DISAIN MESIN PENGANGKUT SAMPAH PADA SUNGAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISAIN MESIN PENGANGKUT SAMPAH PADA SUNGAI"

Transkripsi

1 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK DISAIN MESIN PENGANGKUT SAMPAH PADA SUNGAI Ahmad Yusra Aminy Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, ahmadyusrana@yahoo.co.id Abstrak Perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat dewasa ini telah mampu menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat, dari perkotaan sampai pedesaan. Berbagai program telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk membawah masyarakat kekondisi tersebut, salah satunya mendorong pengembangan teknologi tepat guna di berbagai bidang, seperti pengadaan sarana dan prasarana untuk kepentingan masyarakat dan demi terciptanya lingkungan yang bersih. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam. Sampah merupakan masalah disemua negara di dunia, sampah ada yang mudah terurai ada juga yang sulit terurai sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran tanah dan air, yang tentunya akan bermasalah dengan kesehatan lingkungan di sekitarnya dalam jangka waktu yang panjang. Namun yang menjadi masalah besar disini yaitu sungai sebagai urat nadi lingkungan yang harusnya dipelihara dengan baik, kadang dijadikan tempat sampah bersama oleh masyarakat yang bermukim disekitar sungai. Hal tersebut dapat menimbulkan polemik banjir, dan berbagai penyakit sehingga perlu perhatian seriu suntuk membersihkannya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka kami tertarik untuk merancang bangun sebuah mesin pengangkut sampah pada sungai untuk membantu pemerintah dalam hal penanganan sampah pada sungai yang menimbulkan polemik banjir tiap tahun. Mesin Pengangkut Sampah pada sungai merupakan alat yang bekerja mengangkut sampah yang terapung pada permukaan sungai kemudian memindahkannya kebak sampah yang telah disediakan. Alat ini dipasang pada pintu air dan menggunakan bucket conveyer sebagai pengangkut sampah yang terapung pada permukaan sungai yang dilengkapi belt conveyer sebagai pembawah sampah ketempat yang telah disediakan. Sebelum melakukan rancang bangun mesin, terlebih dahulu membuat desain alat mesin dan mengolah data-data pendukung dari pada rancang bangun yang akan dilakukan. Kata kunci: alat pembersih,sampah sungai,bucket conveyor PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat dewasa ini telah mampu menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat, dari perkotaan sampai pedesaan. Berbagai program telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk membawa masyarakat ke kondisi tersebut, salah satunya mendorong pengembangan teknologi tepat guna di berbagai bidang, seperti pengadaan sarana dan prasarana untuk kepentingan masyarakat dan demi terciptanya lingkungan yang bersih. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam. Sampah merupakan masalah disemua negara di dunia, sampah ada yang mudah terurai ada juga yang sulit terurai sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran tanah dan air, yang tentunya akan bermasalah dengan kesehatan lingkungan di sekitarnya. Namun yang menjadi masalah besar di sini yaitu sungai sebagai urat nadi lingkungan yang harusnya dipelihara dengan baik, kadang dijadikan tempat sampah bersama oleh masyarakat yang bermukim disekitar suangai. Hal tersebut dapat menimbulkan polemik banjir dan berbagai penyakit, sehingga perlu perhatian serius untuk membersihkannya. Sampah yang dibuang di sungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga akan berpotensi menyumbat aliran sungai, akibatnya aliran sungai akan terhambat, jika datang hujan sungai tersebut akan meluap dan menyebabkan banjir. Sekarang ini sudah terbukti, dihampir semua kota besar di Indonesia akan tampak aneh jika dimusim hujan tidak terjadi banjir. Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-1

2 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy Berdasarkan hal tersebut, maka kami tertarik untuk membuat sebuah mesin yang dapat membantu mengatasi masalah pemerintah dalam hal penanganan sampah pada sungai, yaitu dengan mendesain mesin pengangkut sampah yang dapat ditempel pada perahu dan mudah untuk dioperasikan. Oleh karena dana penelitian yang disiapkan dalam penelitian ini terbatas maka desain mesin pengangkut sampah ini didesain dalam kapasitas angkut yang kecil. Prinsip Kerja Alat Mesin pengankut sampah pada sungai menggunakan bucket conveyor sebagai pengangkut sampah yang mengapung di atas permukaan sungai. Sampah yang terangkut diangkat ke atas dan dibuang ke conveyor yang posisinya melintang di bawah posisi bucket conveyor, selanjutnya conveyer membawa sampah pada wadah penampung di tepi sungai. Belt Conveyor Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada Belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas. (Thayab, Awaluddin. 004) Daya yang dibutuhkan untuk memutar belt conveyor N = F c (L+t f )(Q+3.6 q belt v b ) 367 Dimana; F c = Faktor gesekan L = jarak lintasan (m) t f = konstanta gesekan yang dinyatakan dalam meter Q = kapasitas (ton/jam) q belt = massa persatuan panjang akibat belt conveyor (kg/m) v b = kecepatan belt (m/s) Poros Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam dalam transmisi itu dipegang oleh poros. Poros digunakan untuk meneruskan daya. Dalam perencanaan alat pembersih sungai poros yang akan digunakan adalah jenis spindle. Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beben utamanya adalah puntiran, di sebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti (Sularso, 1991). Poros Dengan Beban Puntir Jika poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari pada yang dibayangkan. Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi beban berupa lenturan, takikan atau tekanan, maka dengan adanya pembebanan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil. Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehingga koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah f c,maka daya rencana P d sebagai patokan (Sularso, 1991). P d = ƒ c P (kw) Jika momen puntir (momen rencana) adalah T (kg.mm) (Sularso, 1991) maka: P d = (T 1000 )(πn 1 0) 10 (kw) Sehingga: T = 9,74 x 10 5 P d n 1 (kg.cm) ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1 -

3 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka tegangan geser τ (kg/mm ) yang terjadi (Sularso, 1991) adalah: τ = T = 5,1T (πd 3 s /16) d3 (kg/mm ) s Selanjutnya perlu ditinjau jika poros tersebut diberi alur pasak atau dibuat bertangga, Karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh kekerasan permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruh-pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf dengan harga sebesar 1,3-3,0 (Sularso, 1991). Dari hal-hal diatas maka besarnya τ a dapat dihitung dengan τ a = σ B / (Sƒ 1 x Sƒ ) (kg/mm ) Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros d s (Sularso, 1991) sebagai berikut: d s = [ 5,1 τ a K, C, T] 1/3 (mm) Poros Dengan Beban Lentur Murni Sebagai contoh gandar dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan puntiran melainkan mendapat pembebanan lentur saja. Jika beban pada satu gandar didapatkan sebagai ½ dari berat kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda σ a M 1 = M 1 Z ( π = 10, M 1 3 )d s 3 d3 (kg/mm ) s d s = [ 10, σ a M 1 ] 1/3 (mm) Rumus perencanaan gandar diberikan dalam JIS E4501. M 1 = (j g) W/4 (kg.mm) M = α v M 1 (kg.mm) P = α L W (Kg) Q o = P (h/j) (Kg) R o = P (h + r)/g (Kg) M 3 = Pr + Q 0 (a + l) R 0 [(a + l) (j g)/] Dari hal-hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan d s [ 10, m (M σ 1 + M + M 3 ] 1/3 (mm) wb σ b = [ 10,m (M 1+M +M 3 d s 3 ] (kg/mm ) n = σ wb σ b 1(kg/mm ) Poros Dengan Beban Lentur Dan Puntir Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser τ = (T/Z p) karena momen puntir T dan tegangan σ = (M/Z) karena momen lentur. Untuk bahan yang liat seperti poros dapat dipakai teori tegangan geser maksimum (Sularso, 1991). τ max = σ +4τ 3 3 Pada poros yang pejal dengan penampang bulat, σ = 3/πd s dan τ = 16T/πd s sehingga τ max = (5,1/d 3 s ) M + T Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-3

4 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy Dengan mengingat macam bahan, sifat beban ASME menganjurkan suatu rumus untuk menghitung diameter poros secara sederhana dimana sudah dimasukkan pengaruh kelelahan karena beban berulang (Sularso, 1991). τ max = (5,1/d s 3 ) (K m M) + (K 1 T) Ada suatu cara perhitungan yang popular dimana dicari lebih dahulu momen puntir ekivalen yang diperoleh dengan teori tegangan normal maksimum. Selanjutnya diameter poros ditentukan dengan menganggap bahwa kedua momen diatas seolah-olah dibebankan pada poros secara terpisah. Dari kedua hasil perhitungan ini kemudian dipilih harga diameter yang terbesar. Namun demikian pemakaian rumus ASME lebih dianjurkan dari pada metoda ini (Sularso, 1991). d s [(5,1 / τ a ) (K m M) + (K t T) ] 1 3 (m) Jika d s adalah diameter poros (mm), θ defleksi puntiran ( o ), l panjang poros (mm), T momen puntir (kg.mm), dan G modulus geser(kg/mm ) (Sularso, 1991) maka: θ = 584 Tl Gd s 4 (ᵒ)) Dalam hal baja G = 8,3 x 10 3 (kg/mm ). Perhitungan θmenurut rumus diatas silakukan untuk memeriksa harga yang diperoleh masih dibawah batas harga yang diperbolehkan untuk pemakaian yang bersangkutan. Bila θ dibatasi sampai 0,5 o untuk setiap meter panjang poros, maka dapat diperoleh persamaan (Sularso, 1991) berikut: 4 d s = 4,1 T (mm) Kekakuan poros terhadap lenturan juga perlu diperiksa. Bila poros baja ditumpu oleh bantalan yang tipis atau bantalan yang mapan sendiri, maka lenturan poros y (mm) dapat ditentukan (Sularso, 1991) sebagai berikut: y = 3,3 x 10 4 Fl 1 l (mm) d s 4 l Dimana d s = diameter poros (mm), l = jarak antar bantalan penumpu (mm), F = beban (kg), l 1 dan l = jarak dari bantalan yang bersangkutan ketitik pembebanan. Bila suatu poros panjang ditumpu secara kaku dengan bantalan atau dengan cara lain, maka lenturannya dapat dinyatakan dengan rumus (Sularso, 1991) sebagai berikut: y = 3,3 x 10 4 Fl 1 3 l 3 (mm) d 4 s l 3 Untuk poros putaran tinggi, putaran kritis sangat penting untuk diperhitungkan pada mesin yang dibuat secara baik, putaran kerja didekat atau diatas putaran kritis sangat berbahaya. Untuk keamanan dapat diambil pedoman secara umum bahwa putaran kerja poros maksimum tidak boleh melebihi 80% putaran kritisnya (Sularso, 1991). Menurut Sularso (1991) bahwa jika berat beban tersebut dinyatakan dengan W (kg), jarak antara bantalan 1(mm) dan diameter poros yang seragam d s (mm), serta penumpunya terdiri atas bantalan tipis atau mapan ssendiri, maka putaran kritis poros tersebut N c (rpm) adalah: N c = 5700 d s l l 1 l W (rpm) Jika bantalan cukup panjang dan poros ditumpu secara kaku, maka putaran kritisnya (Sularso, 1991) adalah: N c = 5700 d s l l l 1 l Wl 1 l (rpm) ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-4

5 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Bila terdapat benda berputar pada satu poros, maka dihitung lebih dahulu putaran-putaran kritis dari masingmasing benda tersebut. Maka putaran kritis keseluruhan dari sistem N c0 (Sularso, 1991) adalah: 1 N = c0 1 N + 1 c1 N + 1 c N + c3 Bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros bebeban, sehingga putaran atau gerakan bolakbaliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Yang akan dipilih untuk perancangan mesin pengumpul gabah adalah bantalan gelinding. Bantalan gelinding seperti yang terlihat pada gambar 10 mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur, elemen seperti bola atau rol dipasang diantara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gerakan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka besarnya beban persatuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang tinggi (Sularso, 1991). METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Agustus s/d Oktober 01 bertempat di Laboratorium Teknologi Mekanik Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Alat dan Bahan 1. Alat a. Mesin bubut untuk membuat poros. b. Mesin sekrap untuk membuat alur poros. c. Mesin bor untuk membuat lubang d. Gerinda ( tangan dan duduk) e. Gergaji besi untuk memotong material f. Kikir untuk mertakan dan memperbesar lubang g. Mistar/meteran sebagai alat ukur h. Kunci Pas, ( satu set ). Bahan a. Lembaran Acrylic b. Motor penggerak c. Puli d. Sabuk e. Bantalan f. Aluminium Box g. Mur dan baut h. Mur dan baut i. Pilox Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-5

6 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada perencanaan alat ini terdiri dari dua komponen utama yaitu Bucket Conveyor dan Belt Conveor. Adapun perencanaan dan pemilihan elemen mesin yang akan dihitung yaitu daya motor, poros, transmisi roda gigi dan rantai. Perencanaan Bucket Conveyor Dalam perencanaan alat ini, digunakan Bucket Conveyor sebagai alat pengangkut sampah yang terapung pada permukaan sungai dengan panjang rangka bucket conveyor 58 cm dan lebar rangka bucket conveyor 60 cm, dengan sudut kemiringan menanjak β sebesar 68 o. kecepatan putaran yang diinginkan pada bucket conveyor n conv = 10 rpm. dengan kapasitas Q = 900 Kg/jam. Dimensi bucket Material timba pengangkut sampah (bucket) terbuat dari plastik berbentuk setengah lingkaran. Volume bucket = π. r. L b Dimana; L b = 58 cm d = 5,08 cm V = 3,14., = 587,48 cm 3 Berdasarkan volume bucket maka didapat kapasitas yang mampu diangkut sekitar 100 gram tiap bucketnya untuk beragam sampah yang terapung. Dimana jumlah bucket pada coveyor sebanyak (9 buah), berat tiap bucket (10 gram). Bucket yang terisi sampah saat beroperasi: 5 buah Bucket yang kosong : 4 buah Jumlah bucket J b = 9 buah Maka dapat dihitung beban dari bucket W buc = B i. (W b + W s) + B k (W b) B i = jumlah bucket yang berisi sampah B k = jumlah bucket yang kosong W b = berat bucket W s = berat sampah per bucket W buc = 5(10+100)+4(10) = 1580 gram = 1,580 kg Perhitungan daya yang dibutuhkan untuk memutar Bucket Conveyor Kecepatan rantai penggerak bucket v r = p. z buc. n buc (m/s) p = jarak bagi rantai (1,7 mm) z buc = Jumlah gigi sporket (16) n buc = Putaran sporket yang diinginkan (10 rpm) 1, v r = = 0,41 m/s Massa material elevator (A m) Q. t A m = kg v r ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-6

7 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK 0,9. 0,54 = , = 0,39 kg Jumlah bucket yang terisi Massa material tiap bucket A b = A m J b = 0,39 9 = 0,036 kg Tarikan dinyatakan dalam Newton S t = β. A b B s 86. 0,036 = 0,015 = 03,68 N Total massa pada bucket A t = J b.. W b = (9.. 0,1) = 1,8 kg Estimasi massa bucket dan rantai A br = A t. = 1,8. = 3,6 kg Tarikan mula-mula rantai dinyatakan dalam newton S m = [(9,81. A m + S t). f 1] + 0,5 (9,81. A br. f 1) = [(9,81. 0, ,68). 1] + 0,5. (9,81. 3,6. 1) = 06, ,3 = 4,3 N Faktor keamanan untuk aplikasi 1. Batas kekuatan rantai C s = A br. S f = 4,3. 1 = 906,76 N =,906 kn Poros transmisi Pada umumnya poros meneruskan daya melalui rantai yang dpasangkan sprocket di kedua ujungnya. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan beban lentur. Maka perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil. Hal ini untuk menentukan diameter poros yang akan direncanakan. Pd = P x f c P = 0,03 Kw f c = 1,5 (dipilih) Pd = 0,03 x 1,5 = 0,048 Diameter poros (Sularso, 1991) adalah: d = [ 5,1 τ K tc b T] 1/3 bahan poros ST 4 dengan tegangan puntir (τ p) σ u = 4 kg/mm 4 τ p = kg/cm, Sf 1 = 6, Sf = Sf 1 Sf τ p = 4 = 3,5 kg/mm 6. C b = 1,,3 diperkirakan akan menjadi beban lentur (Sularso, 1991) = 1,5.. (dipilih) K t = 1,0 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan (Sularso, 1991) = 1, (dipilih) Didapat: T = 9,74 x 10 5 x Pd / n buc Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-7

8 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy Dengan n buc = putaran poros bucket conveyor (10 rpm) T = 9,74 x 10 5 x 0,048 / 10 = 389,6 (kgmm) 3 5,1 1,5 1, 389,6 d = 3,5 3 d = 3576,58 3,5 d = 10,07 mm d = 1, 5 cm = 1/ inch.. (disesuaikan ukuran pasaran) Pemilihan bantalan Untuk pemilihan bantalan mengacu pada diameter poros dan beban tarik rantai. Dimana diameter poros yang direncanakan = 1,5 mm, dan besarnya gaya yang terjadi pada bucket conveyor = 4,96 kg m/s Dari data diatas maka dipilih bantalan gelinding tipe jenis terbuka, No Dimana, d = 1 mm D = 3 mm B = 10 mm Kapasitas nominal dinamis spesifik = 535 kg Kapasitas nominal statis spesifik = 305 kg Pemilihan Rantai Penghantar Bucket Daya motor yand direncanakan sebesar 0,03 KW, putaran yang diinginkan pada poros conveyor sebesar 10 (rpm) perencanaan Jarak sumbu sprocket adalah 580 (mm). Dipilih rantai rol no. 40, jumlah gigi sporket kecil yang direncanakan 16 Pd = P x f c P = 0,03 Kw f c = 1,0 (dipilih) Pd = 0,03 x 1,0 = 0,03 Kw Kecepatan rantai penghantar bucket v (m/s): v r = p. z buc. n buc p = 1,7 mm z buc = 16 n buc = 10 rpm 1, v r = = 0,41 m/s Beban rencana rantai penghantar (Fr) 10. Pd Fr = [kg] v r Dimana, Pd adalah daya rencana sebesar 0,03 kw dan v r adalah kecepatan rencana. Sehingga : 10. 0,03 Fr = = 7,96 Kg 0,41 Faktor keamanan (Sf): S f = Batas kekuatan tarik rata rata Beban rencana S f = ,96 = 44,97 6 < 44,97 baik. Jika F u adalah beban maksimum yang diizinkan, maka F r < F u = ( 7,96 kg < 300 kg), yang berarti rantai sangat aman terhadap beban putus. ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-8

9 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Selanjutnya menghitung panjang rantai (Sularso, Elemen Mesin, Hal: 197) L p = z 1 + z + C P + [(z z 1 )/6,8]² C p Di mana L p : Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai z 1 : jumlah gigi sprocket kecil z : jumlah gigi sprocket besar C p : jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa bilangan pecahan) C p = C p C = jarak sumbu poros (mm) p = jarak bagi rantai (pitch) (mm) L p = ,7 L p = ,34 + 0,0089 L p = 109, L = 110, No. 40 [(0 16)/6,8]² ,7 Untuk mengakurasi jarak sumbu poros, (Sularso, Elemen Mesin, Hal: 198) C p = 1 4 {(L z 1 + z ) + (L z 1 + z ) C p = {(110 ) + (110 Cp = 1 { ,5} 4 Cp = 45,995 C = C p p C = 45,995 1,7 C = 584,14 (mm) ) 9,86 (z z 1 ) } 9,86 (0 16) } Nomor rantai No. 40, rangkaian tunggal, 110 mata rantai. Jarak sumbu sprocket 584,14 (mm), Jumlah gigi sprocket 16 dan 0. Pemilihan Motor Penggerak Bucket conveyor Berdasarkan hasil perhitungan, daya yang dibutuhkan untuk memutar bucket conveyor sebesar 0,03 kw dan putaran yang diinginkan 10 rpm, maka dipilih motor jenis DC dengan daya 0,07 Kw dengan putaran 1600 rpm (disesuaikan dengan yang ada di pasaran), karena putaran motor lebih besar dari yang direncanakan maka putaran motor di reduksi hingga 10 rpm. Perhitungan Transmisi Roda Gigi dan Rantai Transmisi roda gigi Daya motor 0,07 kw. dengan putaran motor 1600 rpm, dan akan direduksi dengan roda gigi menjadi. Dipilih roda gigi kecil dengan z 1=14, dan roda gigi besar dengan z = 66. d 1 = 110 mm dan d = 5, jarak sumbu poros a = 67,5 mm. Maka dapat diketahui perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi dan pinyon: i = z / z 1 = 66/14 5 Daya rencana Pd = P x f c P = 0,07 Kw f c = 1,0 (dipilih) Pd = 0,07 x 1,0 = 0,07 Kw Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-9

10 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy Menghitung diameter lingkaran jarak bagi sementara 1 = a/(1 + i) d 1 = 67,5/(1 + 5) d 1 =,5 (mm) d = a i/(1 + i) d = 67,5 5/(1 + 5) d = 11,5 (mm) pemilihan modul, m = 1,5, α o = 0 z 1,5/1,5 = 15 z 11,5/1,5 = 75 perbandingan 75 : 15 (1 : 5) i = z / z 1 = 75/15 = 5, roda gigi standar Menghitung diameter lingkaran jarak bagi dan jarak sumbu Diameter lingkaran jarak bagi d 01 = m z 1 d 01 = 1,5 15 d 01 =,5 (mm) d 0 = m z d 0 = 1,5 75 d 0 = 11,5 (mm) Kecepatan keliling v = π d 01 n π, v = v = 1,88 m/s Karena kecepatannya kurang dari 0 m/s maka dapat dihitung faktor dinamisnya 3 f v = 3+1,88 f v = 0,61 Gaya tangensial F t = 10+P d v F t = 10+0,07 1,88 F t = 54,9 (kg) Kekatan tarik, kekerasan permukaan, dan tegangan lentur Pinyon: Kekuatan tarik S35C adalah: B1 = 5 (kgmm ) Kekerasan permukaan sisi gigi: H B1= 187 (rata-rata) Tegangan lentur yang diizinkan, S35C : a1 = 6 (kg/mm ) Roda gigi besar: Kekuatan tarik FC30 adalah: B = 30 (kgmm ) Kekerasan permukaan sisi gigi: H B= 15 (rata-rata) Tegangan lentur yang diizinkan, FC30 : a = 13 (kg/mm ) Besi cor k h = 0,188 (kg/mm ) F H = f v k h d 01 z z 1 + z 75 F H = 0,61 0,188, F H = 4,3 (kg/mm) Jadi harga minimum F min adalah 4,3 kg/mm terhadap F H Sehingga dapat dihitung lebar b b = F t/ F min b = 54,9 / 4,3 1,6 mm b/m = 1,6/1,5 = 8,41 > 10, baik ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-10

11 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Transmisi Rantai Daya motor yang direncanakan sebesar 0,07 KW, dengan putaran yang telah direduksi dengan roda gigi menjadi 370 (rpm) dan akan direduksi kembali menjadi 10 (rpm) dengan menggunakan rantai rol. Jarak sumbu sprocket adalah 150 (mm) digunakan untuk memutar bucket conveyor. Dipilih rantai rol no. 5, jumlah gigi sporket kecil 1 Data yang didapat P = 0,07 kw, n rg = 370 i = n rg/n buc = 370/10 = 3,08 C = 150 f c = 1,0 P d = 0,07 1,0 = 0,07 (kw) Kecepatan rantai transmisi v tb : v rt = p. z rt. n rt p = 6,35 (mm) z rt = 1 n rt = 370 6, v rt = = 0,4699 m/s Beban rencana rantai penghantar (Fr) 10. Pd Fr = [kg] v rt Dimana, Pd adalah daya rencana sebesar 0,07 kw dan v rt adalah kecepatan rencana. Sehingga : 10. 0,07 Fr = = 15,63 Kg 0,4699 Faktor keamanan (Sf): S f = Batas kekuatan tarik rata rata Beban rencana S f = ,63 = 30,71 6 < 30,71 baik. Jika F u adalah beban maksimum yang diizinkan, maka F r < F u = (15,63 kg < 70 kg), yang berarti rantai aman terhadap beban putus. Selanjutnya menghitung panjang rantai (Sularso, Elemen Mesin, Hal: 197) L p = z 1 + z + C P + [(z z 1 )/6,8]² C p Dimana L p : Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai z 1 : jumlah gigi sprocket kecil z : jumlah gigi sprocket besar C p : jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa bilangan pecahan) C p = C p C = jarak sumbu poros (mm) p = jarak bagi rantai (pitch) (mm) L p = ,35 L p = + 37, ,54 L p = 60, L = 61, No. 5 [(3 1)/6,8]² ,35 Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-11

12 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy Untuk mengakurasi jarak sumbu poros, (Sularso, Elemen Mesin, Hal: 198) C p = 1 4 {(L z 1 + z ) + (L z 1 + z ) C p = {(61 ) + (61 Cp = 1 { ,136} 4 Cp = 19,4 C = C p p C = 19,4 6,35 C = 1,17 (mm) ) 9,86 (z z 1 ) } 9,86 (3 1) } Nomor rantai No. 5, rangkaian tunggal, 61 mata rantai. Jarak sumbu sprocket 1,17 (mm) Jumlah gigi sprocket 1 dan 3. Perencanaan Belt Conveyor Kecepatan belt conveyor d id. n be v b = (m/s) d id = Diameter idler (6 cm) n be = Putaran belt conveyor yang diinginkan (800 rpm) v b = = 0,667 m/s Perhitungan massa per satuan panjang akibat belt conveyor adalah: q belt = 1,1. B. (δ.i + δ 1 + δ ) = 1,1. 0,15. ((1,5. ) + 1,5 + 1) q bbvelt = 0,85 kg/m Daya yang dibutuhkan untuk memutar belt conveyor N = F c (L + t f )(Q q belt v b ) 367 N = 0,05(0, )(0, ,85 0,667) 367 N = 3,9 367 N = 0,011 kw Perencanaan Poros Belt Conveyor Pada umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan beban lentur. Pada perencanaan ini digunakan transmisi rantai untuk meneruskan daya dari motor penggerak ke bucket conveyor. Pd = P x f c P = 0,013 Kw f c = 1,5 (dipilih) Pd = 0,013 x 1,5 = 0,0195 Diameter poros (Sularso, 1991) adalah: d = [ 5,1 τ K tc b T] 1/3 bahan poros St 4 dengan tegangan punter (τ p) σ u = 4 kg/mm 4 τ p = kg/cm, Sf 1 = 6, Sf = Sf 1 Sf ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-1

13 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK τ p = 4 = 3,5 kg/cm 6. C b = 1,,3 diperkirakan akan menjadi beban lentur (Sularso, 1991) =,0.. (dipilih) K t = 1,0 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan (Sularso, 1991) = 1,5 (dipilih) T = 9, P d/n 1 T = 9, ,0195/800 T = 3,74 (kgmm) 3 5,1.,0. 1,5. 3,74 d = d = 363, 3,5 d = 4,7 mm d = 1,5 cm..(disesuaikan) Pemilihan bantalan Untuk pemilihan bantalan mengacu pada diameter poros dan beban tarik rantai. Dimana diameter poros yang direncanakan = 1,5 mm, dan besarnya gaya yang terjadi pada bucket conveyor = 4,96 kg m/s Dari data diatas maka dipilih bantalan gelinding tipe jenis terbuka, No Dimana, d = 1 mm D = 3 mm B = 10 mm Kapasitas nominal dinamis spesifik = 535 kg Kapasitas nominal statis spesifik = 305 kg Pemilihan Motor Penggerak Belt Conveyor Berdasarkan hasil perhitungan, daya yang dibutuhkan untuk memutar belt conveyor sebesar 0,013 kw dan putaran yang diinginkan 800 rpm, maka dipilih motor jenis DC dengan daya 0,08 Kw dengan putaran 1600 rpm (disesuaikan dengan yang ada di pasaran), karena putaran motor lebih besar dari yang direncanakan maka putaran motor di reduksi hingga 800 rpm. Pemilihan Rantai Sebagai Transmisi Belt Conveyor Daya motor yang digunakan sebesar 0,08 (kw), dengan putaran motor 1980 (rpm). Tingkat berikutnya menjadi 800 (rpm) dengan menggunakan rantai rol. Jarak sumbu sprocket adalah 150 (mm) digunakan untuk memutar bucket conveyor. Dipilih rantai rol no. 5, jumlah gigi sporket kecil 15. Data yang didapat P = 0,08 kw, n 1 = 1980 i = n 1/n = 1980/800 =,475 C = 150 f c = 1,0 P d = 0,08 1,0 = 0,08 (kw) Kecepatan rantai penghantar bucket v r : v r = p. z buc. n buc p = jarak bagi rantai (mm) z buc = Jumlah gigi sporket n buc = Putaran sporket 6, v r = =,515 m/s Beban rencana rantai penghantar (Fr) 10. Pd Fr = [kg] v r Dimana, Pd adalah daya rencana sebesar 0,08 KW dan v r adalah kecepatan rencana. Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-13

14 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy Sehingga : 10. 0,08 Fr = = 3,4 Kg,515 Faktor keamanan (Sf): S f = Batas kekuatan tarik rata rata Beban rencana S f = ,4 = 601,85 6 < 601,85 (baik) Jika F u adalah beban maksimum yang diizinkan, maka F r < F u = (3,4 kg < 300 kg), yang berarti rantai aman terhadap beban putus. Selanjutnya menghitung panjang rantai (Sularso, Elemen Mesin, Hal: 197) L p = z 1 + z + C P + [(z z 1 )/6,8]² C p L p : Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai z 1 : jumlah gigi sprocket kecil z : jumlah gigi sprocket besar C p : jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa bilangan pecahan) C p = C p C = jarak sumbu poros (mm) p = jarak bagi rantai (pitch) (mm) L p = ,35 L p = + 37, ,388 L p = 60, L = 69, No. 5 [(3 1)/6,8]² ,35 Untuk mengakurasi jarak sumbu poros, (Sularso, Elemen Mesin, Hal: 198) C p = 1 4 {(L z 1 + z ) + (L z 1 + z ) C p = {(60 ) + (60 Cp = 1 { ,136} 4 Cp = 18,73 C = C p p C = 18,73 6,35 C = 118,93 (mm) ) 9,86 (z z 1 ) } 9,86 (3 1) } Nomor rantai No. 5, rangkaian tunggal, 60 mata rantai. Jarak sumbu sprocket 118,93 (mm) Jumlah gigi sprocket 1 dan 3. SIMPULAN Dari hasil perencanaan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Dapat dihasilkan sebuah rancang bangun mesin pengangkut sampah pada sungai untuk membantu pemerintah dalam hal penanganan sampah pada sungai yang menimbulkan polemik banjir tiap tahun. Mesin Pengangkut Sampah pada sungai merupakan alat yang bekerja mengangkut sampah yang terapung pada permukaan sungai kemudian memindahkannya ke bak sampah yang telah disediakan. Alat ini dipasang ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-14

15 PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK pada pintu air dan menggunakan bucket conveyer sebagai pengangkut sampah yang terapung pada permukaan sungai yang dilengkapi belt conveyer sebagai pembawah sampah ketempat yang telah disediakan. DAFTAR PUSTAKA Ferdinand, L, Singers, dan Andrew Pytel Sterngth Of Material. MGH Singapure. G. Niemann, dan Gustav Elemen Mesin (Terjemahan). Jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta. Indartono, S. Karakteristik Produksi Hingga Performasi Mesin. Jac. Stolk,.C. Kros dan Hendrasin, Abdul Rahman.A Elemen Mesin (Terjemahan). Penerbit Erlangga, Jakarta. Jensen, dan Chenoweth, dan Darwin Sebayang Kekuatan Bahan Terapan (Terjemahan). Penerbit Erlangga, Jakarta. Kiykatsu, Suga dan Sularso Dasar Perencanaan Elemen Mesin (Terjemahan). Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta. Mohd. Taib Sutan Sa ti Politeknik Manufaktur Bandung. Penerbit PT. Bale. Bandung. Perkembangan Kebutuhan Bahan Bakar Solar di Indonesia. 16 maret 008. Kompas. Suryadarma Prayoga Teknologi Pengolahan Produk Akhir Jarak Pagar dan Prospek Ekonominya. Diskusi Panel Pengembangan Jarak Pagar Sebagai Sumber Energi, Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Bogor. Bogor. Toshie Okumura, dan Wiryosumarso, H Teknologi Pengelasan Logam. Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta. Waluyo M. Slamet Aerodinamika (Seri Teknik Penerbangan). Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta. White Frank M, 1991, Viscous Fluid Flow.Second Edition, McGraw-Hill Book Company, New York. White Frank M, Fluid Mechanics.Third Edition, McGraw-Hill Book Company, New York. Volume 6 : Desember 01 Group Teknik Mesin ISBN : TM1-15

16 Desain Mesin Pengangkut Sampah Ahmad Yusran Aminy ISBN : Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember 01 TM1-16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

POROS dengan BEBAN PUNTIR

POROS dengan BEBAN PUNTIR POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS (1) Sobar Ihsan, (2) Muhammad Marsudi (1)(2) Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jln. Adhyaksa (Kayutangi)

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Roda Gigi Kerucut bidang kerucut ini disebut "kerucut jarak bagi". Besarnya sudut puncak kerucut tersebut merupakan ukuran bagi putaran masing-masing porosnya. Roda gigi kerucut

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM KARYA AKHIR PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM SURANTA GINTING 025202007 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG

PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SYAMSUL SIMANJUNTAK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH Syahrir Arief Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Email:syah.arief@mail.piisulsel.org ABSTRAK Pencacahan rumput gajah yang dilakukan oleh peternak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG Fadwah Maghfurah,ST,MM,MT 1,.David Desria Chandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap BAB III KOPLING TETAP Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), di mana sumbu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Taufik 1, Azwar 2, Bukhari 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV TeknikMesinProduksidanPerawatan 2 DosenJurusanTeknikMesinPoliteknikNegeriLhokseumawe

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu tahap pembuatan alat yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 103 kw (138 HP) pada putaran 5600 rpm. Pada mobil Opel Blazer DOHC dan direncanakan menggunakan roda

Lebih terperinci

PENGERTIAN POROS MACAM-MACAM POROS

PENGERTIAN POROS MACAM-MACAM POROS PENGERTIAN POROS Poros merupakan satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Bahan Baku Secara tradisional orang membuat tepung beras dengan cara menumbuk dalam lesung dengan antum atau alu. Beras menjadi halus dikarenakan adanya proses tekan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI Diajukan kepada untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Teknik Mesin Oleh : HAFIZH ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN Disusun oleh : ARIS MUNANDAR 210004028 JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2010

Lebih terperinci

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air BAB II 2 LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Air Turbin air atau pada mulanya kincir air adalah suatu alat yang sudah sejak lama digunakan untuk keperluan industri. Pada mulanya yang dipertimbangkan adalah ukuran

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara

Lebih terperinci

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK Qomaruddin 1), Eko Darmanto 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 2) Program

Lebih terperinci

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm. 7 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Produk Mesin Pengaduk Reaktor Biogas merupakan alat tepat guna untuk memaksimalkan proses pembentukan biogas dalam reaktor skala rumah tangga. iharapakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universtas Nusantara

Lebih terperinci

Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT

Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT Analisa kekuatan Poros Pada Mesin Pengolah Pakan ternak Sapi. Oleh : Jumardi, SPd. ABSTRACT Boyolali District is a community area that many entrepreneurship kususnya raise dairy cows. Permalahan that appears

Lebih terperinci