PENGARUH PERBAIKAN PAKAN MELALUI SUPLEMENTASI UMB TERHADAP BOBOT BADAN KAMBING PE LEPAS SAPIH (Effect of Feed Urea Molasses Block (UMB) Supplementation on Etawah Crossbred Goat Post-Weaning Body Weight) ANDI ELLA, DANIEL PASAMBE dan A.B. LOMPENGENG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5, Ujung Pandang ABSTRACT To develop the productivity of goats, we need a supporting system which intercorelated and interact positively. One of the most important support in this case is the feed. The complete feed normally contain protein, carbohydrate, fat, water, vitamin and mineral. The presence of adequate feed in both quality and quantity continually is one factor that physiology response of goats to supplementation of UMB in the feed. This study took place in Ulusena village by using 32 goats as representative sample. Thee goats were kept in the 4 unit stail where each house occupied by 8 goats, by the following treatments: A. According to what farmers did intensively (controlled), B. Gliricidia 40% + field grass 60% + Rice bran 200 g/head/day + UMB, C. Gliricidia 40% + Brachiaria decumbens (BD) grass 60% + rice bran 200 g/head/day + UMB and D. Gliricidia 40% + 60% + rice bran 200 g/head/day + UMB. The result showed that treatment C had a highest additional weight exactly 67 g/head/day, followed by treatment D = 64 g/head/day; treatment B = 53 g/head/day and the lower is treatment A = 46 g/head/day. Results showed that post weaning weight of kids in treatment C was 67 g/head/day followed by treatment D = 64 g/head/day, treatment B = 53 g/head/day and treatment A = 46 g/head/day. Key words: Productivity, goat, feed ABSTRAK Dalam upaya pengembangan ternak kambing perlu adanya sistem pendukung yang saling terkait dan berinteraksi secara positif. Salah satu faktor pendukung yang sangat penting adalah pakan. Pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Tersedianya pakan yang cukup baik jumlah maupun mutunya secara berkesinambungan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan kambing. Pengkajian ini bertujuan untuk melihat respon fisiologi ternak kambing dengan suplementasi UMB dalam pakan. Pengakajian ini telah dilaksanakan di Desa Ulusena dengan menggunakan 32 ekor kambing yang ditempatkan dalam empat unit kandang, setiap kandang berjumlah 8 ekor, dengan perlakuan pakan adalah: A. Kebiasaan petani secara intensif (kontrol), B. Gamal 40% + rumput lapangan 60% + dedak 200 g/ekor/hari + UMB, C. Gamal 40% + rumput BD 60% + dedak 200 g/ekor/hari + UMB dan D. Gamal 40% + rumput Gajah 60% + dedak 200 g/ekor/hari + UMB. Hasil penelitian yang memberikan pertambahaan bobt badan harian paling tinggi adalah pelakuan C yaitu 67 g/ekor/hari, kemudiaan disusul berturut-turut perlakuan D = 64 g/ekor/hari, B = 53 g/ekor/hari dan paling rendah adalah perlakuan A = 46 g/ekor/hari. Kata kunci: Produktivitas, kambing, pakan PENDAHULUAN Pembangunan subsektor peternakan perlu dilakukan untuk mengimbangi kebutuhan sumber protein hewani berupa daging dan susu sebagai indikasi peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu peningkatan populasi ternak harus mencerminkan peningkatan kualitas dan kuantitas produk ternak. Untuk tujuan tersebut maka usaha yang dilakukan adalah pemeliharaan ternak secara intensif disertai dengan paket teknologi tepat 416
guna. Salah satu teknologi yang telah diperkenalkan kepeda peternak adalah penggunaan pakan suplemen untuk ternak kambing berupa Urea Molasses Blok (UMB). Kebutuhan pakan dapat dipenuhi dengan pemberian pakan hijauan (sebagai pakan utama) dan konsentrat sebagai pakan penguat, namun kedua jenis pakan tersebut belum menjamin terpenuhinya unsur-unsur mikro berupa mineral, vitamin serta asam amino yang tidak diperoleh ternak kambing maka perlu memperoleh bahan makanan pelengkap atau pakan suplemen dapat meningkatkan efisiensi pencernaan makanan sehingga dapat meningkatkan produksi ternak. Pakan merupakan sarana produksi yang sangat penting bagi ternak karena berfungsi sebagai bahan pemacu pertumbuhan tubuh. Pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Hal ini berarti bahwa jumlah serta kualitas pakan yang baik akan membantu ternak untuk tumbuh, berproduksi dan reproduksi (WARDANI et al., 1997). Tersedianya pakan yang cukup baik jumlah maupun mutunya serta berkesinambungan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan ternak kambing (MATHIUS, 1991). Kendala pada penggunaan hijauan sebagai pakan utama untuk meningkatkan produktivitas sering dihadapkan pada rendahnya kualitas hijauan karena kandungan seratnya yang tinggi dan rendahnya kecernaan sehingga perlu diintroduksi pakan lain berupa legumimosa (gamal), dedak dan UMB. Tanaman gamal merupakan hijauan pakan yang tumbuh sepanjang tahun sehingga ketersediaan hijauan dapat berkesinambungan, selain itu juga memiliki nilai gizi yang baik terutama kandungan protein, mineral dan vitamin sehingga dapat memenuhi kekurangan ketersediaan pakan sepanjang tahun (SUPRIYATI et al.,. 1999). Tujuan kajian ini untuk mengetahui perbaikan pakan melalui beberapa formulasi pakan yang dapat dan mampu mendukung produksi ternak dan mudah dilaksanakan oleh petani. MATERI DAN METODE Pengkajian ini untuk melihat respon fisiologis ternak kambing terhadap empat perlakuan formulasi pakan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Kendari dan dimulai sejak bulan April sampai dengan Desember 2000. Sebanyak 32 ekor kambing ditempatkan pada empat unit kandang berbentuk panggung. Masing-masing unit berukuran 5 x 3 meter dengan tinggi lantai kandang dari permukaan tanah adalah 1,25 m dan telah dilengkapi bak pakan dan bak air minum. Setiap unit kandang ditempatkan secara acak delapan ekor ternak kambing Peranakan Etawah (PE) lepas sapih yang berumur sekitar 7 8 bulan. Selanjutnya ternak tersebut diberi obat cacing untuk mencegah gangguan cacing, kemudian diikuti dengan penyuntikan multivitamin supaya ternak dalam kondisi prima. Setelah itu diadakan proses pembiasan (Preliminary) terhadap formulasi pakan yang akan diamati selama dua minggu. Perlakuan formula pakan yang diberikan sebagai berikut: A. Kebiasaan Petani secara intensif ( Rumpul lapang 50% + daun gamal 20% + leguminosa 15% + limbah pertanian 10% + lain-lain 5%) (kontrol) B. Gamal 40% + rumput lapangan 60% + edak 200 g/ekor/hari + UMB C. Gamal 40% + rumput BD 60% + dedak 200 g/ekor/hari + UMB D. Gamal 40% + rumput Gajah 60% + dedak 200 g/ekor/hari + UMB Adapun susunan komposisi urea molases blok (UMB) terlihat pada Tabel 1. Parameter yang diamati adalah pertambahan bobot badan yang diamati setiap dua minggu dengan cara menimbang ternak perlakuan menggunakan timbangan Salter kapasitas 50 kg. Hasil penimbangan tersebut di tabulasi dan dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Bila terjadi perbedaan maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5% dan 1%. 417
Tabel l. Susunan komposisi urea molases blok (UMB) Bahan Komposisi (%) Molases 30 Onggok 8 Polard 26,75 Bungkil kedelai 11 Kapur 9,5 Urea 5 Lakta mineral 2 Garam dapur 7,75 Sumber: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan pada ternak merupakan fenomena universal yang bermula dari suatu telur yang telah dibuahi dan berlanjut sampai hewan menjadi dewasa. Pada pertumbuhan ternak perlu kecukupan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimal. Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan kenaikan berat badan dengan jalan penimbangan (TILLMAN et al., 1984). Adanya suplementasi UMB pada penggunaan gamal 40% + rumput BD 60% + dedak 200 g/ekor/ hari + UMB memberikan pertambahan bobot badan lebih tinggi karena dapat menstimulasi fungsi rumen agar mikroba rumen dapat berkembang lebih baik untuk mencerna serat kasar. Diduga interaksi zat makanan yang terdapat dalam UMB sebagai sumber karbohidrat seperti molases dan sumber N seperti urea disamping adanya bahan yang mungkin berperan sebagai bypass protein seperti bungkil kedelai yang diharpkan langsung diserap di usus halus sangat dibutuhkan dalam percepatan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan CHUZAEMI et al. (1998) bahwa suplementasi UMB dapat meningkatkan kecernaan dan retensi nitrogen pada ternak kambing yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi ternak. Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh hubungan antara periode pengamatan dan bobot badan disajikan pada Gambar 1. Dari keempat formula pakan yang digunakan ternyata bahwa perlakuan C memperlihatkan hasil yang terbaik, dengan rataan pertambahan bobot badan 67 g/ekor/ hari, disusul perlakuan D yang memberikan pertambahan bobot badan harian 64 g/ekor/hari perlakuan B pertambahan bobot badan 53 g/ ekor/hari, kemudian yang paling rendah perlakuan A (kontrol) berdasarkan kebiasaan petani yakni 46 g/ekor/hari. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh kandungan zat-zat gizi yang terdapat dalam pakan seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Sejalan yang dikemukakan SOENARJO et al. (1991) bahwa pemberian pakan yang berkualitas berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan, dimana formula pakan yang baik akan mempercepat laju pertumbuhan yang optimal. Berdasarkan hasil analisis statistik pada pertambahan bobot badan ternak kambing menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap perlakuan pakan seperti telihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan pertambahan bobot badan kambing dari masing-masing perlakuan Perlakuan Rata-rata pertambahan bobot badan (kg/2 Minggu) Rata-rata pertambahan bobot badan harian (g) A 0,644 46 d B 0,742 53 c C 0,938 67 a D 0,896 64 ab Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata Serat kasar termasuk golongan karbohidrat yang berfungsi untuk mengisi dan menjaga agar alat pencernaan bekerja dengan baik, serta mendorong kelenjar-kelenjar pencernaan untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan. Dengan adanya kandungan serat kasar yang cukup di dalam pakan ternak rominansia menyebabkan jumlah konsumsi bahan kering semakin tinggi yang dipergunakan untuk menyusun sel-sel tubuh. Hal ini sesuai pendapat LENG (1984) bahwa salah satu alternatif pemecahan maalah kecernaan hijauan adalah menstimulasi fungsi rumen agar mikroba rumen dapat berkembang lebih baik untuk mencerna serat kasar. 418
Bobot badan (kg) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A B C D I II III IV V VI Periode pengamatan (2 minggu) Gambar 1. Rataan kenaikan bobot badan ternak pada setiap periode pengamatan KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian UMB secara ad libitum pada perlakuan B, C dan D memberikan rataan pertambahan bobot badan lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa UMB pada perlakuan A (kontrol), ini disebabkan bahwa pemberian UMB menciptakan kondisi lingkungan pertumbuhan mikroba yang optimal dalam rumen dan tersedia pula protein yang dapat langsung diserap sehingga memberikan respon terhadap pertambahan bobot badan. 2. Dari keempat formula pakan yang digunakan ternyata perlakuan C memperlihatkan hasil yang terbaik, dengan rataan pertambahan bobot badan 67 g/ekor/hari, disusul perlakuan D yang memberikan pertambahan bobot badan harian 64 g/ekor/hari, perlakuan B pertambahan bobot badan 53 g/ekor/hari, kemudian yang paling rendah perlakuan A (kontrol) berdasarkan kebiasaan petani yakni 46 g/ekor/hari. DAFTAR PUSTAKA ANONIMOUS. 2000. Urea molasses blok pakan suplemen ternak ruminausis. Sub Dinas Penyuluhan, Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar. CHUZAEMI, S. SOEBRIANOTO dan SULASTRI. 1989. Kecernaan dan retensi Nitrogen pada kambing yang diberi ransum basal jerami padi dan menir dengan tambahan urea molases blok. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Jilid II. 8 10 Nopember 1989. LENG, R.A. 1984. The potensial of solidified molasses block for the correction of multi nutritional defeciences in buffalo and other ruminants. Proc. Final Research JAEA. Devision of Isotope and radiotion, Application of Atomic Energy for Feed Agric. Development. MATHIUS, I.W., M. RANGKUTI dan A. DJAJANEGARA. 1991. Daya konsumsi dan daya cerna gliricidia (Gliricidia maculata HB & K). Lembaran LPP No. 2 4 (XI). SOENARJO, CH., S. J.A. SETIAWATI dan R. MULYOTO. 1999. Usaha peningkatan kesuburan ternak kambing dan pembuatan pakan ternak kambing bentuk pellet. Bappeda Kabupaten Tegal. 419
SUPRIYATI, I. G, M. BUDIARSANA dan I. K. SUTAMA 1999. Pengaruh pemberia gliricidia secara kontinyu terhadap kinerja reproduksi domba ekor gemuk dampak pada perkawinan kedua. J. Ilmu Peternakan dan Veteriner. 4(3). 1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. TILLMAN, A. D., H. HARHADI, S. REKSOHADIPRODJA, S. PRAWIROKUSUMO dan LEBDOSUKOJO. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadja Mada Univ. Press, Yogyakarta. WARDANI, N. K., A. MUSOFIE DAN R. HARWONO, 1997. Upaya perbaikan pakan dengan methode flushing untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing di wilayah kering Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. 18 19 November 1997. Ciawi Bogor. Puslitbangnak, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. DISKUSI Pertanyaan: 1. Apakah perlakuan 40% gamal mempunyai efek samping? 2. Apa fungsi dari UMB pada perlakuan ini? Jawab: 1. 40% gamal tidak memberikan efek samping negatif, bahkan penggunaan sampai 100% di peternakan tidak bermasalah. 2. Fungsi UMB dalam perlakuan ini adalah sebagai sumber mineral. 3. Jawaban tambahan dari Dr. I Ketut Sutama: Penelitian di Balitnak diperoleh bahwa penggunaan sampai tingkat 100% gamal tidak memberikan efek negatif, walaupun biasanya ternak yang dipotong dagingnya agak bau. 420