Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Banten

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2013

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

Halaman ini sengaja dikosongkan.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIO ONAL JAWA TIMUR TRIWULAN II KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IV

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Analisis Perkembangan Industri

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Transkripsi:

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II-2013, ekonomi Kepulauan Riau hanya mampu tumbuh 5,2% (yoy), atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang dapat mencapai 8,0% (yoy). Pertumbuhan ini juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,8% (yoy). Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga serta investasi yang melambat menjadi penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi di periode laporan. Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Kepri Sisi Permintaan (yoy) Jenis Penggunaan 2012 2013 2012 I II III IV I II Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,3% 6,6% 10,5% 14,9% 9,1% 12,5% 9,0% Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 5,3% 5,7% 5,4% 6,5% 5,7% 5,7% 3,0% Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,5% 5,6% 6,1% 5,8% 6,0% 7,5% 6,0% Investasi 13,1% 11,6% 9,7% 10,1% 11,1% 10,3% 8,5% Net Ekspor 0,7% -2,5% -0,5% -2,3% -1,2% 6,6% 3,9% Ekspor Barang dan Jasa 7,5% 6,8% 3,9% 1,0% 4,8% 3,6% -1,1% Dikurangi Impor Barang dan Jasa 10,8% 11,4% 6,0% 2,5% 7,6% 2,3% -3,3% PDRB 7,6% 7,2% 8,6% 9,5% 8,2% 8,0% 5,2% Sumber: BPS, diolah Pada sisi sektoral, seluruh sektor tumbuh melambat secara tahunan (yoy). Perlambatan terutama pada Sektor Industri Pengolahan yang tumbuh melambat sebesar 4,79% (yoy), serta Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran yang tumbuh melambat sebesar 6,95% (yoy). Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral LAPANGAN USAHA Tahunan 2012 2013 Tahunan 2011 I II III IV 2012 I II 1. PERTANIAN 3.95% 2.77% 2.46% 3.07% 3.21% 2.88% 3.54% 1.74% 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.52% 4.63% 7.01% 7.52% 7.86% 6.77% 6.81% 3.64% 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.53% 7.10% 5.07% 7.44% 8.62% 7.06% 7.33% 4.79% 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 13.96% 11.05% 7.11% 5.56% 4.76% 7.05% 3.55% 2.66% 5. BANGUNAN 10.02% 11.01% 11.68% 10.56% 12.91% 11.55% 10.47% 6.00% 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7.01% 9.12% 10.97% 12.07% 12.58% 11.22% 10.35% 6.95% 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9.93% 9.02% 9.15% 7.87% 7.66% 8.41% 7.04% 4.62% 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6.74% 7.76% 8.55% 8.75% 9.51% 8.65% 7.44% 5.27% 9. JASA-JASA 7.50% 7.91% 8.76% 7.48% 8.24% 8.10% 6.47% 4.18% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6.66% 7.61% 7.15% 8.55% 9.46% 8.21% 7.96% 5.17% Sumber: Bank Indonesia Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 1

Asesmen Inflasi Memasuki triwulan II-2013, inflasi di Provinsi Kepri mengalami peningkatan. Inflasi Kepri pada triwulan laporan mencapai 4,07% (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,40% (yoy). Meskipun demikian, laju inflasi tersebut masih di bawah level inflasi nasional yang mencapai 5,90% (yoy) untuk periode yang sama. Secara triwulanan, tekanan inflasi Kepri sedikit menurun. Inflasi triwulanan Kepri tercatat sebesar 1,2% (qtq), sedikit turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,3% (qtq). Dampak meningkatnya inflasi dari kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan dapat diminimalisasi dengan menurunnya tekanan inflasi dari kelompok Bahan Makanan yang mencapai puncaknya di triwulan I-2013. Tekanan inflasi terutama bersumber dari sisi penawaran. Peningkatan laju inflasi terutama akibat gangguan pasokan bahan makanan, terutama pada sub kelompok Bumbu- Bumbuan dan Buah-Buahan. Hal ini berdampak pada inflasi kelompok Bahan Makanan yang masih berada di level tinggi dari 6,0% (yoy) di triwulan I menjadi 6,4% (yoy) di triwulan II. Di sisi lain, kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi di akhir bulan Juni turut menambah tekanan inflasi. Laju inflasi pada kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan meningkat signifikan menjadi 4,1% (yoy) dari 1,1% (yoy) pada triwulan sebelumnya.selanjutnya, kenaikan inflasi terjadi pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,9%. Inflasi, % yoy 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2011 2012 2013 Nasional Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang Sumber: BPS, diolah % 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 (1,0) (2,0) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2011 2012 2013 Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Triwulanan (qtq) Sumber: BPS, diolah Grafik Perkembangan Inflasi Kepri dan Nasional Grafik Perkembangan Inflasi Kepri Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 2

Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran Perbankan Kinerja perbankan di Provinsi Kepri pada triwulan II-2013 masih positif, namun mengalami perlambatan bila diukur secara tahunan. Hal ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Kepri. Total aset Bank Umum pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp37,85 triliun atau mengalami peningkatan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 17,89% (yoy) menjadi 19,07% (yoy). Sementara itu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan pertumbuhan dari 19,00% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 20,84% (yoy) pada triwulan laporan atau mencapai sebesar Rp32,29 triliun. Adapun total kredit pada triwulan pelaporan mencapai nilai sebesar Rp24,66 triliun, atau tumbuh melambat dari 20,93% (yoy) menjadi 17,57% (yoy). 40.000 30.000 20.000 10.000 0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2010 2011 2012 2013 Aset (kiri) Simpanan (kiri) Kredit (kiri) Pertumbuhan Aset (yoy, kanan) % 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00-10,00 Sumber: Bank Indonesia Grafik Perkembangan Indikator Utama Bank Umum Provinsi Kepulauan Riau Untuk BPR, total aset pada triwulan laporan mencapai sebesar Rp3,56 triliun, yang tumbuh melambat dari 13,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 8,89% (yoy). Sementara itu, DPK yang mencapai sebesar Rp2,78 triliun juga mengalami perlambatan dari 11,96% (yoy) menjadi 6,85% (yoy) serta kredit yang mencapai sebesar Rp2,79 triliun tumbuh melambat dari 26,06% (yoy) menjadi 19,76% (yoy). Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 3

Rp miliar % 4.000 100,00 3.000 2.000 1.000 0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2010 2011 2012 2013 Aset (kiri) Simpanan (kiri) Kredit (kiri) Pertumbuhan Aset (yoy, kanan) 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Sumber: Bank Indonesia Grafik Perkembangan Indikator Utama BPR Provinsi Kepulauan Riau Assesmen Sistem Pembayaran Transaksi Tunai Transaksi pembayaran tunai pada triwulan II-2013 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan aktivitas ekonomi berpengaruh pada peningkatan penggunaan uang kartal di Provinsi Kepulauan Riau. Sementara itu, volume dan nilai transaksi melalui instrumen uang giral mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun sebelumnya. 2,500 Inflow (Rp milyar) Outflow (Rp milyar) Net 2,000 1,500 1,000 500 - Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I 2010 2011 2012 2013 Tw.II Grafik Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal di Kepulauan Riau Transaksi Non Tunai - Kliring Jumlah warkat dan nominal transaksi non tunai secara kliring pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Jumlah warkat tercatat Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 4

sebesar 125.791 lembar, menurun 3,68% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 130.597 lembar. Sementara itu jumlah nominal transaksi mengalami peningkatan, yaitu dari Rp3,33 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp4,03 triliun Tabel Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi Non Tunai - RTGS Selama triwulan berjalan, nilai transaksi dan jumlah warkat non tunai melalui bank Indonesia RTGS di Provinsi Kepulauan Riau pada Triwulan II-2013 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, total nilai transaksi tercatat sebesar Rp22,56 triliun atau meningkat 20,14% dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq) dan 18,51% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy). Seiring dengan peningkatan nilai transaksi, volume transaksi juga meningkat dari 26.665 lembar pada triwulan I-2013 menjadi 28.936 lembar pada triwulan laporan. Jika dilihat dari sebaran transaksi berdasarkan kabupaten/kota, sebagian besar transaksi BI-RGTS Provinsi Kepulauan Riau terjadi di Kota Batam sebesar 89,64% dari total transaksi, kemudian Kota Tanjungpinang sebesar 6,92% hal ini terkait dengan jumlah bank dan aktivitas bisnis yang terkonsentrasi di kedua Kota tersebut, terutama di Kota Batam Asesmen Perkembangan Keuangan Daerah Realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II tahun 2013 diperkirakan masih rendah. Sebagai indikasinya, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang masih di bawah 50%. Realisasi pendapatan pemerintah provinsi ini tercatat sebesar Rp274,95 miliar atau baru mencapai 33,87% dari anggaran tahunan sebesar Rp 2,46 triliun. Sebagian besar sumber realisasi pendapatan adalah dana transfer dari pemerintah pusat yang telah mencapai Rp 825 miliar atau 45,74% dari alokasi dana transfer sebesar Rp 1,80 triliun. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 5

Tabel Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau POS ANGGARAN ANGGARAN REALISASI TW.I REALISASI TW.II RP JUTA RP JUTA % RP JUTA % PENDAPATAN 2.456.886 274.949 11,19 832.153 33,87 PENDAPATAN ASLI DAERAH 653.078 4.493 0,69 7.091 1,09 Pendapatan Pajak Daerah 597.242 - - - 0,00 Pendapatan Retribusi Daerah 1.870 - - - 0,00 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 53.966 4.493 8,33 7.091 13,14 PENDAPATAN TRANSFER 1.803.724 270.456 14,99 825.041 45,74 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimban 1.635.850 230.229 14,07 745.498 45,57 Dana Bagi Hasil Pajak 220.775 538 0,24 27.248 12,34 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 722.335 - - 379.214 52,50 Dana Alokasi Umum 656.068 218.689 33,33 328.034 50,00 Dana Alokasi Khusus 36.673 11.002 30,00 11.002 30,00 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 167.874 40.227 23,96 79.543 47,38 Dana Penyesuaian 167.874 40.227 23,96 79.543 47,38 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 84 - - 21 25,00 Pendapatan Lainnya 84 - - 21 25,00 Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau (diolah) Sementara itu persentase realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bahkan lebih rendah daripada realisasi pendapatannya. Per triwulan II-2013 belanja Pemprov. Kepri baru terealisir sebesar 26,39% atau sebesar Rp 674 miliar dari alokasi belanja daerah sebesar Rp 2,55 triliun. Rendahnya penyerapan belanja ini disebabkan karena belum selesainya pengadaan barang-barang operasional dan pengerjaan proyek-proyek yang menggunakan belanja modal. Tabel Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau POS ANGGARAN ANGGARAN REALISASI TW.I REALISASI TW.II RP JUTA RP JUTA % RP JUTA % BELANJA 2.554.465 184.257 7,21 674.050 26,39 BELANJA OPERASI 1.935.729 182.045 9,40 541.072 27,95 Belanja Pegawai 426.956 72.572 17,00 166.251 38,94 Belanja Barang 877.757 21.695 2,47 201.170 22,92 Belanja Hibah 323.429 87.738 27,13 166.561 51,50 Belanja Bantuan Sosial 120.549 40 0,03 5.125 4,25 Belanja Bantuan Keuangan 187.038 - - 1.966 1,05 BELANJA MODAL 382.699 1.717 0,45 30.149 7,88 Belanja Tanah 14.276 - - - 0,00 Belanja Peralatan dan Mesin 72.281 - - 15.255 21,11 Belanja Bangunan dan Gedung 79.963 - - 4.956 6,20 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 215.365 - - 9.938 4,61 Belanja Aset Tetap Lainnya 815 - - - 0,00 BELANJA TAK TERDUGA 1.000 495 49,50 575 57,50 Belanja Tak Terduga 1.000 495 49,50 575 57,50 TRANSFER 235.037 - - 102.253 43,51 Transfer Bagi Hasil ke Kab / Kota / Desa 235.037 - - 102.253 43,51 Bagi Hasil Pajak 235.037 - - 102.253 43,51 SURPLUS DEFISIT (97.579) 90.692 158.103 Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau (diolah) Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 6

Masih rendahnya penyerapan anggaran belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau ini menyebabkan dana idle pemerintah daerah meningkat. Sesuai dengan siklus tahunan belanja daerah yang akan lebih banyak terserap pada triwulan III dan IV-2013, diperkirakan realisasi pemerintah daerah kabupaten juga berpola sama. Dampaknya dapat dilihat pada jumlah simpanan pemerintah daerah di perbankan di wilayah Kepulauan Riau yang meningkat dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan simpanan ini juga didorong oleh pembayaran Dana Bagi Hasil yang dilaksanakan setiap akhir triwulan dengan pola sebagai berikut. Pada akhir triwulan II tahun 2013, dana simpanan pemerintah daerah yang meliputi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten / kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar Rp 3,02 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun lalu, dana simpanan ini naik 35,71%. Sumber : Laporan Bank Umum (LBU) Grafik Pergerakan Jenis Simpanan Pemda di Perbankan Kepri Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat Ketenagakerjaan Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau triwulan II tahun 2013 yang melambat menjadi 5,17% (yoy) dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,3% (yoy) tercermin pada angka penyerapan tenaga kerja triwulan I dan triwulan II 2013. Data BPS menunjukkan pada bulan Februari 2013 jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau meningkat menjadi 6,39% dibandingkan posisi Agustus 2012 yang tercatat sebesar 5,37%. Tabel Perkembangan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 7

Sumber : BPS Kepulauan Riau (diolah) Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia juga menunjukkan tren yang sama. Pada triwulan I tahun 2013 mayoritas responden menyatakan jumlah karyawan turun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara pada triwulan II tahun 2013, lebih banyak responden yang menyatakan kenaikan dalam hal jumlah karyawan. Jika dibandingkan dengan pergerakan PDRB menggunakan harga berlaku, hasil survei SKDU ini bergerak cukup searah. 20 0-20 -40 I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 50 0-50 -100 Pergerakan Tenaga Kerja PDRB qtq Berlaku (RHS) Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia Pergerakan Penggunaan Tenaga Kerja Kesejahteraan Masyarakat Indeks Tendensi Konsumen Berdasarkan Survei Tendensi Konsumen (STK), optimisme masyarakat konsumen di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II-2013 mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Kenaikan optimisme ini tercermin pada Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang naik dari 107,16 menjadi 109,44. Kenaikan ITK ini didorong oleh naiknya pendapatan rumah tangga dan tingkat konsumsi beberapa komoditas tahan lama. Salah satu faktor yang menahan laju naiknya ITK adalah turunnya indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 8

130 125 120 115 110 105 100 95 90 Pendapatan Rumah Tangga Pengaruh inflasi thd tingkat konsumsi ITK Inflasi Kepri (rhs) Tw. I Tw. II Tw. IIITw. IV Tw. I Tw. II Tw. IIITw. IV Tw. I Tw. II 2011 2012 2013 0,80% 0,60% 0,40% 0,20% 0,00% -0,20% -0,40% -0,60% -0,80% Sumber: BPS Kepulauan Riau data diolah Tren Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Kepualau Riau Nilai Tukar Petani Sementara itu dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP), kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau terutama petani cukup baik ditunjukkan dengan masih surplusnya NTP. Meskipun berada dalam posisi surplus, angka NTP pada triwulan II sebesar 103,97 menurun bila dibandingkan dengan NTP triwulan I tahun 2013 yang tercatat sebesar 104,49. Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau (diolah) Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau Tingkat inflasi di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 6,32% (yoy), dengan Inflasi Kota Batam sebesar 5,61% (yoy) dan inflasi di Kota Tanjungpinang sebesar 9,42% (yoy). Jika dilihat lebih dalam, angka inflasi Kelompok Bahan Makanan di Kota Batam tercatat sebesar 3,38% (yoy), sementara inflasi kelompok tersebut di Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 5,97% (yoy). Kenaikan angka inflasi bahan makanan ini diperkirakan akan menambah jumlah penduduk miskin di wilayah sekitar Kota Tanjungpinang. Dengan menggunakan asumsi hasil Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 9

penelitian ADB, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri pada triwulan laporan sebesar 5,17% diperkirakan akan menaikkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah sebesar 3,62%. Sementara kenaikan harga bahan makanan di Kota Tanjungpinang mencapai 5,97%. Untuk mencegah bertambahanya jumlah penduduk miskin pemerintah di wilayah kepulauan Riau perlu mempercepat program pemberantasan kemiskinan termasuk pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi daerah. Asesmen Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Pada triwulan III-2013, laju pertumbuhan perekonomian Kepri diperkirakan sebesar berada pada kisaran 7,94±1% (yoy), meningkat signifikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,17% (yoy). Dengan kondisi tersebut, Provinsi Kepulauan Riau diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 7,50±1%, lebih rendah dari laju pertumbuhan tahun 2012 yang tercatat sebesar 8,21% dengan asumsi masih belum pulihnya perekonomian global. Inflasi pada triwulan III-2013 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terutama karena kenaikan inflasi yang signifikan pada Bulan Juli 2013, didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada Bulan Puasa dan menjelang Lebaran, masih berlanjutnya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi serta momentum liburan panjang sekolah dan tahun ajaran baru. Dengan memperhatikan asumsi-asumsi tersebut, laju inflasi Kepulauan Riau pada triwulan III-2013 diperkirakan berada dalam kisaran 6,58 7,10% (yoy), mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan dengan periode triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 2,40% (yoy). Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 10

Asesmen Prospek Perekonomian Dan Inflasi Regional Pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan II-2013 diperkirakan mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya (triwulan I-2013). Masih belum membaiknya perekonomian global yang dipengaruhi krisis Eropa dan ditambah pula dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di China diduga akan menjadi faktor pemicu yang menyebabkan perlambatan kinerja ekspor di Kepulauan Riau. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau ; Keterangan: (P)Proyeksi Bank Indonesia Batamdalam kisaran ±1% Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor Meskipun demikian, daya tarik Kepulauan Riau sebagai salah satu tujuan pergerakan arus modal global serta strategi BP Batam dalam melakukan promosi investasi diperkirakan tetap akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau, terutama sekali bila dilihat dari rencana dan realisasi pembukaan industri baru di Batam oleh investment grade terkoreksi dan menurun peringkatnya pada awal Mei 2013 ini, namun kedekatan lokasi Kepulauan Riau dengan Singapura sebagai kawasan perdagangan internasional masih tetap menjadi daya tarik investor asing berinvestasi di Kepulauan Riau. Perkiraan inflasi pada dua kota di Kepulauan Riau yang menjadi sampel pengukuran inflasi Nasional oleh BPS, yaitu Kota Batam dan Kota Tanjungpinang terdapat kecenderungan yang relatif sama khususnya di Kota Batam yang memiliki bobot yang lebih besar terhadap inflasi Kepri (82%). Laju inflasi kota Batam pada triwulan II-2013 diperkirakan meningkat jika dibandingkan laju peningkatan tahun sebelumnya, dimana proyeksi tahunan berada pada kisaran 3,70-3,90% (yoy). Sedangkan, Kota Tanjungpinang pada triwulan II-2013 diperkirakan mengalami perlambatan dengan proyeksi inflasi dalam kisaran 3,50-3,70 (yoy). Koreksi atas laju inflasi di Kota Tanjungpinang diperkirakan karena membaiknya pasokan bahan makanan Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 11

khususnya sub kelompok ikan segar dan sub kelompok sayur-sayuran karena faktor cuaca yang kondusif. Prakiraan Kecepatan Angin, Tinggi Signifikan dan Frekuensi Tejadinya Gelombang Laut di Perairan Selat Malaka dan Laut Natuna Bulan Januari Februari 2013 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 12