REAL TIME SISTEM IDENTIFIKASI PADA NON-LINEAR SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Deskrpsi ROBOT LENGAN LENTUR DUA-LINK DENGAN VARIASI BEBAN BAWAAN

DESAIN ROBOT LENGAN RAKET DENGAN KOMBINASI AKTUATOR MOTOR DAN PNEUMATIK UNTUK MENDAPATKAN OPTIMASI PUKULAN

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGANTAR ROBOTIKA KODE / SKS : / 3 SKS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER

PERANCANGAN SISTEM INSTRUMENTASI ANALISA PEMANCANGAN PAKU BUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

Model Kendali Samar Berbasis PC Menggunakan Port USB

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

Jl. Tamansari no. 71, Bandung Telp Fax

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakpastian (Uncertainty)

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

1.1. Definisi dan Pengertian

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB I PENDAHULUAN. proses ini adalah untuk memisahkan sebuah campuran berdasarkan kecepatan

BAB III METODA PENELITIAN

External Permanent Magnets (EPMs) yang ditempatkan pada kulit perut. Dalam. proses pembedahan dibutuhkan bantuan alat instrumentasi yang memiliki

KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

Implementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

Bab IV Pengujian dan Analisis

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rancang Bangun Data Logger Massa Menggunakan Load Cell

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG PENGENALAN MEKATRONIKA

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

BAB I PENDAHULUAN. digital untuk menunjang dunia teknologi industri. mengukur kecepatan kendaraan, yang merupakan perlengkapan standar setiap

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

Otomasi Sistem. Peralatan Otomasi Sistem: I/O Programmable Logic Controller

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arsitektur Programmable Logic Controller - 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

Rancang Bangun Modul Praktikum Teknik Kendali dengan Studi Kasus pada Indentifikasi Sistem Motor-DC berbasis Arduino-Simulink Matlab

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PADA KENDALIAN YANG DISERTAI KETIDAK PASTIAN

Sistem Pengukuran Data Akuisisi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ABSTRAK PENGGUNAAN H 2 DAN H DALAM APLIKASI KENDALI ROBUST

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Merancang dan merealisasikan robot pengikut dinding dengan menerapkan algoritma logika fuzzy.

LAMPIRAN A MATRIKS LEMMA

Lengan Robot untuk Memindahkan Obyek Berbahaya Terkendali secara Nirkabel

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

Transkripsi:

REAL TIME SISTEM IDENTIFIKASI PADA NON-LINEAR SISTEM Moh. Khairudin 1 1 Jurusan Pend. Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo Gg. Guru, Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp 0274 548161 Email: moh_khairudin@uny.ac.id Abstrak Sistem identifikasi pada sistem non-linear diperlukan untuk melakukan linearisasi sistem non-linear tersebut sehingga dapat dilakukan desain sistem kendali. Sistem identifikasi dengan hardware dilakukan melalui metode Auto Regressive Exogenous (ARX) dengan menggunakan program bantuan Matlab. Pada studi ini mengambil sistem robot lengan lentur dua-link sebagai representatif sistem non-linear. Pada pengujian ini dilakukan pengumpulan data input-output dari suatu proses data sistem robot lengan dua-link yang akan diidentifikasi. Sistem Identifikasi akan membentuk model matematik sistem dinamik berdasarkan pengukuran data. Proses identifikasi yang digunakan adalah model pendekatan stokastik dengan struktur ARX sedangkan mengestimasi harga parameter a 1 dan b 1 dari model ARX digunakan metode pendekatan penyelesaian persamaan linier parameter rata-rata bergerak. Dalam implementasi sebagai input ARX digunakan data yang besarnya nilai input pada masing-masing link untuk setiap motornya sedangkan output yang diukur adalah besarnya sudut angular pada setiap gerakan lengan robot untuk masing-masing link. Kesamaan antara sistem nonlinear dan linear pada output angular position menunjukan 94 %. Hasil sistem identifikasi menunjukkan hampir menuju kesamaan antara sistem nonlinear dan sistem hasil linearisasi. Kata kunci: robot lengan lentur dua-link; sistem identifikasi; sistem non-linear Pendahuluan Sistem identifikasi (SI) merupakan salah satu cara untuk melakukan validasi hasil pemodelan sistem dengan riil sistem yang ada pada hardware. Kepresisian sistem adalah hal yang penting untuk dapat menghasilkan persamaan sistem kendali yang dapat digunakan secara valid pada plant yang akan dikendalikan. Identifikasi sistem didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk model parameter plant melalui eksperimental dengan menggunakan data input dan output sebagai hasil dari plant. Proses identifikasi sistem pada plant dapat dilakukan dengan real time atau langsung terhubung ke plant secara on-line maupun off-line. Pada pengujian ini, plant robot lengan lentur yang non-linear akan dilenearisasikan menjadi plant dengan orde 6. Proses sistem identifikasi melalui command ident pada matlab. Tinjauan Pustaka Model matematis pada sistem dinamik suatu plant merepresentasikan dinamika plant tersebut secara presisi atau mendekati dinamika plant yang sesungguhnya. Ada banyak langkah dalam menurunkan model dinamik suatu plant diantaranya adalah melalui sistem identifikasi pada hardware yang ada. Model dinamik suatu plant akan sangat berbeda dengan plant yang lain tergantung dari hardware yang digunakan. Tujuan utama pada pemodelan robot lengan lentur dua link adalah untuk mencapai model yang akurat mewakili perilaku sistem yang sebenarnya. Sesuatu yang penting untuk mengenal sifat kelenteturan dan karakteristik dinamik dari sistem dan membangun model matematis yang cocok. Pemodelan robot lengan lentur satu link telah banyak dipaparkan. Berbagai pendekatan telah dikembangkan, yang terutama dapat dibagi menjadi dua kategori: pendekatan analisis numeric dan metode modus diasumsikan. Metode analisis numeric yang digunakan termasuk metode beda hingga dan metode elemen hingga. Kedua pendekatan telah digunakan dalam memperoleh karakterisasi dinamis robot lengan lentur satu link yang menggabungkan sistem redaman, hub inersia dan payload. Kinerja investigasi menunjukkan bahwa metode elemen hingga dapat digunakan untuk mendapatkan representasi yang baik dari system (Tokhi et al, 1997).Metode modus yang diasumsikan (AMM) mendapatkan mode perkiraan dengan menyelesaikan diferensial parsial persamaan karakteristik dinamis sistem. Biasanya persamaan diferensial dapat diperoleh dengan merepresentasikan defleksi dari robot lengan lentur sebagai penjumlahan mode. Setiap mode diasumsikan menjadi produk dari dua fungsi, satu sebagai fungsi jarak sepanjang lengan dan yang lain, sebagai koordinat yang tergantung pada waktu. Sebelumnya studi memanfaatkan pendekatan ini untuk pemodelan robot lengan lentur satu link telah menunjukkan bahwa mode pertama cukup untuk mengidentifikasi dinamika robot lengan lentur. Hasil yang baik antara teori dan eksperimen juga telah dipaparkan (Marlins et al, 2003). Selain itu, beberapa metode lain juga telah E-90

dipelajari. Ini termasuk pemodelan sistem robot lengan lentur satu link menggunakan algoritma particle swarm optimisation (Alam dan Tokhi, 2007) dan juga dengan prinsip Hamilton dan metode Galerkin (Pratiher dan Dwivedy, 2007). Pada pengujian ini akan dilakukan pengumpulan data input-output dari suatu proses data sistem robot lengan dua-link yang akan diidentifikasi. Sistem Identifikasi akan membentuk model matematik sistem dinamik berdasarkan pengukuran data. Proses identifikasi yang digunakan adalah model pendekatan stokastik dengan struktur Auto Regressive Exogenous (ARX) sedangkan mengestimasi harga parameter a1 dan b1 dari model ARX digunakan metode pendekatan penyelesaian persamaan linier parameter rata-rata bergerak. Dalam implementasi sebagai input ARX digunakan data yang besarnya nilai input pada masing-masing link untuk setiap motornya sedangkan output yang diukur adalah besarnya sudut angular pada setiap gerakan lengan robot untuk masing-masing link. Sedangkan hasilnya adalah model plant dalam bentuk model kontiniu. Adapun ARX adalah suatu mekanisme untuk mendapatkan suatu model estimasi berdasarkan data stokastik dengan memanfaatkan pengukuran input-output dari suatu plant yang akan diidentifikasi. Dalam menganalisis dinamika sistem yang terjadi pada sistem non-linear, yang pertama dilakukan adalah pemodelan dari sistem robot lengan lentur dua-link (plant) yang akan didisain. Dalam hal ini plant yang akan digunakan adalah robot lengan lentur dua-link dengan asumsi gerakan pada horizontal axis. Robot lengan lentur dua-link terdiri dari empat bagian utama yaitu, dua link lengan lentur, komponen pengukur (sensor), motor dilengkapi driver motor dan processor. Pemasangan hardware pada experiment memerlukan rangkaian interface yang presisi, sehingga pada pengujian ini digunakan PCI6221 sebagai multifungsi data akuisisi pada akeses input dan output dari komputer. Card PCI ini mempunyai 16 bit analog output prot dan 24 digital input/output port. Gambar 1 menunjukan robot lengan lentur dua-link yang digunakan dalam pengujian ini. Gambar 1. Robot lengan lentur dua-link ini. Tabel 1 menunjukan parameter dan karakteristik robot lengan lentur dua-link yang digunakan pada pengujian E-91

Tabel 1. Parameter dan karakteristik robot lengan lentur dua-link Symbol Parameter Link-1 Link-2 Unit m 1, m 2 Mass of link 0.08 0.05 kg ρ Mass density 2666.67 2684.56 kgm -1 EI Flexural rigidity 1768.80 597.87 Nm 2 J h1, J h2 Motor and hub inertia 1.46 x10-3 0.60 x10-3 kgm 2 M p Payload mass (maximum) - 0.1 kg J P Payload inertia (maximum) - 0.05 x 10-3 kgm 2 l 1, l 2 Length of link 0.5 0.5 m Width of link 0.03 0.025 m Thickness of link 2 x10-3 1.49 x10-3 m J o1, J o2 Moment of inertia 5 x10-3 3.125 x10-3 kgm 2 M h2 Mass of the centre rotor - 0.155 kg Lengan lentur adalah bagian utama dari sistem yang dibangun menggunakan lempeng aluminium tipis. Secara praktis, ukuran dan berat lengan seperti yang dirancang tergantung pada jenis aplikasi tertentu. Spesifikasi dari lengan manipulator yang dipertimbangkan dalam pengujian ini ditunjukkan pada Tabel 1. Sensor yang digunakan dalam pengujian ini adalah encoder yang dipasang pada poros motor dan sensor regangan pada material lengan di sepanjang lengan robot. Dua encoders, HEDL-5540 dan HEDS-5540 dengan 500 hitungan per putaran digunakan untuk mengukur posisi sudut dari link-1 dan link-2. Perangkat antarmuka terdiri dari PCIQUAD04 dengan 4 saluran input digunakan sebagai pendeteksi dan interfacing dengan sistem real-time. Di sisi lain, pengukur regangan digunakan untuk pengukuran defleksi dari link. Pengukur regangan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone untuk mengkonversi perubahan resistensi terhadap tegangan output pada sensor strain-gauge. Untuk robot lengan lentur dua-link, dua pengukur regangan ditempatkan pada posisi 10 cm dari letak motor pada kedua link untuk mendapatkan input sensor yang bagus. Motor DC telah digunakan sebagai aktuator ke lengan lentur. Dua motor DC yaitu RE-40 dan RE-35 diproduksi oleh Maxon motor yang digunakan untuk memindahkan link-1 dan link-2. Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan motor sebagai aktuator pada robot lengan ini adalah sebagai berikut: (a) Motor memberikan rating daya dan tegangan nominal 150 V W / 24 V untuk motor penggerak link-1 dan 90 W / 24 pada motor penggerak link-2. (b) Berat 0,48 kg pada motor-1 dan 0,34 kg pada motor-2. (c) Kecepatan nominal motor 6930 rpm pada motor-1 dan 6420 rpm untuk motor-2. Selanjutnya pada motor, servo-amplifier ADS 4-Q-DC digunakan untuk mengontrol arus ke motor DC sebagai penentu kecepatan dan torsi motor. Dalam karya ini, Matlab Real-Time toolbox digunakan untuk real-time interfacing dan sistem kendali. Prosesor yang digunakan untuk pengujian ini adalah Pentium (R) Dual CPU E2140 dengan kecepatan 1,60 GHz. Akuisisi data dan kendali yang dicapai melalui pemanfaatan PCI6221 input/ output yang menyediakan antarmuka langsung antara prosesor, aktuator dan sensor melalui rangkaian elektronika pengkondisi sinyal SCC-AI untuk input analog, SCC-AO untuk output analog dan SCC-SG untuk pengukur regangan (strain-gauge). Pengujian ini membutuhkan dua-analog output untuk kedua motor dan empat input analog dari encoders dan pengukur regangan untuk kedua link. Gambar 2 menunjukkan diagram skematik pada pengujian ini. Metode Pengujian Sistem nonlinier robot lengan lentur dua-link merupakan sistem terdistribusi-parameter yang dapat diuraikan melalui model matematika dimensi terbatas. Metode desain sistem pengendali sering membutuhkan waktu komputasi yang banyak bila sistemnya adalah sistem dengan kompleksitas tinggi. Dalam prakteknya, pengurangan orde pada model sistem digunakan untuk memudahkan terhadap keterbatasan komputasi (Ho dan Tu, 2006). Pada bagian ini, sistem identifikasi digunakan untuk membangun sebuah model linier dari sistem nonlinier. Sistem dengan model linier dan pembatasan ketidakpastian dapat digunakan untuk sintesis sistem kendali. Sebuah model nonlinear dari manipulator fleksibel telah diturunkan berdasarkan metode modus asumsi (M. Khairudin, dkk., 2010). Meskipun model teoritis sulit untuk benar-benar menggambarkan perilaku dinamis dari sistem, selanjutnya hasil sistem identifikasi ini sebagai landasan dalam mendesain sistem kendali. Dengan menggunakan software matlab dan juga pemilihan data sinyal input akan dilakukan sistem identifikasi pada sistem nonlinear untuk mendapatkan data stimulasi dan respon sehingga didapatkan model linier sistem. Sistem linear kemudian dapat dimanfaatkan untuk pengembangan algoritma kontrol sistem pada robot E-92

lengan lentur dua-link. Kasus vibrasi yang terjadi pada robot lengan robot paling banyak terjadi vibrasi pada mode satu dan mode dua. Hub1 Strain gauge Hub2 Strain gauge output Analog/Digital Analog/Digital input Flexible Link-1 Flexible Link-2 Motor 1 Motor 2 Load Encoder Motor Driver Encoder Motor Driver Output Signal Conditioning Signal Conditioning Output A/D & D/A PCI Device ISA bus data communication Computer Gambar 2. Skematik robot lengan lentur dua-link Hasil dan Pembahasan Pada pengujian ini input yang digunakan dalam sistem identifikasi adalah sinyal multisine yang terdiri dari sinusoid dengan amplitudo dan frekuensi sehingga membentuk sinyal yang akurat sebagai input. Dalam karya ini, sinyal secara teliti disesuaikan untuk memberikan kecepatan operasi yang rendah dan akurat untuk melakukan identifikasi sistem nonlinier. Pada proses sistem identifkasi ini menggunakan model input dengan bentuk multisine input. Dengan menggunakan model multisine input yang sesuai dengan amplitude dan frekuensinya maka diharapkan akan didapatkan model yang sesuai dengan sistem dinamika pada model non-linear. Gambar 3. menunjukkan sinyal input multisine yang digunakan dalam pengujian ini. 0.1 0.08 0.06 Link-1 input (rad) 0.04 0.02 0-0.02-0.04-0.06-0.08-0.1 0 0.5 1 1.5 2 Time (s) Gambar 3. Sinyal Multisine E-93

Berdasarkan input dan output data, dengan menggunakan teknik kuadrat terkecil untuk melakukan identifikasi parameter dari model fungsi alih. Untuk sistem tanpa payload, model order-enam diidentifikasi dari link-1 yang berhubungan keluaran hub posisi sudut ke input tegangan diperoleh sebagai 5 4 3 2-58.9 s - 807 s - 3301.1s - 3330s + 1991.8s + 3605.9 G11(s) = s 6 + 21.7 s 5 +196 s 4 + 926.9s 3 + 2261.3s 2 + 2292.1s + 704 dan fungsi alih untuk link-2 dengan keadaan tanpa beban adalah 5 4 3 2-84.1 s - 840.9 s - 2571.1 s - 2782.5s 1080.3s - 91.2 G 21(s) = s 6 +10.9041 s 5 + 50.9482 s 4 +113.1691s 3 + 112.1175s 2 + 47.4569s + 6.8364 Dengan prosedur yang sama maka didapatkan model matematika yang berupa fungsi alih untuk robot lengan lentur dua-link dengan kondisi membawa beban. Tingkat akurasi dan validasi model dilakukan dengan cara penerapan model dan memverifikasi hasil pemodelan dengan membandingkan output yang diprediksi dan output dari sistem nonlinier. Gambar 4 menunjukkan output sistem yang diprediksi dan output sistem nonlinier untuk respon hub posisi sudut link-1 robot lengan lentur dari manipulator. Kedua output yang ditemukan hampir sama dengan tingkat pencocokan dari 94%. Selain itu, output sistem yang diprediksi dan output sistem nonlinier dari posisi hub sudut link-2 robot lengan lentur dari manipulator dengan derajat kesamaan hingga 96%. Keakuratan model selanjutnya diverifikasi dengan respon sistem pada tiap link. Dengan demikian, telah didapatkan model yang dapat digunakan untuk mendesain sistem kendali. 0.15 0.1 Nonlinear model Linear model L in k -1 p o s itio n (ra d ) 0.05 0-0.05-0.1-0.15 0 0.5 1 1.5 2 Time (s) Gambar 4. Perbandingan Model liniear dan model non-linear pada lengan-1. Kesimpulan Hasil sistem identifikasi menunjukan kesamaan hingga mencapai yang mendekati akurat antara sistem hasil identifikasi (sistem linear) dengan sistem nonlinear. Sehingga sistem linear ini dapat digunakan secara masif dalam desain sistem kendali yang berbasis model maupun berbasis analisis matematika. E-94

Daftar Pustaka Alam, M. S. and Tokhi, M. O. (2007). Design of a Command Shaper for Vibration Control of Flexible Systems: A Genetic Algorithm Optimisation Approach. Journal of Low Frequency Noise, Vibration and Active Control. 26(4): 295 310. Ho, M. T. and Tu, Y. W. (2006). Position Control of a Single-Link Flexible Mmanipulator using H Based PID Control. IEE Proc. Control Theory and Applications, 153(5): 615-622. Khairudin, M., Mohamed, Z., Husain, A. R. and Ahmad, A. (2010). Dynamic Modelling and Characterisation of a Two-Link Flexible Robot Manipulator. Journal of Low Frequency Noise, Vibration and Active Control. 29(3): 207-219. Martin, J. M., Mohamed, Z., Tokhi, M. O., Sa da Costa, J. and Botto, M. A. (2003). Approaches for Dynamic Modelling of Flexible Manipulator Systems. IEE Proc. Control Theory Application. 150(4): 401-411. Pratiher, B. and Dwivedy, S. K. (2007). Non-Linear Dynamics of a Flexible Single Link Cartesian Manipulator. International Journal of Non-Linear Mechanics. 42: 1062-1073. Tokhi, M. O. and Azad, A. K. M. (1997). Design and Development of an Experimental Flexible Manipulator System. Robotica.15(3): 283-292. E-95