SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH TERHADAP POLITIK UANG

dokumen-dokumen yang mirip
KONTROVERSI PUBLIK TENTANG LGBT DI INDONESIA

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

DUKUNGAN TERHADAP CALON INDEPENDEN

KUALITAS PERSONAL DAN ELEKTABILITAS CALON PRESIDEN DI MATA PEMILIH

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

ISU KEBANGKITAN PKI SEBUAH PENILAIAN PUBLIK NASIONAL. Temuan Survei September 2017

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

PRO-KONTRA PILKADA LANGSUNG. Temuan Survei: 25 Oktober 3 November 2014

AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

LAPORAN QUICK COUNT PEMILU LEGISLATIF

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

Konsolidasi Demokrasi. Lembaga Survei Indonesia (LSI)

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

MEDIA MASSA DAN SENTIMEN TERHADAP PARTAI POLITIK MENJELANG PEMILU 2014

PELUANG DAN HARAPAN DPD RI: SEBUAH EVALUASI PUBLIK

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

KESENJANGAN PENDAPATAN: Harapan Publik terhadap Pemerintahan Jokowi-JK SURVEI NASIONAL

KEPERCAYAAN PUBLIK PADA PEMBERANTASAN KORUPSI

EFEK KAMPANYE DAN EFEK JOKOWI: ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU LEGISLATIF 2014

LEMBAGA PEMBERANTASAN SURVEI OPINI PUBLIK NASIONAL

RASIONALITAS PEMILIH: KONTESTASI PARTAI MENJELANG PEMILU 2009

TREND ORIENTASI NILAI-NILAI POLITIK ISLAMIS VS NILAI-NILAI POLITIK SEKULER DAN KEKUATAN ISLAM POLITIK

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

DEBAT CAPRES-CAWAPRES DAN KECENDERUNGAN SIKAP PEMILIH

LEGITIMASI DEMOKRATIK WAKIL RAKYAT: PARTAI, DPR DAN DPD

Lampu Kuning Negara Hukum Indonesia

Menurunnya Kinerja Pemerintah dan Disilusi terhadap Partai Politik

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

KECENDERUNGAN SWING VOTER MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2009

INTERNET, APATISME, DAN ALIENASI POLITIK

Evaluasi Pemilih atas Kinerja Dua Tahun Partai Politik. Survei Nasional Maret 2006 Lembaga Survei Indonesia (LSI)

KRITERIA IDEAL MENTERI DAN EVALUASI ATAS KINERJA PEMERINTAHAN SBY MENJELANG TERBENTUKNYA KABINET BARU

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

SPLIT-TICKET VOTING, KARAKTERISTIK PERSONAL, DAN ELEKTABILITAS BAKAL CALON PRESIDEN

EFEK CALON TERHADAP PEROLEHAN SUARA PARTAI MENJELANG PEMILU 2009

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

SILENT REVOLUTION : KAMPANYE, KOMPETISI CALEG, DAN KEKUATAN PARTAI MENJELANG PEMILU Lembaga Survei Indonesia (LSI) Oktober 2008

KOMUNALISME DAN POPULISME MASYARAKAT INDONESIA

KEMUNGKINAN GOLPUT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Perolehan suara PN, PA, dan PC menurut nasional pada pemilu 2004 dan 2009

AKUNTABILITAS POLITIK: EVALUASI PUBLIK ATAS PEMERINTAHAN. Temuan Survei Nasional

PROTES MASSA DAN KEPEMIMPINAN NASIONAL SEBUAH EVALUASI PUBLIK

Temuan Survei Nasional: Januari 2016

RASIONALITAS PILKADA DAN CALON INDEPENDEN UNTUK PILKADA DKI JAKARTA

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

MEDIA SURVEI NASIONAL

KASUS BANK CENTURY DI MATA PUBLIK

ISU-ISU PALING MENDESAK DAN POSITIONING CITRA CAPRES-CAWAPRES

RILIS SURVEI NASIONAL 2012 STAGNASI PERILAKU PEMILIH: FENOMENA PARTAI POLITIK MATI SURI

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Laporan Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

CEDERA. Website:

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

Flow chart penarikan sampel exit poll

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

Mencari Calon Presiden 2014

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

Tiga Tahun Partai Politik : Masalah Representasi Aspirasi Pemilih

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

Metodologi Quick Count

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

PELUANG CALON-CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI JAWA BARAT

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

BRR Gagal, Aceh Hilang dari Peta NKRI Evaluasi Publik Aceh dan Nias Setahun Pasca Tsunami

ISU-ISU PUBLIK DAN PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 2007

TERORISME, PESANTREN, DAN TOLERANSI AGAMA: PERSPEKTIF KAUM MUSLIM INDONESIA

INDONESIA Percentage below / above median

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

Konstitusionalitas dan Problematika Alokasi Kursi DPR RI Pemilu Indonesia

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

Temuan Survei: Januari 2015

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

BERITA RESMI STATISTIK

Kedaerahan dan Kebangsaan dalam Demokrasi Sebuah Perspektif Ekonomi-Politik. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 20 Maret 2007

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN SURVEI MEMPREDIKSI PEMENANG PILKADA BANTEN 2017

KESEHATAN ANAK. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH TERHADAP POLITIK UANG Survei Dapil September - Oktober 2013 dan Survei Nasional Maret 2013 Jl Cikini V No 15 A Menteng, Jakarta Pusat 10330 Telp (021) 31927996/98 Fax (021) 3143867 wwwindikatorcoid

Latar Belakang Banyak politisi dan pengamat yang menilai pragmatisme pemilih paling menentukan tingkat kedipilihan partai dan calon dalam pemilu legislatif 2014 Politik uang (money politics) dipercaya paling mempengaruhi elektabilitas partai Benarkah politik uang mempengaruhi politik elektoral kita? Seberapa permisif masyarakat terhadap politik uang? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi politik uang? Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 2

Latar Belakang Untuk itu dilakukan survei nasional untuk melihat sikap dan perilaku pemilih terhadap politik uang (money politics) Untuk melengkapi potret nasionalnya, data dari survei dapil terbaru juga dianalisis Survei nasional pada Maret 2013 dibiayai oleh Indikator Politik Indonesia untuk kepentingan akademik Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 3

Konsep dan Pengukuran Dalam studi ini, politik uang dipahami sebagai bentuk mobilisasi elektoral dengan memberikan uang, hadiah atau barang kepada pemilih agar dipilih dalam suatu pemilihan umum Sejumlah studi menunjuk politik uang (money politics) berkaitan dengan teori distributive politics yang menunjuk pada vote buying, pork barrel, club goods, patronage dan programmatic mobilization Studi ini hanya menelaah soal vote buying, yakni strategi elektoral secara retail yang dilakukan oleh politisi, partai atau tim sukses jelang pemilihan Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 4

Konsep dan Pengukuran Pada tingkat sikap, studi ini menanyakan seberapa toleran pemilih menilai praktik politik uang sebagai kewajaran atau tidak Jika menilai sebagai suatu yang wajar, apakah pemilih akan menerima atau menolak pemberian uang atau hadiah Dalam survei nasional, studi ini menanyakan kecenderungan perilaku responden jika ada lebih dari satu partai yang menawari uang atau barang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 5

Faktor-Faktor Terkait Dalam sejumlah studi, beberapa faktor dipercaya mempengaruhi sikap dan perilaku massa terhadap politik uang Stokes (2005) menilai partai lebih menyasar target pemilih mengambang atau yang tidak memiliki kedekatan dengan partai (pary ID) karena pemilih loyal adalah pangsa tradisional Diaz-Cayeros et al (2012) mengatakan tanpa diberikan uang pun pemilih loyal akan tetap memilih partainya Sebaliknya, Nichter (2008) menyatakan bahwa politik uang justru ditargetkan ke pemilih loyal untuk meningkatkan partisipasi Yang terjadi bukan vote buying, tapi turnout buying Brusco et al 2004 menemukan kaum muda di Argentina lebih rentan menerima politik uang dibanding pemilih tua karena pemuda ikatan terhadap partai lebih lemah Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 6

Faktor-Faktor Terkait Banyak studi yang menunjuk warga miskin rentan terhadap praktik politik uang Alasannya, high discount rate (Stokes, 2007b) dan marginal utility of income lebih tinggi di kalangan orang miskin (Dixit and Londregan 1996) Dari perspektif elit, suara pemilih dari kalangan bawah harganya lebih murah (Blaydes,2006) Tingkat pendidikan juga dinilai punya pengaruh terhadap politik uang (Vicente 2013) Pemilih yang tinggal di desa juga dianggap lebih rentan karena kuatnya jaringan patron-client (Hicken 2007a) Ini ditunjukkan oleh keikutsertaan dalam jejaring sosial Pemilih di desa juga lebih sering mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya (Scott 1969) Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 7

Metodologi Survei Dapil Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di 39 Dapil yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan Sampel: Jumlah sampel tiap dapil 400 Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti Waktu wawancara lapangan September-Oktober 2013 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 8

Metodologi Survei Nasional Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan Sampel: Jumlah sampel 1200, dipilih dengan secara acak dengan metode multistage random sampling Diperkirakan margin of error sebesar ±29% pada tingkat kepercayaan 95% Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti Waktu wawancara lapangan 22-26 Maret 2013 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 9

Flow chat penarikan sampel nasional Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Prov 1 Ds 1 Ds n RT1 RT2 RT3 Prov k Ds 1 Ds m RT5 Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random KK1 KK2 Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Laki-laki Perempuan Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 10

Temuan: Validasi Sampel

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN NASIONAL KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS GENDER AGAMA Laki-laki 500 503 Islam 896 873 Perempuan 500 497 Katolik/Protestan 79 98 DESA-KOTA Lainnya 24 30 Pedesaan 504 502 ETNIS Perkotaa 496 498 Jawa 413 402 Sunda 156 155 Melayu 44 23 Madura 34 30 Bugis 18 27 Betawi 27 29 Batak 39 36 Minang 26 27 Lainnya 242 271 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 12

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN NASIONAL KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS PROVINSI PROVINSI NAD 20 19 BALI 16 16 SUMUT 56 55 NTB 20 19 SUMBAR 21 20 NTT 18 20 RIAU 23 23 KALBAR 20 18 JAMBI 12 13 KALTENG 08 09 SUMSEL 31 31 KALSEL 17 15 BENGKULU 07 07 KALTIM 16 15 LAMPUNG 32 32 SULUT 09 10 BABEL 05 05 SULTENG 10 11 KEPRI 08 07 SULSEL 33 34 DKI 41 40 SULTRA 08 09 JABAR 182 181 GORONTALO 04 04 JATENG 137 136 SULBAR 04 05 DIY 15 15 MALUKU 06 06 JATIM 158 158 MALUT 04 04 BANTEN 45 45 PAPUA 11 12 PAPUA BARAT 04 03 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 13

SIKAP TOLERAN TERHADAP POLITIK UANG (SURVEI DAPIL SEP-OKT 2013)

Sikap Toleran Terhadap Politik Uang (%) Survei di 39 Dapil, Sep-Okt 2013 Sebagai usaha untuk memenangkan pemilihan umum, ada calon anggota DPR atau orang yang membantunya memberikan uang atau hadiah tertentu agar memilih calon tersebut Menurut Ibu/Bapak, apakah pemberian itu dapat diterima sebagai hal yang wajar, atau tidak bisa diterima? (%) 80 70 60 579 50 40 415 30 20 10 0 Bisa diterima sebagai hal yang wajar Tidak bisa diterima 05 Tidak tahu/jawab Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 15

Bila merasa politik uang hal yang wajar, apakah akan menerima bila diberi uang / barang? Survei di 39 Dapil, Sep-Okt 2013 Bila diterima sebagai hal yang wajar, apakah Ibu/Bapak sendiri akan menerima bila ada orang yang memberi uang atau hadiah tersebut? (%) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 287 Akan menerima dan memilih calon yang memberi uang 103 Akan menerima dan memilih calon yang memberi uang lebih banyak 557 Akan menerima, tapi memilih calon ditentukan sendiri sesuai hati nurani 43 10 Tidak akan menerima pemberian tersebut Tidak tahu/jawab Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 16

Toleransi Terhadap Politik Uang Menurut Demografi Survei di 39 Dapil, Sep-Okt 2013 Base Bisa diterima sbg hal yang wajar GENDER Tidak bisa diterima, tidak wajar Tidak tahu Laki-laki 500 40 59 0 Perempuan 500 43 57 1 DESA-KOTA Pedesaan 514 44 55 1 Perkotaan 486 39 61 0 USIA <= 20 thn 45 42 58 1 21-25 thn 68 42 57 0 26-40 thn 380 43 57 0 41-55 thn 329 41 59 0 > 55 thn 178 41 58 1 Gender, desa-kota, dan usia tidak punya hubungan yang erat dengan sikap toleran terhadap politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 17

Toleransi Terhadap Politik Uang Menurut Demografi Survei di 39 Dapil, Sep-Okt 2013 Base Bisa diterima sbg hal yang wajar PENDIDIKAN Tidak bisa diterima, tidak wajar Tidak tahu <= SD 497 46 53 1 SLTP 204 42 57 0 SLTA 225 36 63 0 PT 73 21 78 0 PENDAPATAN < 1 juta 586 47 53 0 1 - < 2 juta 256 38 61 0 => 2 juta 158 29 71 0 Sikap toleran terhadap politik uang berhubungan erat dengan tingkat pendidikan dan pendapatan Semakin tinggi pendidikan dan semakin besar pendapatan seorang pemilih, semakin rendah toleransinya terhadap politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 18

TEMUAN Toleransi pemilih di 39 dapil terhadap politik uang cukup tinggi Sebanyak 41,5% pemilih menilai praktik politik uang sebagai suatu kewajaran dan hanya 57,9% yang menilai politik uang tak bisa diterima Di antara pemilih yang menilai politik uang sebagai kewajaran, 28,7% responden akan memilih calon yang memberi uang dan 10,3% pemilih akan memilih calon yang memberi uang paling banyak Namun lebih dari separuhnya akan menerima pemberian uang tapi tetap memilih sesuai hati nurani (55,7%) Sebagian kecil di anatara mereka akan menolak uang, meski menilai praktik itu sebagai suatu yang lumrah (4,3%) Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 19

TEMUAN Dari sisi gender, toleransi terhadap politik uang tidak terlalu terkait Demikian juga dari sisi usia, toleransi terhadap politik uang tidak terlalu kelihatan kaitannya Meski pemilih yang tinggal di desa sedikit lebih toleran dibanding pemilih di perkotaan, perbedaannya tidak terlalu signifikan Faktor yang sangat berkaitan dengan sikap terhadap politik uang adalah tingkat pendidikan dan pendapatan Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 20

KECENDERUNGAN PERILAKU TERHADAP POLITIK UANG (SURNAS MARET 2013)

Kecenderungan Perilaku: Yang akan dilakukan bila menerima politik uang Survei Nasional Maret 2013 Menurut Ibu/Bapak, langkah manakah yang Ibu/Bapak akan ambil jika ada lebih dari satu partai menawarkan uang atau barang untuk suara Ibu/Bapak pada pemilu 2014 nanti? (%) Menolak uangnya dan memilih partai sesuai pilihan semula 489 Menolak, 543% Menolak uangnya dan memilih partai yang tidak menawarkan uang 54 Hanya menerima uang dari satu partai dan memberikan suara ke partai itu 87 Menerima semua uangnya, dan memberikan suara hanya pada salah satu partai Menerima semua uangnya, dan memilih partai sesuai pilihan semula 80 195 Menerima, 415% Menerima semua uangnya, dan memilih partai yang memberi uang terbanyak 53 Tidak tahu/ tidak jawab 42 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 22

Pernah ditawari uang atau barang agar memilih partai atau calon anggota DPR tertentu? Survei Nasional Maret 2013 90 80 70 60 50 40 Apakah Ibu/Bapak pernah mengalami ditawari uang atau barang agar memilih partai/calon anggota DPR? (%) 803 30 20 10 0 168 Pernah mengalami Tidak pernah Tidak jawab 29 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 23

Apakah Ibu/Bapak tahu/melihat banyak orang di lingkungan sekitar sini yang menerima uang atau hadiah atau barang dari calon atau tim sukses calon tertentu menjelang hari pemilihan anggota DPR tingkat Pusat/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota yang lalu? (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pernah tahu/melihat orang lain menerima uang/barang menjelang pemilu legislatif? 85 Ya, banyak orang yang menerima di sini Survei Nasional Maret 2013 122 Ya, ada tapi tidak banyak 791 Tidak pernah melihat, tidak pernah dengar 02 Tidak jawab Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 24

Perilaku Menerima atau Menolak Menurut Pengalaman Politik Uang Survei Nasional Maret 2013 Base Akan menerima pemberian DITAWARI UANG/BARANG Akan menolak pemberian Pernah 168 55 44 2 Tidak pernah 803 39 57 4 TT/TJ MELIHAT/MENDENGAR ORANG LAIN MENERIMA UANG ATAU BARANG Ya, banyak orang yang menerima 85 55 43 2 Ya, ada tapi tidak banyak 122 52 46 2 Tidak pernah melihat/dengar 791 39 57 5 Pengalaman langsung dan menyaksikan praktek politik uang cenderung membentuk perilaku pemilih untuk menerima politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 25

TEMUAN Dalam survei nasional, kecenderungan perilaku pemilih jika ada lebih dari satu partai memberikan uang atau barang dapat dipetakan menjadi dua garis besar: menolak (54,3%) dan menerima (41,5%) Ada 80,3% responden yang mengaku tak pernah ditawari uang atau barang dalam pemilihan anggota DPR, 16,8% mengaku pernah ditawari dan sisanya tidak menjawab Jika ditanyakan seberapa mereka menyaksikan/mendengar orang di lingkungan mereka tinggal menerima politik uang, 8,5% menilai banyak orang di tempat tinggalnya yang menerima, 12,2% menyatakan ada politik uang tapi tak banyak dan 79,1% mengaku tak pernah melihat dan mendengar Pemilih yang mengaku pernah ditawari politik uang atau menyaksikan praktik tersebut terjadi di lingkungannya cenderung perilakunya menerima politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 26

FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN POLITIK UANG

Party ID Survei Nasional Maret 2013 Ada orang yang merasa lebih dekat pada partai politik tertentu dan ada yang tidak Bagaimana dengan Ibu/Bapak sendiri, apakah ada partai politik yang Ibu/Bapak merasa lebih dekat terhadapnya? Bila ada, seberapa dekat Ibu/Bapak rasakan dengan partai tersebut (%) Tidak tahu, 02 Ya ada, 143 60 50 51 40 30 26 20 19 10 4 0 Sangat dekat Cukup dekat Sedikit dekat Tidak tahu/jawab Tidak ada, 855 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 28

Mei'11 Jun'11 Jul'11 Des'11 Feb'12 Mei'12 Jun'12 Okt'12 Des'12 Mar'13 Okt'13 Trend Party ID 25 20 21 18 21 18 18 17 15 10 14 14 12 14 10 5 0 Sumber sebelum Maret 2013: Survei LSI dan SMRC Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 29

Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Party ID (%) Survei Nasional Maret 2013 70 60 53 63 61 69 50 40 30 43 38 34 31 20 10 0 4 6 0 Menerima pemberian Menolak pemberian TT/TJ Tidak dekat Sedikit dekat Cukup dekat Sangat dekat 0 Party ID menurunkan kecenderungan perilaku menerima politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 30

Nahdlatul Ulama (NU) Muhammadiyah Organisasi Islam lainnya Gereja Organisasi adat Organisasi pemuda Perhimpunan olah raga Serikat pekerja/buruh, kelompok Partai politik Karang taruna Arisan Koperasi Kelompok seni budaya Keanggotaan Organisasi (%) Survei Nasional Maret 2013 25 20 203 Perkenankan saya mengetahui keikutsertaan Ibu/Bapak dalam berbagai organisasi atau perhimpunan di bawah ini Apakah Ibu/Bapak anggota atau bukan anggota dari organisasi/kelompok berikut? (% Anggota) 227 15 10 5 36 32 62 44 59 62 97 25 57 96 31 0 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 31

Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Keanggotaan Organisasi (%) Survei Nasional Maret 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 42 41 55 54 4 5 Anggota organisasi Bukan anggota organisasi Menerima pemberian Menolak pemberian TT/TJ Keanggotaan di organisasi tidak punya hubungan langsung dengan perilaku menerima ataupun menolak politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 32

Mengalami dan melihat/mendengar praktek politik uang menurut keanggotaan organisasi (%) Survei Nasional Maret 2013 25 20 15 10 5 20 12 23 17 Anggota organisasi Bukan anggota organisasi 0 Pernah ditawari uang/barang agar memilih partai atau calon anggota DPR Pernah melihat/mendengar orang lain menerima uang/barang dari calon anggota DPR Praktek politik uang lebih banyak dialami oleh anggota organisasi dibanding yang bukan anggota organisasi Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 33

TEMUAN Pada survei nasional Maret 2013, hanya 14,3% responden yang merasa dekat dengan partai dengan kadar kedekatan yang bersifat variatif Data tren menunjukkan bahwa tingkat party ID pemilih Indonesia cenderung menurun Survei menunjukkan bahwa pemilih yang memiliki kedekatan dengan partai (party ID) cenderung menolak pemberian politik uang Demikian juga sebaliknya Pemilih yang sangat dekat terhadap partai juga cenderung lebih resisten terhadap politik uang ketimbang yang sedikit dekat dengan partai Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 34

TEMUAN Party ID menurunkan kecenderungan perilaku menerima politik uang Hal ini bisa disimpulkan bahwa praktik politik uang marak karena kinerja partai yang buruk membuat pemilih cenderung membangun hubungan yang bersifat transaksional dengan partai melalui politik uang Keanggotaan di organisasi tidak punya hubungan langsung dengan perilaku menerima ataupun menolak politik uang Namun demikian, praktik politik uang lebih banyak dialami oleh anggota organisasi dibanding yang bukan anggota organisasi Hal ini bisa dimaklumi karena partai atau politisi secara teknis lebih mudah mendekati organisasi-organisasi daripada mendekati pemilih satu-persatu Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 35

BREAKDOWN PERILAKU MENERIMA ATAU MENOLAK POLITIK UANG MENURUT DEMOGRAFI

Kecenderungan Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Gender (%) Survei Nasional Maret 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 54 55 42 41 4 5 Menerima pemberian Menolak pemberian TT/TJ Laki-laki Perempuan Penerimaan terhadap politik uang tidak berhubungan dengan gender Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 37

Kecenderungan Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Desa-Kota (%) Survei Nasional Maret 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 59 47 50 36 3 5 Menerima pemberian Menolak pemberian TT/TJ Pedesaan Perkotaan Politik uang lebih diterima di pedesaan dibanding di perkotaan Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 38

Kecenderungan Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Usia (%) Survei Nasional Maret 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 61 49 51 53 56 54 43 38 39 40 Menerima pemberian Menolak pemberian 1 0 3 6 TT/TJ 6 <= 20 thn 21-25 thn 26-40 thn 41-55 thn > 55 thn Kecenderungan menerima atau menolak pemberian tidak terkait dengan usia Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 39

Kecenderungan Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Pendidikan (%) Survei Nasional Maret 2013 80 70 60 50 40 30 20 10 0 49 47 37 37 23 Menerima pemberian 60 60 70 Menolak pemberian 5 3 3 TT/TJ 7 <= SD SLTP SLTA PT Semakin tinggi pendidikan semakin kecil kecenderungan menerima pemberian Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 40

Kecenderungan Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Pendapatan (%) Survei Nasional Maret 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 47 49 41 30 Menerima pemberian 56 66 Menolak pemberian 4 3 TT/TJ 4 < 1 juta 1 - < 2 juta => 2 juta Semakin besar pendapatan semakin kecil kecenderungannya menerima pemberian Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 41

Kecenderungan Perilaku Menerima atau Menolak Politik Uang Menurut Massa Pemilih Partai (%) Survei Nasional Maret 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 47 46 46 46 48 43 42 39 39 38 36 Menerima pemberian 62 57 57 58 51 54 51 50 Menolak pemberian 61 PKB PDIP NASDEM GERINDRA PPP HANURA DEMOKRAT GOLKAR PAN PKS Kecenderungan untuk menerima politik uang paling besar terdapat pada massa pemilih PKB (47%) Paling rendah pada pemilih PKS (36%) Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 42

TEMUAN Penerimaan terhadap politik uang tidak berhubungan dengan gender Politik uang lebih diterima di pedesaan dibanding di perkotaan Kecenderungan menerima atau menolak pemberian tidak terkait dengan usia Semakin tinggi pendidikan semakin kecil kecenderungan menerima pemberian Semakin besar pendapatan semakin kecil kecenderungannya menerima pemberian Kecenderungan untuk menerima politik uang paling besar terdapat pada massa pemilih PKB (47%) Paling rendah pada pemilih PKS (36%) Hal ini bisa jadi karena faktor SES di mana tingkat pendidikan dan pendapatan pemilih PKB lebih rendah dibanding PKS Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 43

ANALISIS EFEK BERBAGAI FAKTOR TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU ATAS POLITIK UANG

Efek Berbagai Faktor Terhadap Politik Uang (model regresi logistik, perbedaan dalam predicted probabilities) DEPENDENT VARIABLE Kecenderungan Berperilaku Menerima Politik Uang Pengalaman Politik Uang Gender (laki-laki) 003 005** Desa-Kota (Pedesaan) 004 005** Pendidikan -029*** 006* Usia -010-011*** Party ID -011* 005 Keanggotaan Organisasi -014 028* Pengalaman Politik Uang 018*** ***p<001, **p<01, *p<05 Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 45

TEMUAN Pendidikan, Party ID dan pengalaman politik uang memiliki efek yang signifikan terhadap kecenderungan perilaku untuk menerima atau menolak politik uang Politik uang lebih mendapat respon pada pemilih yang tingkat pendidikannya rendah, tidak merasa dekat dengan partai dan pernah mengalami politik uang (ditawari uang atau barang) Sementara faktor gender, desa-kota, usia dan keterlibatan dalam organisasi tidak punya efek langsung terhadap perilaku menerima ataupun menolak politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 46

TEMUAN Yang menarik, keterlibatan dalam organisasi dan usia memiliki hubungan yang kuat dengan pengalaman terpapar politik uang Pemilih yang terlibat dalam organisasi serta berusia lebih muda lebih berpeluang dijadikan objek praktek politik uang dibanding yang tidak terlibat dalam organisasi dan berusia lebih tua Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 47

KESIMPULAN Pendidikan, party ID dan pengalaman politik uang memiliki efek yang signifikan terhadap kecenderungan perilaku untuk menerima atau menolak politik uang Selain memberikan perhatian pada masalah pendidikan, praktik politik uang ternyata berkaitan dengan rendahnya party ID Ini bukti bahwa party ID memberikan sumbangan besar bukan hanya dalam menjaga stabilitas pilihan, tetapi juga mampu menjadi antidote praktik-praktik politik uang Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 48

KESIMPULAN Pemilih cenderung toleran dan menerima politik uang karena mereka tidak memiliki kedekatan secara psikologis dengan partai politik Pemilih kemudian melakukan relasi transaksional dengan partai politik Pemilih menjadikan politik uang dan pendekatan kampanye yang bersifat partikularistik sebagai kompensasi kepada partai politik Jika partai politik tak berbenah, maka pemilih makin menjauhi partai dan biaya politik makin mahal karena pemilih cenderung memakai pendekatan transaksional dengan partai Bahan Rilis INDIKATOR (Des 2013) 49

TERIMAKASIH wwwindikatorcoid @indikatorcoid Indikator Politik Indonesia