Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
POROS dengan BEBAN PUNTIR

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

MESIN PERAJANG TONGKOL JAGUNG (JANGGEL) SEBAGAI BAHAN TAMBAH PAKAN TERNAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PARA PETERNAK DENGAN KAPASITAS

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

PENGERTIAN POROS MACAM-MACAM POROS

PERENCANAA POROS DAN RUMAH POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 58 LITER/DETIK HEAD 70 M DENGAN PUTARAN 2950 RPM PENGGERAK MOTOR LISTRIK.

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

DISAIN ALAT PENGESUT DAUN NENAS DENGAN SISTEM MEKANIS UNTUK MENGHASILKAN SERAT

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH DENGAN KAPASITAS 400 KG/JAM

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN METODE EKSITASI MASSA TIDAK SEIMBANG

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

TRANSMISI RANTAI ROL

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

MESIN PERAJANG SINGKONG

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Tujuan Pembelajaran:

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG SECARA. Diajukan. Program. Oleh M.

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

Perancangan Desain Pisau Mesin Sampah Organik. David Gracia Hutagalung, Fedia Restu,S.T. Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN PERAJANG DAGING AYAM DAN IKAN DENGAN KAPASITAS 76 KG/JAM

PERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT PEMOTONG RUMPUT MAKANAN TERNAK SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKSI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

PERANCANGAN ALAT PEMBUAT ALUR PENSIL KAYU UNTUK PENGISIAN KARBON DENGAN KECEPATAN 13,19mm/menit

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar

Mesin Pencacah Cengkeh

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

PERENCANAAN MESIN PENCACAH RUMPUT DENGAN KAPASITAS 800 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA KECIL MENJADI PUPUK

KINERJA MESIN ROLL PRESS UNTUK MENGOLAH BATANG RUMPUT PAYUNG MENJADI SERAT BAHAN BAKU KOMPOSIT

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun Mesin Clamshell Crusher

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

ANALISIS RANCANGAN. penggetar. kopling. blade. motor listrik. beam

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

TUGAS AKHIR DESAINDAN ANALISIS MESIN PENCUCI CACAHAN BOTOL PLASTIK UNTUK INDUSTRI KECIL DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

DISAIN MESIN PENGANGKUT SAMPAH PADA SUNGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

Transkripsi:

Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT Boyolali District is a community area that many entrepreneurship kususnya raise dairy cows. Permalahan that appears on the ranch is on the system including processing rations / feed livestock. In canoe Tridharma Universities, the author has developed a mechanical engineering processing of cattle feed. animal feed processing machinery Cow is one alternative to improve productivity in the process produksi.sedang authors emphasize pembuatanya "Analysis of the Axis Powers". Engineering carried out 6 months, at the start to begin on March 1, 2007 until the date of 30 september 2007 at the Laboratory of Mechanical Engineering Polytechnic Pratama Mulia Surakarta. The results of analysis of the data found, locomotion P 1.5 Kw, 1400 Rpm Motor Round, Round Axis 700 engine rpm, diameter 15 mm doros theory, Axis torque kg.mm 3103, 40 deflections. Keywords: locomotion, Axis, shaft power. ABSTRAKSI Kabupaten Boyolali merupakan daerah yang masyarakatnya banyak berwirausaha beternak sapi kususnya sapi perah. Permalahan yang muncul pada peternakan diantaranya adalah pada sistim pengolahan ransum/ pakan ternak. Dalam rangkan Tridarma Perguruan Tinggi, penulis telah mengembangkan rekayasa mesin pengolah pakan ternak sapi. mesin pengolah pakan ternak Sapi merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan produktifitas proses produksi.sedang dalam pembuatanya penulis menekankan pada Analisa Kekuatan Poros. Rekayasa dilaksanakan 6 bulan,di mulai dimulai tanggal 1 Maret 2007 sampai tanggal 30 september 2007 di Laboraturium Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta. Hasil analisa di dapatkan data, daya penggerak P 1,5 Kw, Putaran Motor 1400 Rpm, Putaran Poros mesin 700 rpm, diameter doros teori 15 mm, momen puntir Poros 3103 kg.mm, defleksi 4 0. Kata Kunci : daya penggerak, Poros, Kekuatan poros. 13

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Berkembangnya peternakan Sapi di Indonesia khususnya di jawa Tengah mendorong para Peternak untuk dapat membuat pakan sapi yang berkualitas baik. Makanan yang baik mempunyai kadar zat-zat yang dibutuhkan oleh sapi. Sekarang banyak makanan ternak sapi yang dibuat oleh pabrik. Makanan tersebut telah memenuhi kadar gizi yang dibutuhkan oleh sapi. Namun, makanan tersebut banyak mengandung bahan pengawet, harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan makanan buatan sendiri. Sebenarnya para peternak mampu membuat campuran bahan makanan tersebut dalam bentuk kering maupun basah. Hal ini dapat dilakukan dengan mencegah kemudian mencampurkan berbagai jenis campuran bahan makanan yang dibutuhkan oleh ternak sapi. Biasanya pencacah dan pencampur dilakukan dengan cara manual, misalnya menggunakan skop maupun tangan. Namun, hasilnya kurang sempurna dan membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan kondisi tersebut maka dirasakan perlu merancang suatu alat untuk memproduksi pakan. Alat tersebut adalah Mesin Pengolah Pakan Ternak. Dengan penggunaan alat pengolah pakan ternak ini diharapkan mampu mencacah dan mencampur makanan dengan cepat dalam jumlah banyak dan hasilnya baik. 2. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Mengaplikasi teori kedalam praktek langsung dengan membuat rekayasa mesin pengolah pakan ternak sapi. 2. Manfaat Konsep rekayasa ini menjadikan wahana latihan para dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan kreatifitas dalam perencanaan yang melibatkan analisa penelitian dan pengembangan dibidang teknik mesin dalam pencapaian SDM yang berkualitas dan professional. DASAR TEORI 1.Perhitungan Poros Jika P adalah daya nominal dari output penggerak mesin berbagai macam factor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan,sehingga korelasi pertama dapat diambil kecil. Jika factor koreksi adalah f (lihat tabel) maka daya rencana Pd sebagai patokan adalah: Pd Fc. P (KW) Di mana: Pd Daya rencana (Kw) Fc Faktor koreksi P Daya motor (Kw) Tabel 1.3 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditra unsmisikan Fc Daya yang akan ditransmisikan Daya rata-rata yang diperlukan Daya maksimum yang diperlukan Daya normal 1,2-20 Fc 0,8-1,2 1,0-1,5 Sedangkan momen puntir disebut juga momen rencana, adalah : (T/1000)(2 n/ 60) Pd --------------------------- ( kw) 102 14

Sehingga Dimana: T 9.74 x 10 5 diambil factor yang dinyatakan sebagai S dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0. Maka besarnya a dapat dihitung dengan rumus : τ a ρb ( sf1 xsf2 ) (Kg/mm 2 ). T Pd Momen Puntir (kg. mm) Daya rencana (Kw) Dari persamaan ( 1.4) diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros: n Putaran poros ds 1/ Bila momen puntir dibebankan pada suatu diameter poros(ds), maka tegangan geser yang terjadi τ adalah : τ Dimana: ds Diameter poros (mm) τ Tegangan geser yang diijinkan ( kg/ mm 2 ) K t Faktor koreksi momen. T ds Momen puntir (Kg. mm) Diameter poros (mm) τ Tegangan geser (Kg /mm 2 ) Tegangan geser yang diijinkan (τ untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dengan berbagai cara. berdasarkan perencanaan tegangan geser dihitung atas dasar batas kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik b (Kg / mm 2 ). Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik b, sesuai dengan standar ASME, untuk harga 18% ini factor keamanan diambil sebesar 1/0,185,6. Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengqn kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan SC dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan S. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan.untuk memasukan pengaruhpengaruh ini di dalam perhitungan perlu Cb puntir Faktor koreksi beban Untuk factor koreksi momen puntir dipilih 1,0 jika beban dikenakan halus, 1,0-1,5 jika sedikit kejutan atau tumbukan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau t\umbukan besar. Sedang untuk factor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3 dan jika tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0. Poros pada umumnya meneruskan dengan melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur sehingga poros terjadi tegangan geser τ ( T/Zp ) karena momen puntir dan tegangan geser T ( M/Z ) karena momen lentur. Untuk bahan liat seperti pada poros,dapat dipakai teori tegangan geser maksimum. τ max Pada poros yang pejal penampang bulat, T 32 M/ ds 3 dan τ 16T/ ds 3. 15

Sehingga : τ max (5,1/ds 3 +T 3 τ max ( 5,1 / ds 3.8) τ Tegangan geser maksimum (kg.mm) ρ Tegangan karena momen lentur (kg/mm 2 ) T M Kt Momen puntir (kg.mm) Momen lentur (kg.mm) Faktor koreksi momen puntir Z / 32 ds 3 Km Faktor koreksi momen lentur - Pembebanan tetap 1,5 - Tumbukan ringan antaara 1,5 dan 2,0 - Tumbukan berat antara 2 dan 3 Untuk poros dipasang pada mesin umum kerja normal, besar defleksi puntiran dibatasi 0,25 atau 0,3 derajat. 584 ( 0 ) ds Diameter poros (mm) Defleksi puntiran ( 0 ) poros (mm) T Momen puntir (kg.mm) G Modulus geser ( kg/mm 2 ) Panjang Dalam hal baja G 8,3 x 10 3 ( kg/mm 2 ) Kekakuan poros terhadap poros perlu diperiksa. Perlu dicatat bahwa termasuk beban F adalah gaya luar seperti gaya roda gigi, tegangan dari sabuk dan berat pully beserta sabuk, berat poros itu sendiri dan lain-lain. B ila gaya yang bekerjaq berbagai arah, perlu ditentukan komponen vertical dan horizontal dari resultantenya,selanjutnya dihitung lenturan yang akan terjadi dalam arah vertical dan horizontal. Jika berat poros sendiri tidak dapat diabaikan maka penambah gaya vertical dengan berat poros tersebut dapat dianggap cukup. Maka lenturan poros dapat ditentukan dengan rumus : Y 3,23 x 10-4 ) Y Lenturan poros Ds Diameter poros Jarak antara bantalan penumpu F Beban dan Jarak bantalan yang bersangkutan ke titik pembebanan ( mm ) Untuk poros putaran tinggi, putaran kritis sangat penting untuk diperhitungkan. Demi keamanan, dapat diambil pedoman secara umum bahwa putaran poros maksimum tidak melebihi 80% putaran kritisnya, maka putaran kritisnya adalah : Nc 52700 Nc Putaran kritis ( Rpm ) Ds Diameter poros (mm) 16

dan Jarak bantalan yang bersangkutan ke titik pembebanan ( mm ) Bila terdapat beberapa benda berputar pada suatu poros, maka dihitung lebih dulu putaran-putaran kritis, dari masing-masing benda tersebut yang seolah-olah berada sendiri pada poros,maka putaran kritis keseluruhannya adalah B. Perhitungan Poros 1. Gaya-gaya yang bekerja pada bantalan Bahan poros disini memakai baja 545C, dengan kekuatan tarik (σ b ) 58 kg/mm 2, poros dibebanni 1 buah puli dan 3 buah beban dengan berat yaitu pisau 1,5 kg, pengayak 18 kg, dan spiral 0,5 kg 20 kg. + + Nc 0 Putaran kritis keseluruhannya ( Rpm ) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mesin Pengolah Pakan Ternak Beban pada bantalan A dan B : q 2700 kg/mm MA 0 Gambar 3.1 Mesin Pengolah Pakan Ternak Sapi Keterangan : 1. Motor Listrik 2. Puli motor listrik 3. Sabuk atau belt 4. Puli poros mesin pengolah pakan ternak sapi 5. Poros mesin pengolah pakan ternak sapi 6. Bantalan 7. Brower 8. Pengayak 9. Pisau P 1.40+q.440+P 2.840-R B.880 0 0,5.402700.4401,5.840- R B.880 0 20 + 1188000 +1260 880.R B 0 R B 1351,45 kg.mm MB 0 -P 1.840-q.440-P 2.40+R A 880 0-0,5.840-270.440-15.40+R A 880 0-420-1188000-60+ R A 880 0 R A 17

1350,54 kg.mm Maka momen punter rencana (T) : T 9,74 x 10 5 9,74 x 10 5 3102,88 kg.mm 3103 kg.mm MA P 2. 40 1,5. 40 60 kg.mm 2. Daya yang ditransmisikan Pada mesin pengolah ternak sapi ini menggunakan motor penggerak dengan daya 2 Hp dan putaran motornya 1400 rpm. Untuk mengubah suatu daya dari Hp ke dalam Kw maka dikalikan 0,746 Kw, karena 1 Hp 0,746 Kw, maka : P 2 x Hp 2 x 0,746 1,492 Kw 3. Daya rencana Factor koreksi menggunakan daya rata-rata1,5 ; factor koreksi daya yang ditransmisikan (fc) terdapat pada table 2.1 Pd fc x P 1,5 x 1,492 2,23 Kw 5. Tegangan geaser yang diijinkan ( τ a ) : Untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dengan berbagai cara. τ a dihitung atas dasar batas kelelahan punter yang besarnya 45% dari kekuatan tarik ( σ b ) sesuai standard ASME. Harga ini diambil untuk bahan S C dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan dengan pengaruh massa dan baja paduan dinyatakan sebagaai Sf i. selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi pasak atau dibuat bertangga dan pengaruh kekasaran permukaan perlu juga diperhitungkan untuk memasukkan pengaruhpengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil factor yang dinyatakan dengan Sf 2 dengan harga sebesar 1,3 3,0. Daari hal tersebut diatas maka τ a dapat dihitung: τ a 4. Momen punter Besar daya ditentukan dengan persamaan : 4,83 kg/mm 2 Factor koreksi disini dari ASME dinyatakan dengan kt 1,0 jika beban dikenakan secara halus, kt 1,0 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan-tumbukan dan kt 18

1,5 3,0 jika beban dikenakan kejutan atau tumbukan besar. Factor kelenturan Cb 1,2 2,3 ( jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0 ). 6. Diameter poros Bila momen puntir T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka tegangan geser τ (kg/mm 2 ) yang terjadi, maka: dalam hal baja G 8,3 x 10 3 (kg/mm 2 ), maka: ϴ 584 584 584 0,3796 0,4 0 ( defleksi pintiran aman 0,4 1,8 0 ) 8. Putaran kritis (Nc) : ds 1/3 Nc 52700 dari rumus diatas, maka diameter poros dapat dihitung: 52700 ds 1/3 1/3 [ 1,05. 1. 1. 3103 ] 1/3 [ 3258,15 ] 1/3 14,79 mm 15 mm Diameter poros yang digunakan 38 m. jadi poros yang kami gunakan aman. Dari hasil diatas, maka untuk menghitung tegangan geser maksimum adalah: τ a 0,0015 4,65 kg/mm 2 52700 52700 DAFTAR PUSTAKA 52700 x 5,625 x 0,035 10375 rpm Joseph E.Shigley, larry D Mitchel, gandi harahap, Perencanaan teknik Mesin 2, Erlangga, Jakarta. Khurmi P.S, Gupta J.K, 2002, Machine design Eurisia Publishing house ( PVT) LTO, New Dlhi. Sularso, Kiyokatsu Suga, 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Paramita, Jakarta. 7. Defleksi puntiran Jika ds adalah diameter poros (mm), ϴ defleksi puntiran ( 0 ), L panjang poros (mm), T momen puntir (kg.mm), dan G modulus geser (kg/mm 2 ), 19