ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Ahlihi Masruro STMIK AMIKOM Yogyakarta

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Kata Kunci: grid computing, distributed computing, PVM (Parallel Virtual Machine)

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM

Komputasi Paralel Sebagai Alternatif Solusi Peningkatan Kinerja Komputasi

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

Penerapan Algoritma Bucket Sort Untuk melakukan Pengurutan n buah Bilangan Mata Kuliah Pemrosesan Paralel

Algoritma Divide and Conquer

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi.

10. PARALLEL PROCESSING

CLUSTERING & GRID COMPUTING. Sistem terdistribusi week 10

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6

BAB 1 PENDAHULUAN. melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DIAGRAM SITASI PAPER. Disusun oleh: Anggy Tias Kurniawan SK2A

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan. terkluster. Grid. 2. Mahasiswa memahami komputasi terdistribusi dengan

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE


Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CLUSTER. Kategori Cluster Computing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengantar Sistem Terdistribusi

Penerapan Algoritma Divide and Conquer Dalam Komputasi Paralel

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

KOMPUTASI PADA JARINGAN KOMPUTER SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN KINERJA KOMPUTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. simulasi untuk mengetahui bagaimana performanya dan berapa besar memori

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN GRID COMPUTING

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

Kebutuhan pengolahan paralel

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Performa Kombinasi Algoritma Pengurutan Quick-Insertion Sort dan Merge-Insertion Sort

KOMPUTASI PARALEL PADA APLIKASI PAYROLL

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING UNTUK HIGH THROUGHPUT COMPUTING. Arthur Rumagit

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan simulasi pengaruh

SISTEM OPERASI. Belajar SO?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1301

Implementasi Komputasi Paralel. Mohammad Zarkasi Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M.

BAB II LANDASAN TEORI

Tampilan Pemakaian Bandwidth dari CC - Cutter Berbasis Web. Evan Satria Indrawila

Implementasi Portal Komputasi Grid untuk Multi Kluster

IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN)

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

APLIKASI WEB EMBEDDED MICROCONTROLLER UNTUK PENGINFORMASIAN KONDISI LALU LINTAS BERUPA TULISAN MENGGUNAKAN WEB BROWSER MELALUI JARINGAN GPRS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

Eksperimen Komputasi Parallel dalam Perhitungan Matrik Invers Menggunakan Metoda Eliminasi Gauss Jordan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA. oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM :

BAB III METODOLOGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI KOMPUTER LOW SPESIFIKASI DENGAN SISTEM THIN CLIENT SERVER BERBASIS OPEN SOURCE. Abstrak

LOAD BALANCING PADA CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN ALGORITMA WEIGHTED LEAST CONNECTION JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

Evaluasi Kinerja Personal Computer pada Mobile Cloud Berbasis Virtual Smartphone

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR

BAB III. Analisa dan Perancangan

Rancang Bangun Penyimpanan pada Jaringan Menggunakan FreeNAS (Development of Network Storage Using FreeNAS)

MANAJEMEN GRID UNTUK RENDER ANIMASI 3 DIMENSI

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M.

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi dengan kehidupan manusia seakan-akan tidak

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Penyelesaian Barisan Rekursif dengan Kompleksitas Logaritmik Menggunakan Pemangkatan Matriks

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1, Hal.: 13-18 ISSN 1978-1873 ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT Machudor Yusman, Aristoteles* dan Anie Rose Irawati Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung 35145 *E-mail: aristoteles@unila.ac.id ABSTRAK Tulisan ini menjelaskan mengenai penerapan teknologi komputasi paralel pada algoritma merge sort. Data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 sampai 6 juta data. Data berupa angka yang dibangkitkan secara acak. Pada tahap pengujian, komputasi paralel menggunakan prosesor=2, prosesor=4 (simulasi komputer), dan 2 komputer yang terhubung secara peer to peer. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah data yang tidak terlalu besar, waktu komputasi serial lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu komputasi paralel. Dengan menggunakan dua komputer peer to peer jumlah data yang mampu diurutkan mencapai 6 juta data. Nilai Speed Up rata-rata p=2, p=4, dan komputer=2 adalah 2.273738, 1.980198 dan 1.074942. Kata kunci: merge sort, peer to peer, speed up ABSTRACT This paper describes the application of parallel computing technologies in the merge sort algorithm. The data used in this study as many as 100 to 6 million. Data in the form of randomly generated numbers. In the testing phase, parallel computing processor = 2, processor = 4 (computer simulation), and 2 computers connected in a peer to peer. The results showed that the amount of data that is not too big, serial computation time is faster when compared to the parallel computing time. By using two computer peer to peer the amount of data that can reach 6 million sorted data. The average of Speed Up value of p = 2, p = 4, and computer = 2 was 2.273738, 1.980198 and 1.074942. Keywords : merge sort, peer to peer, speed up 1. PENDAHULUAN Semakin meningkatnya kesadaran peneliti akan manfaat komputer dalam penelitian, menyebabkan semakin banyak usaha untuk menjadikan komputer sebagai alat bantu di berbagai bidang penelitian. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat akan terjadi penghematan biaya dan pengurangan resiko besar-besaran ketika menggunakan komputer dibandingkan cara konvensional. Namun untuk melakukan eksperimen tersebut dibutuhkan sumber daya komputasi yang besar. Supercomputer awalnya digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun kenyataan bahwa mahalnya harga serta penggunaannya yang harus bergantian menyebabkan solusi ini tidak populer. Disisi lain kekuatan PC dan kecepatan jaringan bertambah baik. Muncul ide penggabungan beberapa sumber daya tersebut menjadi suatu sumber daya komputasi yang besar yang setara dengan supercomputer. Hal ini dikenal dengan komputer cluster, solusi ini sangat populer sehingga banyak yang mengadopsinya di departemen masing-masing. Adanya cluster-cluster yang bertebaran melahirkan ide untuk mengintegrasikan sumber daya tersebut menjadi sumber daya komputasi yang lebih besar lagi. Hal ini dikenal sebagai grid computing (komputasi grid). Istilah grid diadopsi dari istilah ketenagalistrikan dimana pembangkit-pembangkit listrik dihubungkan satu dengan yang lain untuk menyediakan kebutuhan pengguna dimana saja. Teknologi grid computing merupakan teknologi yang telah dikembangkan dalam waktu yang panjang. Secara evolusi pengembangan teknologi sejenis mulai dari Condor 1), kemudian diikuti oleh Parallel Virtual Machine 2) dan Message Passing Interface 3) sampai dengan Globus Toolkit 4). Sejak awal, para peneliti di bidang komputasi berkinerja tinggi telah menggunakan dua pendekatan 5) yaitu supercomputer dan multicomputer. Supercomputer yaitu membangun sebuah komputer dengan teknologi perangkat keras berkinerja tinggi. Multicomputer yaitu membangun sebuah sistem komputer dengan teknologi jaringan interkoneksi dan 2012 FMIPA Universitas Lampung 13

Machudor Yusman dkk Analisis Komputasi Paralel dan Serial perangkat lunak. Pendekatan pertama umumnya menghasilkan sebuah komputer yang berkinerja tinggi, tetapi berharga amat mahal sehingga hanya dapat dimiliki oleh segelintir pihak saja. Pendekatan kedua menghasilkan suatu sistem komputer yang kinerjanya bervariasi sesuai jumlah komputer yang tergabung dan konfigurasi perangkat lunak yang digunakan. Harga untuk membangun multicomputer lebih terjangkau daripada supercomputer, namun pemakaiannya terbatas. Hal ini dikarena sistem komputer yang berbasis jaringan umumnya diterapkan pada komputer-komputer yang terhubung dalam suatu jaringan lokal (LAN). Salah satu penyebabnya adalah masalah keamanan jaringan yang belum tertangani dengan baik. Selain itu, sistem perangkat lunak pendukung yang memungkinkan komputer-komputer tersebut bekerja sebagai satu kesatuan umumnya memiliki konfigurasi yang kompleks sehingga pemakai harus memiliki keahlian khusus sebelum dapat memanfaatkan sistem komputer tersebut. Teknologi komputasi grid adalah suatu cara penggabungan sumber daya yang dimiliki banyak komputer yang terhubung dalam suatu jaringan sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem komputer dengan sumber daya komputasi yang besar. Menurut 4), suatu grid harus memenuhi tiga hal yaitu: 1. Mengkoordinasi sumber daya-sumber daya yang tidak dikendalikan secara terpusat. 2. Menggunakan protokol dan antarmuka yang standard, terbuka dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose). 3. Memberikan Quality of Service (QoS) yang tidak Trivial, yaitu tergantung kebutuhan pengguna. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Algoritma Divide and Conquer Algoritma divide and conquer sudah lama diperkenalkan sebagai sumber dari pengendalian proses paralel, karena masalah-masalah yang terjadi dapat diatasi secara independen. Banyak arsitektur dan bahasa pemrograman paralel mendesain implementasinya (aplikasi) dengan struktur dasar dari algoritma divide and conquer. Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang besar, dan dibagi (dipecah) menjadi bagian yang lebih kecil dan menggunakan sebuah solusi untuk menyelesaikan problem awal adalah prinsip dasar dari pemrograman/strategi divide and conquer. Ilustrasi dengan teknik divide dan conquer terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Ilustrasi pemecahan masalah dengan divide dan Conquer Divide and conquer adalah varian dari beberapa strategi pemrograman topdown, tetapi keistimewaannya adalah membuat sub-sub problem dari problem yang besar, oleh karena itu strategi ini ditunjukkan secara berulang-ulang (recursively), didalam menerapkan algoritma yang sama dalam sub-sub problem seperti yang diterapkan pada masalah aslinya (original problem). Sebagaimana prinsip dasar algoritma perulangan dibutuhkan sebuah kondisi untuk mengakhiri perulangan tersebut. Biasanya untuk mengecek apakah problem sudah cukup kecil untuk diselesaikan dengan metode secara langsung. Mungkin dari segi ilustrasi kita, bahwa proses-proses pada komputer paralel tentunya memiliki proses/problem/job yang cukup kompleks sehingga harus dipecah-pecah menjadi sub-sub problem. Salah satu penerapan algoritma divide and conquer adalah pengurutan data dengan metode merge. Metode penelitian yang digunakan untuk eksperimen komputasi paralel yaitu algoritma merge sort paralel. Penelitian ini mengurutkan data sebanyak n bilangan yang dibuat dari bilangan random atau acak. Berikut ini ilustrasi atau alur cara kerja algoritma merge sort paralel dengan beberapa tahapan yakni : 1. master (induk) membangkitkan bilangan acak sebanyak n bilangan integer. 2. master (induk) mendistribusikan n/p data ke tiap prosesor. 3. untuk setiap proses melakukan sorting lokal. 4. hasil sorting dari setiap proses dilakukan merge ke master (induk) Ilustrasi atau alur cara kerja algoritma merge sort parallel dapat dilihat pada Gambar 2. 14 2012 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1 Root 10 5 20 6 7 2 12 3 8 1 4 9 Scatter P0 10 5 20 P1 6 7 2 P2 12 3 8 P3 1 4 9 P0 5 10 20 P1 2 6 7 P2 3 8 12 P3 1 4 9 P0 Merge 2 5 6 7 10 20 P2 1 3 4 Merge 8 9 12 Merge 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 20 Gambar 2. Ilustrasi proses pengurutan secara paralel menggunakan metode merge 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengujian Pada bagian ini akan disampaikan mengenai hasil pengujian dan analisa kedua program yakni pengurutan dengan menggunakan Algoritma Merge baik yang dilakukan secara serial dan secara paralel. Untuk melakukan pengujian digunakan suatu skenario pengujian yang dapat membandingkan hasil dari kedua program tersebut. Detail mengenai skenario pengujiannya dijelaskan sebagai berikut. 3.2. Spesifikasi Hardware Dalam penelitian ini, pengujian proses paralel dilakukan pada satu komputer dengan spesifikasi seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi satu komputer Komponen Prosessor RAM Sistem Operasi Spesifikasi Intel Core2 Dua 2,1 GHz 2 GB Linux Di samping itu, dilakukan pula pengujian spesifikasi dua komputer dengan spesifikasi masing-masing seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi dua komputer Komponen Komputer 1 Prosessor RAM Sistem Operasi Komputer 2 Prosessor RAM Sistem Operasi Spesifikasi Intel Core2 Dua 2,1 GHz 2 GB Linux Intel Pentium 4 Dual Core 1.6 GHz 1 GHz Linux 3.3. Skenario Pengujian Pengujian dilakukan dengan mebandingkan nilai Speed Up dan Efisiensi dari sejumlah prosesor dengan banyaknya data yang diurutkan. Pengujian juga dilakukan dengan memperlihatkan hasil pengujian dengan menggunakan satu komputer dan dua komputer. Pada pengujian satu komputer dilakukan dengan 2012 FMIPA Universitas Lampung 15

Machudor Yusman dkk Analisis Komputasi Paralel dan Serial melakukan simulasi terhadap dua prosesor dan empat prosesor. Sedangkan pengujian lainnya dilakukan benar-benar menggunakan dua komputer yang terhubung pada suatu jaringan peer to peer. Pada pengujian dengan dua komputer ini, setiap PC/Notebook terinstall Sistem Operasi Linux secara virtual dengan menggunakan Virtual Box versi 2.2. Adapun skenario pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skenario Pengujian No Jumlah Prosessor (p) Banyak Data Paremeter Analisis 1 p = 2 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000, 2000000, 4000000, 5000000,5200000 2 P = 4 3 Komp = 2 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000, 2000000, 4000000, 5000000,5200000, 5300000, 5350000 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000, 2000000, 4000000, 5000000,5200000, 5300000, 5350000, 5500000, 6000000 Efisiensi (E) 3.4. Hasil Pengujian Hasil pengujian dilakukan dengan menghitung nilai Speed Up dan Efisiensi penggunaan pemrograman secara serial dan paralel. Waktu eksekusi secara serial dan paralel ini yang akan dijadikan sebagai parameter untuk mendapatkan nilai Speed Up dan Efisiensi Algoritma Merge secara paralel. Perbandingan nilai Speed Up dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengujian dengan dua prosessor (p = 2) Banyak Data (Tp) (TS) Ts/Tp Efisiensi (S/p) 100 0.009781 0.00006 0.006134 0.003067 1.000 0.01884 0.000447 0.023726 0.011863 10.000 0.022327 0.005258 0.2355 0.11775 100.000 0.070323 0.062971 0.895454 0.447727 1.000.000 0.904371 0.998713 1.104318 0.552159 2.000.000 2.295663 5.094314 2.219104 1.109552 4.000.000 6.246864 40.72526 6.519313 3.259656 5.000.000 9.598989 50.29295 5.239401 2.619701 5.200.000 12.55685 52.99855 4.22069 2.110345 3.52489 16.6865 2.273738 1.136869 3.5. Analisis Pengujian dengan Dua Prosesor Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk jumlah data 100 sampai dengan 100.000 waktu komputasi secara serial masih lebih kecil. Namun, secara umum nilai Speed Up dari jumlah data tersebut makin meningkat. Ini berarti bahwa proses paralel yang dilakukan memiliki hasil yang lebih baik seiring dengan bertambahnya jumlah data. Pada jumlah data 1.000.000 sampai dengan 5.000.000, waktu komputasi secara paralel jauh lebih kecil dibandingkan dengan waktu komputasi serial. Dengan waktu komputasi ini, akan memberikan pengaruh pada nilai Speed Up yang cenderung meningkat dari mulai 1.104318 pada data 1.000.000 sampai 6.519313 pada jumlah data sebanyak 4000.000. Dengan bertambahnya jumlah data, ternyata tidak selalu meningkatkan nilai Speed Up apabila jumlah prosesor yang digunakan selalu tetap. Pada jumlah data sebanyak 5.000.000 terlihat bahwa Speed Up mengalami penurunan dari 6.519313 menjadi 5.239401. Terjadinya penurunan ini diakibatkan oleh peningkatan jumlah data sebesar 1000.000 data yang berimbas pada peningkatan waktu komputasi paralel 16 2012 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1 sebesar 3.352125 dan sedangkan waktu komputasi serial meningkat sebesar 9.56769. Apabila penambahan jumlah data ini terus dilakukan dengan jumlah prosesor tetap, maka dapat diperkirakan bahwa nilai Speed Up akan terus mengalami penurunan. 3.6. Analisis Pengujian dengan Empat Prosesor Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa untuk jumlah data 100 sampai degan 1000.000 waktu komputasi secara serial masih lebih kecil. Namun, secara umum nilai Speed Up dari jumlah data tersebut makin meningkat. Ini berarti bahwa proses paralel yang dilakukan memiliki hasil yang lebih baik seiring dengan bertambahnya jumlah data. Nilai Speed Up pada penggunaan empat prosesor cenderung meningkat dengan bertambahnya jumlah data yang diurutkan sampai pada jumlah data 5.200.000. Setelah itu, nilai Speed Up mengalami penurunan pada jumlah data lebih dari sama dengan 5.300.000. Ini berbeda dengan hasil yang diperoleh pada pemrosesan dengan dua prosesor. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, penggunaan dua prosesor tidak mampu mengeksekusi sampai dengan jumlah data lebih dari 5.200.000. Bila dibandingkan dengan menggunakan dua prosesor sampai dengan jumlah data 5.200.000, secara umum nilai rata-rata Speed Up dari penggunaan empat prosesor adalah sebesar 1.980198, lebih kecil dari rataan nilai Speed Up dua prosesor sebesar 2.273738. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh waktu komunikasi yang yang lebih banyak pada penggunaa empat prosesor dibandingkan dengan dua prosesor dengan jumlah data yang sama. Tabel 5. Hasil Pengujian dengan empat prosessor (p = 4) Banyak Data (Tp) (TS) Ts/Tp Efisiensi (S/p) 100 0.028786 0.000077 0.002675 0.000669 1.000 0.026555 0.000469 0.017661 0.004415 10.000 0.050265 0.00524 0.104247 0.026062 100.000 0.132036 0.065502 0.496092 0.124023 1.000.000 0.867007 0.725553 0.836848 0.209212 2.000.000 1.798548 3.652118 2.030592 0.507648 4.000.000 5.440498 23.50407 4.320206 1.080051 5.000.000 12.60952 59.75159 4.738609 1.184652 5.200.000 12.84354 67.74773 5.274851 1.318713 data 5.200.00 3.755195 17.27248 1.980198 0.495049 5.300.000 14.70851 58.05524 3.947051 0.986763 5.350.000 18.85945 59.90778 3.176539 0.794135 data 5.350.000 6.124065 24.85594 2.267761 0.56694 3.7. Analisis Pengujian dengan Dua Komputer Pada pengujian proses pengurutan dengan menggunakan dua komputer, terlihat bahwa jumlah data yang mampu untuk dijalankan dan dieksekusi lebih banyak dibandingkan dengan dua hasil sebelumnya yang menggunakan satu komputer. Ini menunjukkan bahwa penggunaan sumber daya secara nyata memiliki kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan satu komputer yang dijadikan seakan akan sebagai dua prosesor yang berlainan. Nilai rataan dari Speed Up dari penggunaan dua komputer adalah 1.074. Nilai ini memang lebih kecil dibandingkan dengan hasil pengujian pada dua skenario sebelumnya yaitu 2.273 dan 1.980. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh running time yang dimilki oleh proses paralel dan serial yang dihasilkan skenario ini yang juga lebih kecil dibandingkan dengan dua skenario sebelumnya. Namun, kelebihan dari skenario ini adalah kemampun dalam menyelesaikan jumlah data yang lebih banyak sampai dengan 6.000.000 data lebih banyak dari dua skenario sebelumnya. Di sisi lain, rataan waktu komputasi paralel pada dua kompter ini lebih kecil bila dibandingkan dengan skenario p=4 yaitu sebesar 2012 FMIPA Universitas Lampung 17

Machudor Yusman dkk Analisis Komputasi Paralel dan Serial 3.684742. Namun nilai sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan skenario p=2 yang memiliki rataan 3.52489. Hasil pengujian dengan dua komputer terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengujian dengan dua komputer Banyak Data (Tp) (TS) Ts/Tp Efisiensi (S/p) 1.00 0.013607 0.00012 0.00881899 0.0044095 1.000 0.055189 0.000435 0.007882005 0.003941 10.000 0.067543 0.0022393 0.033153695 0.0165768 100.000 0.222993 0.063866 0.286403609 0.1432018 1.000.000 1.176509 0.802954 0.682488617 0.3412443 2.000.000 2.239071 2.036682 0.90961028 0.4548051 4.000.000 6.010457 15.118139 2.515306074 1.257653 5.000.000 13.566412 32.640861 2.406005435 1.2030027 5.200.000 9.810895 27.713888 2.824807319 1.4124037 data 5.200.000 3.684742 8.708798 1.074942 0.537471 5.300.000 8.830886 26.338159 2.9825047 1.4912523 5.350.000 8.186201 21.779998 2.660574545 1.3302873 5.500.000 8.455643 24.794032 2.932246785 1.4661234 6.000.000 12.766057 36.337325 2.846401594 1.4232008 data 6.000.000 5.49242 14.43298 1.622785 0.811392 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah data yang tidak terlalu besar, waktu komputasi serial justru berjalan lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu komputasi paralel. Hal ini disebabka oleh waktu komunikasi untuk paralel yang menjadi overhead. Di sisi lain, skenario pengujian dengan dua komputer ternyata memberikan kehandalan dari sisi jumlah data yang mampu dieksekusi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan menggunakan dua komputer yang secara peer to peer jumlah data yang mampu diurutkan mencapai 6.000.000 data. Adapun, skenario dengan dua prosesor dan empat prosesor masing-masing hanya mampu mengurutkan data sampai dengan 5.200.000 dan 5.350.000 data. Dari ketiga skenario program yang dieksekusi didapatkan bahwa nilai Speed Up rata-rata dari ketiga skenario masing-masing adalah 2.273738, 1.980198 dan 1.074942. Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa proses komputasi untuk Algoritma Merge yang dilakukan memiliki keberhasilan dalam menyelesaikan masalah pengurutan dengan algoritma ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Litzkow, M., Livney, M. & Mutka, M. 1988. Condor - a hunter of idle workstations. in Proc. 8 th Int l Conf. on DCS. 2. Geist, A., Beguelin, A., Dongarra, J., Jiang, W., Manchek, R. & Sunderam, V.S. 1994. PVM: Parallel Virtual Machine : A User's Guide and Tutorial for Network Parallel Computing. MIT Press. 3. Gropp, W., Lusk, E. & Skjellum, A. 1995. Using MPI: Portable Parallel Programming with the Message Passing Interface. MIT Press. 4. Foster, I. & Kesselman, C. 1998. Globus: A Metacomputing Infrastructure Toolkit. Int. J. Supercomput. Appl., 11 (2): 1-16. 5. Reed, D. & Fujimoto, R. M. 1987. Multicomputer Networks: Message-Based Parallel Processing. MIT Press. 18 2012 FMIPA Universitas Lampung