0,39 persen Sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,20 persen dan Bengkulu sebesar 0,14 persen. Selama Oktober 2015, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,47 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,49 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Oktober 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,45 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,33 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Oktober 2015 naik sebesar Rp 68,8 per kg menjadi 4.735,5 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.467,5 per Kg. Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 1

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015, NTP sebesar 96,72 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,68 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Oktober 2015 (2012=100) Subsektor/Rincian Bulan Perubahan Sept-15 Okt-15 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 113,88 114,36 0,42 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120,32 119,82-0,42 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 94,65 95,44 0,84 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 99,87 100,20 0,33 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 124,75 125,63 0,71 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,85 118,53-0,27 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 104,96 106,00 0,98 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 112,28 112,96 0,61 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 105,31 106,79 1,40 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,00 118,77-0,19 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 88,50 89,91 1,59 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 93,06 94,19 1,21 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 119,57 118,11-1,22 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 115,88 115,65-0,19 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 103,19 102,12-1,03 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 108,70 107,27-1,31 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,52 114,81 0,25 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 117,74 117,45-0,24 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 97,26 97,75 0,50 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) 100,14 100,23 0,09 Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,08 114,53 0,39 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,75 118,42-0,28 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,07 96,72 0,68 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 101,35 101,62 0,27 Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 113,83 114,07 0,21 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,92 118,79-0,11 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95,72 96,02 0,32 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 101,64 101,39-0,24 Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 2

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Oktober 2015 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,59 persen, Hortikultura sebesar 0,98 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,84 persen, dan Perikanan sebesar 0,50 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,03 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Oktober 2015 (2012=100) 104,00 102,00 100,00 98,00 96,00 94,00 92,00 NTP NTP USAHA 90,00 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Oktober 2015 meningkat sebesar 0,39 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,40 persen, Hortikultura sebesar 0,71 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, dan Perikanan sebesar 0,25 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,22 persen 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Oktober 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,75 menjadi 118,42. Penurunan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,19 persen, Peternakan sebesar Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 3

0,19 persen, Perikanan sebesar 0,24 persen, Hortikultura sebesar 0,27 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,22 persen 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Oktober 2015, NTPP 95,44 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,84 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,42 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,42 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 0,58 persen sedangkan kelompok Palawija turun sebesar 0,34 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,50 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Oktober 2015, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,00 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,98 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,71 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,27 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas Buah-buahan sebesar 2,46 persen, dan Tanaman Obat naik sebesar 2,96 persen, sedangkan indeks kelompok Sayur-sayuran turun sebesar 1,59 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,35 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,10 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Oktober 2015, NTPR sebesar 89,91 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,59 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,40 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,19 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya harga pada komoditas cengkeh, kemiri, nilam, kelapa sawit, dan sebagainya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,26 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,19 persen. Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 4

Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Oktober 2015 (2012=100) 110,00 105,00 100,00 95,00 90,00 85,00 80,00 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Oktober 2015, NTPT sebesar 102,12 mengalami penurunan indeks sebesar 1,03 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,22 atau lebih besar dari penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sebesar 0,19 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok Ternak Kecil sebesar 2,02 persen, Unggas sebesar 1,88 persen dan Ternak Besar sebesar 1,13 persen, sedangkan Hasil Ternak naik sebesar 0,57 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,40 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Oktober 2015, NTPN sebesar 97,75 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,50 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,25 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,24 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Budidaya sebesar 1,55 persen sedangkan Penangkapan turun sebesar 0,97 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,45 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,16 persen. Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 5

Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Oktober 2015 (2012=100) 104,00 103,00 102,00 PETERNAKAN PERIKANAN 101,00 100,00 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 e.1. Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Oktober 2015, NTPN Penangkapan sebesar 98,95 mengalami penurunan indeks sebesar 0,71 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,97 atau lebih besar dari penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sebesar 0,26 persen. e.2. Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Oktober 2015, NTPN Budidaya sebesar 96,53 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,78 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,55 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,22 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Oktober 2015 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Sept-15 Okt-15 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 119,11 117,95-0,97 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,51 119,20-0,26 c. Nilai Tukar Petani 99,66 98,95-0,71 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 99,58 98,54-1,04 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) 110,02 111,72 1,55 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 116,00 115,74-0,22 c. Nilai Tukar Petani 94,84 96,53 1,78 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 100,73 102,03 1,29 Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 6

Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Oktober 2015 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Sept-15 Okt-15 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 113,88 114,36 0,42 - Padi 115,37 116,04 0,58 - Palawija 107,27 106,90-0,34 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120,32 119,82-0,42 - Indeks KRT 121,45 120,84-0,50 - Indeks BPPBM 114,03 114,13 0,09 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 124,75 125,63 0,71 - Sayur-sayuran 119,47 117,57-1,59 - Buah-Buahan 129,08 132,26 2,46 - Tanaman Obat 135,00 139,00 2,96 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 118,85 118,53-0,27 - Indeks KRT 120,44 120,02-0,35 - Indeks BPPBM 111,11 111,22 0,10 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 105,31 106,79 1,40 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 105,31 106,79 1,40 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,00 118,77-0,19 - Indeks KRT 120,16 119,84-0,26 - Indeks BPPBM 113,16 113,37 0,19 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 119,57 118,11-1,22 - Ternak Besar 119,54 118,18-1,13 - Ternak Kecil 118,64 116,24-2,02 - Unggas 121,30 119,02-1,88 - Hasil Ternak 118,84 119,52 0,57 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 115,88 115,65-0,19 - Indeks KRT 120,65 120,17-0,40 - Indeks BPPBM 110,00 110,10 0,09 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114,52 114,81 0,25 - Penangkapan 119,11 117,95-0,97 - Budidaya 110,02 111,72 1,55 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 117,74 117,45-0,24 - Indeks KRT 119,47 118,93-0,45 - Indeks BPPBM 114,36 114,55 0,16 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 119,11 117,95-0,97 - Penangkapan Laut 119,11 117,95-0,97 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119,51 119,20-0,26 - Indeks KRT 119,46 118,92-0,46 - Indeks BPPBM 119,60 119,69 0,07 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 110,02 111,72 1,55 - Budidaya Air Tawar 100,14 100,78 0,64 - Budidaya Laut 98,07 97,45-0,63 - Budidaya Air Payau 119,89 122,93 2,54 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 116,00 115,74-0,22 - Indeks KRT 119,48 118,94-0,45 - Indeks BPPBM 109,22 109,50 0,26 Keterngan : KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 7

4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Oktober 2015 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SUMATERA ACEH 114,53 0,39 118,42-0,28 96,72 0,68 Sumatera Utara 118,85 0,76 120,35 0,18 98,76 0,58 Sumatera Barat 115,36 0,07 118,45-0,25 97,39 0,32 Riau 113,06 1,08 120,13-0,05 94,11 1,13 Jambi 114,70 0,67 120,13-0,01 95,48 0,68 Sumatera Selatan 114,76 0,19 119,24-0,34 96,24 0,54 Bengkulu 112,44 1,44 120,01 0,12 93,69 1,31 Lampung 124,29-0,14 119,41-0,02 104,09-0,12 Bangka Belitung 123,16-1,41 117,60-0,64 104,73-0,78 Kepulauan Riau 115,11-1,19 116,79-0,06 98,57-1,13 JAWA DKI Jakarta 116,97 0,00 119,55-0,36 97,84 0,36 Jawa Barat 130,35 0,73 122,06-0,07 106,80 0,79 Jawa Tengah 121,57-0,15 119,77-0,14 101,50 0,00 Yogyakarta 122,71 0,04 119,35 0,13 102,82-0,10 Jawa Timur 128,21-0,66 121,23-0,04 105,76-0,61 Banten 126,07 0,98 118,85-0,20 106,07 1,18 BALI & NUSA TENGGARA Bali 123,65 0,41 117,86 0,05 104,91 0,36 Nusa Tenggara Barat 124,82 1,26 117,79 0,13 105,97 1,13 Nusa Tenggara Timur 121,14 1,08 117,17 0,51 103,39 0,57 KALIMANTAN Kalimantan Barat 115,67 0,19 119,55-0,27 96,75 0,46 Kaimantan Tengah 117,52 0,09 119,25 0,16 98,55-0,07 Kalimantan Selatan 115,34 0,13 115,93 0,41 99,49-0,28 Kalimantan Timur 117,65-0,05 119,76 0,25 98,24-0,31 SULAWESI Sulawesi Utara 117,66 1,14 122,01 0,57 96,43 0,57 Sulawesi Tengah 117,45 0,62 119,04 0,46 98,66 0,17 Sulawesi Selatan 127,90-0,34 120,86 0,23 105,83-0,57 Sulawesi Tenggara 119,89 0,22 119,14 0,32 100,63-0,10 Gorontalo 126,60-0,07 121,61-0,36 104,11 0,29 Sulawesi Barat 123,16 0,57 115,85 0,10 106,31 0,47 MALUKU Maluku 122,60 1,08 121,26 0,54 101,10 0,54 Maluku Utara 119,72 1,57 117,29 0,51 102,07 1,06 PAPUA Papua Barat 119,81-0,85 119,79 0,18 100,02-1,03 Papua 113,10 0,57 116,76 0,37 96,87 0,20 NASIONAL 122,86 0,13 119,92 0,01 102,46 0,13 Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 8

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Oktober 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Bengkulu sebesar 1,31 persen, diikuti Banten sebesar 1,18 persen, serta NTB & Riau sebesar 1,13 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 1,13 persen, Papua Barat sebesar 1,03 persen, dan Bangka Belitung sebesar 0,78 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 terjadi Deflasi di pedesaan sebesar 0,39 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,69 pada bulan September 2015 menjadi 120,22 pada bulan Oktober 2015. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Oktober 2015 (2012=100) IHK Pedesaan Kelompok/Sub Kelompok Sept-15 Okt-15 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 120,69 120,22-0,39 Bahan Makanan 126,20 124,73-1,16 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 115,32 115,79 0,41 Perumahan 112,95 113,03 0,07 Sandang 114,50 114,48-0,02 Kesehatan 113,13 113,68 0,49 Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga 110,17 110,27 0,09 Transportasi & Komunikasi 129,15 129,54 0,31 Deflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 disebabkan oleh turunnya kelompok Bahan Makanan turun sebesar 1,16 persen, diikuti sandang sebesar 0,02 persen, sedangkan indeks Kelompok Kesehatan terjadi kenaikan sebesar 0,49 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,41 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,31 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,09 persen, Perumahan sebesar 0,07 persen. Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 9

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Oktober 2015, 8 Provinsi mengalami Deflasi dan 2 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Deflasi tertinggi yaitu Bangka Belitung sebesar 0,81 persen, diikuti Sumatera Selatan 0,51 persen dan Aceh sebesar 0,39 persen Sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,20 persen dan Bengkulu sebesar 0,14 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Oktober 2015 (2012=100) Provinsi Sept-15 IHK Pedesaan Okt-15 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] 1. Aceh 120,69 120,22-0,39 2. Sumatera Utara 122,53 122,77 0,20 3. Sumatera Barat 121,85 121,45-0,33 4. Riau 122,07 121,98-0,07 5. Jambi 122,10 122,06-0,03 6. Sumatera Selatan 123,29 122,66-0,51 7. Bengkulu 122,45 122,62 0,14 8. Lampung 122,89 122,79-0,08 9. Bangka Belitung 120,05 119,07-0,81 10. Kepulauan Riau 120,31 120,19-0,10 Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 10

Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Oktober 2015 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 83,78 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Oktober 2015 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Petani (Rp/Kg) Rata-Rata Harga (Rp/Kg) HPP(Rp/Kg) Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] GKP 31 4.600 4.900 4.753,8 4.811,61 3.700 3.750 83,78 (Nagan Raya) (Bireuen) GKG - - - - - - 4.650 - - - GKR 6 4.435 4.500 4.467,5 4.570,0 - - Total 16,22 (Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara) 37 (100,00%) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015 Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Oktober 2015, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,47 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,49 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Oktober 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,45 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,33 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Oktober 2015 naik sebesar Rp 68,8 per kg menjadi 4.735,5 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.467,5 per Kg. Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 11

Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Oktober 2015 5.900,0 5.400,0 4.900,0 4.400,0 3.900,0 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agst-15 Sept-15 Okt-15 GKP 4.052,1 4.225,9 4.694,4 4.825,0 5.833,0 5.148,0 4.456,6 4.370,9 4.610,7 4.635,4 4.655,7 4.666,7 4.735,5 GKG 4.600,0 5.100,0 5.200,0 4.500,0 4.738,0 5.100,0 4.871,4 5.000,0 4.750,0 GKR 4.036,6 4.080,6 4.269,0 5.520,3 4.820,0 4.668,7 4.462,5 4.583,3 4.633,3 4.650,0 4.575,0 4.535,0 4.467,5 % Per 1,47 - -1,49 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Oktober 2015 naik sebesar Rp 1,45 per kg menjadi 4.811,6 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Penggilingan mencapai Rp. 4.570,0 per Kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Oktober 2015 5.900,0 5.400,0 4.900,0 4.400,0 3.900,0 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agst-15 Sept-15 Okt-15 GKP 4.145,7 4.303,7 4.896,4 5.873,0 5.178,0 4.542,8 4.440,3 4.682,1 4.710,4 4.710,4 4.728,9 4.743,1 4.811,6 GKG 4.650,0 5.250,0 5.333,3 4.600,0 4.768,0 5.150,0 4.928,6 5.050,0 4.800,0 GKR 4.156,6 4.189,6 4.399,0 5.631,2 4.902,0 4.765,6 4.567,5 4.683,3 4.730,8 4.750,8 4.657,2 4.631,7 4.570,0 % Per 1,45 - -1,33 Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015 12