STANDARISASI BIAYA PRODUKSI TERHADAP TOTAL QUALITY CONTROL PADA PTP. PABRIK GULA TAKALAR

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

STATISTICAL PROCESS CONTROL

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mempertahankan eksistensinya. Untuk mengatasi persaingan yang

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

Bab I. Pendahuluan. Dalam era globalisasi, pesaingan perusahaan sejenis sangatlah ketat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Manajemen ISSN:

ABSTRACT PENDAHULUAN ISTI KHOMAH, ENDANG SITI RAHAYU

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Pengendalian Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Dilihat dari jumlahnya baik industri kecil maupun besar sudah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUATION Of QUALITY CONTROL FOR THE END OF PRODUCT IN UD NANANG BRICK COMPANY YOGYAKARTA

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

MONITORING KEAJEGAN KINERJA ANALIS LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN CONTROL CHARTTOOL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR GULA TEBU PADA PTPN IX PABRIK GULA TASIKMADU

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB III SIX SIGMA. Gambar 3.1 Jarak nilai rata-rata terhadap salah satu batas toleransi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry ( 2003) adalah:

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

BAB 2 LANDASAN TEORI

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

Transkripsi:

Jurnal Liquidity Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013, hlm. 54-58 STANDARISASI BIAYA PRODUKSI TERHADAP TOTAL QUALITY CONTROL PADA PTP. PABRIK GULA TAKALAR Jamaluddin Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 147 Makassar Email: jamal_majid55@yahoo.com Abstract In planning the profit, understanding the relationship between the cost of profit, volume and profit are fundamental in its analysis. This study examines the standardization of the production costs of the company to increase quality control of PTP. Pabrik Takalar. The results concluded that the cost of production on PTP. Sugar Factory Takalar can improve the expected of quality control. In addition, production quality control system implemented in the sugar processing is not been applied to the Statistical Quality Control. Kata Kunci: mutu produk, produk cacat, Statistical Quality Control PENDAHULUAN Upaya untuk menjaga kontinuitas perusahaan agar dapat berkembang dengan baik peran manajemen sangat diperlukan. Hal tersebut menjadi penting mengingat saat ini perusahaan diperhadapkan pada tantangan eksternal yang luar biasa kompetitif, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan yang dimiliki pemerintah. PTP. Pabrik Takalar adalah satu perusahaan milik pemerintah yang berada di bawah kendali PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV dan kini berada di bawah manajemen PTPN X. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi gula, pihak manajemen perlu merumuskan strategi dalam pengembangan dan pengawasan terhadap produksi. Perusahaan dalam memproduksi gula yang bahan pokok produksinya adalah tebu juga menghasilakan produk lain seperti tetes (bumbu masak, alcohol, spiritus). Berdasarkan hasil produksi, pada tahun 2010 hasil produksinya lebih besar dari pada tahun 2008 dan 2009. Hal disebabkan karena biaya produksinya yang tinggi dibanding dengan biaya produksi pada tahun 2008 dan 2009. Hasil produksi gula dan tetes pada PTP. Pabrik Takalar pada tahun 2008, 2009, 2010 dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Hasil dan (dalam ton) Hasil 2008 2009 2010 9.954,64 10.712,13 11.173,42 3.172,53 4.872,56 6.266,25 Sumber : PTP. Pabrik Takalar

Tabel 2. Total dan (dalam ribu ton dan rupiah) Ket. 2008 2009 2010 Menurut Harol (1999), beberapa peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan quality control yaitu: Produk Bermutu Harga (Rp) 9.951 3.169 3.172 500 10.709 4.870 4.872 500 11.170 6.264 6.266 750 1. Panca-indra, misalnya mengetahui mutu tebu yang baik dapat dilihat dengan mata. 2. Mempergunakan alat, diukur dengan membandingkan produksi yang lain dengan kapasitas yang sama. 3. Menggunakan metode statistik, yang lazim disebut Statistical Quality Control. Nilai Jumlah 54.732 1.584 Sumber : PTP. Pabrik Takalar 58.900 2.435 72.608 77.306 56.316 61.335 77.306 Karena itu, PTP. Pabrik Takalar penting untuk mempertahankan kualitas produksi (quality control) dengan menggunakan standardisasi biaya yang efisien dan efektif. Standarisasi merupakan suatu hal yang harus dipenuhi suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Adanya produk yang dihasilkan dengan mutu jelek atau cacat, maka dapat dikatakan produk tersebut sudah tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Keadaan ini wajar, karena perusahaan adalah organisasi yang usahanya untuk mencapai kemakmuran. Perusahaan harus berusaha agar tetap memenuhi fungsinya dalam menunjang perkembangan dan kesuksesan menghadapi persaingan dengan perusahaan yang sejenis. Mencapai hal tersebut perlu adanya pengendalian mutu, sehingga tetap diterima oleh konsumen dan kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Sehubungan upaya tersebut, perhatian utama perusahaan harus dititikberatkan pada standardisasi biaya dalam proses produksi dalam hubungan dengan pengendalian mutu (quality control) output yang dihasilkan, karena biaya-biaya yang dikeluarkan relevan dengan hasil produksinya. Kegiatan produksi tentu diarahkan untuk memperoleh laba dengan biaya produksi yang serendah-rendahnya. Namun, untuk mencapai laba tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan beberapa faktor yang turut menentukan besar kecilnya laba yang dicapai dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu harga jual produk, biaya dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual produk untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan penjualan secara langsung mempengaruhi volume produksi dan volume penjualan mempengaruhi biaya. Ketiga faktor tersebut berkaitan satu sama lain. Sejumlah studi tentang standarisasi dan pengendalian mutu telah dilakukan. Penelitian Yeni (2000) misalnya menyatakan bahwa komunikasi yang lancar merupakan syarat mutlak dilaksanakannya sistem pengendalian mutu. Hubungan yang harmonis akan memperlancar komunikasi. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan keakraban. Selanjutnya Yeni (2000) menyatakan, perlu juga dilakukan pengenalan tentang sistem pengendalian mutu terhadap semua karyawan perusahaan sehingga semua mengerti akan kemana perusahaan tersebut bergerak dan apa tujuannya. Penelitian Adimiraldi (2011) pada PT. Pupuk Kujang menemukan bahwa perusahaan menerapkan system zero waste. Analisisnya menggunakan Statistical Quality Control, yaitu Diagram Pareto, Grafik Kendali dan Diagram Sebab-akibat. Standarisasi Biaya (Jamaluddin) 55

TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan sejumlah studi empirik yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah mengkaji standardisasi biaya produksi yang dilakukan perusahaan terhadap peningkatan quality control pada PTP. Pabrik Takalar. METODE Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan. Metode pengumpulan survey lapangan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, dengan instrumen wawancara. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan formula pengendalian mutu, sebagai berikut: P Chart Dimana: X N (1) P = Chart, yaitu peralatan pengendalian mutu dengan melihat persentase cacat dari hasil produksi X = jumlah yang cacat N = Jumlah sampel dikali dengan jumlah produk yang cacat. P 1 P SP V.. (2) N Untuk mengetahui berapa persentase kerusakan rata-rata dari sejumlah populasi, disusun ketentuan sebagai berikut: UCL = Upper Control Limit LCL = Lower Control Limit Rumus di atas dapat ditentukan dengan dasar, yaitu: UCL = P + 3 SP LCL = P - 3 SP Dimana: UCL = Batas pengendalian atas LCL = Batas pengendalian bawah P = Prosesntase cacat dari sampel yang diamati 3SP = Tiga standar deviasi yang berarti tingkat kepercayaan (level of confidence) dari sampel yang digunakan sebanyak 99,7 %. Dengan pengertian bahwa kemungkinan dari sampel yang diamati jatuh di luar 3 sigma convidence interval adalah sangat kecil, yaitu hanya sebesar 0,03% dari 100%. Setelah melihat kedua rumus batas pengendalian mutu tersebut maka dapat dihitung kesempatan perusahaan pada tingkat kemampuan dari peralatan pabrikasi dalam menghasilkan tingkat toleransi yang diinginkan. Hasil ini mencerminkan tujuan dari pengendalian kualitas (quality control) yaitu menekan jumlah produk yang mengalami penyimpangan/cacat. Rumusrumus itu akan diaplikasikan sesuai dengan data yang diperoleh yaitu data sampel dari hasil produksi yang cacat selama tiga periode yaitu (2008, 2009, dan 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kompilasi data diperoleh informasi bahwa terdapat hasil produksi yang catat selama periode pengamatan, yaitu sebesar 16,42 ton. Jumlah produk yang diamati sebanyak 2 produk yaitu gula dan tetes. Menurut data yang ada, manajemen mampu menurunkan produk cacat selama periode pengamatan. Berikut ini adalah tabel jumlah produk cacat tersebut. Tabel 3. Jumlah Produk Cacat Dari Hasil Thn Jenis 2008 2009 Hasil (ton) 9.954,64 3.172,53 10.712,13 4.872,56 Jumlah yang Cacat (ton) 3,36 2,81 2,98 2,23 56 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 54-58

2010 11.173,42 6.266,25 ton 2,87 2,17 Jumlah 46.151,53 16,42 Sumber : PTP. Pabrik Takalar Dengan menggunakan persamaan (1) diperoleh informasi bahwa nilai peralatan pengendalian mutu dengan melihat persentse cacat dari hasil produksi sebesar 0,0625. Dengan menggunakan persamaan (2), persentase kerusakan rata-rata dari sejumlah populasi adalah 0,0149. Untuk mengetahui persentase yang cacat secara bervariasi (Upper Control Limit dan Lower Control Limit) dapat dihitung sebagai berikut: UCL LCL = P + 3 SP = 0,0625 + (3 x 0,0149) = 0,0625 + 0,0447 = 0,107 = P - 3 SP = 0,0625 - (3 x 0,0149) = 0,0625-0,0447 = 0,018 Dari hasil perhitungan di atas, nampak batas pengendalian yang normal yaitu 0,107 atau 4,1% untuk batas atas, dan 0,018 atau 3,7% untuk batas bawah, sedangkan rata-ratanya = 0,072 atau 3,9 %. Inilah hasil pengendalian produk selama tiga periode. Dengan perhitungan di atas, maka dapat diantsipasi jumlah persentase cacat yang terjadi pada periode berikutnya dan dapat ditekan sesuai dengan pedoman yang ada. Apabila hal tersebut dapat berjalan dengan normal berarti pengendalian mutu yang bersifat statistik dapat menunjukkan besarnya persentase yang hasilnya bervariasi. Terkait dengan hasil tersebut, langkahlangkah yang harus ditempuh perusahaan agar produk yang akan dihasilkan berada pada batas quality control yang normal atau produk yang dapat diterima oleh importir dan konsumen, sebagai berikut: 1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja/karyawan. 2. Peralatan-peralatan yang sudah aus perlu diadakan perbaikan/diganti. 3. Memberikan insentif kepada para pekerja yang mencapai prestasi yang baik. 4. Memberikan sanksi terhadap pekerja yang lalai dari tugas yang diberikan. 5. Perlu pula adanya penetapan standar kualitas yang lebih jelas. 6. Segera digunakan pengendalian mutu secara statistik. Langkah-langkah penyempurnaan tersebut merupakan penunjang yang sangat penting terhadap pencapaian tujuan perusahaan, yaitu terciptanya suatu jaminan kualitas produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan perusahaan. KESIMPULAN Pertama, berdasarkan hasil analisis, keuntungan yang diperoleh setelah penjualan hasil produksi terhadap standar kebutuhan biaya produksi dari tahun-ketahun sangat bervariasi yaitu: 1. Biaya produksi pada tahun 2008 sebesar Rp. 50.170.946.836 dengan hasil produksi yang bermutu sebesar 13.121 ton, dan hasil produksi yang cacat sebesar 6,17. Produk bermutu setelah penjualan sebesar Rp. 56.316.900.000. Jadi keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 6.145.953.164. 2. Pada tahun 2009, biaya produksinya sebesar Rp. 54.345.291.073 dengan hasil produksi yang bermutu 15.579,48 ton, dan hasil produksi yang cacat sebesar 5,21 ton. Produk bermutu setelah penjualan sebesar Rp. 61.335.940.000. Jadi keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 6.990.198.627 3. Pada tahun 2010, dibutuhkan biaya produksi yang lebih besar dibanding tahun 2008 dan 2009, yaitu sebesar Rp 65.433.837.858. Karena pada tahun 2010 dibutuhkan penambahan dana pada bagian-bagiaan tertentu untuk Standarisasi Biaya (Jamaluddin) 57

meningkatkan kapasitas bahan produksi, alat produksi dan meningkatkaan kesejahteraan karyawan. Hasil produksi yang bermutu sebesar 17.434.63 ton, dan hasil produksi yang cacat sebesar 5,04 ton. Produk bermutu setelah penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp. 77.306.835.000 maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 11.872.997.142. Setelah diketahui dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar standar biaya produksi maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Kedua, sistem pengendalian kualitas produksi yang dilaksanakan pada perusahaan dalam pengolahan gula pasir belum diaplikasikan ke dalam bentuk statistik (Statistical Quality Control). Ketiga, penggunaan pengendalian mutu/kualitas terhadap produk secara acceptance sampling, maka dapatlah diketahui apakah gula yang siap diekspor telah sesuai dengan spesifikasi permintaan importir. Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PTP. Pabrik Takalar dapat dikatakan cukup baik, karena penyimpangan yang terjadi pada proses produksi relatif kecil. yang berpengalaman agar lebih menguasai bagian/tugasnya masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Mariyani, Y., 2000, Kajian Pengendalian Mutu Proses Garment di PT. Citra Abadi Sejati, Master Thesis, http://repository.mb.ipb.ac.id/1342/, diakses 15 Januari 2013 Adimiraldi, Y., 2011, Kajian Proses dan Pengendalian Mutu Proses Pengemasan Pupuk Urea di PT. Pupuk Kujang, Master Thesis, http://repository.ipb.ac.id/handle/12345 6789/53206, diakses 15 Januari 2013 Harol, T.A., 1999, Production Systems, Planning, Analysis and Control, John Willey and Sone, New York Adapun implikasi kebijakan dapat menjadi pertimbangan dalam usaha meningkatkan kualitas produksi gula, sebagai berikut: 1. Sistem pengendalian mutu dalam memproduksi gula perlu ditingkatkan terutama pada proses produksi, karena masih banyak ditemukan gula yang tidak berkualitas/cacat. Jika hal ini terus berlanjut maka tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk gula yang berkualitas jauh dari target. 2. Diperlukan investasi baru di bidang produksi atau pabrik, agar dapat menciptakan kapasitas produksi yang lebih optimal. 3. Disarankan bahwa karyawan yang menempati bagian penting, haruslah orang 58 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 54-58