BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah merupakan susunan kegiatan penelitian, mulai dari dilakukannya kegiatan penelitian tersebut, perencanaan sampai pada tahap penyelesaian yang bertujuan agar didalam melakukan penelitian dan analisa data dapat berjalan dengan baik. Isi kerangka pemecahan masalah hendaklah merupakan satu kesatuan yang utuh dan terfokus pada satu tujuan, sehingga dapat memberikan jawaban tentang masalah yang dirumuskan. Data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data-data yang terdiri atas data pokok dan data penunjang, diamana data-data pokok adalah data yang terdiri dari data-data yang diperoleh ketika melakukan penelitian serta pengujian dilapangan secara langsung terhadap objek. Penulis juga menggunakan

2 41 data-data yang bersumber dari literatur atau buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian sebagai tolok ukur serta landasan teori sekaligus sebagai data penunjang didalam penyusunan tugas akhir ini Metode Pengumpulan Data 1. Metode kepustakaan Metode ini merupakan penelitian sebagai pendukung didalam penyusunan Tugas Akhir, untuk dijadikan referensi data secara tertulis sebagai pembanding pada saat melakukan penelitian dengan kondisi yang ada dilapangan. 2. Penelitian Langsung Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian terhadap objek penelitian serta melakukan observasi secara langsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Selain itu data yang diperoleh juga dapat melalui pedoman-pedoman perusahaan didalam melakukan pengendalian kualitas. 3. Wawancara Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan oleh penulis didalam melakukan pengumpulan data. Hal ini dilakukan dengan beberapa personel maupun staff quality pada perusahaan Metode Pengolahan Data 1. Diagram Pareto

3 42 Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dibuat dalam bentuk Diagram Pareto, hal ini bertujuan untuk mengetahui pada titik mana permasalahan yang paling sering muncul, untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan sesuai urutan pada tingkat rangking tertinggi yang ditunjukkan pada Diagram Pareto tersebut. Adapun langkah-langkah yang perlu diambil dalam penyusunan Diagram Pareto adalah: Menentukan klasifikasi data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis penyimpangan dan sebagainya. Menentukan satuan yang digunakan dalam penyususnan Diagram Pareto terhadap tiap-tiap karakteristik, misalnya frekuensi, rupiah, unit dan lain-lain. Mengumpulkan data sesuai dengan interval watu yang telah ditentukan. Merangkum data yang membuat ranking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga terkecil. Menghitung frekuensi atau persentase kumulatif yang digunakan. Menggambar diagram batang, sehingga tingkat kepentingan relative masing-masing masalah dapat ditentukan, identifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian khusus didalam merencanakan perperbaikan.

4 43 2. Peta Pengendali Proporsi Kesalahan (p-chart) Setelah data hasil observasi dilakukan analisa dengan menggunakan Diagram Pareto dan telah ditemukan penyebabnya dengan menggunakan Diagram sebab-akibat, selanjutnya dibuatkan Peta Pengendali Proporsi Kesalahan (p-chart ) untuk proses seamer. Berikut ini merupakan step-step yang dilakukan didalam pembuatan Peta Pengendali Proporsi Kesalahan (p-chart) untuk proses seamer tersebut, antara lain: Menentukan tujuan pengendalian kualitas proses seamer, hal ini penting karena berpengaruh terhadap penggunaan model peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart), didalam melakukan pengendalian kualitas proses statistik data atribut. Menentukan jumlah sample serta observasi, karena hal tersbut berpengaruh terhadap jenis peta pengendali serta karakteristik kualitas proses. Mengambil sampel sesuai dengan kebutuhan serta mengidentifikasi jumlah produk yang cacat. Hal ini dapat memberikan gambaran dari jumlah sampel yang diambil sebanyak (n) terhadap produk yang cacat didalam pengambilan sampel tersebut. Mengelompokkan data hasil observasi dalam bentuk sub group. Menghitung jumlah yang cacat pada setiap sub group. Hitunglah rata-rata jumlah yang cacat dari setiap group. Hitunglah proporsi kesalahan.

5 44 Menetukan Batas Kendali Atas peta p (BPA p) Menetukan Garis Tengah/pusat peta p (GP p) Menetukan Batas Kendali Bawah peta p (BPB p) 3.4. Metode Analisa Data 1. Diagram Sebab-Akibat Diagram Sebab-Akibat (cause and effect diagram) alat ini dalam pengendalian kualitas sering dipergunakan sebagai alat untuk melakukan analisis terhadap timbulnya persoalan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya persoalan tersebut. Adapun kegunaan dari Diagram Sebab-Akibat adalah sebagi berikut: Untuk menyimpulkan sebab terjadinya beberapa variasi yang terjadi dalam proses. Dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi kategori serta sub kategori penyebab yang dapat berpengaruh terhadap karakteristik kualitas tertentu. Dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai jenis-jenis data yang akan dipergunakan. Dapat digunakan dalam tahap perencanaan awal tindakan perbaikan dari hasil identifikasi penyebab proses yang meberikan pengaruh timbulnya efek terhadap keinginan pelanggan. Adapun langkah-langkah didalam penyelesaian masalah dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat antara lain :

6 45 Menyiapkan sesi sebab akibat. Mengidentifikasikan akibat yang ditimbulkan dalam proses Mengidentifikasikan kategori sebab utama. Meneliti kembali setiap kategori sebab utama yang ditimbulkan. Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Pendahuluan Studi Pustaka Observasi dan Wawancara Variabel Penelitian Pengumpulan data Pengolahan data dengan menggunakan Diagram Pareto, Control Chart dan Fish Bone Menganalisa hasil - Analisa Pareto - Analisa Peta Control - Analisa Fish Bone Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pemecahan Masalah