LAMPIRAN A Pohon Keputusan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN A Pohon Keputusan"

Transkripsi

1 72 LAMPIRAN A Pohon Keputusan Identifikasi Kerusakan pada motor Yamaha V-ixion B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110 B120 B130 B140 B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110 B120 B130 B140 : mesin motor dalam keadaan hidup : mesin motor dalam keadaan mati : tidak ada kompresi : suara mesin normal : bensin keluar dengan baik : ada letikan api pada ignition coil : ada letikan api pada busi : kurangnya akselerasi pada bagian transmisi daya : akselerasi kurang : pengapian tidak sempurna : terjadinya korsleting pada bagian kelistrikan : aki Baik : kurangnya keseimbangan pada bagian kemudi depan : suara pada bagian mesin kasar : kurang stabilnya pada bagian belakang sepeda motor : terjadi getaran pada bagian body sepeda motor

2 73 B010 B020 B030 C010 C020 C030 C040 C050 D010 D020 D030 D040 D050 D060 D070 D080 E010 E020 E030 E040 E050 E060 E070 E080 E090 K010 K020 K030 K040 K050 K060 K070 K080 K090 : mesin motor dalam keadaan hidup E050 : bensin sering menetes B010 : tidak ada kompresi E060 : selang bensin bocor B020 : suara mesin normal E070 : mesin terlalu panas C010 : tidak ada letikan api pada ignition coil E080 : speed sepeda motor terasa dan spul pengapian berat C020 : ada letikan api pada ignition coil dan busi E090 : pembacaan dari tachometer diluar C030 : bahan bakar terisi full spesifikasi( rpm) C040 : mesin kehilangan daya K010 : rotor/magnet rusak C050 : putaran mesin terasa kasar K020 : packing head rusak D010 : lampu depan tidak menyala K030 : drat busi aus atau dol D020 : terdapat kebocoran oli pada mesin antara K040 : piston / ringset rusak block silinder dengan block silinder head K050 : selang bensin bocor D030 : terdapat oli pada drat busi K060 : injector rusak D040 : main switch dalam keadaan baik K070 : oli mesin terlalu kental atau D050 : konsumsi bahan bakar berlebihan diluar spesifikasinya D060 : bila throttle body diputar rpm mesin K080 : aliran bensin ke injektor tidak tidak naik dengan cepat lancar atau pompa bensin D070 : sepeda motor tidak dapat menanjak rusak D080 : bila gas diputar mesin mati K090 : setelan skrup penahan throttle E010 : lampu sein tidak menyala atau gas tidak sesuai E020 : setelah dibersihkan oli keluar lagi E030 : busi tidak dapat dikencangkan secara Maksimal E040 : saat di kick starter los/ringan

3 74 B030 B040 C060 C070 C080 D090 D100 D110 D120 E100 E110 E120 E130 E140 E150 E160 E170 K100 K110 K120 K130 K140 K150 K160 K170 : mesin motor dalam keadaan hidup E150 : letikan bunga pada busi B030 : bensin keluar dengan baik terpencar atau tidak fokus C060 : percepatan atau akselerasi kurang E160 : lampu indikator tidak menyala C070 : mesin tidak kebanjiran bensin dan aki dalam keadaan baik C080 : pompa bensin baik E170 : lampu indikator injektor D090 : bila gas diputar penuh mesin tidak naik berkedip terus menerus dengan cepat K100 : injektor kotor D100 : main switch tidak rusak K110 : spul pengapian rusak D110 : busi tidak rusak K120 : ignition coil rusak D120 : motor terbalik K130 : ECU rusak E100 : respon dari throttle body atau gas lambat K140 : tutup busi masuk atau terkena E110 : ada letikan api dari Engine Control Unit dan air tidak ada letikan api dari spul pengapian K150 : busi rusak E120 : dari spul pengapian, ECU ada letikan api, K160 : oli bohlam indikator putus tidak ada letikan api dari ignition coil K170 : Lean Angle Cut of Switch E130 : ada letikan api dari spul pengapian tapi problem tidak ada letikan api dari ECU E140 : ada strum bila tangan didekatkan dengan tutup busi sewaktu distarter

4 75 B040 B050 B060 C090 C100 D130 D140 E180 E190 K180 K190 B040 B050 C090 C100 D130 D140 E180 E190 K180 K190 : mesin motor dalam keadaan hidup : ada letikan api pada ignition coil : ada letikan api pada busi : main switch tidak rusak : main switch tidak rusak : bensin keluar pada selang bensin : bensin pada tangki full : bensin tidak keluar dari lubang injektor : injektor sudah dibersihkan : injektor kotor : selang injektor kotor

5 76 B060 B070 C110 C120 C130 C140 C150 D150 D160 D170 D180 D190 D200 D210 E200 E210 E220 E230 E240 E250 E260 E270 K200 K210 K220 K230 K240 K250 K260 K270 : mesin motor dalam keadaan hidup E230 : kopling tidak ada gerak bebas B060 : kurangnya akselerasi pada bagian transmisi E240 : bushing rantai aus daya E250 : gerak bebas handle kopling tidak baik B070 : akselerasi kurang C110 : suara mesin normal E260 : setelan kopling jauh C120 : bila roda belakang diputar terdengar suara E270 : suara mesin kasar gemerincing dari rantai K200 : setelan kopling terlalu jauh C130 : kampas kopling dalam keadaan baik K210 : kampas kopling aus C140 : kopling slip K220 : kabel kopling bagian dalam C150 : sirkulasi oli kurang baik karatan D150 : kopling menahan K230 : handle kopling mempunyai gerak yang terlalu D160 : kopling sukar bekerja berlebihan D170 : pemindahan gigi sulit K240 : rantai rusak D180 : rantai penggerak kendor K250 : setelan handle kopling terlalu D190 : kopling slip jauh D200 : plat gesek kopling aus K260 : setelan kopling jauh D210 : takaran oli kurang K270 : pemakaian oli mesin tidak E200 : handle kopling mempunyai gerak yang sesuai dengan standar berlebih E210 : plat gesek berubah bentuk E220 : gerak yang tidak halus dari kabel kopling

6 77 B080 B090 C160 C170 C180 C190 C200 C210 D220 D230 D240 D250 D260 D270 D280 E280 E290 E300 E310 E320 E330 E340 E350 K280 K290 K300 K310 K320 K330 K340 K350 : mesin motor dalam keadaan mati E330 : saat dikick starter nyala mesin mbrebet B080 : pengapian tidak sempurna C160 : bensin yang keluar dari injektor abnormal E340 : pemasangan sensor yang tidak tepat C170 : tidak terjadi pengapian pada mesin E350 : gangguan pada Fuel Injection C180 : tidak terjadi pengapian didalam ruang bakar C190 : tidak terjadi pengapian K280 : pengapian yang kurang baik C200 : tidak ada sinyal yang diterima dari crankshaft position sensor K290 : lubang pada injektor terlalu besar C210 : jalannya sepeda motor mbrebet D220 : pemampatan uap bensin yang kurang baik K300 : bensin yang keluar dari injektor terlalu besar D230 : terjadi pembakaran kemudian D240 : kebocoran pada klep in atau klep ex D250 : bensin tidak keluar dari selang injektor K310 : pompa bensin rusak D260 : bensin keluar dengan baik K320 : tutup tangki rusak D270 : adanya kabel yang terbuka atau korslet K330 : kurangnya pengapian yang baik D280 : injektor sudah dibersihkan E280 : pembakaran yang kurang baik K340 : kerusakan pada ECU E290 : campuran bensin dan udara terlalu kaya K350 : Fast Idle Sensor Valve rusak E300 : engine terlalu banyak terendam bensin atau banjir E310 : bensin yang keluar dari injektor sedikit E320 : injektor telah dibersihkan

7 78 B090 B100 C220 C230 C240 C250 C260 D290 D300 D310 D320 D330 D340 E360 E370 E380 E390 E400 E410 K360 K370 K380 K390 K400 K410 : mesin motor dalam keadaan mati E410 : sekring tidak putus B090 : terjadinya korsleting pada bagian K360 : gangguan pada sistem pengisian kelistrikan C220 : lampu indikator netral tidak menyala K370 : rumah sekring karatan atau sekring putus C230 : gangguan pada bagian aksesoris C240 : klakson tidak bunyi K380 : klakson rusak C250 : pada saat mesin dihidupkan lampu K390 : tombol klakson kotor atau karat depan mati C260 : lampu sein tidak menyala K400 : bohlam putus D290 : aliran listrik tidak normal K410 : saklar atau kontak sein kotor D300 : gangguan pada switch starter D310 : klakson tidak bunyi D320 : listrik dan kabel baik D330 : listrik normal D340 : rumah sekering baik E360 : gangguan pada Fuel Injection E370 : aki sangat baik E380 : aki sangat baik E390 E400 : klakson tidak rusak : fitting atau rumah bohlam depan dalam keadaan baik

8 79 B100 B110 C270 C280 C290 C300 C310 C320 D350 D360 D370 D380 D390 D400 E420 E430 E440 E450 E460 E470 E480 E490 E500 E510 K420 K430 K440 K450 K460 K470 K480 K490 K500 K510 : mesin motor dalam keadaan mati E460 : bohlam sein cepat putus B100 : aki baik E470 : soket rem belakang tidak karatan atau switch C270 : pada saat mesin dihidupkan lampu rem tidak rusak depan mati C280 : lampu depan putus E480 : dengan menggunakan rem depan lampu rem sedangkan dengan rem belakang lampu C290 : lampu sein tidak menyala rem tidak menyala C300 : lampu sein menyala C310 : lampu rem belakang tidak hidup C320 : ampere bensin tidak berfungsi D350 : lampu jauh dan dekat tidak berfungsi E490 : bohlam belakang hidup D360 : bagian aksesoris mengalami korsleting E500 : fitting bohlam korsleting D370 : listrik normal E510 : sensor pelampung rusak D380 : saat digas lampu sein menyala dengan K420 : saklar lampu depan jauh atau dekat rusak atau kedipan yang normal dan setelah gas kotor dilepas sein tidak berkedip lagi K430 : regulator atau kiprok rusak D390 : listrik normal K440 : bohlam sein putus D400 : listrik dalam keadaan normal K450 : soket saklar sein karatan E420 : bohlam depan tidak putus K460 : relay sein rusak E430 : tidak ada kabel yang bermasalah K470 : bohlam rem belakang putus E440 : soket bohlam sein tidak karatan K480 : switch rem rusak E450 : bohlam sein tidak putus K490 : switch rem belakang kendur K500 : bohlam malam putus K510 : pelampung bensin rusak

9 80 B110 B110 C330 C340 C350 C360 C370 C380 D410 D420 D430 D440 D450 D460 D470 E520 E530 E540 E550 E560 E570 E580 E590 K520 K530 K540 K550 K560 K570 K580 K590 : mesin motor dalam keadaan mati E520 : pemegang handle bar longgar B110 : kurangnya keseimbangan pada bagian E530 : bearing baik kemudi depan E540 : bearing roda depan tidak rusak dan ban C330 : stang diputar kekiri dan kanan terasa depan tidak kurang angin ada gesekan antara rumah bearing E550 : velg depan tidak speleng dan bearing roda C340 : stang ditekan naik atau turun jika terdapat depan tidak rusak atau sepeda motor pernah celah antara segitiga dan rumah bearing terjatuh C350 : pada saat sepeda motor berjalan roda depan terasa oleng atau goyang C360 : pada saat sepeda motor jalan dijalan E560 : velg depan tidak speleng yang rusak roda depan terasa ada celah E570 : garpu depan bengkok atau tidak simetris C370 : pada saat jalan tidak ada goyangan antara stang sampai roda E580 : shockbreaker depan keras D410 : stang ditekan naik dan turun tidak ada yang E590 : roda keluar dari alignment longgar atau tidak ada celah K520 : rumah comstering dan bearing rusak D420 : baut stering kendur D430 : tidak ada goyangan antara stang K530 : kencangkan baut stering sampai garpu depan K540 : velg depan speleng D440 : stang tidak longgar atau goyang dan K550 : segitiga bengkok harus dipress ban tidak kempis K560 : bearing roda depan rusak D450 : stang tidak longgar dan ban tidak K570 : garpu depan rusak kempis K580 : oli shock depan berkurang D460 : sepeda motor menarik ke kiri K590 : roda depan tidak center atau ke kanan D470 : stang kemudi sangat bergetar

10 81 B110 B120 C380 C390 C400 C410 C420 C430 D480 D490 D500 D510 D520 D530 D540 D550 D560 E600 E610 E620 E630 E640 E650 E660 E670 E680 K600 K610 K620 K630 K640 K650 K660 K670 K680 : mesin motor dalam keadaan mati E630 : baut kepala kemudi terlalu kencang B110 : kurangnya keseimbangan pada bagian E640 : setelah dibersihkan oli pada as shockbreaker kemudi depan depan keluar lagi C380 : jarum speedometer tidak berfungsi E650 : setelah dibersihkan oli pada as shockbreaker C390 : shockbreaker depan tidak rusak depan keluar lagi C400 : oli bocor pada shockbreaker depan E660 : sewaktu direm terjadi gesekan besi antara disc C410 : pengereman depan kurang baik dan besi kampas rem C420 : terdapat benturan saat berjalan dijalan E670 : waktu shock depan diayun dengan jarak goyang yang rusak antara seal dan segitiga shock batas maksimal C430 : pemegasan suspensi sepeda motor keras 2,5 cm D480 : kabel speedometer tidak putus E680 : jika permukaan garpu terlalu tinggi, garpu terlalu D490 : gigi gearboks penggerak speedometer dan bila permukaan oli terlalu rendah, kaku tidak rusak garpu menjadi lunak D500 : stang kemudi longgar K600 : gigi gearboks speedometer rusak D510 : stang kemudi kaku K610 : kabel speedometer putus atau karatan D520 : pipa shockbreaker dalam keadaan baik K620 : bantalan stering rusak D530 : seal shock tidak rusak K630 : baut kepala kemudi terlalu kencang D540 : disc tidak bengkok serta head disc tidak K640 : seal shock rusak goyang K650 : as shock atau inner tube karatan D550 : tidak ada yang longgar dari stang sampai K660 : kampas rem habis roda depan K670 : oli shock kurang D560 :suspensi sepeda motor keras K680 : kekentalan oli shock tidak standar E600 E610 : susunan jarum speedometer tidak karatan : bila ban diputar kabel speedometer berputar tapi jarum speedometer tidak berfungsi

11 82 E620 : stang keras untuk digerakan B120 B130 C440 C450 C460 C470 C480 C490 C500 D570 D580 D590 D600 D610 D620 D630 D640 E690 E700 E710 E720 E730 E740 E750 E760 E770 K690 K700 K710 K720 K730 K740 K750 K760 K770 : mesin motor dalam keadaan mati E700 : piston tidak rusak tetapi disertai tek-tek B120 : suara pada bagian mesin kasar E710 : gigi pompa oli baik C440 : bunyi yang abnormal pada mesin E720 : setelah dibersihkan oli masih keluar tepat di as C450 : oli keluar pada as persneling persneling C460 : oli keluar pada as kick starter E730 : setelah dibersihkan oli masih keluar C470 : oli keluar pada baut pembuangan oli E740 : drat/ulir lubang pembuangan oli dol C480 : keluar asap putih dari knalpot E750 : seal valve stem rusak C490 : keluar asap hitam E760 : kebocoran antara dudukan valve in atau ex C500 : keluar asap yang abnormal E770 : valve dan ring piston tidak rusak D570 : connecting red tidak rusak K690 : piston gores D580 : komponen mesin baik K700 : batang penonjok rantai rusak D590 : oli keluar bukan dari baut yang kendur K710 : oli mesin sudah tidak layak pada mesin K720 : seal as persneling rusak D600 : oli keluar bukan dari tumpahan oli K730 : seal as kick stater rusak D610 : drat atau ulir baut oli sudah disealtip K740 : drat atau ulir lubang pembuangan oli dol atau lem K750 : piston atau ring piston rusak D620 : kebocoran kompresi K760 : skir klep atau perapatan kembali D630 : bensin boros atau motor terendam K770 : valve rusak Bensin D640 : bila digas mesin mbrebet E690 : cam chain tidak rusak

12 83 B130 B140 C510 C520 C530 C540 C550 C560 C570 C580 C590 D650 D660 D670 D680 D690 D700 D710 D720 D730 D740 D750 E780 E790 E800 E810 E820 E830 E840 E850 E860 E870 E880 K780 K790 K800 K810 K820 K830 K840 K850 K860 K870 K880 : mesin motor dalam keadaan mati D740 : gigi pompa oli baik B130 : kurang stabilnya pada bagian belakang D750 : shockbreaker belakang bagus sepeda motor E780 : setelah dibersihkan oli tetap keluar C510 : oli keluar pada poros as gir depan E790 : swing arm baik C520 : pada saat sepeda motor jalan dijalan yang E800 : velg belakang tidak speleng dan tidak kempis tidak rata terasa ada guncangan keras E810 : bila roda belakang diputar, permukaan velg tanpa diayun dibagian belakang belakang dan ban belakang terlihat oleng C530 : pada saat sepeda motor jalan roda belakang E820 : bearing roda belakang baik terasa oleng E830 : bearing roda belakang baik C540 : pada saat sepeda motor jalan menimbulkan E840 : bearing gir belakang baik bunyi kasar atau noise E850 : angin ban memenuhi standar C550 : pada saat sepeda motor jalan menimbulkan E860 : jika diinjak rem belakang terasa dalam suara E870 : oli mesin baik C560 : bila dalam perjalanan jauh pantat sakit E880 : tekanan angin ban belakang memenuhi C570 : pada saat sepeda motor jalan pengereman syarat/baik kurang pakem K780 : seal gir rusak C580 : tercium bau emisi pada knalpot yang K790 : shockbreaker belakang rusak menyengat K800 : bearing roda belakang rusak rusak atau oblak C590 : shockbreaker belakang terasa amblas D650 : oli keluar bukan berasal dari oli rantai K810 : velg belakang peyang D660 : angin ban belakang sudah baik K820 : bearing gir belakang rusak D670 : chasis tidak miring atau center K830 : bushing swing arm rusak atau aus D680 : bearing roda belakang baik K840 : rantai sepeda motor rusak D690 : swing arm baik K850 : busa jok sudah tipis D700 : jika roda belakang digoyang kiri dan K860 : kampas rem belakang sudah habis kanan swing arm ikut goyang K870 : kebocoran pada valve D710 : bearing roda belakang baik K880 : arm relay rusak D720 : shockbreaker belakang bagus

13 84 D730 : pedal rem belakang sudah digunakan secara maksimal B140 C600 D760 E890 K890 B140 C600 D760 E890 K890 : mesin motor dalam keadaan mati : terjadi getaran pada bagian body sepeda motor : pada saat sepeda motor jalan menimbulkan suara gemetar : coverbody tidak rusak : coverbody tidak pecah : baut coverbody kendur

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 Lampiran Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 A0010 B0010 C0010 C0020 C0030 C0040 C0050 C0060 K0010 K0020 K0030 K0040 K0050 K0060 Mesin motor mati Tidak ada api pada busi Ujung elektroda rata dengan keramik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Nama Barang Halaman Nama Barang Halaman

DAFTAR ISI. Nama Barang Halaman Nama Barang Halaman DAFTAR ISI Nama Barang Halaman Nama Barang Halaman 420 ( Rantai ) 01 Colboster Set 18 428 ( Rantai ) 01 Clutch One Way 18 520 ( Rantai ) 01 Cop Busi 18-19 Advenser 01 Cop CDI 19 Angker Dinamo Stater 01-02

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENANGANAN KERUSAKAN PADA SEPEDA MOTOR

SISTEM PAKAR PENANGANAN KERUSAKAN PADA SEPEDA MOTOR P a g e 1 SISTEM PAKAR PENANGANAN KERUSAKAN PADA SEPEDA MOTOR Nama : Dedi Andika NIM : 11111066 Prodi : Teknik Informatika Universitas Mercubuana Yogyakarta Fakultas Teknologi Informatika 2014 P a g e

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pohon Keputusan

Lampiran 1 Pohon Keputusan Lampiran 1 Pohon Keputusan Lampiran 2 Rule Rule 1 M001 J001 C001 D001 S001 Rule 2 M001 J001 C002 D002 S002 Rule 3 M002 J002 C003 D003 Kerusakan pada saluran bensin Kerja koil baik tetapi tidak keluar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Honda Tipe Absolute Revo Produksi Tahun 2009 Secara umum tipe motor Honda Absolute Revo ini seperti halnya kebanyakan jenis motor di pasaran, dengan menggunakan sistim

Lebih terperinci

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand. BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses analisis sistem EFI Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.. 3.2. Diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua Daftar Isi Daftar Isi.. i Prakata. ii 1. Ruang Lingkup 1 2. Acuan Normatif 1 3. Istilah Dan Definisi.. 1 4. Komponen Keselamatan 2 4.1. Peralatan.. 2 4.2. Sistem

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga Daftar Isi Daftar Isi.. i Prakata. ii 1. Ruang Lingkup 1 2. Acuan Normatif 1 3. Istilah Dan Definisi.. 1 4. Komponen Keselamatan 2 4.1. Peralatan.. 2 4.2. Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA. Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom.

SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA. Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom. SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom Di Susun Oleh : Angga Fajar Lesmana Hidayat 1441177004233 Redy Kurniawan 1441177004188

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Sistem Kelistrikan Bodi 1. Lampu kepala Jika lampu kepala memiliki spesifikasi 12V-25/25W maka tahananya adalah sebagai berikut : a. Tahanan lampu dekat 25 = 7

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Langkah awal yang dilakukan dalam menganalisa kerusakan pada mesin

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Langkah awal yang dilakukan dalam menganalisa kerusakan pada mesin BAB III PERANCANGAN SISEM Langkah awal yang dilakukan dalam menganalisa kerusakan pada mesin motor Vespa ini adalah pengumpulan data-data kerusakan mesin motor Vespa dan tahap selanjutnya adalah menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Apakah YMJET-FI itu? YMJET FI singkatan dari Yamaha Mixture JET-Fuel Injection adalah teknologi Fuel Injection yang yang dimiliki Yamaha Motor dalam mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

PELATIHAN SERVIS SEPEDA MOTOR UNTUK PEMUDA GAMPONG MEUNASAH MESJID PUENTEUT KECAMATAN BLANG MANGAT PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE

PELATIHAN SERVIS SEPEDA MOTOR UNTUK PEMUDA GAMPONG MEUNASAH MESJID PUENTEUT KECAMATAN BLANG MANGAT PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE PELATIHAN SERVIS SEPEDA MOTOR UNTUK PEMUDA GAMPONG MEUNASAH MESJID PUENTEUT KECAMATAN BLANG MANGAT PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE Fakhriza 1, Muhd. Haiyum 2, Adi Saputra Ismy 2, Zuhaimi 2 1 Ketua Pelaksana,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adi Nugroho, 2004, Buku Teks Komputer / Basis Data, Jakarta : Informatika. xii

DAFTAR PUSTAKA. Adi Nugroho, 2004, Buku Teks Komputer / Basis Data, Jakarta : Informatika. xii DAFTAR PUSTAKA Anna, Hart., 2005, Sistem Pakar Sebuah Perkenalan Untuk Manager, Alih Bahasa : ME Fifi, JP, Jakarta : PT. Elex Media Kompetindo. Kusrini, 2008, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:

Lebih terperinci

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX No. Polisi: B XXX XX Warna Eksterior/Interior: Hitam/Abu-abu Merk: MercedesBenz Bahan Interior: Kulit Model/Tipe: E240 2.6 Bahan bakar: Bensin Transmisi:

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Dan Waktu 1. Tempat Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem kelistrikan bodi penerangan dan motor

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Stand ATV Toyoco G16ADP 160 CC Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada pelat

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 Disusun oleh : N a ma : MUHAMMAD DEDI S.R No. Induk : 9045 Kelas Prog.Keahlian : XII MOB : Teknik Mekanik Otomotif SMK PETRUS KANISIUS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Permasalahan Wawancara Dengan Pakar

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Permasalahan Wawancara Dengan Pakar BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Permasalahan Tidak sedikit orang di dunia ini, khususnya di Indonesia yang ingin memiliki kendaraan pribadi karena menurut mereka kendaraan pribadi itu lebih nyaman dan aman.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Proses Analisis Sistem EFI Honda Beat. Setelah melakukan proses analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI mengidentifikasi kerusakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Tahap analisis masalah akan memberikan data dan opini atas permasalahan yang dibidik dan dicarikan solusinya. Pada tahap ini kita melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan alat :

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Untuk mengetahui pengaruh pemakaian camshaft standar dan camshaft modifikasi terhadap konsumsi bahan bakar perlu melakukan pengujian mesin.. Oleh

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4 langkah 100 cc, dengan merk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

SUDAHKAH ANDA MENERIMANYA?

SUDAHKAH ANDA MENERIMANYA? IMPORTANT INFORMATION PERLENGKAPAN YANG SEMESTINYA ANDA TERIMA SEBUAH BUKU PEDOMAN PEMILIK Berisi petunjuk pemakaian dan pemeliharaan sepeda motor Honda. SEBUAH BUKU SERVIS DAN GARANSI Berisi Jadwal Perawatan

Lebih terperinci

Tahun: 2004 No. Rangka: PE4ETXXXXXKAXXXXX. Merk: Mazda No. Mesin: YFMXXXXX. Model/Tipe: Tribute 2.0 L Odometer: 76,XXX km

Tahun: 2004 No. Rangka: PE4ETXXXXXKAXXXXX. Merk: Mazda No. Mesin: YFMXXXXX. Model/Tipe: Tribute 2.0 L Odometer: 76,XXX km Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: XX/XX/XXXX Tahun: 2004 No. Rangka: PE4ETXXXXXKAXXXXX Merk: Mazda No. Mesin: YFMXXXXX Model/Tipe: Tribute 2.0 L Odometer: 76,XXX km Tipe body: SUV Kapasitas mesin:

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC 3.1 Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR ASTRA HONDA TRAINING CENTRE DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I Tujuan Materi : Peserta memahami prinsip kerja motor bakar Peserta memahami perbedaan motor 4 tak dan 2

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

Bisnis Jual Beli Mobil Bekas. Karya Ilmiah Tentang Bisnis. Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : Kelas ; SI TI 1K

Bisnis Jual Beli Mobil Bekas. Karya Ilmiah Tentang Bisnis. Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : Kelas ; SI TI 1K Bisnis Jual Beli Mobil Bekas Karya Ilmiah Tentang Bisnis Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : 10.11.4331 Kelas ; SI TI 1K STIMIK AMIKOM JOGYAKARTA 2011 Kata pengantar Dan Tujuan karya ilmiah ini dengan penuh kemudahan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam proses pembakaran mesin otto pada kendaraan bermotor yang di uji melalui alat Chassis Dynamometer.

Lebih terperinci

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender 15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender Modul Diklat Basic PKP-PK 15.1 Prosedur pengoperasian Rapid Intervention Vehicle Type IV 15.1.1 Sebelum mesin kendaraan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya tekhnologi terutama dibidang jasa dan penjualan spare part akan mempengaruhi meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket Soal : Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Belajar Mengemudi Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. salah satu cabang dari AI yang membuat pengguna secara luas knowledge. pakar dengan sebuah sistem pakar antara lain (Tabel 1):

BAB II KAJIAN PUSTAKA. salah satu cabang dari AI yang membuat pengguna secara luas knowledge. pakar dengan sebuah sistem pakar antara lain (Tabel 1): BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pakar 1. Pengertian Sistem Pakar Martin dan Oxman (1988) menjelaskan bahwa sistem pakar adalah salah satu cabang dari AI yang membuat pengguna secara luas knowledge yang

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 74 TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH PENGERTIAN TUNE UP Jumlah kendaraan mobil sampai

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

SUDAHKAH ANDA MENERIMANYA? MINTALAH KEPADA TOKO PENJUAL SEPEDA MOTOR HONDA BILA BELUM DIBERIKAN!

SUDAHKAH ANDA MENERIMANYA? MINTALAH KEPADA TOKO PENJUAL SEPEDA MOTOR HONDA BILA BELUM DIBERIKAN! PERLENGKAPAN YANG SEMESTINYA ANDA TERIMA SEBUAH BUKU PEDOMAN PEMILIK Berisi petunjuk pemakaian dan pemeliharaan sepeda motor Honda. SEBUAH BUKU SERVIS DAN GARANSI Berisi Jadwal Perawatan Berkala dan keterangan

Lebih terperinci