BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
|
|
- Hartono Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penduduk dunia yang meningkat sangat cepat, terhitung mulai tahun 2005 sebanyak 8.3 milliar merupakan pangsa pasar yang besar bagi bidang perindustrian [1]. Semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka jumlah kebutuhan manusia untuk makin meningkatkan kesejahteraan hidupnya juga semakin besar. Ini merupakan peluang yang besar bagi perindustrian. Namun hanya industri yang handal sajalah yang mampu menjawab tantangan ini. Tingginya kebutuhan manusia mendorong perindustrian untuk makin menigkatkan kinerjanya. Pasalnya tantangan yang dihadapi semakin luas yaitu memproduksi produk dengan jumlah yang besar dan high quality, tetapi dengan biaya produksi yang dapat ditekan dan tingkat pengerjaan yang safety serta mudah. Perkembangan industri manufaktur tidak terlepas dengan adanya penemuan mesin CNC yang dapat dikontrol secara numerik. Lebih jauh lagi perkembangan terbarunya adalah mesin CNC milling yang dapat digunakan dalam proses rapid prototyping dengan keterlibatan manusia yang kecil [2]. Keterlibatan manusia yang kecil diciptakan agar human error yang terjadi semakin kecil pula. Kemudian berkembang suatu sistem yang mampu menopang usaha ini yang dikenal dengan sistem otomasi. Sistem baru ini tidak hanya unggul dalam segi waktu namun juga memperkecil adanya human error dalam pengerjaan industri. Sistem otomasi lebih menitikberatkan pada kemudahan pengerjaan produksi yang efektif dan efisien yang salah satunya menggunakan interface berupa robot. Robot adalah suatu alat yang diprogram untuk memindahkan benda atau melakukan kerja dengan menggunakan tool(s). Robot memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, pergerakkannya menyangkut semua ruang pada dimensi. Dengan links dan joints yang dimiliki oleh robot, maka pergerakkan berupa slider, rotary dan jenis aktuator lainnya dapat dilakukan. Hal ini bergantung oleh jumlah DOF (degree of freedom) yang dihasilkan oleh joints-nya [3]. Contohnya saja penggunaan robot pada industri 1
2 automobile dalam berbagai proses, misalnya proses pengelasan seperti yang dilakukan pada proses framing di BMW Oxford Plant [4]. Gambar 1. 1 Proses framing dengan menggunakan robot spot welding 160 KUKA [5] Seperti yang telah diungkapkan, tren industri yang mengarah ke robotika ditunjang karena robot lebih fleksibel daripada mesin CNC biasa, selain lebih mudah untuk diprogram, penggunaan robot juga lebih murah. Namun kekurangan robot manufaktur saat ini adalah rendahnya keakuratan dalam menentukan posisi [5]. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka dibuatlah robot dengan ide dasar sistem penginderaan manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk merasakan perubahan yang terjadi pada lingkungannya seperti perubahan gaya, intensitas cahaya, temperatur dan sebagainya. Untuk mengakomodasi hal tersebut, diadakan berbagai penelitian dengan menambahkan berbagai macam sensor pada robot (multi sensor) seperti force sensor, vision sensor, position sensor dan sebagainya [6]. Seperti misalnya robot vision dengan prinsip kerja mampu mengingat suatu image (inputan gambar), sehingga pada prakteknya robot ini mampu mengidentifikasi image yang berbeda-beda. Pada robot ini dipasang sebuah kamera yang disebut environmental camera, dimana kamera ini memberikan informasi bentuk serta posisi dimana subjek berada [7]. Dilain pihak penggunaan robot dalam dunia manufaktur biasanya dilakukan secara offline. Pemrograman robot offline ini termasuk simulasi grafis dari manipulator, 2
3 tool, dan workpiece. Kemudian disimulasikan juga kinematika dari pergerakkan robot. Contohnya adalah offline programming pada untuk operasi manufaktur dengan menggunakan robot 5 artikulasi atau penggunaan robot 6 artikulasi pada proses welding [12]. Proses dapat dilakukan secara online jika robot dilengkapi dengan sistem pendeteksi gaya yang secara langsung mampu mengukur serta menentukan posisi, besar serta arah gaya. Gambar 1. 2 Robot dengan 6 derajat kebebasan dan parameternya [12] Dengan berlandaskan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini kami mencoba untuk mengimplementasikan tren robot yang kini sedang berkembang di dunia dengan mengembangkan suatu sistem pendeteksi gaya multi axis yang dikerjakan oleh robot sehingga dengan adanya sistem ini maka lintasan gerak robot dengan artikulasi 5 derajat kebebasan dapat dibuat. I.2 Perumusan Masalah Semakin kompleks dan canggihnya proses manufaktur di Indonesia, bahkan di dunia, memungkin segala prosesnya berlangsung secara otomatis. Ke-otomatisasian ini tentu saja membutuhkan adanya berbagai jenis sensor yang mampu mempermudah proses operasi suatu sistem karena robot tidak sama dengan manusia yang telah dilengkapi oleh indera. Permasalahan yang menjadi dasar pelaksanaan program ini yaitu : 3
4 a. Proses Milling Pada proses milling 5 axis, sering terjadi ketidak-akuratan dan kepresisian yang rendah pada produk yang dihasilkan. Penyebabnya karena : - Bed tool yang juga ikut bergerak selama mesin beroperasi, dampaknya langsung terhadap momen inersia yang muncul semakin besar. Hal ini tentu saja mengganggu proses pengerjaan pada workpiece, karena terdapat gangguan pergerakkan ke arah lain. Yang secara lagsung dapat mempengaruhi keakuratan pemesinan. - Beberapa sifat robot yaitu memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dan rigiditas yang rendah. Sehingga pada beberapa kasus milling terjadi pergerakkan robot yang terlalu bebas. Contohnya pada saat ujung aktuator robot milling menyentuh suatu part dengan bentuk kontur yang berbeda, maka biasanya robot akan melalui keluar dari path, hal ini dikarenakan pada robot tidak adanya sistem pendeteksi terhadap gaya reaksi terhadap workpiece, sehingga berkecenderungan untuk hanya mengikuti instruksi awal yang diberikan oleh operator tanpa memperdulikan kasus yang berbeda. Perhatikan gambar 3.1. Keputusan Arah Gerak Gaya Reaksi Gambar 1. 3 Sistem pendeteksi gaya mendapatkan parameter besar dan arah gaya reaksi. 4
5 Parameter tersebut dijadikan inputan pada robot dengan pendeteksi gaya dalam algoritma pengambilan keputusan arah gerak robot seterusnya. b. Proses Assembly Pada proses asembli sering terjadi lambatnya proses penggabungan 2 part. Misalnya proses penggabungan suatu part silinder ke dalam part yang berbentuk hole. Untuk sistem robot yang belum menggunakan sistem pendeteksi gaya tentunya proses ini sering menimbulkan tingkat kesalahan yang tinggi karena sistemnya berlangsung secara trial and error. Beberapa masalah yang terjadi pada proses asembli adalah kurang detailnya posisi dari hole sehingga posisi dari hole sulit untuk dideteksi, adanya konflik antara hole dengan part silinder dan adanya kemungkinan part silinder masuk ke dalam hole dengan posisi yang miring (asal masuk). Pada penelitian ini, kami mencoba memberikan solusi berupa penyediaan data berupa besarnya gaya reaksi dan torsi. Sehingga dengan tersedianya data ini maka setiap kali proses ini mengalami konflik maka robot dengan sendirinya mencari jalan keluarnya sendiri. Prinsip yang diterapkan di sini yaitu robot akan mencari ruang dengan dasar gaya reaksi terhadap hole yang paling kecil. Kemudian PC menganalisa kemungkinan adanya error yang terjadi pada saat pemasangan kemudian menghitung besarnya resultan terkecil. c. Proses Welding Pada arc welding, proses penggantian elektrode sering lambat dilakukan. Kasus yang sering terjadi yaitu tidak terdeteksinya elektrode yang habis. Sehingga hal ini sering menimbulkan kecacatan pada produk. Belum lagi proses penggantian elektrode ini dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu dengan sistem pendeteksi gaya yang kami kembangkan maka sistem akan selalu stand by terhadap gaya reaksi yang ditimbulkan oleh proses welding, sehingga setiap kali terdeteksi gaya reaksi yang kecil maka akan terbaca sebagai makin menipisnya elektrode. Selanjutnya secara otomatis, sistem pendeteksi ini akan memberikan masukan data berupa perlunya penggantian elektrode dan hal ini dapat dilakukan secara cepat tanpa bantuan operator. d. Proses Grinding 5
6 Pada proses grinding, robot belum mampu untuk mendeteksi adanya load yang berbeda-beda pada workpiece. Sehingga sering terjadi proses pemakanan yang tidak akurat. Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan adanya sistem yang mengatur besarnya kecilnya gaya yang dikenakan pada workpiece sesuai dengan load yang ada. Sehingga pada saat grinder mengerjakan permukaan yang kasar (load besar) maka secara otomatis gaya yang diberikan juga besar, sedangkan jika grinder mengerjakan permukaan yang sudah halus, maka gaya yang diberikan juga kecil. Perhatikan gambar 3.2. Controller Controller Cutting Force Cutting Force Force Detector 1 2 Force Detector Obstacle depht of cut High Material Removal Rate depht of cut >> Gambar 1. 4 Sistematisasi Force Detector pada Proses Grinding Sebelumnya telah dilakukan penelitian untuk mengembangkan sistem pendeteksi gaya multi aksis ini, namun dari segi keakuratan pendeteksian gaya, sistem ini tidak dapat mendeteksi gaya yang datang secara linear antara sumbu x, y dan sumbu z. Disamping itu spesifikasi sistem ini tidak sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki oleh robot move master. 6
7 Gambar 1. 5 Sistem Pendeteksi Gaya Multi Aksis Penelitian Sebelumnya[25] Gambar 1. 6 Explode View Sistem Pendeteksi Gaya Multi Aksis pada Penelitian Sebeluimnya[25] Dengan melihat banyaknya masalah yang dihadapi menyangkut dengan sangat dibutuhkannya sistem pendeteksi gaya, maka pada penelitian ini kami akan mengembangkan suatu sistem pendeteksi gaya multi axis yang difokuskan pada robot artikulasi 5 derajat kebebasan. Pendeteksi gaya ini akan di pasang pada robot artikulasi untuk aplikasi invers kinematics, self calibration, serta aplikasi-aplikasi lain. Pendeteksi gaya yang kami buat menggunakan strain gage yang di letakkan pada ketiga axis X, Y, dan Z terhadap endeffector. 7
8 I.3 Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu : 1. Optimasi Sistem Pendeteksi Gaya Multi Aksis pada Penelitian Sebelumnya dengan aplikasi prinsip DFMAD (Design for Manufacturing and Assembly Disassembly). 2. Mengembangkan suatu sistem human interface software yang dapat memberikan keluaran data berupa gaya resultan (F resultan ),, dan (sudut rotasi) terhadap inputan data berupa Fx, Fy dan Fz. Software antarmuka ini mampu memproses inputan data berupa besar gaya dari tiga buah axis menjadi output berupa besar gaya resultan dan arah gayanya dengan tampilan interaktif dan realtime. 3. Sebagai alat pendeteksi gaya pada robot artikulasi 5 derajat kebebasan yaitu robot Move Master EX untuk membantu penelitian selanjutnya mengenai invers kinematics, self calibration, serta penelitian lainnya yang membutuhkan pendeteksi gaya. I.4 Pembatasan Masalah Dengan melihat banyaknya permasalahan yang berhubungan dengan aplikasi sistem pendeteksi gaya, maka pada penelitian ini pembatasan masalah adalah pada pengembangan suatu sistem pendeteksi gaya multi axis yang difokuskan pada robot artikulasi 5 derajat kebebasan. Pendeteksi gaya ini akan digunakan pada robot artikulasi untuk aplikasi dan penelitian mengenai pembuatan lintasan pengikut kontur, invers kinematics, self calibration, serta aplikasi-aplikasi lain. Sebagai komponen utama dalam pendeteksi gaya digunakan strain gage, sementara itu sumbu pembacaan gaya ditetapkan tiga buah, yakni sumbu arah x, y dan z realatif terhadap end effector, agar alat dapat mendefinisi besar dan arah gaya dalam suatu ruang 3 dimensi. 8
9 End Effector Keputusan Arah Gerak Gaya Reaksi Gambar 1. 7 Sistem pendeteksi gaya pada aplikasi pengikut kontur. Detektor gaya mendapatkan parameter besar dan arah gaya reaksi. Parameter tersebut dijadikan inputan pada algoritma robot untuk pengambilan keputusan arah gerak robot seterusnya agar end effector dapat tetap menyentuh objek. I.5 Metodologi Penelitian I.5.1 Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian yang pertama adalah studi literatur sebagai penunjang desain yang meliputi studi mengenai statika struktur dari alat, material teknik, pemilihan bahan dan proses. Bagian kedua adalah bagian manufacturing yang memerlukan studi literatur lebih lanjut mengenai proses produksi. Bagian ketiga adalah studi literatur yang menunjang dalam data aquisition meliputi studi literatur dalam program visual C++ serta untuk pembangunan peranti lunak antarmuka, sumber literatur yang digunakan adalah tutorial mengenai User Manual dan Software Development Kit yang disediakan produsen penyedia peranti keras untuk akuisisi data, yakni Data Translation. I.5.2 Perancangan Alat Perancangan alat meliputi perancangan mekanika alat ditujukan untuk memperoleh kemampuan pendeteksian gaya oleh lima arah sumbu, yakni sumbu x, 9
10 y,xy+,xy- dan z relatif terhadap end effector. Gaya yang diterima alat akan memberikan rangsangan kepada lima sumbu, dimana besarnya gaya pada masing-masing sumbu dipengaruhi oleh besar dan arah gaya tersebut relatif terhadap masing-masing sumbu. Fokus lain dalam perancangan mekanika alat adalah dalam penerapan prinsip Design for Manufacturability, Assembly and Dissasembly (DFMAD); serta kesesuaian spesifikasi alat dengan robot artikulasi 5 derajat kebebasan yang ada di Departemen Teknik Mesin FTUI. Proses perancangan dibantu dengan menggunakan peranti lunak CAD (Computer Aided Design). Perancangan sistem strain gage bertujuan untuk memperoleh pembacaan gaya yang optimal, dengan resolusi yang baik, sementara itu perancangan peranti lunak antarmuka bertujuan untuk memberikan informasi besar dan arah gaya secara efisien dan realtime. I.5.3 Evaluasi dan Simulasi Pada tahap ini rancangan dari alat pendeteksi gaya dievaluasi dan disimulasikan dengan bantuan peranti lunak CAD dan CAE (Computer Aided Engineering) untuk lebih memastikan proses perancangan awal sebelum siap untuk dimanufaktur. I.5.4 Manufaktur Alat Pada tahap ini komponen alat diproduksi sesuai dengan spesifikasi desain yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian dilakukan proses perakitan, penyusunan strain gage, pengkondisian sinyal dan pembangunan peranti lunak antarmuka. I.5.5 Kalibrasi Pengukuran Proses kalibrasi bertujuan untuk mendapatkan persamaan yang tepat untuk mengkonversi besaran tegangan yang diperoleh dari proses akuisisi data menjadi besaran gaya yang bersatuan Newton atau kgf. Dengan proses kalibrasi ini juga dievaluasi performa dari alat diuji apakah sudah dapat berkerja sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Berikut ini adalah skema set up dari alat. 10
11 Force Strain Gage x Circuit Strain Gage y Circuit Strain Gage z Circuit e x e y e z Signal Conditioning SCM5B38-01 Amplifying Filtering Isolating e x e y e z DAQ DT3010 board Human Interface Software F resultan f( F resultan,, ) Fx (N) Fy (N) t (s) Fz (N) t (s) t (s) Gambar 1. 8 Skema proses pengkondisian sinyal dan akuisisi data pada alat pendeteksi gaya multiaxis I.6 Sistematika Penulisan Penulisan diawali dengan proses pengevaluasian desain sebelumnya. Desain dibagi menjadi tiga bagian yatu bagian base atau bagian dasar, bagian penerima gaya yang berupa stick dan bagian terakhir adalah bagian sensor. Kemudian dibuat beberapa desain alternatif yang dharapkan dapat mengoptimisasi desain sebelumnya, baik optimasi dari segi desain komponen penerima gaya, optimasi proses pemesinan, pemilihan material yang efektif sehingga berat total alat tidak melebihi kapasitas yang mampu diangkat oleh arm robot, serta pemilihan konfigurasi strain gage yang sesuai dan tepat. Langkah selanjutnya adalah pemilihan desain yang terbaik yang untuk selanjutnya akan dimanufaktur. Kemudian desain yang terpilih akan didesain lebih detail di bagian 11
12 peletakkan sensor. Secara umum proses perancangan alat terdiri dari beberapa bagian yaitu perancangan mekanika, dan sensor strain gage. Pada proses perancangan mekanika, penjelasan real desain dipengaruhi oleh perhitungan gaya normal, gaya geser maupun bending moment yang terjadi pada komponen sensor, serta kemudahan manufaktur dan assembly yang juga menjadi bahan pertimbangan mekanika sistem. Sifat distribusi tegangan dan regangan pada benda pejal dijadikan dasar perancangan untuk memperoleh lokasi peletakan strain gage yang tepat ; bentuk; dimensi; dan material alat yang paling optimal. Penulisan selanjutnya akan menjelaskan mengenai sistem kerja strain gage sebagai sensor dalam alat ini; rangkaian jembatan Wheatstone; metode pemasangan strain gage; dan lain-lain. Pemilihan jenis konfigurasi jembatan Wheatstone akan dijelaskan secara detail pada bagian perancangan sistem sensor, hal ini sangat penting karena konfigurasi dapat mempengaruhi resolusi pengukuran dan kemampuan untuk mengkompensasi gangguan seperti kehadiran jenis pembebanan lain, suhu lingkungan, dan pemuaian material peletakan strain gage. Pada proses akhir perancangan alat akan diberikan prediksi keluaran tegangan terhadap besar beban secara teoritis. Hasil prediksi secara teoritis ini akan dijadikan bandingan terhadap hasil keluaran tegangan terhadap besar beban secara eksperimen. Sistematika penulisan selanjutnya adalah pembahasan mengenai proses kalibrasi yang bertujuan memperoleh persamaan konversi besaran tegangan menjadi besaran gaya berdasarkan data-data eksperimen. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, data-data eksperimen ini akan dibandingkan dengan data prediksi teoritis sebagai dasar analisa. Penutup dalam penulisan ini adalah Bab Kesimpulan dan Saran Penelitian Lebih Lanjut, pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan spesifikasi sistem pendeteksi gaya multi aksis dan saran-saran yang dapat dijadikan referensi kembali untuk perbaikan sistem. 12
BAB IV PENGUJIAN SISTEM PENDETEKSI GAYA MULTI AXIS DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN SISTEM PENDETEKSI GAYA MULTI AXIS DAN ANALISA DATA Pengujian sistem pendeteksi gaya multi axis dimaksudkan untuk melihat kinerja dari alat. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT V. 1. Kesimpulan V. 1. 1. Sistem Kerja Pendeteksi Gaya dengan Strain Gage Gambar V.1 adalah pemetaan konversi besaran yang terjadi dalam pendeteksi gaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terciptanya suatu produk baru dengan kualitas yang baik. Dalam dunia industri manufaktur, terdapat banyak kendala
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,
Lebih terperinciPERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI
TEORI DASAR OTOMASI Sumber: Mikell P. Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 PERTEMUAN #3 TKT312
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robotika memiliki unsur yang sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu dasar atau terapan lainnya. Ilmu dasar biasanya berkembang dari suatu asas atau hipotesa
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. elektronik berupa manipulator yang didesain khusus untuk dapat mampu
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan robotika dewasa ini menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk diamati dan dipelajari, hal ini dapat terlihat dengan semakin banyaknya buku-buku, jurnal-jurnal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin canggih. Dalam setiap peralatan elektronika pastinya terdapat Printed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inovasi teknologi seakan tidak pernah ada habisnya, negara-negara maju terus mengembangkan peralatan-peralatan elektronika dengan kemampuan yang semakin canggih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan
Lebih terperinciElemen Dasar Sistem Otomasi
Materi #4 Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 Elemen Dasar Sistem Otomasi 2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC merupakan salah satu jenis aktuator yang cukup banyak digunakan dalam bidang industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggota tubuh manusia terdiri dari kepala, badan, tangan dan kaki. Seperti anggota tubuh lainnya, tangan berfungsi sebagai anggota gerak bagian atas manusia. Manusia
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang robot menggunakan algoritma kinematika balik. 2.1. Metode Trial and Error Metode trial and
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER * Mushafa Amala 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri manufaktur sudah semakin maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan penemuan proses dan teknik pemotongan logam (metal cutting). Ini terlihat
Lebih terperinci(Sumber :
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium pada program studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motor stepper merupakan salah satu jenis aktuator yang cukup banyak digunakan dalam bidang industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada
Lebih terperinciPERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL
ROBOT INDUSTRI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer- Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 7 PERTEMUAN #8 TKT312 OTOMASI
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tuntutan Sistem Produksi Maju Perkembangan teknologi dan kebudayaan manusia menuntut perubahan sistem produksi dalam dunia manufaktur. Kebutuhan produk yang semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya kemajuan di dunia elektronika dan komputer menyebabkan banyak dihasilkannya suatu penemuanpenemuan yang dianggap
Lebih terperinciPERANCANGAN ARM MANIPULATOR PEMILAH BARANG BERDASARKAN WARNA DENGAN METODE GERAK INVERSE KINEMATICS
PERANCANGAN ARM MANIPULATOR PEMILAH BARANG BERDASARKAN WARNA DENGAN METODE GERAK INVERSE KINEMATICS Lanang Febriramadhan *), Aris Triwiyatno, and Sumardi Program S1 Teknik Elektro, Departemen Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik. Pada industri manufacturing hal ini menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses desain diperlukan pada setiap proses manufaktur dengan tujuan untuk menghasilkan produk akhir dengan biaya produksi yang optimal karena sebagian biaya produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PERCOBAAN MOMEN INERSIA DENGAN MENGGUNAKAN TIMER OTOMATIS
RANCANG BANGUN ALAT PERCOBAAN MOMEN INERSIA DENGAN MENGGUNAKAN TIMER OTOMATIS Hari Rizki Pratama 1, Riad Syech 2, Sugianto 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Fisika Bumi Jurusan Fisika 3 Bidang
Lebih terperinciBAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID
BAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID II.1 Alur Perancangan Test bed sistem kontrol kendaraan hybrid dirancang melalui alur perancangan yang sistematis. Langkah-langkah perancangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Kemajuan ini juga merambah dunia industri manufaktur. Sebagai contoh dari kemajuan tersebut,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini membahas pengujian dan analisa alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGANTAR ROBOTIKA KODE / SKS : / 3 SKS
Proses Belajar Mengajar Dosen Mahasiswa Mata Pra Syarat SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Menjelaskan, Memberi Contoh, Diskusi, Memberi Tugas : Mendengarkan, Mencatat, Diskusi, Mengerjakan Tugas : Mikrokomputer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien.pada industri yang menggunakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,
92 BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, maka diperlukan analisis kinematika untuk mengetahui seberapa jauh model matematika itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat meraih suatu tujuan yang dikehendaki, akhir akhir ini dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat meliputi kemampuan
Lebih terperinciPENGENALAN ROBOTIKA. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.
PENGENALAN ROBOTIKA Manipulator robot adalah sistem mekanik yang menunjukkan pergerakan dari robot. Sistem mekanik ini terdiri dari susunan link(rangka) dan joint (engsel) yang mampu menghasilkan gerakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan spesifikasi mold dan mesin injection mold yang dimiliki perusahaan, didapatkan target output produksi produk cap aqua galon. Namun Jumlah output yang ditargetkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pengantar Robotika : AK0223 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi Pengenalan Tentang Disiplin Ilmu Robotika mengetahui tentang
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Robotika. Robot memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otomatisasi dan robotika maka akan kalah dalam bersaing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama di bidang elektronika dan robotika. Sistem otomatisasi banyak menggantikan peranan manusia
Lebih terperinciSIMULASI PROSES BACKWARD EKSTRUSION PADA PEMBUATAN KOMPONEN PISTON
TUGAS AKHIR SIMULASI PROSES BACKWARD EKSTRUSION PADA PEMBUATAN KOMPONEN PISTON Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALI ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC
SISTEM PENGENDALI ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC Syarifah Hamidah [1], Seno D. Panjaitan [], Dedi Triyanto [3] Jurusan Sistem Komputer, Fak.MIPA Universitas Tanjungpura [1][3] Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kedokteran gigi, dikenal suatu teknologi yang dinamakan dental unit. Dental unit digunakan sebagai tempat periksa untuk pasien dokter gigi yang telah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA
TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciDEFINISI APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
Chapter 2 ROBOTIKA DEFINISI Berdasarkan definisi Robotics Institute of America (RIA): "Robot adalah manipulator multifungsi yang dapat diprogram ulang yang dirancang untuk memindahkan material, komponen,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah PT. Telview Technology Bandung merupakan sebuah perusahaan distributor penjualan dan pemasangan kamera Close Circuit TeleVision (CCTV) dan perlengkapan akses
Lebih terperinciMODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC
MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN email : ptrkn@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK
Lebih terperinciBAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN
BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Instalasi Alat Percobaan Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan adalah mesin CNC 5 axis buatan Deckel Maho, Jerman dengan seri DMU 50 evolution. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1 Latar Belakang Localisation merupakan proses yang dilakukan oleh robot untuk memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan proses untuk membangun peta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robot selama beberapa dekade ini sangat pesat. Robot pertama kali diperkenalkan pada tahun 1921 oleh Karel Capek dalam suatu pertunjukan drama. Mulai
Lebih terperinciGambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang berada di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang robotika. Saat ini robot telah banyak berperan dalam kehidupan manusia. Robot adalah
Lebih terperinciCopyright Tabratas Tharom 2003 IlmuKomputer.Com
Pengolahan Citra Pada Mobil Robot Tabratas Tharom tharom@yahoo.com Copyright Tabratas Tharom 2003 IlmuKomputer.Com BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PERANCANGAN PENGOLAHAN CITRA SEBUAH MOBIL ROBOT Perancangan pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam dunia industri. Proses produksi tidak terlepas dari pengendalian kualitas produk. Menurut Vincent Gasperz
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER
Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengujian nya, sebagai pengatur kecepatan menghasilkan steady state error yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin CNC (computer numerical controlled) adalah sebuah mesin yang diperintah oleh manusia untuk mengerjakan sesuatu yang telah di desain oleh computer. Mesin ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robot merupakan perangkat otomatis yang dirancang untuk mampu bergerak sendiri sesuai dengan yang diperintahkan dan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik dan komputer telah menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar di dalam kegiatan manusia, di mana manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia industri manufaktur pada masa kini menuntut perusahaan untuk memiliki daya saing tinggi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas produk yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. iii
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR.. vii INTISARI x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN E-15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan keamanan, saat ini telah banyak dikembangkan dan digunakan berbagai macam sistem keamanan. Kamera CCTV (Closed
Lebih terperinciCLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16
CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik
Lebih terperinci1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri untuk mengembangkan pengetahuan mereka
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DYNAMOMETER UNTUK PENGUKURAN GAYA POTONG MESIN BUBUT
RANCANG BANGUN DYNAMOMETER UNTUK PENGUKURAN GAYA POTONG MESIN BUBUT SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : GANDUNG SAM PURWOKO I1408507 JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus proses produksi, fixturing merupakan salah satu tahapan penting dalam proses manufaktur yang berfungsi untuk mendukung, menempatkan, dan menahan workpiece
Lebih terperinciREALISASI ROBOT MANIPULATOR BERBASIS PENGONTROL MIKRO DENGAN KOMUNIKASI INTRANET
REALISASI ROBOT MANIPULATOR BERBASIS PENGONTROL MIKRO DENGAN KOMUNIKASI INTRANET ABSTRAK Paulus Christianto(0822073) JurusanTeknikElektroUniversitas Kristen Maranatha Email : kurniawan.paulus73@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)
PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan
Lebih terperinciGambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9]
2 PMSI MULTI IS D SISTM CM 2.1 Pemesinan C Multi xis Proses pemesinan dengan teknologi NC (numerical control) telah dikenal luas pemakaiannya pada saat ini. lectronics Industries ssociation (I) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Machining Dengan Software MasterCAM Kemajuan proses produksi dengan menggunakan mesin CNC sudah sangat pesat. Mesin CNC yang sekarang ada di dunia industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur. Seiring dengan perkembangan teknologi, pengertian robot tak lagi hanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan seputar dunia robot umumnya difokuskan pada industri. Robot jenis ini banyak digunakan untuk membantu dalam proses produksi di pabrik-pabrik manufaktur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robot dewasa ini menunjukkan betapa besar peran bidang robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan inspeksi menjadi hal penting dalam sebuah produksi. Karena kegiatan
1111 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan inspeksi menjadi hal penting dalam sebuah produksi. Karena kegiatan inspeksi ini yang nantinya menyimpulkan nilai kualitas suatu produk baik atau tidak (masuk
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan tantangan bagi industri permesinan masa kini seiring dengan meningkatnya pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara manual oleh manusia.tak terkecuali dalam hal pembuatan produk atau pola untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya mesin, segala pekerjaan dilakukan secara manual oleh manusia.tak terkecuali dalam hal pembuatan produk atau pola untuk
Lebih terperinciPENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C
PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C Yanuar Burhanuddin, Suryadiwansa Harun, Evans Afriant N., Tomy D.A. Jurusan Teknik
Lebih terperinciKALIBRASI SENSOR PADA MESIN UJI PUNTIR SEDERHANA (SENSOR CALIBRATION FOR SIMPLE TORSION TESTER MACHINE)
KALIBRASI SENSOR PADA MESIN UJI PUNTIR SEDERHANA (SENSOR CALIBRATION FOR SIMPLE TORSION TESTER MACHINE) Christopher Manorek, Cahyo Budi Nugroho, Wowo Rosbandrio Prodi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini sangat pesat, terutama dibidang elektronika yang mampu menciptakan sistem otomasi yang memudahkan pekerjaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Sistem Kendali atau control system terdiri dari dua kata yaitu system dan control. System berasal dari Bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu metrologi sebagai ilmu yang tertua di dunia memiliki banyak pembahasan mengenai permasalahan yang muncul di sekitar kehidupan manusia, di atas tempat makhluk hidup
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGAKUAN LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR
Lebih terperinci1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan lintasan produksi seoptimal mungkin merupakan tujuan yang ingin dicapai tiap industri. Penggunaan lintasan produksi secara optimal dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi robot sudah berkembang dengan pesat pada saat ini, mulai dari robot sederhana untuk aplikasi yang mudah sampai dengan robot canggih dan kompleks yang digunakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini mengakibatkan tingkat persaingan produk industri manufaktur modern menjadi sangat ketat. PT Presa Genta Engineering (PT PGE) merupakan salah
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Z PADA PC BASED CNC MILLING MACHINE
LAPORAN PROYEK AKHIR DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Z PADA PC BASED CNC MILLING MACHINE Disusun guna memenuhi sebagian syarat Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Observatorium Bosscha merupakan salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1923-1928. Pada tahun 1959, Observatorium Bosscha telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggota gerak pada manusia terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia menggunakan anggota gerak untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Anggota gerak pada manusia terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah, anggota
Lebih terperinciArti Kata & Definisi Robot
Materi #10 Arti Kata & Definisi Robot 2 Arti kata robot Robot berasal dari bahasa Cekoslovakia: robota yang berarti pekerja paksa (forced worker). Definisi robot Menurut Kamus Webster: Robot adalah sebuah
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH
PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning
45 BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin CNC Mesin CNC adalah mesin perkakas otomatis yang dapat diprogram secara numerik melalui komputer yang kemudian disimpan pada media penyimpanan. Mesin CNC terdiri dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah adalah dalam bidang robotika. Robot bukanlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini memang sangat pesat, salah satunya adalah adalah dalam bidang robotika. Robot bukanlah benda yang hanya
Lebih terperinciRancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi
Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL DAN KIT ARM ROBOT UNTUK PEMBELAJARAN EKSTRAKULIKULER ROBOTIKA BAB I PENDAHULUAN
PENGEMBANGAN MODUL DAN KIT ARM ROBOT UNTUK PEMBELAJARAN EKSTRAKULIKULER ROBOTIKA BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi mengalami suatu kemajuan yang sangat pesat pada masa sekarang ini. Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340
26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 4340 yang telah dilakukan proses pengerasan (hardening process). Pengerasan dilakukan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTUR RANGKA PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK BEBAN 150 KG MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5R15 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh
Lebih terperinciAnalisis Mekanisme Kerja KIT LSD (Lambo Style Door) Dengan Bantuan Software Berbasis Metode Elemen Hingga (MEH)
TUGAS AKHIR Analisis Mekanisme Kerja KIT LSD (Lambo Style Door) Dengan Bantuan Software Berbasis Metode Elemen Hingga (MEH) Disusun: TEGUH WIWEKO PRIYOAJI D 200 030 003 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinci