Skema Pengalamatan Ip Address Pada Desain Jaringan Komputer Local Area Network (Lan) Menggunakan Metode Subnetting

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan IP Address

IP Address. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

JARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Subnetting. Analogi subnetting dalam bentuk jalan

Minggu 5 Network Layer

KONSEP IP ADDRESS DAN PERHITUNGAN SUBNETTING

IP Address, CIDR dan VLSM Oleh : Tim Jarkom

Muhammad Zen S. Hadi, ST. MSc.

Subnetting. Modul 4. Subnetting. Kelas-kelas jaringan

BAB IV INTERNET PROTOCOL

SISTEM PENGALAMATAN IP VERSI 4 (IPV4) IP ADDRESS V4

JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

MODUL 6 KONSEP SUBNETTING

Pertemuan XII. Subnetting Cara Cepat I (IP Kelas C)

Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting. By :

PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING

LAPORAN PRAKTIKUM IP

Andi Dwi Riyanto, M.Kom

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi jaringan memakai IP Subnetting

Subnetting. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

KONSEP SUBNETTING. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

IP Address dan Pengkabelan (2) Oleh : Tim Jarkom

PENGHITUNGAN SUBNETTING

SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37

BAB 3: IPV4 SUBNETTING & VLSM

Untuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID tambahan

IP Class

Memahami IP Address 17 th of November 2001

Konsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh :

IP ADDRESS : Jenis-jenis IP Address terdiri dari :

Skema IP Addressing. IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid dan Bagian HostID, hal ini tergantung dari subnetmask

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

TCP/IP and IP Address Concepts

VARIASI & TEKNIK PERHITUNGAN IP ADDRESS A) SOAL SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET

Jarkom Terapan Introduction. Hendry Gunawan S.Kom. MM. 2012

9/6/2014. Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 3. Sesi 8. Referensi

Subnetting. Pertemuan XI. Contoh Subneting 1

Dasar Perhitungan. Basis Bilangan 2 (Biner) Badiyanto, S.Kom., M.Kom STMIK AKAKOM Yogyakarta Basis bilangan hanya ada dua nilai 0 dan 1

Konsep Subnetting, Siapa Takut?

Pe P rhit i u t ngan IP I P Ad A dress ICT Center Majene

IP dan Netmask Muhammad Ze Muhammad Z n S n S. Hadi, ST ST. MSc. 1

MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK

Konsep Subnetting, Siapa Takut?

pengenalan IP Address

SUBNETTING. Gambar 1. Satu jaringan dengan IP Address

IP (INTERNET PROTOCOL) ADDRESSING

IP Address OLEH: ADI SETIAWAN, S.KOM

IP ADDRESS DAN SUBNETTING

IP ADDRESS dan SUBNETTING

DASAR JARINGAN. TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol (penterjemah) dalam

IP Address and Subnet Address

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting

Cara Cepat Belajar Mneghitung Subnetting IP Address Bagian 1

Basis Bilangan 2. Basis bilangan hanya ada dua nilai 0 dan 1

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.

IP dan Netmask. Mohamad Irsan. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo 60111

Di dalam jaringan TCP/IP setiap terminal diidentifikasi dengan sebuah alamat IP unik. Kecuali Router dapat memiliki lebih dari sebuah alamat IP,

Jaringan Komputer. Pengalamatan Logis Internet Protocol versi 4 (IPV4)

SUBNETTING. S. Indriani L., M.T

MODUL 3 SUBNETTING DAN PENGATURAN IP PADA LINUX

IP Addressing. Ir. Risanuri Hidayat, M.Sc.

Praktikum Jaringan Komputer

IP Address dan Netmask

Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNM

PENGANTAR SUBNETTING

9/27/2013. Elisabeth,S.Kom -FTI UAJM. Pertemuan 5. Subnetting

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )


TUGAS MAKALAH SUBNETTING

Jaringan Komputer: Ch. 3 Network Protocols and Communications

! Sebenarnya subnetting itu apa? Kenapa harus. ! Hasil: hierarki 3-layer. ! Lalu:

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI

Universitas Indraprasta PGRI / Teknik Informatika. CONTOH 1 : IP Address : Kelas C IP Address : Subnet Mask :

CARA MENGHITUNG IP ADDRESS, SUBNET MASK DAN NET ID April 18, 2014 Leave a comment

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment

Dalam implementasinya internet protocol dilengkapi dengan protokol-protokol lain seperti ICMP, ARP, RARP yang akan dibahas kemudian.

32 bit dibagi menjadi 4 bagian setiap bagian terdiri dari 8 bit. Untuk kemudahan dikonversi menjadi desimal.

Figure 3.1 Format datagram IP

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad

1. Mengetahui 3 tipe komunikasi TCP/IP 2. Mengetahui kelas IP Address 3. Menghitung subnetting (Classless Addressing)

IX. Pembentukan Sub Jaringan (Subnetting)

IP Address dan Pengkabelan

JARINGAN KOMPUTER. INTERNET PROTOKOL dan NETMASK. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

Pertemuan 2: ARP dan Ping

Olivia Kembuan, M.Eng PTIK - UNIMA

Net ID Host ID Host ID Host ID

subnetting Subnetting berarti memecah jaringan menjadi beberapa jaringan kecil. Untuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, di

KONSEP SUBNETTING. 1 Modul Jaringan Komputer

Subnetting & CIDR. Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom

LEBIH MENGENAL PROSES SUBNNETING

JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

LAPORAN JOB 02 PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP ADDRESS CLASSLESS ADDRESSING ( CIDR )

Muhamad Husni Lafif. Perhitungan Tentang Subnetting. Lisensi Dokumen:

Subnetting. Dua alasan utama melakukan subnetting: 1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien.

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER DI PT. DIRGANTARA INDONESIA DENGAN TEKNIK VARIABLE LENGTH SUBNET MASK (VLSM) DAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN)

Transkripsi:

Skema Pengalamatan Ip Address Pada Desain Jaringan Komputer Local Area Network (Lan) Menggunakan Metode Subnetting Subnetting Methode Addressing sceme of IP address computer networking design for Local Area Network Imam Asrowardi, S.Kom. 1 ) 1 ) Staf pengajar pada program Studi Manajemen Informatika Politeknik Negeri Lampung Abstract The use of IP address without a good planning can give rise to traffic which is hard to monitor that can decrease the network performance, problems in network management, and wasteful use of IP address. The sub-netting concept is used in order to manage computer network designs so that network performance can be optimized. This study is conducted to apply the sub-netting concept in Local Area Network (LAN) designs. There are 440 computers distributed in some spots. The computers use IP address of C class with IP 192.168.1.0-192.168.4.0 in which each network was divided into 4 sub networks that made each sub network covers 62 hosts with sub-netmask 11111111.11111111.11111111.11000000 or with CIDR /26. Keywords : IP address, Sub netting, Network, Design. Pendahuluan IP addressing dan subnetting adalah dua faktor penting dalam memanajemen dan merancang suatu desain jaringan komputer. IP address dirancang untuk memungkinkan host dalam suatu netwok dapat berkomunikasi dengan host lain dalam network yang berbeda. Selain dua faktor tersebut terdapat beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain jaringan, diantaranya : faktor geografis, topologi jaringan yang digunakan, peralatan yang dipakai, biaya yang dibutuhkan, sumber daya manusia yang dimiliki untuk membangun dan merawat desain jaringan sehingga sistem dapat terus diberdayakan. Berbagai macam faktor pendukung di atas saling memiliki keterikatan dan tidak mungkin dipisahkan. Proses penetapan IP address di setiap host merupakan proses yang sangat mudah dilakukan, cukup dengan menentukan pilihan kelas IP addres dan netmask host telah memiliki IP address yang kemudian dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan host lain di dalam satu jaringan maupun jaringan yang lain. Proses tersebut dilakukan tanpa

tanpa memperhatikan pertumbuhan jaringan di masa yang akan datang. Pertumbuhan jaringan dapat terjadi pada jumlah jaringan atau jumlah host di setiap network. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan beberapa hal : 1. Lalu lintas jaringan jadi sulit terpantau sehingga berakibat pada unjuk kerja jaringan yang semakin lama berkurang sampai akhirnya dapat menyebabkan jaringan besar menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil. Subnetting akan menentukan hal-hal yang diperlukan dalam mendesain IP addres suatu jaringan, seperti: 1. Jumlah network yang diperlukan 2. Jumlah host yang diperlukan per sub jaringan. 3. Subnet-subnet yang valid 4. Alamat broadcast untuk setiap subnet 5. Range host yang valid. jaringan tidak dapat digunakan. 2. Kesulitan dalam memanajemen jaringan. 3. Pemborosan IP address sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dalam penentuan IP address network dan IP address host dalam network tersebut. Pengalamatan IP IP address terdiri dari bilangan 32 bit bilangan biner yang dibagi atas 4 oktet.. Setiap oktet terdiri atas 8 bit. Jangkauan IP address yang dapat digunakan adalah dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan 11111111. 11111111. Metode Tulisan ilmiah ini mengkaji skema pengalamatan IP address dengan menggunakan metode subnetting. Subnetting adalah proses pemecahan 11111111.11111111. IP Address biasanya direpresentasikan dalam bilangan desimal. Range address di atas dapat diubah menjadi address 0.0.0.0 sampai address 255.255.255.255.

Gambar 1 : Penomoran IP dalam bilangan biner dan desimal Kelas-kelas IP Address TCP/IP membagi kelas IP menjadi 5, yaitu: 1. Kelas A 4. Kelas D Kelas D digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang 8 bit pertama merupakan bit network memakai bersama suatu aplikasi. sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit host. 2. Kelas B Penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini adalah aplikasi real-time video conference yang 16 bit pertama merupakan bit network melibatkan lebih dari dua host sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit (multipoint), menggunakan Multicast host. 3. Kelas C 24 bit pertama merupakan bit network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit Backbone (MBone). 5. Kelas E Kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya host. dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Gambar 2 : Pembagian kelas IP

Netmask Selain network id yang menentukan suatu jaringan dalam satu network adalah netmask. Default netmask untuk 3 kelas jaringan adalah sebagai berikut : Tabel 1 : Default netmask kelas IP Class Netmask Jumlah Komputer (IP) dalam range A 255.0.0.0 16.777.216 B 255.255.0.0 65.536 C 255.255.255.0 256 Netmask memberikan ke-putusan apakah Network ID berada dalam satu jaringan atau di luar jaringan. Netmask juga menentukan IP address untuk Network ID, IP address host dan broadcast address. Subnetting Subnetting adalah pembagian jaringan besar menjadi sub-sub jaringan b. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media menurunkan yang lebih kecil. Beberapa alasan yang performasi dari jaringan. menyebabkan suatu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal c. Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya (LAN) organisasi: agar dapat mencakup seluruh memecah menjadi jaringan sendiri. Proses subnetting dilakukan dengan a. Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI. memakai sebagian bit hostid untuk membentuk subnetid. Sehingga jumlah bit untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetid, jumlah subnet yang dibentuk semakin banyak, jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.

Netwok ID Host ID ------------------------------------ format IP Standar -------------------------------------- Netwok ID Sub Network ID Host ID Network ID hasil Subnetting Host ID hasil Subnetting Hasil dan Pembahasan Perancangan skema pengalamatan Gambar 3 : Proses pembentukan subnet Kondisi penyebaran komputer di Politeknik Negeri Lampung dan perkiraan pengembangannya adalah sebagai berikut : Tabel 2: Prediksi penyebaran Komputer di Polinela No Gedung Perkiraan Jumlah Komputer 1 A 32 2 B 15 3 C 5 4 D 25 5 E 15 6 F2 1 7 F4/F5 1 8 F7 1 9 H3 (Kiri) 20 10 H3 (Kanan) 20 11 J1 10 12 J3, J4, J5 3 13 K1 12 14 L1,L2 5 15 Q 25 16 S1 (Lab Puskom) 60 17 S2 (Lab Data) 40 18 S3 (Lab Software) 40 19 Jurusan Peternakan 20 20 Ruang Internet 10 21 Guest Host (Rencana) 20 22 Warnet 20 23 Lab Jarkom MI (Rencana) 40 Jumlah 440

Berdasarkan data di atas jika hanya menggunakan 1 kelas IP maka dapat digunakan IP kelas B yang memiliki 2 16 2 atau 65.534 host untuk per networknya, sehingga dapat ilustrasikan dengan gambar di bawah ini. 1 Network Gambar 4 : Ilustrasi LAN dengan 1 network Alternatif lain yang dapat digunakan adalah menggunakan IP address kelas C. Kelas C memiliki 2 8 2 atau 254 host per network. Pemilihan penggunaan kelas IP address pada suatu desain jaringan local area network (LAN) sangat pengting sekali, sehingga dapat melakukan penghematan IP address. Jika skema pengalamatan IP address menggunakan kelas B maka terdapat sekitar 65 ribu IP address yang tidak terpakai. Sehingga untuk menghindari penggunaan IP address yang berlebihan maka pada kasus di atas digunakan IP address kelas C dengan penerapan subnetting. Desain jaringan komputer local area network (LAN) dengan metode subnetting dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini.

Gambar 5 : Ilustrasi LAN dengan sub network Berdasarkan data yang ada maka dapat diselesaikan dengan cara berikut: 1. Kelas IP yang digunakan adalah kelas C. IP kelas C dipilih mempertimbangkan penghematan IP address yang akan digunakan oleh setiap host dalam setiap network atau subnetwork. IP address yang digunakan adalah : 192.168.1.0, 192.168.2.0, 192.168.3.0 dan 192.168.4.0 dengan netmask 255.255.255.192 atau CIDR /26. Berikut ini pembagian group per network. Untuk memudahkan dalam proses subnetting maka dibagi dalam empat group, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3: Pengelompokan penyebaran komputer. No Gedung Perkiraan Jumlah Komputer Group 1 Ruang Internet 10 2 H3 (Kiri) 20 3 H3 (Kanan) 20 4 Jurusan Peternakan 20 5 S1 (Lab Puskom) 60 6 S2 (Lab Data) 40 7 S3 (Lab Software) 40 8 Lab Jarkom MI (Rencana) 40 9 A 32 10 E 15 11 B 15 12 C 5 13 D 25 14 Q 25 15 F2 1 16 F4/F5 1 17 F7 1 18 J3, J4, J5 3 19 K1 12 20 Warnet 20 21 J1 10 22 L1,L2 5 23 Guest Host (Rencana) 20 A B C D 2. Jumlah Sub Network. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah Sub Network adalah : 2 n 2, n adalah jumlah bit 1 yang dihidupkan untuk mendapatkan jumlah subnet. Sehingga dengan rumus tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut: a. IP address : 110000000. 10101000. 000000001.00000000 (192.168.1.0) atau dapat juga dinotasikan dengan nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh. Berdasarkan IP address yang digunakan yaitu kelas C maka proses subnetting dilakukan pada oktet ke 4. b. Jumlah Subnet Group A adalah 2 2 = 4 sehingga didapatkan perubahan struktur oktet ke 4 dari nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh menjadi nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnhhhhhh atau 110000000. 10101000. 000000001.00000000 menjadi 110000000. 10101000. 000000001.11000000 dengan subnetmask 1111111.11111111.11111111.11000000

c. Jumlah Subnet Group B adalah 2 2 = 4 sehingga didapatkan perubahan struktur oktet ke 4 dari nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh menjadi nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnhhhhhh atau 110000000. 10101000. 000000010.00000000 menjadi 110000000. 10101000. 000000010.11000000 dengan subnetmask 11111111.11111111.11111111.11000000. d. Jumlah Subnet Group C adalah 2 2 = 4 sehingga didapatkan perubahan struktur oktet ke 4 dari nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh menjadi nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnhhhhhh atau 110000000. 10101000. 000000100.00000000 menjadi 110000000. 10101000. 000000100.11000000 dengan subnetmask 11111111.11111111.11111111.11000000. e. Jumlah Subnet Group D adalah 2 2 = 4 sehingga didapatkan perubahan struktur oktet ke 4 dari nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh menjadi nnnnnnnn. nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnhhhhhh atau 110000000. 10101000. 000001000.00000000 menjadi 110000000. 10101000. 000001000.11000000 dengan subnetmask 11111111.11111111.11111111.11000000. 3. Jumlah Host per Subnet. 0 dijadikan dasar perhitungan untuk menentukan jumlah host per sub network, diperoleh hasil sebagai berikut: a. Jumlah host per subnet group A adalah 2 6 2 = 62 host, sehingga pada oktek ke 4 berubah menjadi 110000000. 10101000. 000000001.11000000 b. Jumlah host per subnet group B adalah 2 6 2 = 62 host, sehingga pada oktek ke 4 berubah menjadi 110000000. 10101000. 000000001.11000000 c. Jumlah host per subnet group C adalah 2 6 2 = 62 host, sehingga pada oktek ke 4 berubah menjadi 110000000. 10101000. 000000001.11000000 d. Jumlah host per subnet group D adalah 2 6 2 = 62 host, sehingga pada oktek ke 4 berubah menjadi 110000000. 10101000. 000000001.11000000 4. Subnet-subnet yang valid. a. Daftar subnet yang valid group A adalah 256-192 = 64, 64+64 = 128 + 64 =192. b. Daftar subnet yang valid group B adalah 256-192 = 64, 64+64 = 128 + 64 =192. c. Daftar subnet yang valid group C adalah 256-192 = 64, 64+64 = 128 + 64 =192. d. Daftar subnet yang valid group D adalah 256-192 = 64, 64+64 = 128 + 64 =192. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah host per subnet adalah : 2 n 2, n adalah jumlah bit 0. Bit

5. Daftar broadcast address dan host address yang valid. a. Group A dengan IP address 192.168.1.0 Tabel 4: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group A Subnet ke 1 2 Alamat Subnet 192.168.1.0/26 192.168.1.64/26 Host Pertama yang valid 192.168.1.1/26 192.168.1.65/26 Host terakhir yang valid 192.168.1.62/26 192.168.1.126/26 Alamat Broadcast 192.168.1.63/26 192.168.1.127/26 Tabel 5: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group A Subnet ke 3 4 Alamat Subnet 192.168.1.128/26 192.168.1.192/26 Host Pertama yang valid 192.168.1.129/26 192.168.1.193/26 Host terakhir yang valid 192.168.1.190/26 192.168.1.254/26 Alamat Broadcast 192.168.1.191/26 192.168.1.255/26 b.group B dengan IP address 192.168.2.0 Tabel 6: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group B Subnet ke 1 2 Alamat Subnet 192.168.2.0/26 192.168. 2.64/26 Host Pertama yang valid 192.168. 2.1/26 192.168. 2.65/26 Host terakhir yang valid 192.168. 2.62/26 192.168. 2.126/26 Alamat Broadcast 192.168. 2.63/26 192.168. 2.127/26 Tabel 7: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group B Subnet ke 3 4 Alamat Subnet 192.168. 2.128/26 192.168. 2.192/26 Host Pertama yang valid 192.168. 2.129/26 192.168. 2.193/26 Host terakhir yang valid 192.168. 2.190/26 192.168. 2.254/26 Alamat Broadcast 192.168. 2.191/26 192.168. 2.255/26 c. Group C dengan IP address 192.168.3.0 Tabel 8 : Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group C Subnet ke 1 2 Alamat Subnet 192.168.3.0/26 192.168. 3.64/26 Host Pertama yang valid 192.168. 3.1/26 192.168. 3.65/26 Host terakhir yang valid 192.168. 3.62/26 192.168. 3.126/26 Alamat Broadcast 192.168. 3.63/26 192.168. 3.127/26

Tabel 9: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group C Subnet ke 3 4 Alamat Subnet 192.168. 3.128/26 192.168. 3.192/26 Host Pertama yang valid 192.168. 3.129/26 192.168. 3.193/26 Host terakhir yang valid 192.168. 3.190/26 192.168. 3.254/26 Alamat Broadcast 192.168. 3.191/26 192.168. 3.255/26 d.group D dengan IP address 192.168.4.0 Tabel 10: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group D Subnet ke 1 2 Alamat Subnet 192.168.4.0/26 192.168. 4.64/26 Host Pertama yang valid 192.168. 4.1/26 192.168. 4.65/26 Host terakhir yang valid 192.168. 4.62/26 192.168. 4.126/26 Alamat Broadcast 192.168. 4.63/26 192.168. 4.127/26 Tabel 11: Daftar subnet, host yang valid dan broadcast group D Subnet ke 3 4 Alamat Subnet 192.168. 4.128/26 192.168. 4.192/26 Host Pertama yang valid 192.168. 4.129/26 192.168. 4.193/26 Host terakhir yang valid 192.168. 4.190/26 192.168. 4.254/26 Alamat Broadcast 192.168. 4.191/26 192.168. 4.255/26

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka didapatkan skema IP address per group sebagai berikut : Tabel 12: Daftar host yang valid untuk setiap gedung Perkiraan IP address valid No Gedung Jumlah Komputer 1 Ruang Internet 10 192.168.1.1/26 s.d 192.168.1.62/26 2 H3 (Kiri) 20 192.168.1.65/26 s.d 192.168.1.126/26 3 H3 (Kanan) 20 192.168.1.129/26 s.d 192.168.1.190/26 4 Jurusan Peternakan 20 192.168.1.193/26 s.d 192.168.1.254/26 5 S1 (Lab Puskom) 60 192.168. 2.1/26 s.d 192.168. 2.62/26 6 S2 (Lab Data) 40 192.168.2.65/26 s.d 192.168.2.126/26 7 S3 (Lab. software) 40 192.168.2.129/26 s.d 192.168.2.190/26 8 Lab Jarkom MI 40 192.168.2.193/26 s.d 192.168.2.254/26 (Rencana) 9 A 32 10 E 15 192.168. 3.1/26 s.d 192.168. 3.62/26 11 B 15 192.168.3.65/26 s.d 192.168.3.126/26 12 C 5 13 D 25 14 Q 25 192.168.3.129/26 s.d 192.168.3.190/26 15 F2 1 192.168.3.193/26 s.d 192.168.3.254/26 16 F4/F5 1 17 F7 1 18 J1 10 19 J3, J4, J5 3 192.168. 4.1/26 s.d 192.168. 4.62/26 20 K1 12 192.168.4.65/26 s.d 192.168.4.126/26 21 Warnet 20 192.168.4.129/26 s.d 192.168.4.190/26 22 L1,L2 5 192.168.4.193/26 s.d 192.168.4.254/26 23 Guest Host (Rencana) 20 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Subnetting IP memberikan kemudahan dalam pemantauan lalu lintas jaringan sehingga berakibat unjuk kerja jaringan dapat dioptimalkan. 2. Subnetting IP memberikan kemudahan dalam proses pendesaianan jaringan. 3. Subnetting IP masih menghasilkan pemborosan IP address, hal ini disebabkan oleh terciptanya block size yang sama untuk setiap sub network tanpa melihat jumlah host yang tersedia di dalam suatu sub network.

4. Beberapa jenis Routing Protocol tidak dapat bekerja pada desain jaringan dengan skema pengalamatan IP address berbasis Subnet. Daftar Pustaka Hill, Brian. 2002. Cisco - The Complete Reference. McGraw-Hill. United States of America. http://www.cisco.com/warp/public/701/3pdf (Mei 2008). http://netpd.ciscolearning.org/icg. (Mei 2008). Lamle, Todd. 2004. CCNA Cisco Certified Network Associate Study Guide. Sybex. United States of America. Rafiudin, Rahmat. 2003. Mengupas Tuntas Cisco Router. Elexmedia Komputindo, Jakarta. http://www.cisco.netacad.net/cnams/course/ CourseMaterial.jsp - (Mei 2008).