Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Pemungut PPh Pasal 22

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Pajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

PPh Pasal 22. Bendaharawan Pemerintah

Pertemuan 4 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 & PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Pajak Penghasilan. Andi Wijayanto

Karakteristik. Tujuan : Kesederhanaan dan Kemudahan pengenaan pajak agar tepat waktu

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Amanita Novi Yushita, M.Si

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010

SE-13/PJ.43/2001 PENGANTAR KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 254/KMK.03/2001 TANGGAL 30 APRIL 2001 TE

Landasan Hukum: Pasal 22 UU PPh. PMK No. 154/ PMK.03/ 2010 j.o. No. 224/ PMK.011/ PMK No. 253/ PMK.03/ 2008

154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B

2 Pertambahan Nilai, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

1 of 5 21/12/ :45

PERBEDAAN ANTARA PEMUNGUTAN DAN PEMOTONGAN

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali

BAB II LANDASAN TEORITIS

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB III PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 22

Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

J : DPP di dapatkan dari harga kontrak yang telah di setujui oleh kedua pihak akan tetapi DPP tersebut tidak termasuk PPN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB 2 LANDASAN TEORI. perpajakan. Beberapa definisinya antara lain definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat

TOPIK : PENDAHULUAN. Mekanisme pembayaran utang PPh Manfaat withholdingtax system Kewenangan Kemen-Keu Pengenaan Pembatasan

Definisi PPh Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara

Modul ke: PPh Pasal 22. Fransisca Hanita Rusgowanto S.Kom, M.Ak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1.Akuntansi

BAB III PEMBAHASAN. memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 175/PMK.011/2013 TENTANG

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

Pajak Penghasilan Pasal 21

2017, No ketentuan tarif pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang kiriman dengan tarif bea masuk untuk barang kiriman, perlu mengganti

2015, No Mengingat c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan P

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Umum Pajak

2015, No Mengingat memberikan kepastian hukum pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/PMK.010/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 175/PMK.011/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.010/2016 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pajak merupakan penerimaan utama negara yang dipungut dari warga negara

MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 (PPh 22) ATAS IMPOR DENGAN MS. ACCESS PROGRAMMING

BAB II LANDASAN TEORI. Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pajak merupakan kewajiban rakyat untuk memberikan sebagian harta

PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23. Disampaikan oleh : Amanda Oktariyani,SE.,M.Si,Ak

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

PEMUNGUTAN PPH PASAL 22 SESUAI REGULASI TERBARU

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

WITHHOLDING PPH PASAL 22 & 23. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

BAB II TELAAH PUSTAKA

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

Subject 3. Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa & Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PER - 31/PJ/2015 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-57/PJ/2010 TENTAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013) bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Prof. Dr. Rahmat Soemitro, yang ditulis oleh Mardiasmo (2008:1) menjelaskan:

1 dari 4 11/07/ :43

PAJAK PENGHASILAN. PASAL 22 dan PASAL 24 MAKALAH

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutanpajak diatur dalam undang-undang yang berlaku. Adapun yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

Subject 2 Income Tax Article 21

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

2% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 3% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 4% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 6% Jumlah bruto tidak termasuk PPN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. mekanisme pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh 22 pada Puslitbang

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

Transkripsi:

Pajak Penghasilan Pasal 22 Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com

Sub Topik 1. UU No. 36 Tahun 2008-Pasal 22 2. Pemungut PPh Pasal 22 3. PPh Pasal 22 Impor 4. PPh Pasal 22 Bendaharawan 5. PPh Pasal 22 Migas 6. PPh Pasal 22 Industri Tertentu 7. PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul

Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui : Pengertian-pengertian berkaitan dengan PPh Pasal 22. Pemungut PPh Pasal 22. Tarif PPh Pasal 22. Perhitungan PPh Pasal 22.

UU No. 36 Tahun 2008-Pasal 22 a. Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang b. Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain c. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah

Pemungut PPh Pasal 22 PMK 154/PMK.03/2010 Pasal 1 1. Bank Devisa & Dirjen Bea Cukai 2. Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah 3. BUMN/BUMD 4. BI, PT. PPA (Perusahaan Pengelola Aset), Bulog, PT. Telkom,PT. PLN,PT. Garuda Indonesia,PT. Indosat, PT. Krakatau Steel,PT. Pertamina, Bank BUMN 5. Industri Semen, Baja, Otomotif, Rokok, Kertas 6. Pertamina 7. Industri dan Pengekspor sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan

PPh Pasal 22 Impor PMK 154/PMK.03/2010 PPh Pasal 22 atas impor TIDAK FINAL Dipungut oleh Bank Devisa atau Ditjen Bea dan Cukai Importir dengan Angka Pengenal Impor (API) : 2.5 % X Nilai Impor Importir tanpa Angka Pengenal Impor (API) : 7.5 % X Nilai Impor Barang yang tidak dikuasai (dilelang) : 7.5 % X Harga Jual Lelang

PMK 08/PMK.03/2008 dicabut dengan PMK 154/PMK.03/2010 Pungutan PPh pasal 22 atas impor : Kedelai, gandum, tepung terigu oleh Importir yang menggunakan API sebelumnya 2.5 % menjadi 0,5 % dari nilai impor Untuk Importir yang tanpa API tetap 7,5 % dari nilai impor

PMK 154/PMK.03/2010 Pasal 2 (Ayat 2) : Nilai Impor 1. Cost 2. Insurance & Freight (CIF) 3. Bea Masuk 4. Pungutan lainnya (sesuai ketentuan perundang-undangan pabean dibidang impor)

Contoh PPh Pasal 22 atas Impor Importir yang telah memiliki API mengimpor mesin dari China dengan harga U$ 100.000 kurs BI Rp. 9.900 dan Kurs Menteri Keuangan Rp. 10.000. Biaya tambahan yang muncul adalah : a. Insurance & Freight : Rp. 50.000.000 b. Bea masuk 5 % dari CIF c. Biaya Instalasi Rp. 25.000.000 d. Biaya perawatan selama setahun Rp. 75.000.000 Berapakah PPh pasal 22 yang terutang?

Jawaban : Cost Mesin = $ 100.000 x Rp. 10.000 (KMK) = Rp. 1.000.000.000 IF = Rp. 50.000.000 CIF = Rp. 1.050.000.000 Bea masuk = 5 % X Rp. 1.050.000.000 = Rp. 52.500.000 Total Nilai Imor = Rp. 1.102.500.000 PPh Pasal 22 Impor (API) = 2.5 % X Rp. 1.102.500.000 = Rp. 27.562.500

PMK 154/PMK.03/2010 Pasal 5 PEMUNGUTAN 1. PPh Pasal 22 atas impor dilunasi bersamaan dengan Bea Masuk. 2. Pemungutan dengan penyetoran langsung oleh Importir atau 3. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan 4. Surat Setoran Pajak (SSP) yang berlaku sebagai Bukti Pemungutan Pajak

With Holding System PPh Pasal 22 Pihak I : Importir Arsip SSP 1 sedangkan SSP 3 dilaporkan ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak) tempat WP (Importir Terdaftar) Pihak II : KPP dan Kantor Pos Kantor Pos (mengambil SSP lembar 2 dan 4, yang disetor oleh DJB & C) Pihak III : DJB & C Menyetor PPh Pasal 22 Impor ke Kantor Pos menggunakan SSP rangkap 5, SSP lembar ke 5 (arsip) lembar 1 & 3 diserahkan ke WP (Importir) sebagai bukti pungut.

PPh Pasal 22 Bendaharawan PMK 154/PMK.03/2010 Pasal 1 Pemungut Pajak : 1. Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah 2. BUMN/BUMD 3. BI, PT. PPA (Perusahaan Pengelola Aset), Bulog, PT. Telkom, PT PLN, PT. Garuda Indonesia, PT. Indosat, PT. Krakatau Steel, PT. Pertamina, Bank BUMN

PMK 154/PMK.03/2010, Pasal 3 (Ayat 4) (Pengecualian Tanpa SKB) Impor kembali (re-impor) Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak, berkenaan dengan: Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/pdam dan benda-benda pos. Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG); Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

PMK 154/PMK.03/2010 Administrasi PPh Pasal 22 Bendaharawan Tarif : 1.5 % X Harga Pembelian atau DPP PPN PPh Pasal 22 Bendaharawan bersifat TIDAK FINAL PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat pembayaran. Pemungutan dan penyetoran oleh Pemungut Pajak atas nama Rekanan, ditandatangani oleh pemungut pajak disetor ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro. Penyetoran menggunakan formulir SSP yang berlaku sebagai Bukti Pemungutan Pajak.

Contoh PPh Pasal 22 Bendaharawan 1. Bank Mandiri membayar tagihan listrik sebesar Rp. 2.500.000 kepada PT. PLN 2. Bank Mandiri membeli kertas dari PT. Kertas sebesar Rp. 5.500.000 (termasuk PPN) 3. Bank Mandiri membeli satu unit meja seharga Rp. 1.900.000 (belum termasuk PPN)

Jawaban : 1. Pembayaran tagihan listrik dikecualikan (tidak terutang PPh pasal 22) 2. Bank Mandiri memungut PPh Pasal 22 sebesar = 1.5 % X (100/110X Rp. 5.500.000) PPh Pasal 22 = Rp. 75.000 Disetor ke bank persepsi menggunakan SSP atas nama PT. Kertas PT. Kertas mendapatkan SSP sebagai bukti potong PPh pasal 22. 3. PPh Pasal 22 = 1.5 % X Rp. 1.900.000 PPh Pasal 22 = 28.500 Batasan Rp. 2.000.000, sedangkan harga meja Rp. 1.900.000 (sebelum PPN) sehingga jumlah pembayaran adalah Rp. 2.090.000 melebihi Rp. 2.000.000

PPh Pasal 22 PPh Pasal 22 Migas PMK 154/PMK.03/2010 (produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas ditunjuk sebagai Pemungut PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas. Pemungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen bersifat FINAL Pemungutan PPh Pasal 22 kepada selain penyalur/agen bersifat TIDAK FINAL PPh Pasal 22 dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (Delivery Order) Penyetorannya dilakukan oleh Pemungut Pajak atas nama Pembeli ke bank persepsi atau Kantor Pos.

Tarif PPh Pasal 22 Migas : Jenis Produk SPBU Pertamina SPBU Swastanisasi Premium 0,25 % 0.3 % Solar Premix / Super TT 0,25 % 0.3 % 0,25 % 0.3 % Minyak Tanah 0.3 % Gas LPG Pelumas 0.3 % 0.3 %

PPh Pasal 22 Industri Tertentu Pemungut PPh Pasal 22 adalah Industri semen Industri rokok Industri kertas Industri baja Industri otomotif PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat penjualan. Pelunasan pajaknya dilakukan dengan cara dipungut dan disetor oleh Pemungut Pajak atas nama WP ke Bank persepsi atau kantor pos. Pemungut Pajak menyetor secara kolektif dengan menggunakan formulir SSP dan menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22.

Tarif PPh Pasal 22 Industri Tertentu : Jenis Industri Tarif PPh Pasal 22 Sifat Industri Baja 0.3 % X DPP PPN Tidak Final Industri Otomotif 0.45 % X DPP PPN Tidak Final Industri Semen 0.25 % X DPP PPN Tidak Final Industri Rokok 0.15 % X Harga Bandrol Final Industri Kertas 0.1 % X DPP PPN Tidak Final

PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul oleh industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan terutang PPh Pasal 22 Besarnya PPh Pasal 22 = 0.5 % X Harga Pembelian (4 Juli 2001) Besarnya PPh Pasal 22 = 0.25 % X Harga Pembelian (31-08-2010) PMK 154/PMK.03/2010

Kesimpulan Pengelompokan PPh Pasal 22 : 1. PPh Pasal 22 Impor 2. PPh Pasal 22 Bendaharawan 3. PPh Pasal 22 Migas 4. PPh Pasal 22 Industri Tertentu 5. PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul

Daftar Pustaka IKPI, 2009, Kumpulan Soal & Jawab Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak "A", PT Cipta Bina Parama, Jakarta IKPI, 2011, Rangkuman Undang-Undang Perpajakan, PT Cipta Bina Parama, Jakarta Mardiasmo, 2009, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta Taf Consulting, 2008, Executive Tax Program Pendidikan Pajak Terapan Komprehensif Brevet A-B-C, PT. Taf Consulting, Jakarta