KAJIAN EKONOMI REGIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

Kajian Ekonomi Regional Banten

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2014

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BERITA RESMI STATISTIK

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BERITA RESMI STATISTIK

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Tengah Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V

Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II 2013 dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Semarang, Agustus 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH V Kepala Perwakilan, Ttd Sutikno Direktur Eksekutif i

ii Halaman ini sengaja dikosongkan

Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Suplemen... xi Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Jawa Tengah... xiii Ringkasan Umum... 1 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional... 7 1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum... 7 1.2. Perkembangan Ekonomi Sisi Sektoral... 9 1.3. Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan... 19 2. Perkembangan Inflasi Jawa Tengah... 31 2.1. Inflasi Secara Umum... 31 2.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok... 34 2.2.1. Kelompok Bahan Makanan... 34 2.2.2. Kelompok Makanan Jadi... 36 2.2.3. Kelompok Transpor Komunikasi dan Jasa Keuangan... 37 2.2.4. Kelompok Lainnya... 37 2.3. Disagregasi Inflasi... 38 2.3.1. Kelompok Volatile Foods... 38 2.3.2. Kelompok Administered Prices... 39 2.3.3. Kelompok Inti... 39 2.4. Inflasi Kota Kota di Provinsi Jawa Tengah... 42 iii

3. Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran... 49 3.1. Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah... 49 3.2. Perkembangan Bank Umum... 50 3.2.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank... 50 3.2.2 Perkembangan Penghimpunan DPK... 51 3.2.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan... 52 3.2.4. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum... 54 3.2.5. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum... 55 3.3. Perkembangan Perbankan Syariah... 55 3.4. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat... 56 3.5. Perkembangan Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS)... 58 3.6. Perkembangan Perkasan... 60 4. Perkembangan Keuangan Daerah... 63 4.1. Realisasi APBD Triwulan II 2013... 63 4.2. Perbandingan Realisasi APBD Semester I 2013 dan Semester I 2012... 65 5. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah... 69 5.1. Ketenagakerjaan... 69 5.2. Pengangguran... 71 5.3. Nilai Tukar Petani... 72 5.4. Penyaluran Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)... 73 5.5. Tingkat Kemiskinan... 74 5.6. Indikator Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan Survei Konsumen... 76 5.6.1. Indikator Ketenagakerjaan... 76 5.6.2. Indikator Penghasilan... 77 6. Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah... 79 6.1. Pertumbuhan Ekonomi... 79 6.2. Inflasi... 86 iv

Daftar Tabel Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%)... 9 Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%)... 9 Tabel 1.3. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2012 2013 (%)... 19 Tabel 1.4. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2012 2013 (%)... 19 Tabel 1.5. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Tujuan Ekspor Terbesar Jawa Tengah... 23 Tabel 1.6. Perkembangan Nilai Ekspor Bedasar SITC 2 Digit Komoditas Utama Provinsi Jawa Tengah (Juta USD)... 24 Tabel 1.7. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Pilihan Provinsi Jawa Tengah (Juta USD)... 26 Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan Per Kelompok... 34 Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Bulanan Per Kelompok... 36 Tabel 2.3. Dampak Kenaikan Harga BBM thdp Inflasi Jawa Tengah... 39 Tabel 3.1. Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum di Jawa Tengah... 50 Tabel 3.2. Perkembangan Kredit Sektoral Bank Umum Provinsi Jawa Tengah (Rp miliar)... 52 Tabel 3.3. Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Jawa Tengah... 56 Tabel 3.4. Jaringan Kantor BPR di Jawa Tengah... 56 Tabel 3.5. Perputaran Cek dan Bilyet Giro Kosong Provinsi Jawa Tengah... 59 Tabel 4.1. Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2013 (Rp Miliar)*... 64 Tabel 4.2. Perbandingan Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2013 dan Triwulan II 2012... 67 Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 2011 Februari 2013... 69 Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Agustus 2011 Februari 2013... 70 v

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan, Agustus 2011 Februari 2013... 71 Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di Jawa Tengah... 73 Tabel 5.5. Rata-rata Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Modal Petani... 73 Tabel 5.6. Penyaluran Beras Perum Bulog Divre Jawa Tengah (dalam ton)... 73 Tabel 5.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah Tahun 1993-201274 Tabel 5.8. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2008-September 2012... 75 Tabel 5.9. Garis Kemiskinan Makanan dan Bukan Makanan di Jawa Tengah Menurut Daerah, Maret 2009-September 2012... 76 Tabel 5.10. Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini Triwulan II 2013... 77 Tabel 5.11. Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 Bulan YAD Triwulan II 2013... 77 Tabel 5.12. Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Triwulan II 2013... 78 Tabel 5.13. Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD Triwulan II 2013... 78 Tabel 6.1. Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 dan Proyeksi Triwulan III 2013 (%)... 80 Tabel 6.2. Ekspektasi Kondisi Usaha Provinsi Jawa Tengah Triwulan III 2013... 81 Tabel 6.3. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan dan Proyeksi Triwulan III 2013 (%)... 83 Tabel 6.4. Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Jawa Tengah... 85 vi

Daftar Grafik Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan PDB Indonesia... 7 Grafik 1.2. PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000... 7 Grafik 1.3. Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur PDRB Sektoral Provinsi Jawa Tengah Triwulan II 2013 (%)... 10 Grafik 1.4. Perkembangan Luas Panen Padi di Jawa Tengah... 10 Grafik 1.5. Perkembangan Produksi Padi di Jawa Tengah... 10 Grafik 1.6. Perkembangan Harga Minyak WTI di Pasar Internasional... 11 Grafik 1.7. Perkembangan Impor Minyak Jawa Tengah... 11 Grafik 1.8. Perkembangan Industri Besar Jawa Tengah... 12 Grafik 1.9. Perkembangan Industri Kecil Jawa Tengah... 12 Grafik 1.10. Perkembangan Impor Non Migas Bahan Baku di Jawa Tengah... 13 Grafik 1.11. Perkembangan Penyaluran Kredit Sektor Industri di Jawa Tengah... 13 Grafik 1.12. Perkembangan Konsumsi Semen di Jawa Tengah... 13 Grafik 1.13. Perkembangan Penyaluran Kredit Konstruksi dan Perumahan di Jawa Tengah... 13 Grafik 1.14. Perkembangan Penjualan Listrik di Jawa Tengah... 14 Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah Pelanggan... 14 Grafik 1.16. Perkembangan Penyaluran Kredit PHR di Jawa Tengah... 15 Grafik 1.17. Perkembangan Keyakinan Konsumen dan Pedagang Eceran... 15 Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara di Jawa Tengah... 15 Grafik 1.19. Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Jawa Tengah... 15 Grafik 1.20. Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Jawa Tengah... 18 Grafik 1.21. Perkembangan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian (Konsumsi) Barang Tahan Lama... 20 Grafik 1.22. Perkembangan Penjualan Listrik Segmen Rumah Tangga di Jawa Tengah... 20 Grafik 1.23. Perkembangan Penyaluran Kredit Konsumsi di Jawa Tengah... 20 Grafik 1.24. Perkembangan Giro Pemerintah Pusat dan daerah di Perbankan Jawa Tengah... 20 Grafik 1.25. Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi di Jawa Tengah... 22 vii

Grafik 1.26. Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Modal Vs PMTDB... 22 Grafik 1.27. Perkembangan Konsumsi Listrik Segmen Bisnis di Jawa Tengah... 22 Grafik 1.28. Perkembangan Konsumsi Listrik Segmen Industri di Jawa Tengah... 22 Grafik 1.29. Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah... 23 Grafik 1.30. Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Jawa Tengah... 23 Grafik 1.31. Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jawa Tengah... 25 Grafik 1.32. Perkembangan Volume Ekspor Provinsi Jawa Tengah... 25 Grafik 1.33. Perkembangan Ekspor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Tujuan... 25 Grafik 1.34. Pangsa Ekspor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Tujuan April-Mei 2013... 25 Grafik 1.35. Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah... 27 Grafik 1.36. Pangsa Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Asal... 27 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan Jawa Tengah dan Nasional... 32 Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan Provinsi Jawa Tengah... 32 Grafik 2.3. Event Analysis Inflasi Jawa Tengah... 32 Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender 2010-2013... 33 Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Tahunan... 40 Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Bulanan... 40 Grafik 2.7. Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap Kenaikan Harga... 42 Grafik 2.8. Inflasi Kota-Kota di Provinsi Jawa Tengah... 43 Grafik 2.9. Inflasi Kota-Kota di Provinsi Jawa Tengah Per Kelompok... 43 Grafik 3.1. Perkembangan Indikator Perbankan Jawa Tengah... 50 Grafik 3.2. Pertumbuhan Tahunan Indikator Perbankan Jawa Tengah... 50 Grafik 3.3. Perkembangan DPK Perbankan Umum di Provinsi Jawa Tengah... 52 Grafik 3.4. Komposisi DPK Perbankan Umum Triwulan II 2013 di Provinsi Jawa Tengah... 52 Grafik 3.5. Pertumbuhan Kredit Perbankan di Provinsi Jawa Tengah... 53 Grafik 3.6. Komposisi Kredit Perbankan Triwulan II 2013 di Provinsi Jawa Tengah.. 53 Grafik 3.7. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Simpanan Jawa Tengah... 54 Grafik 3.8. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Pinjaman Jawa Tengah... 54 Grafik 3.9. Perkembangan Indikator BPR di Jawa Tengah... 57 Grafik 3.10. Pertumbuhan Tahunan Indikator BPR di Jawa Tengah... 57 viii

Grafik 3.11. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Jawa Tengah... 57 Grafik 3.12. Perkembangan Penyaluran Kredit BPR Jawa Tengah... 57 Grafik 3.13. Perkembangan Kliring di Jawa Tengah... 58 Grafik 3.14. Perkembangan Rata-Rata Perputaran Kliring per Hari... 58 Grafik 3.15. Perkembangan Bulanan Jumlah Perputaran Kliring di Jawa Tengah... 59 Grafik 3.16. Perkembangan Jumlah Cek dan Bilyet Giro Kosong di Jawa Tengah... 59 Grafik 3.17. Perkembangan Nilai RTGS Jawa Tengah... 59 Grafik 3.18. Perkembangan Volume RTGS Jawa Tengah... 59 Grafik 3.19. Perkembangan Kegiatan Perkasan di Jawa Tengah 2011-2013... 60 Grafik 3.20. Perkembangan Penarikan Uang Lusuh... 60 Grafik 4.1. Perbandingan Komponen Sisi Pendapatan Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2013... 65 Grafik 4.2. Perbandingan Komponen Sisi Pengeluaran Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2013... 65 Grafik 4.3. Perbandingan Sisi Pendapatan Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2013 dan Triwulan II 2012... 66 Grafik 4.4. Perbandingan Sisi Pengeluaran Realisasi APBD Jawa Tengah TW II 2013 dan TW II 2012... 66 Grafik 5.1. Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani... 72 Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani Jawa Tengah dan Harga Komoditas Unggulan di Pasar Dunia... 72 Grafik 6.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah... 79 Grafik 6.2. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Mendatang... 83 Grafik 6.3. Perkembangan Ekspektasi Konsumen Mendatang... 83 Grafik 6.4. Proyeksi Inflasi Tahunan Jawa Tengah... 89 Grafik 6.5. Ekspektasi Harga Berdasarkan Survei Konsumen... 89 ix

x Halaman ini sengaja dikosongkan

Daftar Suplemen Suplemen 1. Kinerja Usaha di Jawa Tengah Naik... 8 Suplemen 2. Jelang Idul Fitri, Kinerja Perdagangan Eceran Naik... 16 Suplemen 3. Optimisme Konsumen Menguat... 28 Suplemen 4. Cabe Merah Mengguncang Daerah... 44 xi

xii Halaman ini sengaja dikosongkan

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Jawa Tengah A. PDRB & Inflasi xiii

B. Perbankan *Data Perbankan merupakan data bank umum yang ada di Jawa Tengah (Lokasi Bank Pelapor) xiv

Ringkasan Umum Ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2013 mampu tumbuh cukup tinggi, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami perlambatan. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat 6,1%, meningkat signifikan dari triwulan sebelumnya (5,6%). Secara triwulan, ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2013 tumbuh 1,8%, lebih tinggi dari triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,3%). Capaian pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata lima tahun terakhir dan nasional. Dari sisi sektoral, peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh membaiknya pertumbuhan sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor bangunan. Membaiknya pertumbuhan sektor industri pengolahan (dari 4,7% yoy menjadi 6,5% yoy), selain terkait dengan membaiknya kinerja industri migas, juga didorong oleh industri non-migas terkait dengan kegiatan menghadapi musim puasa dan Lebaran serta membaiknya permintaan luar negeri. Di sektor pertanian, meski secara triwulanan tumbuh negatif, secara tahunan kinerja sektor ini masih lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (tumbuh 2,4% dibanding 0,9% pada triwulan sebelumnya). Kondisi musim yang mendukung dan adanya pergeseran musim panen menjadi pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di sektor Pertanian. Sementara itu, meski melambat pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi (8,3% yoy). Dapat ditambahkan bahwa sektor yang tumbuh tinggi di triwulan II 2013 adalah sektor keuangan dan sektor transportasi dan komunikasi yang masing-masing mampu tumbuh secara triwulan diatas 9,5% (yoy) dan 7,8% (yoy) sejak tahun 2012. Dari sisi penggunaan, membaiknya pertumbuhan investasi dan konsumsi Pemerintah menjadi pendorong utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah di triwulan II 2013. Investasi pada triwulan II 2013 tumbuh 7,8% (yoy), meningkat cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,4% yoy). Tingginya peningkatan pertumbuhan investasi tersebut diperkirakan didorong oleh investasi bangunan dan investasi non-bangunan. Investasi bangunan tercatat masih tumbuh tinggi, yang tercermin pada pertumbuhan sektor konstruksi (6,9% yoy). Sementara itu, investasi non bangunan yang diindikasikan oleh impor barang modal pada triwulan II 1

Ringkasan Umum 2013 menunjukkan perbaikan meski masih tumbuh negatif. Selain itu, rata-rata bulanann impor barang modal di triwulan II 2013 sudah lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Selanjutnya, komponen PDRB Jawa Tengah lainnya, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi (5,1% yoy), sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,0% yoy). Daya beli masyarakat pada triwulan II 2013 diperkirakan masih terjaga, yang antara lain juga tercermin pada nilai tukar pertani ( NTP) yang relatif stabil. Kegiatan ekspor juga tumbuh signifikan dibanding triwulan sebelumnya, namun impor tumbuh lebih tinggi sehingga net ekspor tercatat negatif. Meningkatnya permintaan agregat yang tercermin pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut belum memberikan dampak pada kenaikan harga sejalan dengan respon yang memadai dari sisi penawaran. Pada triwulan II 2013 pasokan bahan pangan khususnya terkait dengan produk hortikultura dan daging membaik sejalan dengan dikeluarkannya ijin impor, disamping meningkatnya produksi dari domestik. Dengan perkembangan tersebut, tekanan inflasi pada triwulan II 2013 menurun dibanding triwulan sebelumnya. Inflasi IHK pada triwulan II 2013 tercatatt sebesar 0,35% (qtq) atau 5,44% (yoy), menurun dibanding triwulan sebelumnya (6,25% yoy). Dengan demikian, inflasi Jawa Tengah sampai dengan Juni 2013 mencapai 3,21%, (ytd), lebih tinggi dibanding periodee yang samaa tahun sebelumnya. Berdasarkan kelompok barang dan jasa, penurunan inflasi terutama terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi. Sementaraa kelompokk transpor mengalami peningkatan. Secaraa tahunan, inflasi kelompok bahan makanan mencapai 9,78%, menurun dibanding triwulan I 2013 (12,86%). Kenaikan pada kelompok transpor disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada akhir Juni 2013. Harga bensin dan solar bersubsidi yang semula sebesar Rp4.500 dinaikan masing-masing menjadi Rp6.500 dan Rp5.500 per liter. Kenaikan harga BBM tersebut juga memicu kenaikan tarif transportasi, terutama tarif angkutan dalam kota, yang juga masuk dalam kelompok transpor. Berdasarkan disagregasi inflasi, penurunan inflasi lebih bersifat non-fundamental yang tercermin pada penurunan inflasi kelompok volatile foods sejalan dengan membaiknya pasokan. Inflasi volatile foods pada triwulan II 2013 tercatat sebesar 11,80% (yoy), menurun dibanding triwulan sebelumnya (12, 89% yoy). Sementara inflasi kelompok administeredd prices relatif stabil. Dampak langsung kenaikan harga 2

Ringkasan Umumm BBM melalui kenaikan harga bensin dan solar dalam keranjang IHK, maupun dampak tidak langsung terhadap kenaikan tarif angkutan, belum signifikan. Secara triwulanan, inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 1,02%, atau sedikit meningkat dibandingkann triwulan sebelumnya (0,96%). Secara tahunan, inflasi administered prices pada triwulan II 2013 tercatat sebesar 3,58% (yoy). Dalam pada itu, tekanan inflasi yang lebih bersifat fundamental (inflasi inti) cenderung menurun, menjadi 4,09% (yoy) dari 4,40% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Tekanan dari faktor eksternal diperkirakan masih minimal sejalan dengan penurunan harga emas ditengah kecenderungan melemahnya nilai tukar Rupiah. Sementara itu, ekspektasi inflasi masih terkendali, dimana dampak kenaikan harga BBM terhadap peningkatan ekspektasi inflasi belum signifikan terlihatt pada triwulan laporan. Di tengah meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2013, kinerja industri perbankan di Jawa Tengah tumbuh melambat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan beberapa indikator utama kinerja perbankan di Jawa Tengah yang cenderung melambat. Secara tahunan, total aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit masing-masing tumbuh 12,37%, 13,09% %, dan 19,66%, sementara padaa triwulan I 2013 masing-masing tumbuh 14,9%, 13,22%, dan 22,5%. Masih cukup tingginya pertumbuhan kredit tersebutt diperkirakan terkait dengan suku bunga kredit yang masih cenderung menurun sementara suku bunga simpanan sudah cenderung meningkat. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi pada triwulan II 2013 tersebutt dibandingkan pertumbuhan DPK menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) mengalami peningkatan dari 105,32% pada I 2013 menjadi 106,85% pada triwulan laporan. Sementara itu, kualitas kredit yang disalurkan masih dapat dijaga jauh dibawah level indikatif lima persen. Kinerja perbankan yang masih cukup baik tersebut memberikan nilai tambah pada pertumbuhan ekonomi sektor keuangan, yang pada triwulan I 2013 mampu tumbuh 9,,7% (yoy). Sementara indikator utamaa perbankan syariah menunjukkan perbaikan. Aset perbankan syariah masih naik cukup tinggi, yaitu dari 34,60% menjadi 39,40%. Demikian halnya dengan pertumbuhan tahunan penghimpunann dana dan penyalurann pembiayaan yang masing-masing naik dari 30,14% menjadi 35,77% dan 28,23% menjadi 33,56%. 3

Ringkasan Umum Dalam pada itu kegiatan sistem pembayaran baik transaksi tunai maupun non tunai berjalan dengan lancar. Indikasi meningkatnya kegiatan ekonomi di Jawa Tengah antara lain tercermin pada peningkatan kegiatan kliring dan RTGS. Realisasi keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sampai dengan triwulan II 2013 sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang masing-masinbahwa realisasi belanja diperkirakan masih akan terkonsentrasi pada semester II 2013 mencapai 53,,74% dan 37,37%. Kondisi tersebut menggambarkan atau bahkan pada triwulan IV 2013. Ke depan, ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III 2013 diperkirakan akan tumbuh stabil, pada kisaran 5,9 6,4% (yoy). Secara triwulanan (qtq), output perekonomian Jawa Tengah diperkirakan di kisaran 1,2 1,7%. Pertumbuhan dari sisi sektoral, sama seperti triwulan II 2013, tetap disumbang dari pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor lain yang diperkirakan tumbuh menguat adalah sektor tersierr sebagai dampak ikutan dari membaiknya kinerja sektor utama tersebut. Sementara itu, di sisi lain sektor pertanian diperkirakan tumbuh melambat dibanding triwulan II 2013. Dari sis permintaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan tetap tingginya kegiatan investasi. Kenaikan konsumsi rumah tangga diperkirakan terkait faktor musiman puasa dan Lebaran. Peningkatan inflasi terkait kenaikan hargaa BBM diperkirakan masih dapat diimbangi oleh adanya tunjangan hari raya (THR) dan penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) untuk menjaga daya beli masyarakat. Kondisi tersebutt diindikasikan dari kenaikan indeks tendensi konsumen (ITK) mendatang dari 108,13 menjadi 112,47. Sementara kegiatan investasi diperkirakan terkait dengan pembangunan proyek infrastruktur dan realisasi berbagai proyek pembangunan lainnya. Investasi yang akan masih tinggi juga seiring dengann masih tingginya laju pertumbuhan kredit investasi di Jawa Tengah. Sementara itu, perekonomian Jawa Tengah sampai dengan akhir tahun diperkirakan masih akan tumbuh cukup baik sehingga untuk keseluruhan tahun 2013 diperkirakan Jawa Tengah tumbuh pada kisaran 5,9 6,4%. Masih kuatnya permintaan domestik yang didukung oleh relatif terjaganya daya beli masyarakat 4

Ringkasan Umumm diperkirakan akan menjadi faktor pendorong tetap tingginya pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Di sisi perkembangan harga, sejalan dengan masih adanya dampak lanjutan kenaikann harga BBM, tekanan inflasi masih akan tinggi hingga akhir tahun. Namun, secaraa bulanann dampak kenaikan inflasi tersebut akan menurun di bulan Agustus sehingga inflasi Agustus sampai dengan akhir tahun 2013 diperkirakan akan kembali normal. Selain dari dampak kenaikan harga BBM, inflasi kelompok administered prices akan bersumber dari kenaikan harga rokok (terkait penyesuaian kenaikan cukai rokok), kenaikan tarif tenaga listrik, dan kenaikann tarif jalan tol. Pada kelompok volatile foods, inflasi akan banyak disumbang dari kenaikan harga terkait faktor musiman puasa dan Lebaran yang terjadi di triwulan III 2013. Meski pasokan dan stok barang mencukupi, harga barang dan jasa menjelang Lebaran cenderung meningkat yang didorong oleh kenaikan ekspektasi inflasi. Kenaikan ekspektasi inflasi yang juga dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM menyebabkan harga komoditas volatile foods meningkat lebih tinggi. Selanjutnya, meningkatnya ekspektasi inflasi dan nilai tukar yang cenderung melemah akan mendorong kenaikan harga barang di kelompok inti. Faktor risiko inflasi antara lain terkait dengann kenaikann harga dan sulitnya menjaga pasokan antar waktu dari komoditas tersebut. Risiko inflasi juga terkaitt dengann kenaikan harga komoditas internasional dan kecenderungan pelemahan nilai tukar. Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jawa Tengah pada triwulan III dan keseluruhan tahun 2013 masing-masing diperkirakan mencapai 8,4 8,9% dan 8,9-9,4%. 5

Ringkasan Umum Halaman ini sengaja dikosongkan 6

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan ekonomi meningkat sesuai perkiraan sebelumnya. Capaian pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata lima tahun terakhir dan nasional. Penguatan ekonomi didorong oleh naiknya industri pengolahan yang dibarengi dengan kenaikan konsumsi dan investasi dari sisi permintaan. 1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum Pertumbuhan ekonomi membaik sebagaimana diperkirakan sebelumnya, yaitu mengalami percepatan signifikan dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya dari 5,6% (yoy) menjadi 6,1% (yoy). Capaian ini berada pada kisaran proyeksi laporan sebelumnya, yaitu 6,0 6,4% (yoy). Peningkatan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor bangunan. Sementara dari sisi penggunaan, terjadi pada kegiatan investasi dan konsumsi pemerintah. Sementara konsumsi rumah edikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Capaian tersebut di atas rata-rata lima tahun terakhir sebesar 5,8% (yoy). Percepatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2013 terkonfirmasi oleh survei bisnis yang menunjukkan adanya peningkatan penjualan, harga, dan kapasitas produksi serta penguatan investasi (lihat Suplemen 1). PDRB Jawa Tengah secara triwulanan tumbuh 1,8% (qtq) atau di atas rata-rata pertumbuhan triwulan II selama lima tahun terakhir (1,2% qtq). Sesuai pola historisnya, pertumbuhan ekonomi triwulan II 2013 tumbuh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,2% (qtq). Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan PDB Indonesia Grafik 1.2. PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 7

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen 1 Kinerja Usaha di Jawa Tengah Naik 1 Perkembangan dunia usahaa menunjukkan perbaikan baik dari sisi domestik maupun sektoral. Subsektor yang mendorong kegiatan usaha dengan orientasi pasar domestik utamanyaa terjadi di (i) sektor industri pengolahan subsektor kimia dan barang dari karet, subsektor kertas dan barang cetakan, (ii) sektor perdagangan, hotel, dan restoran, subsektor perdagangan besar dan eceran serta subsektor hotel dan restoran, dan (iii) sektor jasa-jasa subsektor swasta (sosial dan kemasyarakatan). Sementara dari pasar ekspor, kenaikan utamanya terjadi di sektor industri pengolahan subsektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki. Peningkatan kegiatan usaha berorientasi pasar domestik didorong oleh penguatan permintaan terkait (i) membaiknya perekonomiann domestik, (ii) masuknya bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri di awal triwulan III, dan (iii) proyek kertas ujian nasional SD, SMP, dan SMA di 11 provinsi.selain itu untuk subsektor hotel dan restoran adanya peningkatan penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) mendorong peningkatan tingkat hunian kamar. Permintaan pasar luar negeri naik khususnya di subsektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki dengan spesifikasi khusus dan memiliki segmen sendiri. Sementara di subsektor perkebunan beberapa faktor yang mendorong peningkatan kinerjanya sebagai berikut (i) menguatnya hargaa jual komoditas Jawa Tengah di pasar internasional yaitu minyak atsiri, karet, dan gula kelapa, (ii) kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dan Singapura terkait Agribisnis Working Group yang meningkatkan penjualan ekspor buah dan sayur, (iii) peningkatan mutuu teh yang disyaratkan lembaga standar mutu di negara tujuan ekspor mendorong peningkatan nilai ekspor teh. Kapasitas utilisasi sebagian besar pelaku usaha naik seiring dengan peningkatan penjualan. Secara rata-rata kapasitas utilisasi di triwulan II mencapai 79,0%. Peningkatan permintaan yang diikuti dengan kapasitas utilisasi membuat beberapa pelaku usaha melakukan investasi diantaranya penambahan sarana produksi, perluasan area usaha, dan pembukaan kantor cabang baru. 1 Hasil survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia di JawaTengah kepada pelaku usaha di Jawa Tengah 8

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2. Perkembangan Ekonomi Sisi Sektoral Sektor ekonomi yang tumbuh menguat pada triwulan II 2013, yaitu terutamaa sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan. Secara absolut, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh sebesar 9,7% dan 8,3% (yoy) di triwulan II 2013 (Tabel 1.1). Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%) LAPANGAN USAHA 2011 I 2012* II III IV 2012* 2013 I* II** 1. Pertanian 1.3 1.5 1.8 3.9 9.3 3.7 0.9 2.4 2. Pertambangan dan penggalian 4.9 8.7 7.7 8.7 4.5 7.4 5.2 5.7 3. Industri pengolahan 6.6 7.1 5.8 5.6 3.5 5.5 4.7 6.5 4. Listrik, gas dan air bersih 6.0 6.2 5.2 5.5 8.5 6.4 9.8 6.8 5. Konstruksi 6.7 7.0 7.6 7.9 5.4 7.0 6.1 6.9 6. Perdagangan, hotel & restoran 7. Pengangkutan dan komunikasi 8. Keuangan, real estate & jasa persh. 7.7 8.6 6.6 8.1 9.4 7.8 8.6 8.2 7.2 7.8 9.7 10.4 7.7 8.2 7.6 7.9 9.5 9.4 9.2 8.3 7.9 7.5 9.9 9.7 9. Jasa-jasa 7.5 9.4 9.3 3.4 7.4 7.3 6.2 4.2 PDRB 6.0 6.5 6.6 6.0 *Angka Sementaraa **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 6.3 6.3 5.6 6.1 Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%) LAPANGAN USAHA 2012* 2013 I II III IV I* II** 1. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, hotel & restoran 7. Pengangkutan dan komunikasi 8. Keuangan, real estate & jasa persh. 9. Jasa-jasa PDRB *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 49.1-3. 5-0.2-23.8 37.6 3.8 4. 3 1.3-4.8 4.5 0.5 1. 2 2.4-0.6 1.7-0.6 4. 0 0.5 4.5 0.6-1.0 1. 6 3.3 1.4-0.4-0.2 4. 0 2.0 1.8 1.2 0.6 2. 7 1.5 2.7 0.9 1.8 4. 8 1.5 1.2 2.2 0.0 2. 4-0.1 5.1-1.2 6.9 1. 3 1.5-3.3 6.2-2.1 4.9 2.9 1.1 2.4 3.1 2.3 4.6 0.5 1.8 9

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Dilihat dari struktur ekonomi Jawa Tengah, output masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu output sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), serta sektor pertanian. Kontributor pertumbuhan tertinggi pada triwulan II 2013 adalah sektor industri pengolahan dan sektor PHR (Grafik 1. 3). Grafik 1.3. Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur PDRB Sektoral Provinsi Jawa Tengah Triwulan II 2013 (%) Ssss ddd Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sektor pertanian tumbuh sebesar 2,4% (yoy) atau naik dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang sebesar 0,9% (yoy). Andil sektor pertanian sebesar 0,4% pada pertumbuhan ekonomi tahunan triwulan II 2013. Secara triwulanan, sektor pertanian terkontraksi 2,1% ( qtq), atau lebih rendah dibandingkan dengann triwulan I 2013. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa puncak panen padi di tahun 2013 masih terjadi pada triwulan I 2013. Namun, kontraksi tersebut tidak sedalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,5% (qtq). Grafik 1..4. Perkembangan Luas Panen Padi di Jawa Tengah Grafik 1.5. Perkembangan Produksi Padi di Jawaa Tengah Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah 10

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perbaikan terjadi utamanyaa pada subsektor tanaman bahan makanan, hal ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan tahunan produksi padi subround II di tahun 2013 dibanding subround I (Grafik 1.4 dan 1.5). Produksi padi subround II tumbuh 1,49% (yoy) sementara subround I tumbuh 0,27% (yoy). Peningkatan produksi tersebut terutama didukung oleh peningkatan produktivitas dan luas areal panen. Sementara itu perbaikan kinerja juga dialami subsektor peternakan dan hasil-hasilnya. Subsektor perkebunan tetap berkinerja baik didukung degan peningkatan kualitas produksi dan hargaa jual yang tinggi (lihat Suplemen I) ). Sektor pertambangan dan penggalian mengalami percepatan pertumbuhan yaitu dari 5,2% menjadi 5,7% (yoy). Percepatan pertumbuhan ini didukung oleh semua subsektornya yaitu pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan bukan migas, dan penggalian. Utamanya bersumberr dari naiknya subsektor penggalian yang mendominasi sektor ini. Kinerja sektor industri pengolahan naik tajam dibanding triwulan sebelumnya dari 4,7% (yoy) menjadi 6,5% (yoy). Perbaikan utamanya berasal dari subsektor industri migas yang sejalan dengann membaiknya kegiatan pengilangan minyak. Kondisi tersebut diindikasikan oleh kenaikan impor migas Jawa Tengah dari 19,52% (yoy) di triwulan I menjadi 2,48% (yoy) di triwulan II (Grafik 1.7). Minyak mentah impor ini merupakan bahan baku industri pengilangan minyak di Jawa Tengah. Grafik 1.6. Perkembangan Harga Minyak WTI di Pasar Internasional Grafik 1.7. Perkembangan Impor Minyak Jawa Tengah Sumber: Bloomberg Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 111

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.8. Perkembangan Industri Besar Jawa Tengah Grafik 1.9. Perkembangan Industri Kecil Jawa Tengah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sejalalan dengan hal ini, subsektor industri non migas tetap tumbuh tinggi, hal ini terkonfrmasi dari hasil survei bisnis yang dilakukan oleh KPw BI Wilayah V (lihat Suplemen I). Kegiatan industri non migas diperkirakan terkait dengan faktor musiman puasa dan Lebaran. Secara mum, sektor industri akan melakukan building stock untuk menghadapi faktor musiman tersebut. Masih tingginya kegiatan pada subsektor ini mengindikasikan masih optimismenya dunia usaha terhadap permintaan masyarakat. Salah satu capaian yang menggembirakan adalah tingginya pertumbuhan industri kecil. Berdasarkan hasil survei industri kecil BPS Jawa Tengah kinerja di triwulan II mengalami peningkatan yang tajam dari 7,77% (yoy) di triwulan I menjadi 21,62% (yoy) di triwulan II (Grafik 1.9). Capaian ini tercatat lebih besar dibanding pertumbuhan tahunann industri kecil di Nasional. Namun di sisi lain, industri besar tumbuh tidak setinggii triwulan sebelumnya ( Grafik 1.8). Subsektor lain yang terindikasi naik adalah industri barang kayu dan hasil hutan lainnya. Volume ekspor komoditas ini di triwulan II tumbuh 78,45% (yoy) atau naik tajam dibanding triwulan sebelumnya yang turun 2,23% (yoy). Selain itu subsektor tekstil tetap tumbuh tinggi, volume ekspor TPT di triwulan II 2013 naik dibanding triwulan I dari 16,27% (yoy) menjadi 92,00% (yoy). 12

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.10. Perkembangan Impor Non Migas Bahan Baku di Jawa Tengah Grafik 1.11. Perkembangan Penyaluran Kredit Sektor Industri di Jawa Tengah Sumber : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia Kinerja sektor bangunan mengalami percepatan dibandingkan pencapaiann triwulan sebelumnya, yaitu dari 6,1% menjadi 6, 9% (yoy), dan memberikan andil 0,4% terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II 2013. Perkembangan tersebutt diperkirakan terkait dengan kegiatan pembangunan infrastruktur dan atau sektor bangunan lainnya baik oleh swasta maupun pemerintah. Sejalan dengann itu, secaraa triwulanan, kinerja sektor bangunan tumbuh 2,4% (qtq) atau lebih tinggi dibanding periodee yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,6% (qtq). Kondisi tersebutt dikonfirmasi dari data Asosiasi Semen Indonesia (Grafil 1.12) yang menunjukkan n konsumsi semen di Jawa Tengah tumbuh 12,99% (qtq). Grafik 1.12. Perkembangan Konsumsi Semen di Jawaa Tengah Grafik 1.13. Perkembangan Penyaluran Kredit Konstruksi dan Perumahan di Jawa Tengah Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia Perkembangan pada perbankan menunjukkan moderasi penyaluran kredit padaa sektor bangunan. Kredit konstruksi yang pernah mencapai puncak pertumbuhan tahunan sebesar 57,64% di triwulan III 2012, mengalami normalisasi sejak triwulan IV 2012. Pada triwulan II 2013, penyaluran kredit kosntruksi tumbuh cukup tinggi sebesar 31,32% (yoy). 13

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA) tumbuh sebesar 6,8% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,8% (yoy). Secara triwulanan, kinerja sektor ini tumbuh sebesar 1,1% (qtq) atau lebih rendah dibanding triwulan II 2012 sebesar 4,0% (qtq). Sejalan dengann ini jumlah penjualan listrik pada triwulan II 2013 sebesar 4.589,35 juta KWh, turun 1,4% (yoy). Dilihat sektornya, penjualan listrik sektor industri tumbuh naik dari 8,2% (yoy) menjadi 10,5% (yoy). Sementara itu penjualan listrik pada segmen rumah tangga dan bisnis masih tercatatt turun meski tidak sedalam periodee lalu (Grafik 1.14). Grafik 1.14. Perkembangan Penjualann Listrik di Jawa Tengah Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik di Jawaa Tengah Sumber : PT. PLN Distribusi Jateng dan DIY, diolah Sumber : PT. PLN Distribusi Jateng dan DIY, diolah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) melambat dari sebesar 9,2% pada triwulan I 2013 menjadi 8,3% (yoy) pada triwulan II 2013, meskipun demikian pertumbuhan tersebut masih tinggi. Sementara itu secara triwulanan kinerja sektor PHR tercatatt sebesar 3,,1% (qtq). Andil pertumbuhan tahunan sektor ini merupkan yang tertinggi setelah industri pengolahan yaitu 1,8%. Sejalan dengan masih tingginya pertumbuhan sektor PHR, subsektor perdagangan ritel terindikasi masih berkinerja baik, karena meningkatnya konsumsi rumah tangga. Sejalan dengan itu kondisi ekonomi menurut konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya dan perdagangan eceran terindikasi juga naik dibanding triwulan sebelumnya. 14

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.16. Perkembangan Penyaluran Kredit PHR di Jawa Tengah Grafik 1.17. Perkembangan Keyakinan Konsumen dan Pedagang Eceran Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara di Jawa Tengah Grafik 1.19. Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Jawa Tengah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Kinerja subsektor hotel dan subsektor restoran terindikasi naik sejalan dengann meningkatnya penyelenggaraan MICE (lihat Suplemen 1). Jumlah wisatawan mancanegara (Grafik 1.18) di triwulan II 2013 naik 27,29% (qtq). Sejalan dengan itu rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jawa Tengah di triwulan II naik dari 45,70% di triwulan I menjadi 50,79% (Grafik 1.19). 15

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen 2 Jelang Idul Fitri, Perdagangan Eceran Naik k 2 Perdagangan eceran berkinerja baik. Beberapaa kelompok barang mengalami kenaikan, dengan kenaikan terbesar pada kelompok perumahan dan bahan bakar diikuti kelompok bahan makanan. Kelompok lain yang naik adalah kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau, kelompok sandang, serta kelompok transpor dan olahraga. Grafil 1. Eceran Perkembangann Indeks Riil Penjualan Grafik 2. Perkembangann Indeks Riil Penjualan Eceran Kelompok Perumahan dan Bahan Bakar Vs Indeks Harga Properti Residensial Sumber diolah : Survei Pedagang Eceran KPw BI Wilyah V, Sumber : Survei Harga Properti Residensial dan Survei Pedagangg Eceran KPw BI Wilyah V, diolah Kenaikan indeks riil penjualan eceran (IRPE) kelompok perumahan dan bahan bakar sejalan dengan menguatnya indeks harga properti residensial (IHPR) (Grafik 2). Penjualan properti yang dibarengi dengan kenaikan hargaa nya memperlihatkan masih tingginya permintaan properti di Jawa Tengah. Kenaikan IHPR terjadi pada semua tipe rumah (tipe besar, kecil dan menengah). Tingginya peningkatann penjualan rumah tipe kecil mengindikasikan kuatnya pertumbuhan permintaan rumah hunian, terutama bagi masyarakat segmen bawah/berpenghasilan rendah. Kuatnya permintaan disebabkan, komposisi penduduk Jawaa Tengah didominasi oleh kelompok usia muda/produktif yang membutuhkan tempat tinggal. Meningkatnya kebutuhan rumah tersebutt juga diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat segmen bawah, setelah Pemerintah meluncurkan berbagai program untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat memiliki rumah, yang diantaranya dijalankan melalui pemberian Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Selain itu, tren 2 Hasil Survei Perdagangann Eceran Kantor Perwakilan Bank Indonesia 16

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional penurunan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan penawaran kredit dengann jangka waktu yang panjang hingga 25 tahun, juga turutt mendorong kuatnyaa permintaan rumah hunian di Jawa Tengah. Peningkatan penjualan juga terjadi pada beberapa kelompok yaitu kelompokk makanan jadi, minuman, dan tembakau, kelompok sandang, serta kelompokk transpor dan olahraga (Grafik 3). Peningkatan ini terjadi terkait masuknya bulan Ramadhan dan persiapan perayaan Hari Raya Idul Ftri di awal Agustus 2013. Grafik 3. Perkembangan Indeks Riil Penjualan Eceran Pada Beberapa Kelompok Grafik 4. Perkembangann Ekspektasi Penjualan 3 dan 6 bulan yang akan datang Sumber diolah : Survei Pedagang Eceran KPw BI Wilyah V, Sumber : diolah Survei Pedagang Eceran KPw BI Wilyah V, Ekspektasi penjualan tiga bulan dan enam bulan yang akan datang naik sejalan dengann kenaikann ekspektasi harga yang akan datang (Grafik 4). Optimisme pedagang tidak terlepas dari faktor musiman yaitu adanya tahun ajaran baru, persiapan natal, dan tahun baru. 17

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 7,5% ( yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Meskipun melambat, capaian sektor ini termasuk tinggi dan memberikan andil terhadap pertumbuhan PDRB pada triwulan II 2013 sebesar 0,4%. Pertumbuhan triwulanan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 2,3% (qtq). Hasil Survei Penjualan Eceran ( SPE) yang dilakukan Kantor Perwakilan BI Wilayah V menunjukkan indeks riil penjualan eceran kelompokk transportasi dan komunikasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan (lihat Suplemen 2). Subsektor pengangkutan tetap tumbuh tinggi melanjutkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sementaraa subsektor komunikasi tumbuh sedikit melambat. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tahunan yang relatif tinggi yakni sebesar 9,7% (yoy), atau tidak mengalami perubahan yang signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,9% (yoy). Sektor ini memberi andil terhadap pertumbuhan tahunan triwulan II 2013 sebesar 0,4%. Sementara itu, sektor tersebut mencatat kinerja pertumbuhan triwulanan sebesar 4,6% (qtq). Tingginya kinerja sektor keuangan tidak terlepas dari perkembangan subsektor perbankan, subsektor lembaga keuangan non bank, serta subsektor jasa penunjang keuangan yang tumbuh menguat. Tingginya kinerja perbankan terkonfirmasi dari nilai tambah bank komersial di Jawa Tengah, tumbuh lebih tinggi dibanding nasional. Sementara subsektor real estate dan jasa perusahaan melambat meski masih tumbuh pada levell yang tinggi. Grafik 1.20. Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Jawa Tengah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 18

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perkembangan sektor jasa-jasa tidak terlepas dari peningkatan aktivitas ekonomi sebagaimana diindikasikan oleh perkembangan sektor-sektor lainnya, khususnya sektor tersier. Sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 4,2% (yoy) pada triwulan II 2013, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,2% (yoy). Secara triwulanan, kinerja sektor tersebut tumbuh sebesar 0,5% (qtq). 1.3. Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan Dari si si penggunaan, permintaan domestik kembali menopang pertumbuhan ekonomi. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang merupakan pendekatan kegiatan investasi dan meningkatnya pertumbuhan konsumsi Pemerintah. Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup tinggi. Selain itu, ekspor juga membaik dibandingkann triwulan sebelumnya, meski impor tumbuh lebih tinggi sehingga net eskpor negatif (Tabel 1.3). Tabel 1.3. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2012 2013 (%) 2012* 2013 Penggunaan 2011 I II III IV 2012* I* II** Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PDRB 6.6 2.9 7.9 7.6 7.9 9.7 6.0 5.8 9.5 15.2 6.8 18.5 20.5 6.5 4.7 7.9 6.6 6.2 2.3 4.8 6.6 4.5 6.0 0.1 9.3 10.2 2.8 6.0 5.0 1.7-0.4 11.0 8.3 7.9 6.3 5.0 6.2 4.7 8.4 9.5 8.5 6.3 5.0 7.1 2.2 5.4 3.2 1.0 5.6 5.1 7.2 3.8 7.8 6.2 6.3 6.1 *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Tabel 1.4. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2012 2013 (%) Penggunaan 2012* 2013 I II III IV I* II** * Konsumsi Rumah Tangga 5.8 4.7 4.5 5.0 5.0 5.1 Konsumsi Lembaga Swasta 9.5 7.9 6.0 1.7 7.1 7.2 Nirlaba Konsumsi Pemerintah 15.2 6.6 0.1-0.4 2.2 3.8 Pembentukan Modal Tetap 6.8 6.2 9.3 11.0 5.4 7.8 Bruto Ekspor Barang dan Jasa 18.5 2.3 10.2 8.3 3.2 6.2 Impor Barang dan Jasa 20.5 4.8 2.8 7.9 1.0 6.3 PDRB 6.5 6.6 6.0 6.3 5.6 6.1 *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 19

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Konsumsi semua pelaku ekonomi bergerak menguat. Hal ini sejalan dengan naiknya penyaluran kredit konsumsi di Jawa Tengah. Masih tingginya permintaan kredit konsumsi diperkirakan terkaitt dengan relatif rendahnya suku bunga serta berbagai kemudahan yang ditawarkan perbankan dalam menggunakan kredit konsumsi (lihat Bab 3 Perbankan dan Sistem Pembayaran) ). Berdasarkan komponen konsumsi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedikit meningkat dari 5, 0% menjadi 5,1% (yoy) ditopang oleh masih baiknya optimisme konsumen sebagaimana terlihat Indeks Keyakinan Konsumen yang tinggi (lihat Suplemen 3). Di samping itu, survei konsumen juga menunjukkan menguatnya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama yang sejalan dengan naiknya tingkatt konsumsi dari hasil survei tendensi konsumen (Grafik 1.21) ). Indikator lain yang memperlihatkan naiknya konsumsi rumah tangga adalah adanya kenaikann penjualan listrik (Grafik 1.22). Konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan secara triwulanan sebesar 1,0% (qtq). Grafik 1..21. Perkembangan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian (Konsumsi) Barang Tahan Lama Grafik 1.22. Perkembangan Penjualan Listrik Segmen Rumah Tanggaa di Jawa Tengah Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Grafik 1..23. Perkembangan Penyalurann Kredit Konsumsi di Jawa Tengah Sumber: PT PLN Distribusi Jateng dan DIY Grafik 1.24. Perkembangan Giro Pemerintah Pusat dan daerah di Perbankan Jawa Tengah Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah 20

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 7,2% (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,1% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi lembaga swasta nirlaba naik sebesar 0,9% (qtq). Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 3,8% (yoy) atau naik dibandingkann triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,2% (yoy). Hal ini sejalan dengann melambatnya giro pemerintah pusat dan daerah di perbankan. Belanja daerah naik terkait adanya pemilihan gubernur Jawa Tengah. Perkembangan realisasi belanja tidak langsung juga memperlihatkan kenaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sementara realisasi belanja langsung justru tidak setinggi triwulan II 2012. Penurunan tersebut terjadi pada pos belanja investasi, yaitu pos belanja barang dan jasaa dan pos belanja modal. Diperkirakan faktor menjelang suksesi kepemimpinan daerah membuat beberapaa proyek investasi tertunda pelaksanaannya. (Lihat Bab 4). Pertumbuhan investasi naik tajam dari 5,4% (yoy) menjadi 7,8% (yoy). Secaraa triwulanan naik sebesar 5,3% (qtq) atau lebih tinggi dibanding triwulan yang samaa tahun sebelumnya 2,9% (qtq). Meningkatnya kegiatan investasi terutama dalam bentuk investasi bangunan sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi. Sementara investasi non bangunan masih mengalami kontraksi meski dengann level yang lebih rendah. Dapat ditambahkan bahwa secara triwulanan, investasi tumbuh 5,3% (qtq) atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,9% (qtq). Hasil survei terhadap kondisi dunia usaha di Jawa Tengah mengindikasikan investasi masih cukup tinggi khususnya di semua subsektor pertaniann dan subsektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya. Investasi dilakukan sejalan menguatnya permintaan yang diikuti naiknya kapasitas yang digunakan. Berdasarkan data Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) realisasi investasi dalam bentuk penanamann modal asing (PMA) di triwulan II 2013 tercatat sebanyak 52 proyek atau naik 10,63% dibanding triwulan sebelumnya meskipun di sisi lain penanamann modal dalam negeri (PMDN) mengalami penurunan dari 53 proyek di triwulan sebelumnya menjadi 29 proyek. Selain itu terdapat pula proyek yang dilakukan terkaitt Masterplan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yaitu (i) pembangunan double track dan fasilitas penunjang prasarana lintas Pekalongan Semarang, (ii) pembangunan double track Semarang Bojonegoro Surabaya, (iii) pembangunan jalur ganda kereta api Cirebon Brebes, (iv) modernisasii pelabuhan 21

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tanjung Emas; pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani periode 2011 2013, (v) pembangunan bendungan Jati Barang, (vi) normalisasi Banjir Kanal, (vii) serta pembangunan PLTU Jawa Tengah. Beberapa prompt indicator yang mengkofirmasi naiknya investasi diantaranya (i) kredit investasi mencatat peningkatan paling tinggi dibanding pertumbuhan dua kredit berdasar penggunaan lainnya, yakni sebesar 47,40% (yoy), dan tumbuh menguat dibanding triwulan sebelumnya (lihat Bab 3), (ii) pertumbuhan tahunan impor barang modal meskipun masih turun namun tidak sebesar triwulan sebelumnya dari -34,81% (yoy) di triwulan I menjadi -14,31% (yoy) sejalan dengan ini pertumbuhan triwulanannya tercatat cukup tinggi 32,23% (qtq) (Grafik 1.26), dan (iii) konsumsi listrik segmen bisnis dan industri naik dibanding triwulan sebelumnya (Grafik 1.27 dan 1.28). Grafik 1..25. Perkembangan Penyalurann Kredit Investasi di Jawa Tengah Grafik 1.26. Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Modal Vs PMTDB Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawaa Tengah, diolah Grafik 1..27. Perkembangan Konsumsi Listrik Segmen Bisnis di Jawa Tengah Grafik 1.28. Perkembangan Konsumsi Listrik Segmen Industri di Jawa Tengah Sumber. PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng&DIY diolah Sumber:. PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng& DIY, diolah 22