GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB)

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

ANALISIS RISIKO PASCA PANEN TANAMAN OBAT DI KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB) BOGOR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

E.12. Penetapan harga pokok produksi (HPP) produk rimpang temulawak...

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

PERENCANAAN AGRIBISNIS, PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT 1)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

SOP PASCAPANEN TANAMAN OBAT (RIMPANG)

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. usaha pertanian sebagai ciri yang kuat sekaligus dapat mendukung fungsinya

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

BAB I PENDAHULUAN I-1

31/08/2017. Keunggulan budidaya jahe. Penyemaian. Media Polibag dan karung vs lahan. Penanaman. Pemeliharaan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

Analisis Produksi Temulawak Sebagai Bahan Baku Jamu Di Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

JUDUL KEGIATAN WIRAUSAHA PENJUALAN TANAMAN OBAT SEBAGAI ORNAMENTAL HERBS

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dairi merupakan salah satu daerah

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB I PENDAHULUAN. impor yang serba mahal dan sebagainya. Mulai era 2000an pelan-pelan manusia

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

Lampiran 1. Tabulasi Silang Karakteristik Individu dengan Representasi Sosial Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

PENANGANAN PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Kuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB) 5.1 Sejarah Perusahaan Pusat Studi Biofarmaka merupakan suatu lembaga yang meneliti dan mengembangkan tanaman biofarmaka. Pusat Studi Biofarmaka berlokasi di Taman Kencana, Bogor. Pusat Studi Biofarmaka memiliki tiga sub divisi yaitu kebun Unit Konsevasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) sebagai tempat budidaya tanaman biofarmaka dan produksi simplisia basah dan simplisia kering, Laboratorium Pelayanan sebagai tempat penelitian dan pengembangan tanaman biofarmaka, dan PT Biofarmaka Indonesia sebagai unit yang bergerak dalam kegiatan produksi obat yang berbahan baku tanaman biofarmaka untuk dikomersialkan. Penelitian ini dilakukan di Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) dibangun pada tahun 1999 dengan luas lahan sekitar 2,8 hektar. Luas lahan untuk masing-masing komoditi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Luas lahan untuk Beberapa Komoditi di UKBB No. Komoditi Luas Lahan (m 2 ) 1. Temulawak 100 2. Jahe 30 3. Tempuyung 13 4. Temuputih 20 5. Kunyit 66 6. Kencur 40 7. Pegagan 60 8. Brotowali 30 9. Sambiloto 10 10. Meniran 10 11. Sidaguri 30 12. Mahkota Dewa 900 13. Jati Belanda 2000 14. Lidah Buaya 10 15. Mengkudu 10 Sumber : Kebun Unit Konsevasi Budidaya Biofarmaka (UKBB), 2011 Kebun ini berfungsi sebagai konservasi dan budidaya tanaman biofarmaka, sebagai tempat penelitian, dan sebagai kunjungan wisata alamiah. Kebun ini 36

terdiri dari beberapa bagian yaitu areal display tanaman biofarmaka, areal budidaya (produksi) tanaman biofarmaka, serta areal pembibitan dan koleksi. Beberapa tanaman biofarmaka telah melakukan uji kandungan bioaktif sebagai bahan obat yang dilakukan pada laboratorium layanan di Pusat Studi Biofarmaka IPB. Sub divisi PT Biofarmaka Indonesia sebagai Satuan Usaha Akademik (SUA) bertugas mengembangkan produk dan membuat contoh-contoh produk, baik berbasis penelitian dan paten serta memberikan berbagai informasi mengenai biofarmaka. Seiring dengan berkembangnya manajemen sub divisi dan adanya keinginan untuk mempertajam tujuan Pusat Studi Biofarmaka IPB mengsinegiskan komersialisasikan produk biofarmaka dan pelayanan masyarakat serta adanya permintaan dari para stekholder, maka pada tahun 2005 dibentuklah perseroan terbatas dengan nama PT Biofarmaka Indonesia atau disingkat dengan PT Biofarindo. PT Biofarmaka Indonesia berlokasi di Kampus IPB Taman Kencana Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor. Lokasi PT Biofarmaka Indonesia cukup strategis karena berada di pusat Kota Bogor. Bangunan PT Biofarmaka Indonesia masih menjadi satu dengan Pusat Studi Biofarmaka (PSB) karena PT Biofarmaka Indonesia merupakan Satuan Usaha Akademik (SUA) Pusat Studi Biofarmaka. Adapun lokasi kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka di Blok C, Kebun Percobaan Cikabayan, Kampus IPB Dramaga. Kebun PT Biofarmaka Indonesia merupakan Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) yang merupakan salah satu unit dari Pusat Studi IPB. 5.2 Organisasi dan Manajemen Kebun UKBB Walaupun tiga sub divisi Pusat Studi Biofarmaka IPB dibawah satu nauangan, namun ketiga sub divisi ini memiliki manajemen masing-masing, baik dalam organisasi, manajemen, maupun keuangan. Kebun UKBB tetap dibawah naungan Kepala Pusat Studi Biofarmaka IPB. Kepala Pusat Studi Biofarmaka IPB membawahi Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Alam dan Budidaya Biofarmaka. Setelah Kepala Divisi tersebut langsung membawahi Manajer Operasional Kebun UKBB. Manajer Operasional Kebun UKBB membawahi 37

Manajer Teknik Kebun UKBB dan pegawai. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi tipe lurus karena kebun UKKB mempunyai fungsi kerja yang terfokus pada produksi dan tidak terlalu membutuhkan banyak karyawan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengembangan karir dan karyawan diharapkan lebih mengerti kinerja keseluruhan secara dinamis. Struktur organisasi KebunUKBB dapat dilihat pada Gambar 4. Kepala Pusat Studi Biofarmaka Kepala Divisi Pengembangan SDA dan Budidaya Biofarmaka Manajer Oprasional UKBB Manajer Teknik UKBB Karyawan Gambar 4. Struktur Organisasi Kebun UKBB, 2011 Sumber : Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) Berikut adalah tugas dan wewenang dari setiap jabatan tersebut : 1. Kepala Studi Biofarmaka Kepala Studi Biofarmaka bertanggungjawab untuk mengawasi jalannya kagiatan operasional setiap sub divisi dan aliran dana, administrasi, mengevaluasi seluruh kegiatan operasi setiap sub divisi, serta memberikan laporan secara berkala kepada para pemilik saham. 2. Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Alam dan Budidaya Biofarmaka Kepala Divisi ini bertanggungjawab dalam mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan penggunaan sumber daya alam yang ada serta kebijakan mengenai budidaya biofarmaka. 38

3. Manajer Operasional UKBB Manajer Operasional UKBB bertanggungjawan atas semua kegiatan yang dilakukan dalam kebun UKKB. Manajer Operasional UKBB juga bertugas melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan. 4. Manajer Teknik UKBB Manajer Teknik UKBB bertanggungjawab dalam kegiatan khususnya teknik budidaya tanaman biofarmaka pada kebun UKBB mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Manajer Teknik bertugas melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh karyawan kebun. 5. Karyawan Karyawan produksi bertanggungjawab dalam melaksanakan semua proses budidaya tanaman biofarmaka yang telah diarahkan oleh Manajer Teknik UKBB mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan panen serta melakukan proses pasca panen. Selain itu, karyawan kebun UKBB juga bertugas mencatat setiap jumlah produksi setiap panennya. 5.3 Sumber Daya Perusahaan dan Kebun Sumber daya perusahaan merupakan seluruh sumberdaya atau asset yang dimiliki perusahaan, baik Sumber Daya Manusia (SDM)/karyawan, sumber daya fisik, dan aspek permodalan. Sumber daya kebun terdiri dari seluruh asset yang dimiliki oleh kebun seperti Sumber Daya Manusia (SDM)/pekerja, sumber daya fisik, dan tanaman biofarmaka. 5.3.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia pada kebun terdiri dari satu orang sebagai Manajer Teknik UKBB dan empat orang pekerja yang bertugas pada perawatan areal display,tanaman dan peralatan, perawatan dan pengelolaan areal pembibitan dan koleksi, perawatan pada areal penelitian dan pengadaan bahan baku serta perawatan pada areal produksi. Jam kerja pada kebun lebih fleksibel, disesuaikan dengan kegiatan yang harus dilakukan pada saat itu. Sistem perekrutan kayawan kebun berdasarkan CV yang dikimkan ke Pusat Studi Biofarmaka. Namun, tidak ada keahrismawatin khusus yang dimiliki oleh karyawan kebun hanya karyawan 39

itu harus mengerti bagaimana proses budidaya dan pasca panen tanaman biofarmaka. 5.3.2 Sumber Daya Fisik Sumber daya fisik terdiri dari barang, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kebun UKBB yang mendukung dan melancarkan berbagai kegiatan dalam kebun. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kebun UKKB adalah rumah untuk yang penjaga kebun, musholla, rumah plastik untuk pembibitan, dan lahan seluas 2,8 hektar yang terdiri atas arel display, areal pembibitan, areal penelitian, areal produksi. Gudang yang berfungsi untuk menyimpan peralatan kebun dan diatas gudang terdapat ruangan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan. 5.3.3 Aspek Permodalan Modal merupakan salah satu aspek yang sangat berperan penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Modal awal yang digunakan oleh kebun UKBB dalam menjalankan usahanya berasal dari Pusat Studi Biofarmaka IPB berupa pinjaman. Namun untuk 2 tahun terakhir ini, kebun UKBB mampu mandiri dalam modal dan hampir tidak pernah melakukan pinjaman kepada Pusat Studi Biofarmaka IPB. 5.4 Unit Usaha Kebun UKKB bergerak dalam budidaya tanaman biofarmaka dan melakukan pengolahan pasca panen tanaman biofarmaka sebagai bahan baku jamu dan obat herbal. Proses budidaya dan pasca panen yang dilakukan oleh kebun sangat menentukan kualitas dari tanaman biofarmaka dan simplisia yang akan dihasilkan. Jumalah komoditi yang diusahakan dalam kebun UKBB ini ada 128 tanaman dengan 15 komoditi menjadi komoditi utama. Ruang lingkup kegiatan di kebun UKBB mencakup pengadaan input, proses budidaya, proses pasca panen, dan pemasaran (distribusi) yang dapat dilihat pada Gambar 4. 40

Input Proses Budidaya Proses Pasca panen Pemasaran (Distribusi Gambar 5. Ruang Lingkup Kegiatan di Kebun UKBB, 2011 Sumber : Kebun Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) 5.4.1 Pengadaan Bahan Baku Dalam melakukan aktivitasnya, UKBB membutuhkan bahan baku berupa bibit tanaman biofarmaka. Bibit tanaman biofarmaka diperoleh dari pemasok utama yaitu Pusat Studi Biofarmaka IPB dan pemasok lainnya. Namun untuk saat ini, kebun UKKB berusaha mandiri dalam hal pengadaan bahan baku khususnya bibit tanaman biofarmaka dengan cara membudidayakan bibit sendiri. 5.4.2 Teknik dan Teknologi pada Kebun Pada kebun, proses produksi dibagi menjadi dua bagian yaitu proses budidaya dan proses pasca panen. Proses budidaya pada tanaman biofarmaka terdiri dari : a. Persiapan lahan Persiapan lahan yang dilakukan berupa pembersihan lahan dari berbagai tanaman pengganggu dan pembuatan bedengan untuk tanaman temulawak dan pegagan. Setelah itu, dilakukan pemupukan lahan dengan memberikan pupuk kandang. b. Pembibitan Pembibitan dilakukan di tempat terpisah dari lahan untuk budidaya. Pembibitan tanaman biofarmaka dilakukan di polibag yang berukuran kecil dan diletakkan di di lahan yang dilindungi dengan jaring yang berwarna hitam. Luas areal pembibitan ini 350 m 2. Setelah bibit telah siap dipindahkan, maka bibit dikelurkan dari polibag. c. Penanaman Setelah bibit siap untuk di pindahkan ke lahan yang lebih besar, bibit dikeluarkan dari polibag. Umur temulawak yang sudah siap untuk dipindahkan adalah tiga minggu dan telah tumbuh tunas. Umur pegagan yang sudah siap untuk dipindahkan adalah dua minggu sedangkan bibit mahkota dewa yang siap untuk 41

dipindahkan adalah 1,5 bulan. Setelah dipindahkan, tanaman harus tetap diperhatikan dan dilakukan perawatan terhadap tanaman tersebut. d. Pemeliharaan Pemeliharaan untuk tanaman biofarmaka berupa penyiangan atau pemisahaan tanaman dari gulam-gulam pengganggu. Penyiraman dilakukan apabila tanah terlalu kering karena panas yang berkepanjangan. Saat ini, kebun UKBB mulai mencoba memberikan pemupukan pada saat pemeliharaan dengan tujuan agar tanaman tumbuh subur dan berkembang dengan baik. e. Panen Panen terhadap tanaman biofarmaka dilakukan secara manual. Untuk tanaman rimpang khususnya temulawak dipanen pada umur sembilan bulan atau pada musim kemarau. Pemanenan temulawak dilakukan dengan cara mencabut tanaman tersebut dari tanah dengan cangkul berbentuk garpu. Setelah temulawak dicabut dari tanah maka dilakuakan penyortiran yang dilakukan dengan cara pemisahan tanah dari tanaman temulawak tersebut. Pemanen untuk pegagan (daun) dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan. Pegagan dipanen dengan hanya memangkas daun pegagan dengan menggunakan sabit atau pisau. Panen untuk jenis tanaman buah khususnya mahkota dewa hanya dengan memetik buah mahkota dewa tersebut dari pohonnya. Mahkota dewa yang telah bisa dipanen adalah yang telah berwarna merah dan tidak busuk. Setelah tanaman biofarmaka dipanen, maka tanaman biofarmaka harus melalui proses pasca panen sebelum dilakukan pengolahan untuk dijadikan obat herbal. Proses pasca panen pada tanaman biofarmaka pada kebun terdiri dari : a. Sortasi Tanaman biofarmaka yang telah dipanen atau disebut simplisia harus dilakukan sortasi terlebih dahulu. Sortasi ini dilakukan untuk memisahkan benda asing yang terdapat pada simplisia seperti tanah pada tanaman rimpang, batu, dan memisahkan antara tanaman yang busuk atau jelek. b. Pencucian Setelah simplisia disortasi maka akan dilakukan pencucian. Pencucian yang dilakukan pada kebun UKKB hanya menggunakan air mengalair dan satu bak penampungan. Menurut Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya 42

Temulawak 4, pencucian dilakukan secara bertahap pada bak pencucian yang bertingkat dan pada air yang mengalir. Minimal banyak bak pencucian yang disediakan untuk pencucian sebanyak tiga bak. Tidak berbeda jauh dengan tanaman rimpang (temulawak), simplisia yang berasal daun juga harus dilakukan pencucian. Simplisia yang berasal dari buah (mahkota dewa) jarang dilakukan pencucian karena ummnya setelah dilakukan sortasi langsung dilakukan perajangan. c. Perajangan Perajangan hanya dilakukan pada simplisia yang berasal dari rimpangan (temulawak) dan buah (mahkota dewa). Perajangan dilakukan untuk mempercepat pengeringan dilakukan dengan membujur. Perajangan dilakukan dengan alat mesin perajang atau secara manual dengan arah rajangan yang seragam ketebalan 5-7 mm atau sesuai keinginan pasar. Ukuran ketebalan perajangan sangat berpengaruh pada kualitas bahan simplisia. Jika terlalu tipis akan mengurangi kandungan bahan aktifnya dan jika terlalu tebal akan mempersulit proses pengeringannya 5. Di kebun UKKB perajangan hanya menggunakan pisau yang tajam. d. Pengeringan Pengeringan merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan simplisia, karena selain memperpanjang daya simpan juga menentukan kualitas simplisia 6. Pengeringan yang dilakukan pada kebun UKKB dengan dua tahap. Tahap pertama, pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari. Tahap kedua, pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan oven. Proses pengeringan melalui dua tahap ini bertujuan untuk mendapat kualitas yang sesuai dengan standarisasi yang diberikan oleh Badan POM yaitu simplisia yang baik untuk bahan obat adalah yang memiliki kadar air sama atau dibawah 10 persen. e. Pengemasan Setelah pengeringan, maka harus segera dilakukan pengemasan untuk menghindari penyerapan uap air kembali. Pengemasan dilakukan dengan kantong 4 Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Temulawak (6 Juni 2011) 5 Loc. cit 6 Loc. cit 43

yang bersih dan tertutup rapat. Isi dari setiap kemasannya jangan terlalu padat agar simplisia tidak terlalu hancur. 5.4.3 Pemasaran Strategi pemasaran yang diterapkan oleh kebun UKKB adalah menjual produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pelanggan guna memberikan kepuasan kepada pelanggan dan konsumen. a. Product (Produk) Produk yang dihasilkan oleh kebun UKKB ini berupa simplisia kering maupun basah dari semua tanaman yang ada. Temulawak, Pegagan, dan mahkota Dewa juga diproduksi dan dipasarkan dalam bentuk simplisia basah dan simplisia kering. Simplisia yang dihasilkan merupakan bahan baku yang siap dilolah menjadi jamu. Bagi perusahaan industri, simplisia menjadi bahan baku untuk memproduksi obat herbal. b. Price (Harga) Kebun UKKB melakukan kegiatan pemasaran sendiri, sehingga dapat menentukan kebijakan harga simplisia yang dihasilkan. Harga simplisia basah lebih murah dari harga simplisia kering. Kebijakan ini dikeluarkan karena simplisia kering mengalami proses yang lebih panjang dari simplisia basah. Simplisia basah setelah panen dan pencucian dapat dilakukan pemasaran, sedangkan simplisia kering setelah pencucian harus dilakukan pengeringan dan pengukuran kadar air didalam simplisia tersebut. Selain itu, simplisia kering dapat lebih tahan lama dari simplisia basah. Harga untuk setiap simplisa berbeda-beda. Harga simplisia basah temulawak adalah Rp 10.000,- per kilogram dan harga simplisia kering temulawak adalah Rp 45.000,- per kilogram. Harga simplisia basah pegagan adalah Rp 10.000,- per kilogram dan harga simplisia kering pegagan adalah Rp 65.000,- per kilogram. Sedangkan harga simplisia basah mahkota dewa adalah Rp 20.000,- per kilogram dan harga simplisia kering mahkota dewa adalah Rp 30.000,- per kilogram. c. Place (Distribusi) Distribusi untuk simplisia dari kebun UKKB ini masih terbatas. Simplisia didistribusikan ke PT Biofarmaka Indonesia dan laboratorium layanan yang masih 44

satu instansi dengan kebun UKBB yaitu Pusat Stusi Biofarmaka IPB, begitu juga dengan ketiga komoditi tersebut (temulawak, pegagan, dan mahkota dewa). Selain itu, simplisia juga didistribusikan ke Kios Herbal Biofarindo yang berada di Botani Square. Kebun ini juga melayani permintaan dari luar misalnya menerima pesanan dari mahasiswa IPB yang akan melakukan penelitian mengenai tanaman biofarmaka. d. Promotion (Promosi) Saat ini, promosi yang dilakukan oleh kebun UKKB hanya melalui personal atau langsung. Hal ini dikarenakan distribusi utama simplisia untuk kebun UKKB adalah PT Biofarmaka Indonesia dan laboratorium layananan yang masih berada dibawah naungan Pusat Studi Biofarmaka IPB. 45