BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Layanan Bimbingan Kelompok Pengertian layanan bimbingan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa yang berprestasi dengan kepribadian unggul.

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB II LANDASAN TEORI. kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut Walgito (2000)

BAB II LANDASAN TEORI. berdasarkan teori sosial kognitif. Bandura (1997) mendefinisikan self efficacy

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

Efektivitas Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kedisplinan Siswa Di SMK Negei 1 Masohi

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh sebagian besar guru. Apakah hal tesebut dikarenakan guru kurang

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah. Nartoyo ( ) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin : Disciplina yang berarti tertib,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

BAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

: ZAFIRAH FARIS NIM K

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh Anis Ludiyani PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menempatkan posisinya di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan

HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada bab ini peneliti membahas kesimpulan, implikasi dan saran yang didapatkan

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dan menerima pembelajaran di sekolah. Secara umum adaptasi merupakan proses

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENANGANI SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DENGAN MENERAPKAN METODE SIMULASI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kedisiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian disiplin belajar Disiplin merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mendididk dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin menurut Maman Rachman dalam Tu u (2004:32) yaitu sebagai upaya mengendalikan diri dari sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan ( Hurlock, 1999). Secara psikologis, belajar ialah suatu proses usaha yang dialakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2) Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar dalam penelitian ini adalah kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap aturan belajar yang berlaku baik di sekolah maupun di rumah. 2.1.2. Pentingnya Disiplin Belajar Maman Rachman (1999) menyatakan disiplin memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusiaterutama siswa dalam belajar karena dengan adanya disiplin siswa mampu mengarahkan diri, mengendalikan perilakunya dan memiliki ketaatan dalam dirinya sendiri, dengan disiplin anak memiliki semangat 8

dan kemauan keras untuk belajar. Anak yang memiliki kedisiplinan belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur serta membentuk karakter siswa menjadi siswa yang semangat dan mempunyai kemauan keras untuk belajar. 2.1.3 Pengukuran Disiplin Belajar Menurut Moenir (2012) indikator indikator yang dapat digunakan untuk mngukur tingkat kedisiplinan belajar, yaitu : a. Tepat waktu dalam belajar, mencakup dating dan pulang sekolah. b. Tidak keluar dan membolos saat sekolah. c. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan. d. Patuh dan tidak menentang peraturan. e. Tidak malas belajar. f. Tidak menyuruh orang lain bekerja untuk dirinya. g. Tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidak menyontek, tidak membuat keributan dan tidak mengganggu orang lain saat belajar. Berdasarkan pengertian disiplin di atas, ada beberapa unsur yng terkandung dalam disiplin. Adapun unsur-unsur dari disiplin adalah sebagai berikut: a. Taat Taat artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku.ketaatan didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang, disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan yang lain. b. Tertib Tertib berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Di dalam belajar siswa 9

belajar siswa secara sistematis (terarah) yaitu di dalam kegiatan belajar sebaiknya siswa menentukan arah dan tujuan dari belajarnya sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efisien. c. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah kegiatan yang dikerjakan dengan rasa memiiki dan rasa menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betudapat dipercaya kebenarannya. Pada saat belajar diperlukan rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa supaya pada saat belajar menumbuhkan rasa memiliki kewajiban untuk sehingga akan membuat siswa lebih terfokus pada pelajaran yang dia pelajari dan bukan pada hal yang lain. 2.1.4 Faktor-faktor Terbentuknya Disiplin Belajar Faktor dominan yang mempengaruhi daan membentuk disiplin belajar menurut Tu u Tulus (2004) sebagai berkut : a. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasian diri. Selain itu kesadaran diri menjadi motif yang sangat kuat terwujudnya disiplin. b. Pengikut dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas eraturan peraturan yang mengatur perilaku individu. c. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan. d. Hukuman sebagai upaya penyadaran, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan. 10

2.1.5 Aspek-Aspek Disiplin Belajar Menurut Slameto( dalam Wibowo, 2006), mengungkapkan beberapa sikap sikap disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajarnya disekolah yaitu: a. Disiplin siswa dalam masuk sekolah merupakan keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah. Maksudnya, seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah membolos setiap harinya. b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar yang dialkukan di dalam maupun di luar jam pelajaran disekolah. c. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran di kelas, siswa di tuntut aktif dalam berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan dapat memahami proses belajar mengajar yang diikutinya di dalam kelas. 2.2 Role play salah satu metode dari Bimbingan Kelompok 2.2.1 Pengertian layanan bimbingan kelompok Menurut Romlah (2001), bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Sedangkan menurut Prayitno (1995) bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok. 11

2.2.2 Tujuan bimbingan kelompok Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004) adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok.sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosisalisasi atau berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkukung serta tidak efektif. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan hal-hal yang menganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, diringankan melalui berbagai cara, pikiran yang buntu atau beku dicairkan dan didinamikkan melalui masukkan dan tanggapan baru, persepsi yang menyimpang atau sempit diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, sikap yang tidak efektif kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan berwawasan terarah, luwes dan luas serta dinamis kemampuan berkomunikasi, bersosialiasi dan bersikap dapat dikembangkan.selain tujuan tersebut yaitu untuk mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. b. Tujuan Khusus Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu.melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif.dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan. 12

Sedangkan menurut Bennet (dalam Romlah, 2001), bimbingan kelompok memiliki beberapa tujuan yaitu: a. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. b. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok. c. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara ekonomis dan efektif dari pada melalui kegiatan bimbingan individual. d. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif. 2.2.3 Model layanan bimbingan kelompok Menurut Prayitno (1999), dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas : a. Kelompok bebas Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaanya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok. b. Kelompok tugas Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah dan isi kegaiatannya tidak ditentukan oleh para anggota, melainkan diarahkan kepada penyelesaiannya suatu tugas.pemimpin kelompok mengemukakan suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh anggota kelompok. 13

2.2.4 Teknik-teknik bimbingan kelompok Romlah (2001) menyebutkan terdapat beberapa teknik yang dapat diterapkan atau dilakukan dalam kegiatan bimbingan kelompok diantaranya : a. Teknik pemberian informasi (expository techiques) b. Diskusi kelompok c. Teknik pemecahan masalah (problem-solving techniques) d. Permainan peran (role play) e. Permainan simulasi f. Karyawisata (field trip) g. Teknik penciptaan suasana kekeluargaan (homeroom) 2.2.5 Tahap-tahap bimbingan kelompok tahap, yaitu: Menurut Hartinah (2009), tahap-tahap bimbingan kelompok dibagi menjadi 4 a. Tahap pembentukan Kegiatan awal dari sebuah kelompok dapat dimulai dengan pengumpulan para (calon) anggota kelompok dalam rangka kegiatan kelompok yang direncanakan, meliputi: (a) Pengenalan dan pengungkapan tujuan. (b) pelibatan diri. (c) pemasukan diri. b. Tahap peralihan Tahap ini merupakan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga. c. Kegiatan kelompok 14

Tahap ini merupakan tahap dimana tujuan akan dicapai yaitu penyelesaian tugas, jika bimbingan kelompok yang digunakan adalah topik tugas. Jika yang digunakan adalah topik bebas, maka tahap ini juga akan menentukan topik serta penyelesaiannya sekaligus. d. Pengakhiran Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga, kegiatan kelompok kemudian menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatannya pada saat yang dianggap tepat. 2.3 Bimbingan Kelompok Teknik Role Play (Bermain Peran) 2.3.1 Pengertian Role Play (Bermain Peran) Winkel dan Hastuti (2004), mendefiniskan role play sebagai kegiatan melakukan peran tertentu dan memainkan suatu adegan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan. Benett (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role play aatau bermain peran adalah suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi yang pararel dengan yang terjadi dengan kehidupan yang sebenarnya. Jadi dapat disimpulkan role play adalah salah satu metode bimbingan kelompok yang menggunakan permainan peran didalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi seorang individu, dimana peran yang dimainkan harus sesuai dengan tokoh yang diperankan dengan cara mendramatisasikan peran tersebut. 15

2.3.2 Fungsi Role Play Corsini (dalam Romlah, 1989)menyebutkan terdapat beberapa fungsi dari kegiatan role playbermain peran diantaranya : 1) Alat untuk mediagnosis dan mengerti seseorang dengan cara mengamati perilakunya waktu memerankan dengan spontan situasi-situasi atau kejadian yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya. 2) Media pengajaran melalui proses modelling anggota kelompok dapat belajar lebih efektif melalui ketrampilan-ketrampilan hubungan antar pribadi dalam memecahkan permasalahan. 3) Melalui keterlibatan secara aktif dalam permainan peran, anggota kelompok dapat mengembangkan pengertian-pengertian dan mempraktekan ketrampilan-ketrampilan baru. Sedangkan menurut Winkel dan Hastuti (2004) fungsi dari permainan peran adalah sebagai perombakan dalam struktur kepribadian seseorang dan meningkatkan kemampuan bergaul dengan orang lain secara wajar dan sehat. Jadi fungsi dari bermain peran atau role play adalah memahami permasalahan-permasalahan sosial, dapat merasakan perasaan orang lain, dan dapat memainkan peran-peran dalam kehidupan nyata, sehingga memiliki perasaan untuk bisa memahami satu dengan yang lain, menghargai orang lain, menghormati, dll. 2.3.3 Proses PelaksanaanRole Play Dalam kegiatan role play (bermain peran), terdapat beberapa proses yang harus dilakukan. Mulyasa (dalam Zulaikah, 2011) menyebutkan terdapat tujuh tahap dalam role play diantaranya : 16

1) Pemilihan masalah Guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan siswa agar dapat menyelesaikan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya. 2) Pemilihan peran Pemilihan peran disesuaikan dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain. 3) Menyusun tahap-tahap bermain peran Dalam hal ini guru sudah membuat dialog, akan tetapi siswa dapat menambahkannya sendiri. 4) Menyiapkan pengamat Pengamat dalam kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak terlibat didalam permainan peran (pemeran) 5) Pemeran Dalam kegiatan ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing yang terdapat pada skenario bermain peran. 6) Diskusi dan evaluasi Mendiskusikan masalah-masalah yang akan dibahas serta pertanyaan yang muncul dari siswa. 7) Pengambilan kesimpulan dari bermain peran yang telah dilakukan oleh siswa. 2.4 Temuan Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian Agustin Yahya Mardiangsih (2012) dengan judul Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Di Sekolah 17

Siswa Kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok role playefektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Hal tersebut terbukti dengan hasil analisis data penelitian yang menggunakan analisis persentase membuktikan adanya peningkatan kedisiplinan di sekolah pada subjek penelitian yang mendapatkan tindakan.berikut mengenai penelitian penelitian yang terdahulu yang menjadi landasan bagi bimbingan kelompok teknik role play dalam meningkatkan kedisiplinan belajar. 2.5 Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Post-Test Pre-Test Kelompok Eksperimen Treatment Hasil Dibandingkan Kelompok Kontrol Tanpa Treatment Hasil Penelitian ini memiliki beberapa tahan, yang pertama dilakukan adalah melakukan pre test pada subjek penelitian sebagai test awal untuk mengetahui komunikasi interpersonal subjek penelitian, sehingga subjek penelitian dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Kedua kelompok ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan dibuktikan dengan hasil uji homogenitas yang dilakukan. Namun, kedua kelompok tidak mendapatkan perlakuan yang sama, kelompok eksperimen mendapatkan treatment berupa layanan 18

bimbingan kelompok teknik role play, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan treatment. Setelah treatment selesai diberikan, kedua kelompok melakukan post test skala kedisiplinan belajar untuk dibandingkan hasilnya. 2.6 Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : Layanan bimbingan kelompok teknik role play dapat meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas XI SMK SUDIRMAN O2 AMBARAWA 19