BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bandung yang beralamat di Jalan Ambon No.23 Bandung. Peneliti merasa di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung, terdapat masalah kurangnya kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi. Hal ini terlihat ketika guru mata pelajaran IPS menginstruksikan untuk berdiskusi, siswa kelas VIII-I menunjukan sikap yang hanya ingin berdiskusi dengan teman dekatnya saja. Sehingga, terjadi situasi ketidak akraban antara sesama teman yang lain. Oleh sebab itu, peneliti merasa terdorong untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung, berjumlah 35 siswa dengan komposisi 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Masalah yang ada di kelas ini mendorong peneliti untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi melalui strategi PAILKEM pada pembelajaran IPS. Cara yang akan dilakukan dengan sistem pemilihan anggota kelompok yang dilakukan oleh guru. Hal ini, dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam berinteraksi, karena berinteraksi dengan sesama siswa merupakan hal yang penting terutama dilingkungan kelas untuk menjalin rasa kebersamaan mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 24
25 B. Desain Penelitian REFLECT OBSERVE A C T REFLECT OBSERVE A C T Gambar 3.1 Model Penelitian Kelas oleh Kemmis dan Taggart Sumber: Wiraatmadja (2012, hlm. 66) Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dengan fokus permasalahan peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi melalui strategi PAILKEM menggunakan model spiral dari Kemmis dan Tagart, dapat dijelaskan langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
26 1. Perencanaan (plan) Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan suatu hal yang diinginkan. Perencanaan penelitian tindakan kelas melibatkan banyak pihak. Pihak tersebut harus mengetahui dan memahami peranan masingmasing. Hal ini dilakukan untuk kelancaran penelitian diantaranya yaitu guru sebagai peneliti dalam PTK. Guru mitra dan teman sejawat sebagai observer, serta dosen pembimbing sebagai pakar ahli. Dijelaskan oleh Kunandar (2012, hlm. 92) : pada prinsipnya tindakan yang dilaksanakan hendaknya dapat membantu peneliti (guru) untuk mengatasi kendala pembelajaran di kelas, dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran di kelas, membantu peneliti (guru) menyadari potensi baru melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Rencana tindakan yang dilakukan hendaknya memuat informasi tentang hal-hal diantaranya, menentukan materi, penentuan metode, alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti atau data, merencanakan evaluasi, membuat skenario pembelajaran. Setelah itu, rencana perekaman atau pencatatan data dan pengelolaan. Tindakan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti tersebut didiskusikan secara rinci bersama dengan guru mitra dan dosen pembimbing sebagai para ahli. 2. Tindakan (act) Pengertian tindakan pada penelitian tindakan kelas adalah penerapan tindakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Tindakan (act) harus sesuai dengan rencana, berjalan secara alamiyah, sadar dan terkendali. Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilakukan pada proses pembelajaran yang menggunakan strategi PAILKEM dengan model pembelajaran yang beragam. Selain itu, pada kegiatan pelaksanaan ini, mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong siswa lebih mengeksplorasi jawaban atas pertanyaan sendiri. Pelaksanaan
27 tindakan penelitian ini menitik beratkan pada kegiatan siswa bersama kelompoknya untuk berdiskusi terkait materi yang telah ditentukan oleh guru. Sementara itu, ketika guru melaksanakan tindakan. Maka, tahapan proses pengumpulan data dilakukan secara bersama. Tahap pengumpulan data meliputi semua yang dilakukan oleh guru maupun siswa pada situasi pelaksanaan tindakan. 3. Pengamatan (observing) Pengamatan dalam Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan observer, dilaksanakan dalam satu waktu. Dijelaskan oleh Suryadi (2010, hlm. 64) bahwa pengamat harus merekam setiap peristiwa yang terjadi, membuat catatan-catatan kecil dalam buku harian supaya mempermudah dalam menganalisi data dan mencatat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pada kotak pengamatan (observe) tidak hanya aktivitas siswa yang diamati. Akan tetapi, setiap kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadi bahan pengamatan. 4. Refleksi (reflecting) Refleksi (reflect) adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh guru (peneliti) melalui pembelajaran di kelas dan aktivitas dalam pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti harus menyadari setiap pelaksanan kegiatan tindakan apakah telah sesuai dan mengetahui mana yang harus diperbaiki. Refleksi mengacu pada tindakan analisis data, yang melibatkan orang luar seperti guru mitra, teman sejawat dan para ahli. Setelah itu, peneliti menarik kesimpulan. Refleksi memiliki aspek evaluatif, maksudnya adalah peneliti dapat menjadikan pembelajaran di kelas sebagai pengalaman untuk menilai, apakah tindakan yang telah dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap pada kegiatan penelitian selanjutnya. C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah penelitian. Metode penelitian memberikan gambaran bagaiamana penelitian tersebut dilaksanakan. Metode penelitian pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Pemilihan metode penelitian yang tepat dapat membantu keberhasilan suatu penelitian, karena akan memperjelas langkah-langkah, arah dan tujuan dari penelitian. Merunjuk pada permasalahan yang ditemukan peneliti di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung terkait peningkatan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi dengan penerapan strategi pembelajaran PAILKEM pada pembelajaran IPS. Maka peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kualitatif interaktif. 1. Pengertian penelitian tindakan kelas Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi permasalahan yang dialami didalam kelas. Selain itu, bertujuan untuk melatih praktek mengajar guru untuk menjadi guru profesional. Sehingga, dengan berbagai penerapan model yang dilaksanakan dapat mengaktifkan guru dan siswa dalam pembelajaran. Menurut Wiraatmadja (2005, hlm. 13) Metode penelitian tindakan kelas ialah bagaimana seorang guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Oleh sebab itu, ketika guru melakukan penelitian tindakan kelas. Maka, dapat melakukan atau mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran yang dilakukan. Setelah itu, guru melihat pengaruh nyata dari upaya yang telah dilakukan. Secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk : a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi serta kualitas pembelajaran. b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. 28
29 c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasaran. d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan. e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, jujur dalam pembelajaran. Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif. PTK yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya. Selain memiliki tujuan yang terarah, PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. Manfaat penelitian tindakan kelas antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran. Sehingga, pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru dikalangan peserta didik. b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas. c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukan. Sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran. Peneliti memandang bahwa penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mendorong interaksi yang kuat antara guru dengan peserta didik. Sehingga, dapat mengatasi masalah dan struktur pelaksanaan pembelajaran efektif. Oleh sebab itu, rancangan penelitian harus disusun dengan baik. PTK digunakan peneliti untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran IPS di kelas. Pada proses penelitian ini, peserta didik akan dilibatkan secara aktif. Adapun
langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan bersama dengan kolaborator, supaya proses penelitian berjalan secara objektif. 30 D. Fokus Permasalahan Untuk mempermudah menggambarkan penelitian ini mengenai fokus permasalahan yang peneliti pilih. Maka, dibawah ini terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan: 1. Kecerdasan Sosial dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi Kecerdasan sosial adalah keterampilan interaksi dan kepedulian kepada orang lain dalam Goleman (2007, hlm. 411). Indikator kecerdasan sosial pada penelitian ini yaitu mengorganisasi kelompok. Mengorganisasi kelompok diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pribadi dalam berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan sosial memiliki keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap orang. Terutama seorang yang masih dalam tahap mencari ilmu yaitu siswa. Kecerdasan sosial siswa tersebut yaitu dalam mengorganisasi kelompok, diaplikasikan melalui pelaksanaan proses pembelajaran diskusi kelompok. Diskusi ini, mengutamakan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dengan cara bertukar pendapat dengan siswa lainnya. Berikut adalah indikator peningkatan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi: a) Kesadaran sosial dalam berpartisipasi Meliputi sub indikator bertanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami, berpendapat sesuai fakta yang terjadi dan menjawab pertanyaan menggunakan bahasa sopan. b) Empati dasar dalam Kerjasama kreatif Indikator ini meliputi sikap percaya kepada teman kelompok, dan menjalin situasi harmonis antar anggota kelompok. c) Presentasi diri dalam keterlibatan dan partisipasi
Pada indikator ini, terdapat sub indikator menghormati pendapat orang lain dan menyumbangkan suatu contoh-contoh riil dalam kehidupan. d) Mengkordinasi upaya menggerakan anggota kelompok diskusi. 2. Strategi PAILKEM Indikator ini meliputi aspek siswa mampu memimpin kelompok Pembelajaran merupakan bentuk implementasi kurikulum di sekolah yang sudah dirancang. Kegiatam ini menuntut aktivitas siswa dan kreativitas guru secara efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan serta menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif, menarik atau (PAILKEM). Sehingga, indikator dan capaian kompetensi serta tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai. Penerapan strategi PAILKEM merupakan suatu strategi yang melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan, untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas. Guru hanya sebagai fasilitator. Pelaksanaan strategi PAILKEM dilakukan dengan memilih model-model pembelajaran yang inovatif. Kemudian dikombinasikan dengan objek kajian yang akan dibahas. Dalam hal ini, yaitu suatu permasalahan yang dekat dengan lingkungan siswa, karena siswa mengalami dan merasakan sendiri pengalaman tersebut. Sehingga, dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Hal ini didukung oleh Rusman (2012, hlm. 324). pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi. Pembelajaran kreatif menuntut kreativitas guru dalam melibatkan siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berbicara, berpikir maupun melakukan tindakan. Pembelajaran dikatakan efektif apabila mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa. Kemudian, membentuk kompetensi siswa sesuai tujuan yang direncanakan. Hal utama dari 31
32 pembelajaran kreatif yaitu untuk mengantarkan siswa pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara optimal, dengan melibatkan siswa secara aktif ketika proses pembelajaran. Tugas guru dalam hal ini adalah memperbaiki dan memberikan pengetahuan baru yang siswa dapatkan saat penerapan strategi PAILKEM. Kemudian, strategi pembelajaran menarik adalah proses pembelajaran yang dapat berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa. Stategi PAILKEM pada pelaksanaanya melibatkan media pembelajaran yang dipilih harus menarik perhatian siswa, lingkungan belajar yang disiapkan sesuai dengan objek yang dipelajari dan siswa harus difasilitasi oleh guru secara maksimal. E. Instrumen Penelitian Pada penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti memiliki peran ganda yaitu sebagai instrumen dengan guru. Karena dalam PTK peneliti merupakan key instrumen. Menurut Sugiono (2009, hlm. 92) Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian. Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk itu, peneliti menyusun sendiri instrumen penelitian yang akan dilakukan. Instrumen tersebut, dihasilkan dari mengkaji berbagai terori-teori dan literatur yang mendukung. Selanjutnya, dijabarkan dalam indikatorindikator yang akan diukur. Kedudukan indikator dalam penelitian dapat membantu menganalisis dan merefleksikan semua tindakan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, berikut ini adalah tabel indikator yang diukur: Tabel 3.1 Indikator Tingkat Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi Melalui Strategi PAILKEM Pada Pembelajaran IPS Nilai Indikator Kecerdasan Sosial Dalam Kesadaran sosial dalam a. Bertanya menggunakan
33 Mengorganisasi Kelompok Diskusi berpartisipasi bahasa yang mudah dipahami b. Berpendapat sesuai fakta yang terjadi c. Menjawab pertanyaan menggunakan bahasa sopan Empati dasar dalam Kerjasama kreatif a. Sikap percaya kepada teman kelompok b. Menjalin situasi harmonis antar anggota kelompok Presentasi diri dalam keterlibatan dan partisipasi a. Menghormati pendapat orang lain b. Menyumbangkan suatu contoh-contoh riil dalam kehidupan Mengkordinasi upaya a. Mampu memimpin menggerakan anggota kelompok diskusi kelompok F. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiono (2009, hlm. 137) Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Oleh sebab itu, peneliti melakukan pengumpulan data dengan beberapa responden yang mendukung pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai pengumpulan data guna menunjang keberhasilan penelitian diantaranya: 1. Pedoman observasi Alat ukur yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mengukur suatu tindakan yang terjadi. Pedoman observasi pada penelitian ini, diisi oleh guru dan observer yaitu guru mitra serta teman sejawat. Pihak yang
terlibat tersebut melakukan pengamatan secara langsung setiap kejadian yang berlangsung, meliputi: a) Pedoman observasi kinerja mengajar guru, terdiri dari aspek-aspek yang diamati oleh peneliti terhadap aktivitas praktek mengajar dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi PAILKEM, penjabaran kegiatan yang diamati dapat dilihat di lampiran. b) Pedoman observasi terhadap siswa mengenai kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi. Secara garis besar meliputi indikator yang menunjukan pengukuran siswa dalam hubungan berkelompok. Instrumen pedoman observasi tersebut dapat dilihat pada lampiran. 2. Catatan lapangan Menurut Hopkins (2011, hlm. 181) mengartikan catatan lapangan (Field notes) merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah kelas. Maka, catatan lapangan ialah catatan pribadi peneliti tentang pengamatan dan catatan mengajar yang tidak hanya melaporkan kejadian secara sistematis seharihari. Akan tetapi, peristiwa lain yang terjadi di kelas meliputi perilaku siswa, suasana ruang kelas, peristiwa-peristiwa yang terjadi serta ungkapan perasaan peneliti di dalam penelitian secara berkelanjutan. 3. Pedoman wawancara Merupakan suatu langkah yang dibuat oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data melalui wawancara. Dalam Kunandar (2008, hlm. 167) dijelaskan sebagai berikut: Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas. Dalam PTK wawancara digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan penelitian. Dalam hal ini, wawancara dilaksanakan kepada guru, siswa, observer, teman sejawat dan pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan PTK. Wawancara dilaksanakan secara individual 34
35 dengan beberapa siswa. Dalam wawancara yang dilakukan, akan lebih baik memggunakan alat rekam, supaya hasil wawancara memiliki objektivitas tinggi. Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian maka, peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa melalui pedoman wawancara yang dibuat. a) Pedoman wawancara untuk guru Pada pedoman wawancara yang ditujukan untuk guru, peneliti menyusun pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan bagi responden guru ialah garis besar permasalahan mengenai pembelajaran IPS di kelas, penggunaan metode PAILKEM, pelaksanaan guru dalam menggunkana metode PAILKEM untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi. b) Pedoman wawancara untuk siswa Peneliti berusaha untuk mendapatkan sebuah data yang valid. Oleh sebab itu, peneliti melakukan wawancara dengan siswa sebagai objek penelitian, khususnya kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Pedoman wawancara yang telah disusun yaitu mengenai pemahaman siswa dalam pelaksanaan peningkatan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi dan pelaksanaan strategi PAILKEM. Ada beberapa bentuk wawancara yang dapat peneliti lakukan guna menghasilkan data yang objektif. Sehingga, mudah untuk dianalisis kedalam bentuk deskriptif antara lain sebagai berikut : (1) Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh pewawancara yang sudah mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu. Pertanyaan tersebut yang akan ditanyakan kepada informan (orang yang akan memberikan informasi). (2) Wawancara setengah terstuktur adalah wawancara yang akan dilakukan kepada informan dengan pertanyaan yang sudah peneliti
siapkan. Akan tetapi, ketika pelaksanaan wawancara tersebut. penyampian pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti tidak langsung pada fokus pertanyaan. Peneliti memberi keleluasaan terlebih dahulu untuk menerangkan informasi. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan menggunakan pedoman wawancara dan setengah terstruktur. Sehingga informan tidak hanya memberikan data yang terbatas pada pertanyaan yang diberikan. Akan tetapi, jawaban meluas keseluruh unsur, berhubungan data yang yang diinginkan. 4. Dokumentasi Menurut Wiraatmadja (2005,hlm 122) : kamera adalah suatu alat rekaman foto dan video berfungsi sebagai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, untuk menangkap suasana kelas, tentang peristiwa-peristiwa penting/khusus yang terjadi. Jadi, adanya kamera dalam teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang dianggap penting. Karena, menjadi salah satu bukti validitas bahwa penelitian telah dilakukan. Selain itu, dokumentasi berfungsi untuk mengingatkan kembali peneliti ketika lupa terhadap situasi yang terjadi. G. Analisis Data dan Validasi Data 1. Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lainnya sehingga mudah dipahami dalam Sugiono (2009, hlm. 244). Analisis data dapat dikatakan sebagai cara berpikir peneliti yang berkaitan dengan sesuatu hal pengkategorian data dalam beberapa bagian-bagian. Peneliti melakukan teknik analisis data dalam dua aspek yaitu: Gambar 3.2 Perhitungan Hasil Observasi Siswa 36
37 Jumlah Nilai Prosentase Jumlah skor siswa = X 100% Jumlah nilai maksimal Tabel 3. 2 Klasifikasi Kegiatan Siswa Rentang Skor Kategori 85 % - 100 % Sangat Baik 70 % - 84 % Baik 55 % - 69 % Cukup 40 % - 54 % Kurang Gambar 3.3 Perhitungan Format Observasi Guru Jumlah Nilai Prosentase Jumlah aktivitas guru = X 100% Jumlah nilai maksimal Tabel 3.3 Klasifikasi Kegiatan Guru Rentang Skor Kategori 66,7 % - 100% Baik 33,4% -66,6% Cukup 0 33,3 % Kurang Dalam Komalasari (2011b, hlm. 156) Data kualitatif tersebut pada penelitian tindakan kelas merupakan sebuah data yang menggambarkan atau deskripsi data yang telah peneliti dapatkan dilapangan. Sedangkan, adanya data kuantitatif diatas tidak semata-
38 mata semua dituangkan pada penelitian. Akan tetapi, adanya suatu tahapan atau proses pemilihan informasi yang didapatkan untuk dijadikan sebuah gambaran-gambaran yang sesungguhnya terjadi dilapangan. Proses atau tahapan yang dimaksud tersebut dilakukan oleh peneliti. Sehingga, data yang disajikan dapat merepresentatifkan keabsahan penelitian diantaranya: a. Reduski Data Reduksi data adalah proses menyelesksi, memfokuskan, mengklasifikasikan dan mentransformasikan data mentah yang muncul pada catatan-catatan lapangan. Dalam mereduksi data, peneliti melakukan kegiatan meringkas, pengkodingan, menelusuri tema, membuat kluster, membuat partisi, menulis memo. Kegiatan pelaksanaan ini berlangsung hingga laporan akhir selesai ditulis. b. Mendeskripsikan Data Langkah selanjutnya, setelah proses penyeleksi data yaitu mendeskripsikan data. Sehingga, menjadi sebuah makna yang menggambarkan keadaan penelitian sebenarnya. Setiap peneliti berbedabeda dalam mendeskripikan data, diantaranya dalam bentuk paragraf terstuktur, tabel maupun grafik. c. Membuat Kesimpulan Berdasarkan Deskripsi Data Setelah data dideskripsikan oleh peneliti yang mengacu pada fokus masalah yang telah dipilih. Maka hal yang paling penting dan utama yaitu proses menganalisis dan menginterpretasi data. Proses tersebut diarahkan untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan pada setiap siklus dan tindakan, guna menghasilkan sebuah informasi yang absolut menjawab permasalahan yang ada pada rumusan-rumasan masalah. 2. Validasi Data Menurut Arikunto (2012, hlm. 28) validasi data adalah keseluruhan yang menggambarkan kesesuaian dengan indikator. Keterlibatan peneliti dan observer dalam pengamatan, mengakibatkan proses pengumpulan dan pengolahan validasi data yang sangat tinggi dalam
39 setiap tindakan pada penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah beberapa langkah validasi data: a) Membercheck Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data dalam Sugiono (2009, hlm. 276). Adanya membercheck bertujuan untuk mendapatkan informasi data yang ada di lapangan. Kemudian, akan digunakan sebagai penulisan deskripsi data. Sehingga sesuai dengan apa yang dimaksud dengan sumber data atau informan. Pelaksanaan membercheck dilakukan secara individual dengan ditambahkan tanda tangan sehigga lebih otentik. Validasi data melalui membercheck, peneliti lakukan selama proses tindakan berlangsung atau dapat juga dilaksanakan pada saat pelaksanaan kesimpulan tindakan. b) Triangulasi Dalam Hopkins (2011, hlm. 228) menyatakan bahwa triangulasi melibatkan pengumpulan data tentang situasi pengajaran tertentu dari tiga sudut pandang yang berbeda yakni sudat pandang guru, siswa dan observer yang berpartisipasi. Manfaat triangulasi ini mengumpulkan data. Sehingga, menghasilkan kesimpulan dari ketiga sudut pandang yang berbeda. c) Expert Opinion Pengecekan data terakhir yang dilakukan oleh peneliti yaitu kepada pakar profesional yaitu dosen pembimbing. Dalam kegiatan ini, peneliti mengonsultasikan temuan-temuan dilapangan selama pelaksanaan penelitian. Kemudian, pembimbing akan memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan. Setelah itu, diberikan nasehat, pendapat atau saran serta arahan untuk langkah-langkah perbaikan pada tahap berikutnya. Sehingga, validasi data dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
40