BAB III PERANCANGAN SISTEM. Langkah awal yang dilakukan dalam menganalisa kerusakan pada mesin

dokumen-dokumen yang mirip
TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.


Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor Vespa Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis Android

PELATIHAN SERVIS SEPEDA MOTOR UNTUK PEMUDA GAMPONG MEUNASAH MESJID PUENTEUT KECAMATAN BLANG MANGAT PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN A Pohon Keputusan

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

1. EMISI GAS BUANG EURO2

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

TUNE UP SEPEDA MOTOR FEBRIYAN BAYU P ( ) MUHAMMAD GHOZALI ( )

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

SISTEM PAKAR PENANGANAN KERUSAKAN PADA SEPEDA MOTOR

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL


SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN MESIN MOTOR VESPA

Petunjuk Penggunaan KEAMANAN SPESIFIKASI. EU65is JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

JOBSHEET PRAKTEK MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR


PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

BAB III ANALISIS KASUS

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Pemindah Gigi Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA. Adi Nugroho, 2004, Buku Teks Komputer / Basis Data, Jakarta : Informatika. xii

contoh makalah teknik mesin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

Prosedur Pengetesan Injektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PERBANDINGAN KOMPRESI

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Perawatan System C V T

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

Konstruksi CVT. Parts name

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

TROUBLESHOOTING AC MOBIL

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN SISEM Langkah awal yang dilakukan dalam menganalisa kerusakan pada mesin motor Vespa ini adalah pengumpulan data-data kerusakan mesin motor Vespa dan tahap selanjutnya adalah menganalisa dengan menggunakan forward chaining. 3.1 Analisa Masalah Masalah yang dianalisa adalah mengenai pemeriksaan kerusakan pada mesin motor Vespa, yang dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya serta cara penanggulangan atau perbaikan. Dalam menghadapi situasi seperti ini, pengguna kendaraan motor Vespa ini membutuhkan solusi-solusi untuk mengatasinya, karena kerusakan-kerusakan dan cara-cara perbaikannya sedikit berbeda dengan kendaraan motor lainnya. 3.2 ahapan Identifikasi Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan sistem pakar ini adalah dengan mengidentifikasi permasalahan yang akan dikaji, selanjutnya mengidentifikasi input dan output. 3.2.1 Identifikasi Permasalahan A. Mesin 1. Mesin Sukar Distart 16

17 a. Mesin banjir. Elektroda busi dan sekelilingnya basah dengan bensin atau kick starter saat diinjak (diselah) lebih berat. utup kran bensin, bukan gas (throttle) lebar-lebar dan injak kick starter berulang-ulang samapi mesin hidup (busi terpasang). Apabila kick starter berat saat diinjak, ini menunjukkan bensin banyak yang masuk kedalam ruang bakar bahkan kedalam karter (crankcase). Caranya sama dengan diatas, tetapi busi tidak terpasang. Apabila bensin sudah terbuang keluar, pasang kembali busi dan injak lagi kick starter sampai mesin hidup. b. Spuyer pada karburator tersumbat atau kotor. Saringan angin, saringan bensin dan karburator kotor. Jika spuyer pada karbuarator tersumbat atau kotor, lepaskan spuyer pada karburator, cuci dengan bensin atau minyak tanah kemudian semprot dengan angin sampai kering. c. Saluran-saluran karburator tersumbat atau kotor. Saluran-saluran bensin dan udara kotor atau ruang pelampung karburator tersumbat.

18 Apabila kotoran menyumbat saluran-saluran karburator, maka karburator harus dilepas untuk dibersihkan. Pada waktu membersihkan, cuci bagian-bagian karburator dengan bensin lalu tiup sampai kering. Jangan sekali-sekali lubang jet dan pengatur udara dibersihkan dengan kawat atau dengan barang lain yang mudah merusaknya. Setelah karburator dipasang, periksa jika tutup ruang pelampung dan tutup jet dikarburator kurang kokoh, sehingga udara dapat masuk karena dapat mengganggu penyampuran bensin dan udara. d. Kran bensin (fuel cock) tersumbat atau kotor. Bensin tidak ada atau sedikit sekali yang masuk kekarburator. Untuk membersihkan kran bensin harus dikeluarkan dari tangki bensin yaitu dengan melepas mur B denagn kunci pas. bersihkan kran bensin dengan minyak tanah dan keringkan. Untuk memasangnya masukan kran bensin dibawah tangki, kemudian masukan ring dan murnya dibagian atas tangki dan kencangkan dengan kunci pas. Untuk model Vespa yang memiliki sistem pencampur oli otomatis terdapat dua tangki yaitu untuk oli dan bensin yang terpisah. Langkah-langkahnya yaitu lepaskan sadle dengan membuka tiga

19 buah baut A, cabut kedua buah kabel fuel gauge, buka dua baut pengikat B dan angkat tangki bensin setelah paking pada fuel cock roda dilepas. Lepaskan fuel gauge masukan kunci pas. e. Pengapian terganggu. Busi tidak sesuai atau tidak cocok, celah elektroda busi tidak tepat, kabel busi atau tutup busi aus, kondensator rusak,koil tegangan tinggi rusak dan penyetelan pengapian tidak tepat. Busi tidak sesuai atau tidak cocok, maka gantilah dengan yang sesuai. Jika celah elektroda busi tidak tepat maka stel dan ukur dengan feeler gauge sampai diperoleh jarak celahnya ± 0.6 mm. Jika kabel busi atau tutup busi aus dan kondensator rusak serta koil tegangan tinggi rusak, maka gantilah dengan yang baru. Jika penyetelan pengapian tidak tepat, maka stel celah platina dan timing ignition. f. Motor starter tidak dapat berputar Sekering putus, kontak dengan pemegang sekering tidak kokoh atau berkarat, baterai longgar dan kabel-kabel starter putus atau longgar.

20 Jika sekering putus ganti dengan yang baru, jika masih baik periksa kontak dengan pemegang sekering apa masih baik atau ada karat diantara kontaknya. Bila kontak sekering dengan pemegang tidak baik, tekuklah kontaktor pada sekering sedikit kedalam sehingga ketat memegang sekering. Bila pemegang sekering karatan, hilangkan karat tersebut dengan ampelas sampai bersih. Jika baterai longgar atau karatan, kencangkan dan bersihkan dengan sikat kawat atau ampelas. Periksa juga permukaan eletrolitnya, isi muatan dari baterai tersebut. 2. Mesin Akan Mati Bila Gas (hrottle) Dibuka a. Penyetelan putaran rendah (kecepatan idle ) pada karburator tidak tepat. Kecepatan idle terlalu tinggi atau terlalu rendah. Putar sekrup pengatur gas sehingga idle lebih cepat. Kemudian putar masuk sekrup pengatur udara dengan obeng sehingga sekrup tersebut masuk penuh dan putaran mesin menjadi menurun. Putar kembali berlawanan arah dengan putaran yang pertama. Dengan sekrup pengatur udara pada posisi tersebut, kecepatan mesin agak tinggi.oleh karena itu, putar kembali sekrup pengatur gas kearah membuka. Bila idle sudah mencapai kecepatan spesifikasi, berhentilah memutar sekrup. Pada waktu penyetelan idle pakailah tachometer untuk memastikan kebenaran penyetelan.

21 b. Hubungan kabel tegangan tinggi ke busi longgar. Kabel-kabel tegangan tinggi longgar atau sobek. Periksalah hubungan kabel tegangan tinggi, bila longgar perbaikilah sambungannya. c. Spuyer pada karburator kotor. Saringan bensin, saringan udara dan karburator kotor. Bersihkan spuyer pada karburator dan cuci dengan bensin atau minyak tanah dan semprot dengan angin sampai kering. d. Penyetelan saat penyalaan (ignition timing) tidak tepat. Bunga api yang dihasilkan oleh busi tidak tepat. Atur piston pada posisi yang sesuai dengan sudut pengapian sehingga koil dapat menghasilkan tegangan tinggi pada kedudukannya. Jika telah tercapai maka jarak celah kontak platina harus dilakukan pengukuran. 3. Percepatan atau Akselerasi Lemah a. Karburator kotor atau tersumbat.

22 Campuran bensin yang masuk terlalu sedikit. Bukalah choke, dan bersihkan karburator. b. Kabel penarik gas agak terlepas atau tidak distel dengan tepat. Kabel gas longgar atau putus. Dengan memutar gas perlahan-lahan, periksa kelonggaran dari kabel gas, bila longgar kencangkan kabel gas tersebut sehingga diperoleh tarikan gas yang tepat. c. Lubang angin pada tutup tangki bensin tersumbat. Lubang angin, filter, katup dan pipa aliran bensin kotor. Bila lubang angin tersumbat, aliran bensin kekarburator akan sukar masuk. Bersihkan lubang angin tersebut, periksa juga filter, katup, dan pipa aliran bensin, bila kotor bersihkanlah. d. Saringan udara kotor atau tersumbat. Putaran mesin tidak dapat dipercepat secara optimal. Bersihkan saringan udara secara periodik (±3000 km) dan bersihkan saringan udara dengan bensin lalu keringkan dengan semprotan angin.

23 e. Saat penyalaan (ignition timing) terlambat. Bunga api yang dihasilkan busi tidak tepat. Atur piston pada posisi sesuai dengan sudut pemajuan pengapian dan putar alat penyangga koil sedemikian hingga koil bertegangan tinggi tepat pada kedudukannya. f. Kopling dan rem menahan Kopling slip dan gerak main lengan kopling tidak tepat. Untuk menghasilkan daya mesin yang cukup besar, harus mempunyai gerak main lengan kopling secara tepat. g. ekanan ban terlalu rendah. Gerak roda berat dan gerak main rem depan dan belakang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Bila keluar dari spesifikasi, gerak main lengan rem dan pedal rem harus distel secara tepat. h. Campuran bensin-udara terlalu banyak atau sedikit. Kecepatan idle terlalu tinggi atau terlalu rendah.

24 Putar sekrup pengatur gas sehingga idle lebih cepat. Kemudian putar masuk sekrup pengatur udara dengan obeng sehingga sekrup tersebut masuk penuh dan putaran mesin menjadi menurun. Putar kembali berlawanan arah dengan putaran yang pertama. Dengan sekrup pengatur udara pada posisi tersebut, kecepatan mesin agak tinggi.oleh karena itu, putar kembali sekrup pengatur gas kearah membuka. Bila idle sudah mencapai kecepatan spesifikasi, berhentilah memutar sekrup. Pada waktu penyetelan idle pakailah tachometer untuk memastikan kebenaran penyetelan. 4. Mesin Kurang Bertenaga a. erdapat mur dan baut yang kendor. Kepala silinder dan knalpot tidak sesuai. Periksa pengikat mur dan baut pada mesin, pada karburator, kepala silinder dan knalpot disesuaikan dengan tabel torsi pengencangan. b. Rangkaian sistem penyalaan (ignition timing) kurang baik. Bunga api yang dihasilkan busi tidak tepat.

25 Atur piston pada posisi sesuai dengan sudut pemajuan pengapian dan putar alat penyangga koil sedemikian hingga koil bertegangan tinggi tepat pada kedudukannya. c. Aliran bensin tidak lancar. enaga mesin berkurang, aliran bensin tidak ada. Bila aliran bensin kekarburator tidak ada, pemeriksaan dan perbaikan dimulai dari selang bensin sampai ke tangki, bersihkan juga kran bensin yang ada pada bensin yang ada pada tangki. d. Mesin terlalu panas. Oli yang dicampurkan pada bahan bakar tidak sesuai spesifikasi. Campuran untuk bahan bakar bensin untuk Vespa harus memakai oli SAE 40 ± 2 %. e. Kopling slip dan rem menahan Kopling slip dan gerak main lengan kopling tidak tepat. Untuk menghasilkan daya mesin yang cukup besar, harus mempunyai gerak main lengan kopling secara tepat. f. ekanan kompresi mesin terlalu rendah

26 Baut kepala silinder kurang kuat atau silinder atau cincin torak aus. Periksa tekanan kompresi mesin dengan alat kompresi tester hingga menghasilkan kompresi yang cukup. 5. Bahan Bakar Boros a. Sistem bahan bakar rusak. angki bensin, kran bensin dan pipa bensin bocor, permukaan bensin tinggi atau katup jarum berdebu, saringan udara kotor serta kecepatan idle lebih tinggi dari spesifikasi atau distel pada campuran yang lebih banyak. Bila tangki bensin bocor, periksa mur yang menetapkan kran pada tangki bensin, bila longgar kencangkan. Pipa bensin bocor, ganti dengan yang baru, tapi bila bocor pada sambungan pipa bensin, kencangkan pengikatnya (clip). Bila permukaan bensin tinggi, biasanya keujung katup jarum berdebu atau aus, maka buka penutup ruang apung dan bersihkan katup jarum juga ruang apungnya jika aus, ganti dengan yang baru. Bila saringn udara kotor, bersihkan. b. Sistem penyalaan (ignition timing) rusak.

27 Penyalaan (ignition timing) tidak tepat, nyala bunga api lemah dan titik kontak platina keadaannya tidak baik. Atur piston agar sesuai dengan sudut pemajuan pengapian, putar alat penyangga koil sampai pada kedudukannya. Jarak celah kontak platina harus 0,3 0,5 mm. Nyala bunga api lemah, maka busi tidak sesuai dan harus diganti. Bersihkan permukaan titik kontak platina dengan kain kering, bila permukaan kontak terbakar atau kasar atau kotor oleh karbon, haluskan dengan kikir haus atau ampelas. c. ekanan kompresi rendah. ekanan kompresi turun dengan keausan silinder, torak atau cincin torak. Bila tekanan kompresi turun dengan keausan silinder, torak atau cincin torak, maka konsumsi bensin akan boros. d. Knalpot (muffler) tersumbat. Aliran gas buang terhambat. Bersihkan knalpot dengan kawat dengan ujungnya dibengkokan atau knalpot ditiup dengan angin diujung pipa setelah sebelumnya unit tersebut dibakar bagian luarnya.

28 e. Kopling slip dan rem menahan. Gerak main (spelling) lengan kopling dan lengan rem depan dan pedal rem belakang tidak tepat. Bila kopling slip atau rem menahan, saat lengan kopling dilepas atau rem tidak distel dengan tepat maka daya mesin tidak cukup besar untuk memutar roda dan akan menahan gerak roda. f. Pemakaian kendaraan tidak benar. Kecepatan terlalu tinggi, pengereman yang cepat dan berulang-ulang, gas penuh pada mesin,pemakaian choke yang tidak perlu atau lupa menutup choke dan memakai gigi rendah terus menerus. Hindari kesalahan-kesalahan pemakaian tersebut agar bahan bakar tidak boros. 6. Knocking a. Mesin terlalu panas. Beban terlalu berat atau mesin sedang dipercepat. Knocking atau detonasi biaanya terjadi bila mesin sedang dipercepat atau bila beban berat seperti melewati tanjakan.

29 b. Penyalaan (ignition timing) terlambat. Pembakaran terjadi lebih dahulu sebelum torak mencapai titik mati atas (MA). Kendorkan sekrup E, pasang alat pelengkap A pada busi dan piringan berskala C pada poros engkol. Pasang lampu untuk menyetel pengapian D. keraskan penunjuk kawat baja B, buka alat penunjuk A, lalu putar pistonnya keatas hingga ketitik MA, gerakkan sekernya. Dengan lewat lubang rotor, geser plat koil sesuai yang telah ditentukan. Kendorkan sekrup S dan atur eksentrik sampai lampu penunjuk menyala lalu kencangkan sekrup S dan periksa jarak maksimum ujung platina. c. Karbon menempel terlalu banyak pada ruang bakar. itik panas (hot spot) terjadi pada permukaan karbon. Bersihkan kotoran kerak karbon tersebut. 7. Knalpot kadang-kadang meledak a. Busi rusak. Busi tidak nyala dengan tepat atau kabel tegangan tinggi rusak.

30 Ganti dengan yang baru. b. Campuran udara-bensin terlalu banyak. Campuran bensin-udara tidak terbakar dengan sempurna. Stellah sekrup pengatur bahan bakar dan udara pada karburator. c. Penyalaan (ignition timing) terlambat. Campuran bensin-udara tidak sempat terbakar dan masuk knalpot. Perbaiki atau stellah saat penyalaan. B. Kopling 1. Kopling slip a. Gerak main (spelling) kabel kopling tidak cukup. Gerak main tangkai kopling kurang dari spesifikasi. arik perlahan-lahan tangkai kopling sampai ada tekanan dan stel gerak main kopling dengan mengendorkan mur penyetel dan putar penyetel A untuk menarik atau mengendorkan kabel transmisi. b. Plat gesek (driving plate) aus atau terbakar. Pegas kopling lemah dan plat-plat kopling berubah bentuk.

31 Kopling harus dibongkar dan komponen-komponen tersebut harus diganti. 2. Kopling menahan a. angkai kopling mempunyai gerak main berlebihan. Gerak main lengan kopling kurang dari spesifikasi. tarik perlahan-lahan lengan kopling sampai ada tekanan dan stel gerak main kopling dengan mengendorkan mur penyetel dan putar penyetel B untuk menarik atau mengendorkan kebel transmisi. b. Plat gesek atau plat-plat kopling rusak. Motor tidak mau hidup dan susah distarter. Ganti dengan yang baru dan periksa bak rumah kopling bersihkan dengan bensin dan keringkan dengan angin. 3. Penarikan kabel kopling terasa berat (keras) a. Plat gesek atau plat kopling berubah bentuk. Bak rumah kopling tidak mempunyai gerak main menurut spesifikasinya.

32 Buka plat kopling dan periksa bila ada yang aus atau rusak ganti dengan yang baru. b. Gerak kabel kopling kasar. Kabel bagian dalam kopling berkarat. Lepaskan kabel bagian dalam dari tangkai kopling, bersihkan atau ganti dan masukkan beberapa tetes oli kedalam selongsong kabel luar. Masukkan lagi kabel bagian dalam lalu stel gerak mainnya. C. Persneling (ransmisi) 1. Memindahkan gigi persneling susah a. Salah cara mengoperasikan pemindahan gigi. Pemindahan gigi terasa sukar dan menimbulkan suara derik. arik tangkai seluruhnya jika masih terasa sukar, lepaskan kopling tersebut, tarik lagi lalu putar pemindahan gigi pada stang kemudi kiri. b. Kopling tidak lepas seluruhnya. Pemindahan gigi terasa ringan dan tidak menimbulkan tekanan. arik kedua kabel kopling, distel menurut spesifikasinya.

33 c. Mekanisme pemindahan gigi rusak. Bagian dari kopling tidak berfungsi. Mesin harus dibongkar, periksa bilamana pada bagian dalam mesin ada yang rusak atau aus. d. Bak persneling kekurangan oli atau olinya tidak cacah. Pemakaian oli tidak cocok dan kelalaian mengganti oli secara periodik. Ganti oli secara periodik dan selalu mencek keadaan oli, kebocoran oli secara teratur, pakai oli yang sesuai dengan spesifikasi, 2. Gigi persneling loncat a. Bagian-bagian unit selektor aus atau rusak. Bak pemindahan rusak atau terlalu kering. Mesin harus dibongkar dan selektor harus diganti dengan yang baru, distel sesuai tempat kedudukannya. b. Garpu pemindah gigi bengkok atau rusak. Poros garpu pemindah gigi bengkok.

34 Mesin harus dibongkar dan perbaiki garpu pemindah gigi yang bengkok atau pros garpu yang bengkok. D. Rem Bekerja idak Normal 1. Stelan rem tidak tepat atau berubah angkai atau pedal rem dalam keadaan tidak bebas Stel rem dengan cara menyetel sekrup atau periksa brake jaw, jika tipis ganti dengan yang baru. Periksa brake drum jika kasar haluska denga ampelas, jika cacat atau aus ganti dengan yang baru. 2. Komponen rem tidak berfungsi Oli membasahi bidang gesek (pada brake jaw dan brake drum) atau oli seal as roda belakang bocor. Bersihkan permukaan bagian yang terkena oli dengan bensin dan semprot dengan angin sampai kering, ganti oli seal dengan yang baru. 3. uas rem macet Kabel rem macet.

35 Bersihkan dengan bensin dan semprot dengan udara sampai kering lalu lumasi dengan oli jika perlu ganti dengan yang baru. E. Kemudi Dan Suspensi 1. Kemudi tidak normal a. ekanan ban terlalu rendah atau tinggi. Gejala: tekanan ban atau angin tidak sesuai spesifikasi. ambahkan angin bila tekanan ban rendah atau kurangi bila sebaliknya. b. Ring nut pengikat steering columnya terlalu keras Batang kemudi suspensi depan keras Stel dan perbaiki batang kemudi pada posisi yang benar, putar rumah atas bearingnya dengan tangan kebawah menyentuh rolbearing. 2. Kemudi goyang dan suspensi berisik a. Mur pengikat roda kendor Kekencangan torsi tidak sesuai dengan ketentuan. Kencangkan mur pengikat roda yang kendor. b. Shock absorber rusak

36 Shock absorber goyang dan tidak stabil. Bongkar komponen-komponennya untuk menhindarkan segala kemungkinan yang rusak. 3.2.2 Identifikasi Input Hal pertama yang dilakukan dalam mengidentifikasi input ini adalah mengumpulkan fakta-fakta atau informasi yang diperlukan dalam pembuatan program aplikasi untuk memecahkan masalah yang selanjutnya akan diolah oleh sistem pakar. Program akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada user atau pemakai untuk mengumpulkan informasi tentang suatu masalah yang akan dipecahkan. Untuk jawaban informasi yang diminta pada tampilan dilayar monitor, pemakai cukup menekan salahsatu tombol pilihan a atau idak. 3.2.3 Identifikasi Output Jika sistem pakar ini telah menerima input yang dilakuka pada akhir pertanyaan yang diajukan program aplikasi, maka akan dihasilkan suatu output yaitu berupa kesimpulan dari setiap pertanyaan yang telah dijawab oleh pemakai. Dari setiap kesimpulan yang didapat maka akan dijelaskan tentang gejala-gejala yang ditimbulkan berikut solusi yaitu berupa cara-cara atau saran-saran yang harus dilakukan oleh pemakai ataupun memilih salahsatu alternatif terbaik dari

37 beberapa pilihan yang disajikan oleh sistem pakar dalam mengatasi masalah yang dihadapi. 3.3 Pohon Keputusan Pohon keputusan merupakan salahsatu bentuk dari jaringan semantik, yaitu metoda untuk merepresentasikan pengetahuan yang menjelaskan hubungan antara objek-objek dengan garis-garis penghubung berlabel ( a atau idak ). Pohon keputusan yang akan dikembangkan tersebut dapat dilihat pada halaman berikutnya.

38 3.3.1 Mesin Mulai Apakah mesin sukar distart? B Apa elektroda busi basah/kick starer saat diinjak berat? Saringan angin, saringan bensin dan karburator kotor? Saluran bensin dan udara kotor atau ruang pelampung karburator tersumbat? Mesin banjir Spuyer pada karburator kotor Salulran karburator kotor Bensin tidak ada atau sedikit sekali yang masuk kekarburator? Kran bensin kotor Busi tidak sesuai, celah elektroda busi tidak tepat, kabel/tutup busi aus, kondensator rusak, koil tegangan tinggi rusak dan penyetelan pengapian tidak tepat? Pengapian terganggu Sekering putus, kontak sekering dengan pemegang sekering goyang/karatan, batere longgar/karatan? idak ada dalam aplikasi Motor starter tidak berputar Gambar.3.1a. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

39 B Apakah mesin mati bila gas (throttle) dibuka? C Apa bahan bakar boros dan mesin mati? Penyetelan putaran rendah (kecepatan idle ) pada karburator tidak tepat Apa kabel tegangan tinggi longgar/sobek? Apa saringan angin, saringan bensin dan karburator kotor? Apa bunga api yang dihasilkan oleh busi tidak tepat? idak ada dalam aplikasi Hubungan kabel tegangan tinggi kebusi longgar Spuyer pada karburator kotor Penyetelan saat penyalaan tidak tepat Gambar.3.1b. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

40 C Apakah percepatan atau akselerasi lemah? D Apa campuran bensin yang masuk terlalu sedikit? Apa kabel gas longgar? Apa lubang angin, filter, katup, pipa aliran bensin kotor? Karburator kotor/tersumbat Kabel penarik gas terlepas/distel tidak tepat Lubang angin pada tutup tangki bensin tersumbat Apa putaran mesin tidak dapat dipercepat secara optimal? Saringna udara kotor/tersumbat Apa bunga api yang dihasilkan busi tidak tepat? Saat penyalaan terlambat Apa kopling slip dan gerak main lengan kopling tidak tepat? Kopling dan rem distel kurang tepat Apa gerak roda berat dan gerak main rem depan dan belakang tidak sesuai dengan spesifikasinya? ekanan ban terlalu rendah Apa kecepatan idle terlalu tinggi/ terlalu rendah? Campuran bensinudara terlalu tinggi/rendah idak ada dalam aplikasi Gambar.3.1c. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

41 D Apakah mesin kurang bertenaga? E Apa kepala silinder dan knalpot tidak sesuai? Apa bunga api yang dihasilkan busi tidak tepat? erdapat mur dan baut yang kendor Rangkaian sistem penyalaan kurang baik Apa tenaga mesin berkurang, aliran bensin tidak ada? Aliran bensin tidak lancar Apa oli yang dicampurkan pada bahan bakar tidak sesuai spesifikasi? Mesin terlalu panas Apa kopling slip dan gerak main lengan kopling tidak tepat? Kopling slip atau rem menahan Apa baut kepala silinder kurang kuat/silinder dan cincin torak aus? idak ada dalam aplikasi ekanan kompresi mesin terlalu rendah Gambar.3.1d. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

42 E Apakah bahan bakar boros? f Apa tangki bensin, kran bensin dan pipa bensin bocor, permukaan bensin tinggi atau katup jarum berdebu, saringan udara kotor serta kecepatan idle lebih tinggi? Sistem bahan bakar rusak Apa penyalaan tidak tepat, nyala bunga api lemah dan titik kontak platina tidak baik? Sistem penyalaan rusak Apa tekanan kompresi turun dengan keausan silinder, torak/cincin torak? Apa aliran gas buang terhambat? ekanan kompresi rendah Knalpot (muffler) tersumbat Apa gerak main (spelling) lengan kopling, lengan rem depan, pedal rem belakang tidak tepat? Apa kecepatan terlalu tinggi, pengereman yang cepat dan berulang-ulang, gas penuh pada mesin,pemakaian choke yang tidak perlu atau lupa menutup choke dan memakai gigi rendah terus menerus? Kopling slip dan rem menahan Pemakaian kendaraan tidak benar idak ada dalam aplikasi Gambar.3.1e. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

43 F Apakah mesin berbunyi/knocking? G Apa beban terlalu berat/mesin sedang dipercepat? Mesin terlalu panas Apa pembakaran terjadi lebih dahulu sebelum torak menccapa titi mati (MA)? Penyalaan terlalu dini Apa titik panas (hot spot) terjadi pada permukaan karbon? idak ada dalam aplikasi Karbon menempel terlalu banyak pada ruang bakar Gambar.3.1f. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

44 G Apakah knalpot idak ada kadang-kadang dalam aplikasi meledak? Apa busi tidak nyala dengan tepat/kabel tegangan tinggi rusak? Busi rusak Apa campuran bensinudara tidak terbakar dengan sempurna? Campuran bensinudara terlalu banyak Apa campuran bensinudara tidak sempat terbakar dan masuk ke knalpot? Penyalaan terlambat idak ada dalam aplikasi Gambar.3.1g. Pohon keputusan kerusakan pada mesin

45 3.3.2 Kopling Mulai Apakah kopling slip? Apa gerak main tangkai kopling kurang dari spesifikasi? Apa pegas kopling lemah dan plat kopling berubah bentuk? Gerak main kabel kopling tidak cukup Plat gesek aus/ terbakar idak ada dalam aplikasi Apakah kopling menahan? Apakah penarikan kabel kopling terasa berat? Gerak main tangkai kopling berlebihan Apa gerak main lengan kopling kurang dari spesifikasi? Plat gesek/plat kopling pecah Apa motor tidak mau hidup dan susah distarter? Apa bak rumah kopling tidak mempunyai gerak main menurut spesifikasinya? Plat gesek/plat kopling berubah bentuk idak ada dalam aplikasi Apa kabel bagian dalam kopling berkarat? Gerak kabel kopling kasar idak ada dalam aplikasi Gambar.3.2. Pohon keputusan kerusakan pada kopling

46 3.3.3 Persneling (ransmisi) Mulai Apakah gigi persneling loncat? Apa bak pemindahan rusak/terlalu kering? Bagianbagian unit selektor aus Apa poros garpu pemindah gigi bengkok? Garpu pemindah gigi bengkok Apakah pemindahan gigi persneling sukar? idak ada dalam aplikasi Pengoperasian pemindahan gigi salah Apa pemindahan gigi terasa sukar dan bersuara? idak ada dalam aplikasi Kopling tidak lepas seluruhnya Apa pemindahan gigi terasa ringan dan tidak menimbulkan tekanan? Mekanisme pemindahan gigi rusak Apa bagian-bagian kopling tidak berfungsi? Bak persneling kurang oli Apa pemakaian oli tidak cocok dan kelalaian mengganti oli secara periodik? idak ada dalam aplikasi Gambar.3.3. Pohon keputusan kerusakan pada persneling

47 3.3.4 Rem Mulai Apakah tangkai/pedal rem dalam keadaan tidak bebas? Apa oli membasahi bidang gesek/ oli seal as roda belakang bocor? Komponen rem tidak berfungsi Apa kabel rem macet? uas rem macet idak ada dalam aplikasi idak ada dalam aplikasi Gambar.3.4 Pohon keputusan kerusakan pada rem

48 3.3.5 Kemudi Dan Suspensi Mulai Apakah kemudi tid ak normal? Apa tekanan ban/angin tidak sesuai spesifikasi? ekanan ban terlalu rendah/tinggi Apa batang kemudi suspensi depan keras? Ring nut pengikat steering columnya terlalu keras idak ada dalam aplikasi Apakah kemudi goyang dan suspensi berisik? Mur pengikat roda kendor Apa kekencangan torsi tidak sesuai dengan ketentuan? idak ada dalam aplikasi Shock absorber rusak Apa shock absorber goyang dan tidak stabil? idak ada dalam aplikasi Gambar.3.5 Pohon keputusan kerusakan pada kemudi dan suspensi

49 3.4 Kaidah Produksi (Production Rule) Kaidah produksi merupakan keterkaitan antara fakta-fakta yang ditulis dalam bentuk IF-HEN. Berikut ini adalah beberapa contoh kaidah-kaidah produksi dalam menganalisa kerusakan-kerusakan pada mesin motor Vespa : Rule 1 IF mesin sukar distart AND elektroda busi dan sekelilingnya basah dengan bensin atau kick starter saat diinjak (diselah) lebih berat HEN mesin banjir Rule 2 IF mesin mati bila gas (hrottle) dibuka AND kecepatan idle terlalu tinggi atau terlalu rendah HEN penyetelan putaran rendah (kecepatan idle ) pada karburator tidak tepat Rule 3 IF percepatan atau akselerasi lemah AND campuran bensin yang masuk terlalu sedikit HEN karburator kotor atau tersumbat Rule 4 IF mesin kurang bertenaga AND kepala silinder dan knalpot tidak sesuai HEN terdapat mur dan baut yang kendor

50 Rule 5 IF bahan bakar boros AND tekanan kompresi turun dengan keausan silinder, torak atau cincin torak HEN tekanan kompresi rendah Rule 6 IF knocking atau detonasi AND beban terlalu berat atau mesin sedang dipercepat HEN mesin terlalu panas Rule 7 IF knalpot kadang-kadang meledak AND busi tidak nyala dengan tepat atau kabel tegangan tinggi rusak HEN busi rusak Rule 8 IF kopling slip AND gerak main tangkai kopling kurang dari spesifikasi HEN gerak main (spelling) kabel kopling tidak cukup Rule 9 IF memindahkan gigi persneling susah AND pemindahan gigi terasa sukar dan menimbulkan suara derik HEN salah cara mengoperasikan pemindahan gigi

51 Rule 10 IF rem bekerja tidak normal AND tangkai atau pedal rem dalam keadaan tidak bebas HEN stelan rem tidak tepat atau berubah Rule 11 IF kemudi tidak normal AND tekanan ban atau angin tidak sesuai spesifikasi HEN tekanan ban terlalu rendah atau tinggi 3.5 Metoda Forward Chaining Metoda forward chaining melakukan penelusuran pada bagian kondisi sebuah rule untuk menentukan apakah kondisi tersebut benar atau salah. Jika kondisi tersebut bernilai benar, maka aksi dari sebuah rule akan bernilai benar. Proses ini berlangsung hingga menemukan sebuah solusi atau mencapai kesimpulan. Forward chaining disebut juga sebagai penelusuran yang dikendalikan oleh fakta-fakta (data driven search). 3.6 Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka merupakan tahapan dalam memenuhi kebutuhan pengguna (user) dalam berkonsultasi dengan komputer. Pada tahapan perancangan ini dibuat sebuah software sistem pakar yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Perancangan antarmuka terdiri dari :

52 1. Perancangan Pemasukan a. Akuisisi Pengetahuan (knowledge acquisition) aitu tahapan pemasukan data dan pengetahuan dari seorang pakar yang dibuat oleh seorang knowledge engineer pada saat membuat program aplikasi. b. Pemasukan data (data entry) Interaktif aitu tahap pemasukan data yang dilakukan oleh pengguna setelah program aplikasi dibuat dan siap digunakan. 2. Perancangan Proses Merupakan tahap perancangan antarmuka dimana knowledge engineer menerapkan aturan produksi pada software pemrograman dalam program aplikasi, sehingga dapat memproses pemasukan data yang dilakukan oleh pengguna (user). 3. Perancangan Keluaran Merupakan perancangan yang dihasilkan dari suatu proses pengidentifikasian masalah berdasarkan pemasukan data yang dilakukan oleh pengguna untuk mendapatkan kesimpulan. 3.7 Perancangan Menu Dalam perancangan menu ini akan menampilkan menu dialog selama eksekusi program sistem pakar dijalankan. Untuk itu akan dijelaskan sebagai berikut :

53 3.7.1 Menu itle Menu title akan menampilkan judul dari program yang dibuat dan untuk menjalankan proses dengan menekan tombol a. JUDUL MENU MENU KELUAR Gambar 3.6 Rancangan tampilan awal program aplikasi Mesin Kopling Persnelling Rem Kemudi dan Suspensi About Gambar 3.7 Rancangan tampilan menu kerusakan pada motor Vespa 3.7.2 Menu Konsultasi Gejala Dalam menu ini akan ditampilkan sesi konsultasi apakah ada gejala-gejala kerusakan pada motor Vespa atau tidak. Disini diberikan gejala-gejala kerusakan dan diberi dua pilihan a atau idak, kemudian dilanjutkan ke proses selanjutnya.

54 PERANAAN : A IDAK Gambar 3.8 Rancangan menu konsultasi program aplikasi 3.7.3 Menu Kesimpulan Menu ini akan menampilkan suatu kesimpulan tentang kerusakan dari motor Vespa tersebut sekaligus dengan cara perbaikannya. GEJALA : PREDIKSI : SOLUSI : Periksa Lagi Gambar 3.9 Rancangan tampilan awal program aplikasi